Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Aksi Boikot Tesla Meluas, Showroom Digeruduk Massa Mobil Listrik Jadi Korban Vandalisme – Halaman all

Aksi Boikot Tesla Meluas, Showroom Digeruduk Massa Mobil Listrik Jadi Korban Vandalisme – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Gerakan boikot terhadap produk-produk mobil listrik besutan Tesla kembali mencuat di sejumlah negara bagian Amerika Serikat (AS).

Mengutip laporan ABC News, aksi boikot pertama kali menggema di California setelah sejumlah warga mengkampanyekan gerakan penolakan atas produk Tesla dengan alasan ketidakpuasan terhadap tindakan dan kebijakan Elon Musk.

Massa yang marah lantas menggeruduk showroom Tesla di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS). 

Tak sampai disitu lima kendaraan Tesla yang dipajang di ruang pamer showroom di Las Vegas ikut dibakar massa. 

Bahkan stasiun pengisian daya dan dealer Tesla Inc. turut menjadi sasaran demonstran yang mengamuk.

Di lokasi yang berbeda, tiga  mobil Tesla jenis Cybertruck yang dipajang di showroom Dedham, Massachusetts dibakar pada tanggal 11 Maret. 

Cybertruck Jadi Korban Vandalisme

Insiden Serupa juga terjadi di di Kansas City, Polisi setempat menuturkan bahwa beberapa mobil listrik Cybertruck  telah dibakar orang tak dikenal.

Sebelum dibakar, sejumlah kata-kata umpatan telah disemprotkan pada dua mobil Tesla Cybertruck, dengan keempat ban truk dan sebuah mobil Tesla Model S “dilaporkan rusak.”

Sementara ruangan showroom dipenuhi kata “Resist” yang disemprotkan di bagian depan ruang pameran.

“Kami melihat asap mengepul dari satu Cybertruck di dealer Tesla di Kansas State Line Road sesaat sebelum tengah malam. Petugas tersebut berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam api, tetapi api menyebar ke Cybertruck kedua yang diparkir di sebelah Cybertruck yang pertama,” kata seorang polisi di area tersebut.

“Keadaan sedang diselidiki, tetapi untuk sementara kebakaran tersebut diselidiki apakah merupakan pembakaran,” imbuhnya.

Terbaru, di awal bulan ini sebuah stasiun pengisian daya Tesla di Carolina Selatan juga menjadi sasaran vandalisme.

Tempat pengisian daya tersebut penuh dengan cat merah bertuliskan kata-kata hujatan yang ditujukan kepada Presiden Trump dan Elon Musk, sebagaimana laporan Departemen Kepolisian North Charleston.

Pasca insiden ini terjadi, polisi mengatakan bahwa pihaknya belum melakukan penangkapan.

Namun untuk mempercepat proses penyelidikan akibat aksi pembakaran dan vandalisme, FBI kini mulai diterjunkan untuk membantu Departemen Kepolisian Kansas City.

Artis Hollywood Ikut Boikot Tesla

Tak hanya warga sipil yang melakukan aksi protes ini, aktor dan pembuat film Hollywood, juga ikut bergabung dalam aksi boikot produk Tesla.

Adapun daftar artis Hollywood yang bergabung dalam aksi boikot ini diantaranya, Alex Winter, dan Joan Donovan, seorang asisten profesor Jurnalisme dan Studi Media Baru di Universitas Boston 

Mereka bergabung dengan ratusan warga lainnya untuk menyuarakan gerakan agar orang-orang menjual mobil Tesla, membuang saham dan bergabung dengan gerakan tersebut.

“Protes damai di tempat umum bukanlah terorisme domestik. Kami tidak akan diganggu atau membiarkan hak-hak kami diinjak-injak atau dicuri,” kata kelompok tersebut dalam pernyataan resminya awal Maret 2025.

Adapun aksi boikot ini menggema di AS sebagai respons terhadap kebijakan Elon Musk yang menjabat sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) di bawah kepemimpinan Musk.

Pemangkasan anggaran yang dilakukan Musk awalnya diklaim dapat menghemat anggaran negara.

Namun ternyata kebijakan tersebut  memicu  lonjakan pemecatan PNS hingga penghapusan program-program federal. 

Alasan tersebut yang membuat masyarakat muak hingga mereka menyerukan aksi boikot Tesla.

Kecaman juga turut dilayangkan Ross Gerber, salah satu investor awal Tesla, yang secara terbuka mengkritik kepemimpinan Musk dan menyerukan agar ia mundur sebagai CEO. 

Dalam wawancara dengan Sky News, Gerber mengungkapkan bahwa keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump, khususnya dalam Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), telah mengorbankan fokusnya pada bisnis Tesla.

“Reputasi perusahaan telah hancur karena Elon Musk,” ujar Gerber dalam wawancaranya.

“Penjualan merosot drastis. Ini adalah krisis. Anda tidak bisa menjual produk terbaik di pasar hanya karena CEO-nya sangat kontroversial,” tambahnya.

Saham Tesla anjlok

Imbas aksi ini, pergerakan saham Tesla dilaporkan anjlok  sekitar 40 persen sejak Januari 2025. 

Raksasa mobil listrik itu, yang dulunya menjadi favorit di kalangan investor Wall Street, kini mulai goyah akibat kombinasi ketidakpastian ekonomi, ketegangan perdagangan, dan penurunan permintaan.

Bahkan akibat dari penurunan saham Tesla, CEO Tesla Elon Musk kehilangan hampir 121 miliar dolar AS dari kekayaan bersihnya.

Alhasil harta Elon Musk juga ikut terseret turun di bawah 400 miliar dolar,  pertama kalinya dalam dua bulan terakhir.

Hingga kini [pihak Elon Musk ataupun Tesla  belum memberikan tanggapan resmi terkait seruan tersebut. Sementara itu, berbagai pihak terus mengamati bagaimana Musk akan merespons tekanan yang semakin besar ini.

(Tribunnews.com / Namira)

Merangkum Semua Peristiwa