Jakarta, Beritasatu.com – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menilai pemangkasan anggaran Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan mempengaruhi pencapaian target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang ditargetkan sebanyak 16 juta orang pada 2025.
Asita memprediksi pemangkasan anggaran Kemenpar ini akan membuat target kunjungan wisman sulit tercapai atau tidak optimal. Anggaran Kemenpar pada 2025 dipangkas sekitar 40% dari pagu yang disepakati sebesar Rp 1,4 triliun.
Sekretaris Jenderal DPP Asita Budianto Ardiansyah menyampaikan kekhawatirannya terkait dampak pemotongan anggaran ini terhadap kelancaran promosi pariwisata. Ia khawatir Kemenpar tidak dapat bergerak maksimal untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia.
“Dari target 16 juta wisatawan pada 2025, kami di Asita tetap berharap bisa tercapai semuanya. Kita sebagai asosiasi dan industri wisata dengan bantuan atau tanpa bantuan pemerintah, tetap harus melakukan promosi pariwisata,” kata Budianto kepada Beritasatu.com, Sabtu (8/2/2025).
Namun, Budianto menekankan pentingnya dukungan pemerintah dalam membantu biaya promosi pariwisata, agar sektor ini dapat bergerak lebih efektif dalam mencapai target tersebut.
Ia pun mempertanyakan apakah dengan anggaran yang dipangkas, Kemenpar masih bisa menjalankan program promosi secara efektif. Pasalnya promosi adalah langkah penting dalam mengangkat pariwisata Indonesia.
Budianto juga mencatat adanya kontradiksi antara peningkatan target kunjungan wisman yang ditetapkan pemerintah dan pengurangan anggaran Kemenpar.
“Target kunjungan wisman ditingkatkan, tetapi anggaran justru dikurangi, ini menjadi kontradiktif,” tambahnya.
Asita pada prinsipnya mendukung upaya pemerintah yang melakukan efisiensi anggaran untuk program-program prioritas. Namun, Budianto mengingatkan dana hasil pemotongan anggaran harus digunakan secara efisien dan tepat sasaran agar upaya ini tidak sia-sia.
“Pemangkasan anggaran Kemenpar pastinya berpengaruh pada dunia pariwisata, khususnya sektor jasa perjalanan wisata. Apalagi sektor pariwisata menjadi salah satu yang menopang perekonomian. Kami yang bergerak di bidang pariwisata pasti berdampak pada pemotongan anggaran ini,” kata Budiono.