Alunan Angklung Suku Asmat Iringi Perayaan Imlek di Merauke
Tim Redaksi
MERAUKE, KOMPAS.com
–
Perayaan Imlek
di
Merauke
tahun ini menjadi lebih istimewa dengan alunan
angklung
yang merdu, dimainkan oleh anak-anak
Suku Asmat
, Minggu (9/2/2025).
Acara yang dihadiri keluarga besar Tionghoa di kabupaten Merauke ini diselenggarakan komunitas belajar Pelayanan Kasih Merauke, yang mempersembahkan penampilan memukau dari 40 pemusik angklung.
Mereka terdiri dari anak-anak usia taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama, serta beberapa ibu dari etnis Asmat.
Dengan penuh semangat, para pemusik mengiringi seorang teman mereka yang menyanyikan lagu berbahasa Mandarin, “Ting Wo Shuo Xie Xie Ni,” yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang tua.
Harmoni angklung yang khas berpadu dengan suara merdu, menciptakan suasana hangat yang menyentuh hati para tamu undangan.
Persembahan musik angklung anak-anak Suku Asmat ini merupakan yang perdana sepanjang
perayaan Imlek
bersama keluarga besar Tionghoa di Merauke.
Deo Bawoel, pelatih sekaligus guru bagi anak-anak komunitas tersebut, mengaku hanya membutuhkan waktu satu minggu untuk melatih mereka memainkan angklung.
“Saya menerima undangan untuk mengisi acara ini dan langsung memanfaatkan waktu satu minggu untuk melatih anak-anak Suku Asmat yang tinggal di wilayah Kliweda, Merauke,” ujar Deo.
Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap kepiawaian anak-anak Papua dalam menyerap pelajaran musik dengan cepat.
“Saya akui mereka sangat jenius. Dalam waktu singkat, mereka bisa menguasai permainan angklung dan mengiringi lagu ini dengan baik,” tambahnya.
Selain anak-anak yang bermain angklung, penampilan ini juga didukung permainan biola dan vokal yang dibawakan anak Deo Bawoel.
Lebih dari sekadar hiburan, Deo dan para relawan di komunitas Pelayanan Kasih Merauke memiliki misi besar dalam mendampingi anak-anak Asmat.
“Tujuan saya mengajarkan angklung adalah agar mereka bisa mengeksplorasi talenta yang dimiliki. Banyak dari mereka tidak memiliki kesempatan untuk bersekolah seperti anak-anak lain seusianya,” ungkapnya.
Atas dasar kepedulian ini, Deo dan teman-temannya hadir sebagai relawan guru, mengajarkan anak-anak membaca, menulis, berhitung, dan kini juga bermain musik.
Perayaan Imlek yang diiringi alunan angklung dari anak-anak Asmat ini menjadi simbol kebersamaan dalam keberagaman.
Merauke, sebagai rumah bagi berbagai etnis dan budaya dengan semboyan “Izakod Bekai Izakod Kai” atau “Satu Hati Satu Tujuan,” kembali menunjukkan indahnya harmoni dalam perbedaan.
Para tamu undangan pun memberikan apresiasi besar, berharap agar kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi jembatan yang mempererat hubungan antarkomunitas di Tanah Papua.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Alunan Angklung Suku Asmat Iringi Perayaan Imlek di Merauke Regional 10 Februari 2025
/data/photo/2025/02/09/67a88667979cf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)