Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Anggaran Ketahanan Pangan Rp139 T, Jangan Mubazir

Anggaran Ketahanan Pangan Rp139 T, Jangan Mubazir

Jakarta, CNN Indonesia

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan pentingnya memastikan hasil produksi pertanian terserap dengan baik, terutama dengan alokasi anggaran pemerintah sebesar Rp139 triliun untuk ketahanan pangan.

Pernyataan ini disampaikan dalam acara CNN Indonesia Business Summit di Jakarta, Jumat (20/12).

Ia menyoroti pentingnya pengelolaan hasil panen, terutama saat musim panen raya, agar hasil produksi tidak terbuang sia-sia.

“Negara mengeluarkan anggaran ketahanan pangan Rp139 triliun. Jangan sampai Rp139 triliun tadi mubazir hanya karena di ujungnya setelah produksi naik, tidak diserap dengan baik,” tegas Sudaryono.

Sudaryono juga menjelaskan peningkatan produksi pangan, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, harus diimbangi dengan kebijakan penyerapan hasil produksi agar petani tidak dirugikan.

“Jangan sampai ini sudah produksi naik tinggi, yang produktivitasnya kita kencang tinggi, nanti begitu panen tidak ada yang beli,” katanya.

Sudaryono juga mengingatkan Indonesia membutuhkan pendekatan menyeluruh untuk menjaga ketahanan pangan, termasuk dengan strategi pencetakan sawah baru sebanyak 3 juta hektare dalam lima tahun ke depan.

Ia optimistis langkah ini akan menjamin ketersediaan pangan nasional hingga 100 tahun mendatang meskipun dihadapkan pada tantangan alih fungsi lahan dan perubahan iklim.

“Belum lagi kita merencanakan dalam 5 tahun ke depan, itu ada cetak sawah yang namanya ekstensifikasi, yaitu mencetak sawah baru. Hitungan kita sudah hitung, kalau kita cetak sawah baru, dengan 3 juta di 5 tahun yang akan datang, selesai 3 juta penambahan sawah baru, maka insyaallah hitungan kita masa depan Indonesia untuk perusahaan pangan, safe selama 80-100 tahun ke depan,” ucapnya.

Wamentan menekankan kebijakan strategis ini harus dieksekusi secara optimal agar anggaran ketahanan pangan yang besar dapat memberikan dampak nyata bagi petani dan masyarakat.

“Kadang-kadang kita demi menyelamatkan uang yang kecil, ternyata kita mengorbankan uang yang besar,” pungkasnya.

(lau/jal)