Alasan Dinsos Kepahiang Gunakan Kata "Keluarga Miskin" di Stiker yang Ditempel di Rumah Penerima Bansos Regional 30 Oktober 2025

Alasan Dinsos Kepahiang Gunakan Kata "Keluarga Miskin" di Stiker yang Ditempel di Rumah Penerima Bansos
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        30 Oktober 2025

Alasan Dinsos Kepahiang Gunakan Kata “Keluarga Miskin” di Stiker yang Ditempel di Rumah Penerima Bansos
Tim Redaksi
BENGKULU, KOMPAS.com
– Tulisan “Keluarga Miskin” di stiker yang ditempel di rumah-rumah penerima bansos di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, dalam beberapa hari terakhir menuai sorotan.
Masukan muncul menyoal penggunaan kata “Keluarga Miskin” yang dianggap dapat menyinggung perasaan dan martabat harga diri penerima manfaat seperti bansos.
Menanggapi kritik dan masukan ini, Kepala Dinas Sosial, Kabupaten Kepahiang, Helmi Johan, menanggapi positif masukan tersebut.
“Iya, kami menerima masukan dan kritik dari masyarakat soal penggunaan kata ‘Keluarga Miskin’. Kami terbuka dan terus berbenah,” ujarnya menanggapi melalui konfirmasi telepon, Kamis (30/10/2025).
Ia mengatakan, program pemasangan stiker ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos menargetkan penerima yang dianggap tidak layak tetapi masih tetap ingin menerima.
“Ke depan, kata itu bisa saja kami ubah, ini kegiatan untuk sosialisasi dan edukasi. Target utamanya KPM yang dianggap sudah tidak layak lagi menerima,” ucap dia.
Ia melanjutkan, alasannya menggunakan kata “Keluarga Miskin” berdasarkan istilah yang digunakan Kementerian Sosial (Kemensos).
“Di Kemensos jelas-jelas disampaikan, apa pun bentuk bansos tersebut untuk masyarakat miskin. Kami berpegangan pada itu. Namun, penggunaan kata ‘Keluarga Miskin’ akan kami pertimbangkan lagi,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Sosial (bansos) di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, mengundurkan diri sejak dinas sosial menggelar pemasangan stiker “Keluarga Miskin” di rumah warga.
Program pemasangan stiker tersebut digelar sejak Senin (20/10/2025) dan dipimpin oleh Kepala Dinas Sosial, Kabupaten Kepahiang, Helmi Johan.
Pemasangan stiker bersifat sampel dan random dilakukan di seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Kepahiang.
Banyak hal mengejutkan saat pemasangan stiker berlangsung. Ada penerima bansos yang sudah membaik ekonominya, ada yang memiliki mobil, rumah berlantai keramik, dan lainnya.
Masifnya pemasangan stiker di rumah-rumah berimbas pada ratusan KPM yang mengundurkan diri.
“Ada yang mengundurkan diri spontan saat akan dipasang stiker. Ada juga yang datang ke kantor secara inisiatif minta mundur karena perekonomiannya dirasa membaik,” ujar Helmi.
Menurutnya, mundurnya KPM bansos akan dialihkan pada penerima lain yang dianggap layak dan membutuhkan.
“Ada yatim piatu, disabilitas, keluarga miskin lain yang juga memerlukan bantuan yang sama. Maka, KPM yang merasa ekonominya membaik lalu mundur, tentu memberi kesempatan pada yang lain,” ujarnya.
Secara keseluruhan, jumlah penerima Bansos PKH di Kabupaten Kepahiang tahun 2025 mencapai 8.782 KPM, sedangkan penerima Bansos Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebanyak 12.896 KPM.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.