Liputan6.com, Jakarta – Fenomena solstis (solstice) atau titik balik matahari dan ekuinoks memicu perubahan musim di Bumi, tetapi ada perbedaan signifikan antara keduanya.
Ekuinoks musim semi tahun 2025, yang terjadi pada tanggal 20 Maret, dengan apa yang diperkirakan akan terjadi selama titik balik matahari musim panas mendatang pada Sabtu, 22 Juni 2025, memiliki perbedaan signifikan
Titik balik matahari musim panas dan musim dingin terjadi saat kemiringan Bumi ke arah matahari mencapai titik maksimumnya.
Menurut NASA, solstis musim panas terjadi saat Belahan Bumi Utara mengalami siang hari terpanjang dan malam terpendek, sedangkan solstis musim dingin terjadi saat Belahan Bumi Utara mengalami siang hari terpendek dan malam terpanjang.
“Solstis Juni menandai momen yang tepat di orbit Bumi–rambu astronomi yang konsisten–telah diamati manusia selama ribuan tahun,” kata NASA, sebagaimana dikutip dari Space.com, Jumat (20/6/2025).
“Bangunan kuno dari Stonehenge hingga Chichén Itzá dibangun, sebagian agar selaras dengan solstis, yang menunjukkan betapa pentingnya peristiwa langit ini bagi banyak budaya,” NASA menambahkan.
Sementara menurut National Weather Service, selama ekuinoks, Bumi tidak miring ke mana pun secara langsung, dan matahari jatuh tepat di atas ekuator, yang berarti akan ada jumlah siang hari dan gelap yang “hampir” sama di semua garis lintang.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5257976/original/035993200_1750327413-chuttersnap-TSgwbumanuE-unsplash.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)