Aksi Heroik Seorang Pria Bentangkan Bendera Merah Putih di Air Terjun Tertinggi Yogyakarta
Tim Redaksi
KULON PROGO, KOMPAS.com
– Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, seorang warga Yogyakarta yang bekerja di Jakarta melakukan aksi heroik.
Ia membentangkan bendera merah putih saat melakukan
rappelling
atau menuruni tebing
dari air terjun setinggi 75 meter di Air Terjun Sidoharjo, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Aksi tersebut dilakukan oleh Tangguh Imdaadi, seorang pegawai perusahaan BUMN yang tengah mudik ke Yogyakarta saat libur panjang cuti bersama hari kemerdekaan.
“Awalnya lihat di Instagram, sering muncul di FYP. Ternyata tempatnya keren dan ada aktivitas
canyoning
. Karena suka olahraga ekstrem, saya penasaran coba,” ujar Tangguh saat ditemui usai melakukan teknik
rappelling
, Jumat (16/8/2025).
Namun, Tangguh tak sekadar datang untuk menantang adrenalin. Ia secara khusus membawa bendera Merah Putih yang dibelinya lewat adiknya di Yogyakarta, untuk dibentangkan saat dirinya menuruni air terjun menggunakan tali karmantel.
Di tengah menuruni tebing, Tangguh melakukan aksi
backflip
—posisi kaki berada di atas menyilang pada tali, kepala di bawah, dengan tangan terentang lebar.
Aksi tersebut direkam dan difoto oleh teman-teman serta pengunjung yang menunggu di dasar air terjun.
Sesaat kemudian, ia mengeluarkan bendera merah putih dan membentangkannya di udara.
Para penonton yang menyaksikan dari bawah dibuat takjub, bahkan terdengar beberapa orang melantunkan sebait syair lagu “Berkibarlah Benderaku”.
“Rasanya bangga banget. Bisa kibarkan merah putih sehari sebelum 17 Agustus di tempat ekstrem seperti ini. Apalagi posenya juga terbalik sambil melayang di udara. Jadi konten yang menarik juga,” ungkap Tangguh.
Tangguh mengaku sempat gemetar saat awal menuruni tebing karena tidak ada pijakan. Namun, berbekal pengalaman olahraga ekstrem seperti paralayang dan mendaki gunung, ia bisa mengatasi rasa takutnya.
“Awalnya memang takut, apalagi pas lepas dari pijakan. Tapi lama-lama terbiasa, terutama waktu mulai kena air, jadi makin enjoy,” tambahnya.
Air terjun Sidoharjo, yang juga dikenal sebagai air terjun perawan, merupakan objek wisata alam yang sedang berkembang di wilayah Kulon Progo. Terletak sekitar 30 kilometer di sebelah barat Kota Yogyakarta, air terjun ini dapat dijangkau dalam waktu sekitar satu jam perjalanan dari pusat kota.
Air terjun ini dikenal sebagai air terjun tertinggi di Provinsi DIY, dengan ketinggian mencapai 75 meter dan dinding vertikal dengan kemiringan hampir 90 derajat.
Pemandangannya menawan, dikelilingi tebing dan hutan yang masih alami. Di bawahnya terdapat kolam kecil alami yang dapat digunakan untuk bermain air di tepinya.
Waktu terbaik untuk mengunjungi Air Terjun Sidoharjo adalah saat musim hujan, antara Desember hingga Februari, ketika debit air sedang tinggi. Saat musim kemarau seperti sekarang, debit air cenderung kecil.
Wisatawan bisa berkendara hingga ke area parkir di sekitar Embung Canggal, kemudian berjalan kaki sekitar 400 meter atau 10 menit menuju air terjun.
Salah satu aktivitas yang mulai digemari adalah
canyoning
, yakni menjelajah ke atas air terjun lalu menuruni tebing menggunakan tali. Aksi Tangguh adalah contoh dari potensi kegiatan ini. Ke depannya, potensi aktivitas
canyoning
akan dikembangkan lebih serius.
Ketua Desa Wisata Sidoharjo, Roji, menyatakan bahwa meski
canyoning
masih merupakan aktivitas baru, pihaknya melihat potensi besar dari air terjun Sidoharjo sebagai destinasi unggulan wisata petualangan dan alam.
“Awalnya kita tidak menyangka kegiatan ekstrem seperti
canyoning
bisa dilakukan di sini. Tapi karena ada komunitas yang kompeten dan alat yang sesuai standar, akhirnya kami mulai menjajaki kerja sama untuk mengelola ini lebih serius,” ujar Roji.
Selain
canyoning
, pihak desa juga merancang jalur trekking menuju titik nol air terjun dan pengembangan edukasi pertanian di kawasan Embung Canggal.
“Nanti di Embung juga akan kami kembangkan kegiatan edukasi menanam dan panen padi sesuai musim. Jadi wisatawan bisa merasakan pengalaman langsung di sawah,” jelasnya.
Saat ini, pengunjung masih bisa masuk secara gratis. Namun ke depannya, akan diberlakukan tiket masuk sebesar Rp 5.000 termasuk asuransi. Tarif parkir ditetapkan sebesar Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil.
Dalam satu bulan terakhir, tercatat sekitar 200–300 wisatawan datang setiap akhir pekan untuk menikmati keindahan alam serta pengalaman ekstrem yang ditawarkan Air Terjun Sidoharjo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/08/16/68a06696a8d7b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)