Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Warga Diimbau Jauhi Radius Bahaya
Tim Redaksi
LEMBATA, KOMPAS.com
– Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan peningkatan
aktivitas vulkanik
Gunung Ile Lewotolok
di Kabupaten
Lembata
, Nusa Tenggara Timur (
NTT
).
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menjelaskan bahwa berdasarkan pengamatan visual dari 1 hingga 27 Desember 2024, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas bervariasi, mulai dari tipis hingga tebal, yang mencapai ketinggian antara 5 hingga 300 meter dari puncak gunung.
Namun, pada Sabtu (28/12/2024), asap kawah utama tidak teramati akibat tertutup kabut.
Selama periode pengamatan 1 hingga 27 Desember 2024, tercatat 378 kali gempa embusan, 1 kali tornillo, 1 kali hybrid, 8 kali
gempa vulkanik
dangkal, 109 kali gempa vulkanik dalam, 43 kali gempa tektonik lokal, dan 43 kali gempa tektonik jauh.
Pada periode 28 Desember 2024 antara pukul 00.00 Wita hingga 06.00 Wita, tercatat 2 kali gempa embusan, 18 kali gempa vulkanik dangkal, 33 kali gempa vulkanik dalam, dan 2 kali gempa tektonik jauh.
Selain itu, antara pukul 00.00 Wita hingga 11.00 Wita, terjadi dua kali gempa tektonik lokal.
Wafid menyatakan bahwa hingga 28 Desember 2024, gempa embusan masih mendominasi aktivitas vulkanik.
“Namun, gempa vulkanik dalam selama Desember ini meningkat cukup signifikan bila dibandingkan bulan November 2024,” ujarnya dalam keterangan yang dirilis pada Sabtu (28/12/2024).
Wafid juga menambahkan bahwa peningkatan kegempaan vulkanik pada 28 Desember 2024 merupakan kejadian kedua setelah peningkatan yang terjadi pada 17 Desember 2024.
Peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal dan dalam pada tanggal tersebut terjadi setelah munculnya gempa tektonik lokal pada pukul 20.28 Wita.
Hingga pukul 11.00 Wita, gempa vulkanik dangkal tercatat sebanyak 18 kejadian dan gempa vulkanik dalam sebanyak 33 kejadian.
Dia menjelaskan bahwa rata-rata harian untuk gempa vulkanik dangkal hanya 1 kejadian per hari, sedangkan gempa vulkanik dalam berkisar antara 1 hingga 5 kejadian per hari.
“Kemunculan gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam ini mengindikasikan adanya peningkatan tekanan atau stres signifikan pada tubuh Gunung Ile Lewotolok, yang berkaitan dengan suplai magmatik dangkal dan dalam,” jelasnya.
Meskipun terdapat peningkatan aktivitas seismik, belum teramati perubahan signifikan dari data deformasi.
Pengukuran jarak menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM) menunjukkan adanya sedikit pemendekan, yang mengindikasikan perubahan deformasi inflasi atau penggembungan pada tubuh Gunung Ile Lewotolok yang belum signifikan.
“Berdasarkan data pemantauan instrumental, aktivitas vulkanik menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan yang signifikan,” tambah Wafid.
Wafid mengimbau kepada warga di sekitar gunung untuk tidak memasuki dan melakukan aktivitas di dalam radius bahaya yang telah ditetapkan.
Dia juga mengingatkan untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas.
“Gunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit dari abu vulkanik,” ujarnya.
Hingga saat ini, status Gunung Ile Lewotolok berada di level II waspada.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/12/28/676fd00cad847.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)