Apa Itu Sesar Baribis, "Bom Waktu" Gempa yang Mengintai Jakarta? Regional 20 Agustus 2025

Apa Itu Sesar Baribis, "Bom Waktu" Gempa yang Mengintai Jakarta?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Agustus 2025

Apa Itu Sesar Baribis, “Bom Waktu” Gempa yang Mengintai Jakarta?
Editor
KOMPAS.com –
Sesar Baribis adalah patahan aktif yang membentang dari Purwakarta hingga Majalengka, Jawa Barat, bahkan melewati Jakarta bagian selatan, dan disebut sebagai salah satu sesar berbahaya di Jawa Barat karena berpotensi memicu gempa merusak hingga gempa megathrust.
Keberadaan sesar ini kerap menjadi perbincangan para ahli kebumian.
 
Dikutip dari pemberitaan
Kompas TV,
Minggu (26/6/2022), Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat itu menyampaikan bahwa jalur sesar ini memiliki potensi gempa yang cukup signifikan.
Berdasarkan catatan BMKG, aktivitas gempa kerak dangkal akibat Sesar Baribis dengan kekuatan kecil pun dapat memicu kerusakan.
 
Bahkan, gempa kecil dengan magnitudo 4,5 mampu menimbulkan kerusakan karena hiposenternya dangkal sehingga episenternya dekat dengan permukaan.
Nama Baribis diambil dari Perbukitan Baribis di Kadipaten Majalengka.
Panjang sesarnya diperkirakan mencapai 100 kilometer, tetapi terbagi dalam beberapa segmen.
Salah satu segmennya melintas di selatan Jakarta, dikenal sebagai segmen Jakarta, di samping segmen Bekasi–Purwakarta di bagian timur.
Sesar ini diklasifikasikan sebagai sesar naik dengan slip rate sekitar 1 milimeter per tahun.
Sejarah mencatat, Sesar Baribis pernah memicu gempa merusak di Jakarta pada 1780 dan di Majalengka pada 1990.
Salah satu segmen sesar ini juga melintas di selatan Jakarta yang disebut dengan sebagai segmen Jakarta.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro, Sesar Baribis memiliki ancaman besar, khususnya bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Seorang profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman, pernah mencatat gempa besar yang mengguncang Jakarta pada 5 Januari 1699.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut gempa itu diduga disebabkan oleh Sesar Baribis yang melintasi Jakarta.
Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi bertajuk “Gempa Bumi Megathrust M 8,7: Siapkah Jakarta?” pada Februari 2018.
Dalam kesempatan sama, Sri Widiyantoro menegaskan bahwa Sesar Baribis masih perlu dibuktikan dengan penelitian lapangan.
Hal serupa juga pernah diungkapkan pakar gempa LIPI, Dr Danny Hilman Natawidjaja, pada 2017.
Dikutip dari laman lipi.go.id, Peneliti Pusat Geoteknologi LIPI itu berpendapat bahwa adanya kemungkinan Sesar Baribis melintasi kawasan Jakarta masih perlu penelitian mendalam.
Ia menilai data detail mengenai aktivitas Sesar Baribis, khususnya di Jakarta, masih terbatas.
Beberapa informasi yang perlu diketahui dari keberadaan Sesar Baribis di wilayah Jakarta meliputi lokasi, sebaran, zona sesar aktif, dan karakteristik sumber gempa bumi.
Adanya data tersebut diperlukan untuk menganalisis bahaya goncangan gempa agar risiko akibat gempa dan mitigasinya dapat diperkirakan.
Sementara itu, Daryono mengatakan bahwa segmen Sesar Baribis di selatan Jakarta terbukti aktif.
“Ya, struktur Sesar Baribis segmen di selatan Jakarta terbukti aktif dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun,” kata Daryono kepada
Kompas.com
, Sabtu (25/6/2022).
Menurutnya, keaktifan sesar ini terpantau melalui sensor seismograf BMKG, di mana terdapat aktivitas gempa kecil dengan magnitudo 2,3–3,1 di jalur tersebut.
Sumber:

Hamzah, A., Sadisun, I.A., Meilano, I., Brahmantyo, B., & Supartoyo. 2013. Analisis Geomorfologi Tektonik Sistem Sesar Baribis di Daerah Majalengka dan Sekitarnya. Jurnal Gunungapi dan Mitigasi Bencana Geologi.

lipi.go.id

kompas.tv

Kompas.com (Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh, Retia Kartika Dewi | Editor : Sari Hardiyanto, Rizal Setyo Nugroho, Puspasari Setyaningrum
)
 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.