Jakarta, Beritasatu.com – Pasar modal menghadapi berbagai tantangan, baik dari sentimen negatif dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa faktor, seperti peningkatan pajak hingga proyeksi penahanan suku bunga acuan diperkirakan akan menjadi hambatan bagi pertumbuhan pasar saham pada 2025. Meski, peluang tetap terbuka, terutama di sektor energi yang diprediksi memiliki potensi pertumbuhan signifikan.
Analis Stocknow.id Emil Fajrizki mengungkapkan, saham sektor energi masih memiliki prospek cerah di tahun mendatang. Menurutnya, ada sejumlah faktor global dan domestik yang dapat mendorong penguatan sektor ini. Salah satunya adalah percepatan transisi energi yang tengah menjadi fokus utama dunia.
“Saya optimistis terhadap sektor energi untuk prospek pada 2025. Salah satu alasan utama adalah transisi energi global yang mendorong peningkatan permintaan komoditas, seperti nikel, tembaga, dan lithium. Komoditas ini menjadi kunci utama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik,” ujar Emil kepada Beritasatu.com di gedung BEI, Jakarta, pada Jumat (17/12/2024).
Lebih lanjut, Emil menyoroti upaya pemerintah Indonesia dalam mempercepat penggunaan kendaraan listrik sebagai salah satu katalis positif bagi saham-saham terkait bahan baku energi untuk kendaraan listrik. Hal itu juga menjadi pendorong saham energi berpeluang tumbuh pada 2025.
Ia meyakini bahwa visi pemerintah untuk mendukung pengurangan emisi karbon dan ketergantungan pada energi fosil dapat memperkuat daya tarik sektor ini di mata para investor.
“Langkah-langkah pemerintah dalam memasifkan adopsi kendaraan listrik tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga menjadi peluang besar bagi pelaku pasar saham. Perusahaan yang terlibat dalam produksi nikel, tembaga, dan lithium akan mendapat manfaat dari tren ini,” tambah Emil.
Meski pasar saham secara keseluruhan menghadapi minimnya sentimen positif, Emil menilai investor tetap dapat memanfaatkan momentum tertentu untuk mengoptimalkan keuntungan. Salah satu strateginya adalah dengan aktif melakukan trading harian atau mencari peluang dari perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana (IPO).
“Memang, dalam beberapa waktu terakhir, IHSG belum menunjukkan kinerja yang memuaskan. Namun, masih ada peluang untuk meraih keuntungan. Salah satunya dengan memanfaatkan momentum saham-saham baru yang akan listing. Strategi ini dapat memberikan potensi capital gain yang menarik,” pungkas Emil.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi pasar modal, saham sektor energi muncul sebagai salah satu sektor andalan yang diharapkan mampu memberikan imbal hasil positif pada 2025. Investor pun disarankan untuk mencermati dinamika pasar dan mengambil keputusan investasi yang cermat di tengah ketidakpastian global.
