Jakarta (ANTARA) – Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis menilai langkah migrasi layanan perbankan digital yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI ke aplikasi wondr by BNI mengefisiensikan operasional bank.
“Investasi ke perangkat lunak dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi merupakan langkah strategis yang lebih efisien secara operasional,” kata Azis di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, aplikasi tersebut menawarkan fitur yang lebih lengkap dan unggul dibandingkan dengan pendahulunya, BNI Mobile, sehingga semakin memudahkan nasabah.
Seiring dengan fungsi ATM yang makin tergeser karena maraknya transaksi digital, migrasi ke wondr by BNI dinilai menjadi langkah investasi teknologi yang bergerak ke arah yang tepat.
wondr by BNI menjadi salah satu terobosan besar BNI dalam layanan digital banking. Aplikasi ini mendorong migrasi nasabah tradisional dari yang sebelumnya mengandalkan kartu debit, ATM, dan mesin EDC untuk beralih menggunakan wondr by BNI.
Peralihan ini memberikan dampak positif dengan meningkatnya transaksi digital dan menurunnya transaksi melalui mesin ATM dan EDC.
Data BNI menunjukkan, pada kuartal III-2024, jumlah pengguna mobile banking meningkat sebesar 14,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan total transaksi yang naik hingga 40,9 persen. Sebaliknya, transaksi melalui ATM tercatat menurun sebesar 6,8 persen, sementara volume transaksi turun sebesar 9,4 persen.
Transaksi digital melalui QRIS di wondr by BNI pun mengalami lonjakan sebesar 26,9 persen pada kuartal III-2024, mencerminkan pergeseran pola transaksi dari ATM dan EDC ke mobile banking.
Adopsi wondr by BNI untuk berbagai kebutuhan, seperti pembayaran, transfer dana, hingga investasi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap fee-based income.
Selain itu, hal ini berpotensi mengurangi biaya operasional pada e-channel, termasuk pengadaan mesin ATM dan EDC. Dengan semakin banyak nasabah yang beralih ke transaksi digital, BNI dapat mengurangi kebutuhan atas mesin ATM dan EDC, sehingga mendorong efisiensi biaya operasional.
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024