Jakarta, Beritasatu.com – Jessica Iskandar harus menghadapi pengalaman persalinan yang menegangkan setelah melahirkan anak ketiganya melalui proses normal. Jessica mengalami pendarahan hebat akibat perlengketan plasenta atau hemoragic. Kondisi ini membuatnya harus menjalani transfusi darah hingga 1.000 cc dan tindakan kuret untuk membersihkan rahim.
Dokter Obstetri dan Ginekologi RSU Bunda Jakarta, dr Ruswantriani mengungkapkan, masalah yang dialami Jessica Iskandar mulai terlihat 15 menit setelah persalinan.
“Ini fase kritis dalam proses persalinan. Plasenta yang seharusnya keluar setelah bayi lahir malah lengket, sehingga menyebabkan pendarahan. Jessica kehilangan sekitar 800 cc darah, yang membuatnya harus menjalani transfusi hingga 1.000 cc,” jelas dr Ruswantriani dalam jumpa pers bersama Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag, Minggu (8/12/2024).
Selain transfusi darah, tim medis memutuskan untuk melakukan tindakan kuret guna membersihkan sisa plasenta yang menempel di rahim. Apabila sisa plasenta tidak diangkat, risiko pendarahan ulang sangat besar.
Jessica juga harus berjuang melewati masa pemulihan yang penuh tantangan. Ia sempat mengalami demam tinggi dan menggigil akibat reaksi tubuh terhadap transfusi darah.
“Demam dan menggigil adalah reaksi normal tubuh terhadap transfusi darah. Namun, setelah kondisi stabil, Jessica bisa pulih seperti yang kita saksikan hari ini,” tutur sang dokter.
Jessica Iskandar sempat mengalami pendarahan hebat yang membuatnya trauma setelah melahirkan anak ketiga secara normal. – (Instagram/-)
Meskipun menghadapi berbagai kendala, Jessica Iskandar merasa bersyukur bisa melewati proses persalinan dan menikmati momen bersama bayi perempuannya.
“Aku mengucapkan syukur pada Tuhan bisa melewati proses yang begitu indah saat melahirkan kemarin. Proses kelahiran dilakukan secara normal dan suami juga ikut mendampingi, ini luar biasa,” ungkap Jessica Iskandar yang mengaku masih trauma melahirkan seusai mengalami pendarahan.