Akademisi UB Sebut Air di Hulu Sungai Brantas Tercemar Logam Berat Surabaya 29 Januari 2025

Akademisi UB Sebut Air di Hulu Sungai Brantas Tercemar Logam Berat
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        29 Januari 2025

Akademisi UB Sebut Air di Hulu Sungai Brantas Tercemar Logam Berat
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com
– Kualitas air di hulu atau titik nol
Sungai Brantas
, yakni di Arboretum,
Kota Batu
, Jawa Timur, sudah tercemar
logam berat
.
Hal itu disampaikan oleh Akademisi Universitas Brawijaya (UB), Prof. Barlah Rumhayati pada Rabu (29/1/2025).
Kondisi tersebut mengartikan bahwa kualitas air di sungai tersebut, meskipun terlihat jernih, tidak disarankan untuk meminumnya secara langsung.
“Di Arboretum itu, logam beratnya saja sudah ada, artinya konsentrasinya itu sudah di atas level yang disyaratkan oleh pemerintah,” kata Prof. Barlah, Rabu (29/1/2025).
Jenis kandungan logam berat  paling banyak yakni timbal.
Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UB ini menyampaikan, timbal ini berasal dari polusi udara seperti kendaraan bermotor.
“Sekarang di hulu itu sudah menjadi tempat wisata. Nah, ketika kita menyalakan kendaraan bermotor, terjadi pembakaran, ada emisi, dan itu dilepas. Timbal ini, ketika dilepas ke udara, nanti akan jatuh ke air,” katanya.
Selain itu, di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas juga ditemukan kandungan pencemaran dari aktivitas manusia seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan rumah tangga.
Perlu diketahui, DAS Brantas ini mengaliri 17 kota dan kabupaten yang ada di Jawa Timur.
“Itu kan karena penggunaan pupuk yang memang berlebihan, kemudian insektisida yang juga berlebihan. Itu ngeri, belum lagi bahan-bahan pencemar yang lainnya, misalnya dari detergen,” katanya.
Menurutnya, penguatan kebijakan pemerintah beserta implementasinya perlu dilakukan terhadap pelaku usaha di berbagai sektor dalam menjaga kualitas air di DAS Brantas.
“Yang bisa ditekan itu industri ataupun pemilik korporasi, yang peternakan besar, pertanian besar. Itu bagaimana menekan mereka supaya ikut memperhatikan lingkungan. Kalau limbah, ya limbahnya diolah dulu, jangan langsung dibuang. Yang peternakan juga demikian,” katanya.
Dia mengatakan, menjaga kualitas air DAS Brantas sangat penting karena juga digunakan untuk kehidupan sehari-hari, seperti irigasi pertanian.
Prof. Barlah juga sedang mengembangkan metode pengecekan kualitas air dengan
Sampling-Polymeric Inclusion Membrane
(PIM).
“Jadi metode ini mengecek kualitas air, seberapa besar polutannya, yang seperti saya katakan tadi, itu ortofosfatnya,” katanya.
Menurutnya, kegiatan pencegahan dan pengelolaan kualitas air di DAS Brantas untuk mengurangi atau meminimalisasi polutan perlu dilakukan.
“Menghadapi pencemaran, konsepnya dua, yakni mencegah dan mengelola, dalam arti memantau air apakah kadarnya mulai ada atau tidak. Kalau ada, baru kita kelola supaya polutan dapat dikurangi, minimalisasi. Yang penting kontribusi bersama, dan memang tidak ada kualitas air yang baik-baik saja,” ungkapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.