Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Apa Dampak IHSG Anjlok untuk Karyawan Biasa dan Masyarakat? Alarm Bahaya Ekonomi Indonesia!

Apa Dampak IHSG Anjlok untuk Karyawan Biasa dan Masyarakat? Alarm Bahaya Ekonomi Indonesia!

PIKIRAN RAKYAT – Pasar modal Indonesia tengah mengalami gejolak signifikan dengan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 7% dalam beberapa hari terakhir. Penurunan ini memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia.

Penyebab utama datang dari revisi peringkat investasi Indonesia oleh Goldman Sachs, yang menurunkan peringkat dari overweight menjadi market weight, dipicu oleh kekhawatiran atas kebijakan fiskal pemerintah yang baru. Hal ini memperburuk aksi jual besar-besaran oleh investor asing.

Cerminan Kepercayaan Investor

Ekonom UGM Dr. I Wayan Nuka menilai bahwa penurunan IHSG ini lebih dari sekadar respons ekonomi, melainkan cerminan persepsi investor terhadap stabilitas nasional.

“Kalau sebuah indeks jatuh secara ekstrem seperti kemarin, itu sebenarnya adalah cerminan dari apa yang dipersepsikan oleh para investor,” ucapnya pada Senin 24 Maret 2025.

I Wayan Nuka juga menambahkan bahwa aksi jual besar-besaran lebih didominasi oleh investor asing yang mengalihkan dana mereka ke negara lain.

“Kalau kita lihat indeks di hari yang sama, hanya Indonesia saja di Asia yang merah, yang lain hijau semua. Dugaan saya ini ada shifting, dana yang keluar dari Indonesia masuk ke negara-negara lain di kawasan tersebut,” tuturnya.

Dampak Langsung bagi Karyawan dan Masyarakat

Penurunan IHSG bukan hanya urusan investor besar, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan karyawan biasa dan masyarakat umum. Berikut beberapa dampak yang bisa dirasakan:

Modal asing yang keluar besar-besaran menyebabkan permintaan dolar meningkat. Akibatnya, nilai tukar rupiah melemah. Barang impor menjadi lebih mahal, yang berujung pada kenaikan harga barang kebutuhan pokok. Ini akan memukul daya beli masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah.

Ancaman PHK dan Lesunya Dunia Usaha

Dengan IHSG yang terpuruk, banyak perusahaan akan kesulitan memperoleh pendanaan. Akibatnya, rencana ekspansi bisnis tertunda atau bahkan batal. Dalam jangka panjang, ini berpotensi menimbulkan gelombang PHK.

“Seluruh masyarakat harus menyadari bahwa kita sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Pertebal dana cadangan, lakukan efisiensi, dan prioritaskan kebutuhan,” kata I Wayan Nuka.

Investasi Melambat dan Ekonomi Tertahan

Ketidakpastian pasar membuat pelaku usaha cenderung menunda investasi baru. Ini menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

“Kita defisit makin melebar, angsuran utang meningkat, dan lembaga rating internasional pun menurunkan peringkat kita. Kalau mereka saja sudah bilang turun, apa yang bisa kita katakan lagi?” tutur Kepala Program Studi Manajemen FEB UGM tersebut.

Krisis Kepercayaan Pasar

I Wayan Nuka juga menyoroti pentingnya pemulihan kepercayaan investor. Menurutnya, langkah populis seperti kunjungan DPR ke bursa bukanlah solusi konkret.

“Ini kan masalah kepercayaan, satu-satunya cara adalah menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintah punya itikad baik dan memberi sinyal positif,” ujarnya.

Gelombang Kapital Keluar (Capital Outflow)

Dengan kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, investor cenderung menarik dananya dari pasar modal Indonesia. Akibatnya, pasar saham makin tertekan, pertumbuhan melambat, dan stabilitas ekonomi terganggu.

Perlukah Kita Khawatir?

Dr. Muhammad Saiful Hakim dari ITS menjelaskan bahwa IHSG merupakan indikator penting bagi stabilitas ekonomi nasional.

“Pasar modal yang sehat memungkinkan perusahaan memperoleh pendanaan untuk ekspansi bisnis. Kalau IHSG terjun bebas, dampaknya akan terasa sampai ke sektor riil,” ucapnya.

Muhammad Saiful Hakim juga menyoroti ketidakpastian fiskal yang memperburuk sentimen pasar.

“Sebagian besar aksi jual dilakukan oleh investor asing. Kita butuh kebijakan fiskal yang lebih meyakinkan agar kepercayaan pasar kembali pulih,” ujarnya.

Optimisme di Tengah Krisis

Meski situasi saat ini tampak suram, Wayan tetap mengajak masyarakat menjaga optimisme.

“Seberapapun gelapnya kondisi negara ini, kita tetap orang Indonesia. Kalau bukan kita sendiri yang optimis, siapa lagi? Namun, kita juga berharap ini bisa menjadi peringatan bagi pemerintah untuk menghindari kebijakan-kebijakan yang antipasar,” tutur I Wayan Nuka.

Situasi ini memang menjadi ujian berat bagi perekonomian nasional, tetapi dengan pemulihan kepercayaan investor dan kebijakan ekonomi yang lebih realistis, peluang bangkit masih terbuka lebar.

Kondisi sulit bukan berarti kita harus menyerah. Masyarakat perlu lebih bijak dalam mengelola keuangan dan pemerintah harus sigap memperbaiki kebijakan agar ekonomi kembali stabil.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Merangkum Semua Peristiwa