Jakarta, CNBC Indonesia – Peritel modern format minimarket, Alfamart, menutup 300 gerainya di tahun 2024 ini. Kondisi ini pun mengundang perhatian juru parkir.
“Saya nggak tahu kalau Alfamart banyak yang tutup. Paling kalau tutup cari kerjaan lain karena nggak ada pemasukan. Soalnya saya setiap hari jaga di sini,” kata Agus Supriano, seorang juru parkir yang ditemui CNBC Indonesia di salah satu gerai Alfamart berlokasi di Kelapa Dua, Tangerang, Selasa (17/12/2024).
“Sehari minimal kalau lagi ramai dapat Rp200 ribu. Kalau sepi paling puluhan ribu,” tambahnya.
Agus mengaku, pendapatan hasil parkir itu kemudian digunakan untuk membiaya kebutuhan hidup sehari-hari.
“Buat masak, buat makan. Sekarang lagi dua hari sekali masak. Apalagi kalau sudah punya anak-istri, pasti ceritanya beda lagi. Saya sudah jaga tiga tahun lebih,” tutur Agus.
Di lokasi yang sama, Ajat yang juga berprofesi sebagai juru parkir menuturkan hal serupa.
“Sama sih, saya juga jadi nggak ada duit kalau Alfa tutup,” katanya.
“Di sana udah ada yang tutup juga. Dari yang saya denger katanya duit sewanya dinaikin sama yangg punya ruko. Jadi dia tutup. Kalau saya uang hasil markir dipake buat anak istri di rumah. Kan butuh makan juga. Tapi saya selain markir kadang juga jadi Pak Ogah di pertigaan jalan sana,” Ajat bercerita.
Foto: Tukang parkir Alfamidi di Kelapa Dua, Tangerang. CNBC Indonesia M Fakhriansyah
Tukang parkir Alfamidi di Kelapa Dua, Tangerang. CNBC Indonesia M Fakhriansyah
Sebagai informasi, Direktur Corporate Affairs PT Sumber Alfaria Triaya Tbk (Alfamart) Solihin mengungkapkan, penutupan toko-toko Alfamart disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya karena tidak menguntungkan.
Solihin menjelaskan, toko-toko yang tidak menguntungkan tersebut salah satunya karena biaya sewa yang semakin mahal, namun tidak diimbangi pertumbuhan penjualan.
“Kalau misalkan tutup pertanyaannya kenapa? Pertama ada kenaikan sewa luar biasa daripada pemilik tempat. Penyebab utama. Lalu ada pemilik tempat tidak menyewakan lagi. Sehingga, kita tidak memperpanjang, tapi kita buka lagi yang baru tidak jauh dari sana,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (17/12/2024).
“Jadi kalau ditanya apakah yang tutup ada yang buka bagaimana? Saya kalau tutup 1 buka 3 tuh minimal. Toko yang buka jauh lebih banyak daripada yang tutup. Ini kan strategi perusahaan dalam hal ini. Toko-toko yang tidak berkontribusi keuntungan ya buat apa? Tapi bukan berarti tutup selesai,” ujar Solihin.
Parkir Liar Alfamart-Alfamidi
Sebelumnya, PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) mengakui keberadaan tukang parkir liar juga menjadi isu dan sorotan manajemen. Sehingga, hal itu tertuang dalam strategi bisnis tahun 2024 mengenai standar dan kualitas terhadap konsumen.
“Memang sesuai strategi bisnis 2024 standar dan kualitas ke konsumen salah satunya isu parkir,” ungkap Direktur Legal and Compliance Alfamidi, Afid Hermeily dikutip Kamis (12/12).
Menurut Afid, perusahaan akan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda), aparat keamanan, dan lingkungan sekitar, untuk mengatasi masalah tukang parkir liar.
“Kita sudah melakukan meeting, jadi parkir liar ada yang berada di lingkungan perumahan dan non perumahan. Yang perumahan parkir liar ada yang berasal dari lingkungan dan di luar lingkungan setempat,” jelasnya.
Afid mengaku, meskipun sudah diperingatkan dilarang ada parkir liar di kawasan gerai Alfamart dan Alfamidi, tukang parkir liar cenderung tidak menghiraukannya.
“Kita kerja sama dengan lingkungan setempat dan pihak keamanan akan melakukan tindakan tegas. Tapi masih ada parkir liat kembali lagi,” ucapnya.
Sebagai catatan, mengutip situs resmi Alfamart, Alfamart dan Alfamidi merupakan dua waralaba yang dikelola oleh satu manajemen, yakni PT Sumber Alfaria Trijaya, yang sekaligus menjadi pemegang saham.
(dce/dce)