Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat, BPPTKG Imbau Waspada

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Meningkat, BPPTKG Imbau Waspada

Sleman, Beritasatu – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi menunjukkan tingkat tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran lava dengan intensitas yang cukup signifikan pada pagi ini.

Berdasarkan laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada periode pemantauan 1 Maret 2025 pukul 00.00-06.00 WIB, tercatat 16 kali guguran lava yang mengarah ke Kali Sat atau Kali Putih.

“Guguran lava tersebut tercatat memiliki jarak luncur maksimum hingga 2.000 meter,” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso kepada wartawan, Sabtu (1/3/2025).

Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah ini masih berstatus Level III (Siaga). Potensi bahaya utama yang perlu diwaspadai saat ini meliputi guguran lava dan awan panas yang dapat mempengaruhi sektor Selatan-Barat Daya, seperti Sungai Boyong (maksimal 5 km), Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (maksimal 7 km).

Sementara itu, sektor Tenggara seperti Sungai Woro (maksimal 3 km) dan Sungai Gendol (maksimal 5 km) juga berisiko. Lontaran material vulkanik saat letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak.

BPPTKG mencatat aktivitas kegempaan yang cukup intens selama periode pengamatan. Terdapat 62 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-9 mm dan durasi 51,16-174,82 detik.

Selain itu, tercatat 12 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 4-5 mm dan durasi 7,45-10,5 detik, serta 2 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 2-4 mm dan durasi 52,55-87,8 detik.

Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas dengan asap kawah bertekanan lemah yang berwarna putih. Asap tersebut memiliki intensitas sedang dan mencapai ketinggian 200 meter di atas puncak kawah.

BPPTKG memberikan beberapa rekomendasi kepada masyarakat, terutama yang berada di sekitar gunung, untuk tidak melakukan aktivitas di zona bahaya, khususnya di sektor selatan-barat daya dan tenggara. Selain itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, karena suplai magma masih berlangsung.

Pihak BPPTKG mengimbau agar masyarakat waspada terhadap bahaya lahar, terutama saat hujan deras mengguyur wilayah sekitar Gunung Merapi. Selain itu, masyarakat diminta untuk menghindari dampak abu vulkanik, baik terhadap kesehatan maupun penerbangan.

Pemantauan terhadap aktivitas Gunung Merapi terus dilakukan secara intensif, dan status gunung akan dievaluasi jika terjadi peningkatan aktivitas yang signifikan. Masyarakat di sekitar lereng Merapi diharapkan untuk terus memantau informasi resmi dari BPPTKG dan pihak berwenang guna mengantisipasi potensi ancaman lebih lanjut.