agama: Kristen

  • Bagaimana Kekerasan Sektarian Mengubah Manipur

    Bagaimana Kekerasan Sektarian Mengubah Manipur

    Jakarta

    Lebih dari 220 orang tewas, banyak yang masih dinyatakan hilang dan sekitar 60.000 orang harus mengungsi sejak kekerasan komunal dan etnis melanda negara bagian Manipur di India pada tahun 2023, menurut pejabat pemerintah dan kelompok masyarakat sipil. Konflik berkecamuk antara mayoritas Meitei dan minoritas Kuki.

    Setahun setelah kerusuhan berdarah, ketegangan antara kedua komunitas tidak kunjung berkurang. Kamp dan posko militer yang kini tersebar di Manipur adalah pengingat atas ketidakstabilan yang mencengkeram wilayah tersebut.

    Kekhawatiran terhadap milisi bersenjata

    Kesenjangan agama di Manipur digariskan secara geografis. Meitei yang sebagian besar warganya beragama Hindu dan mencakup 53 persen populasi, kebanyakan tinggal di dasar lembah yang subur dan sarat mata air. Sedangkan etnis Kuki, yang mayoritas beragama Kristen dan mewakili 16 persen populasi, hidup di kawasan pebukitan yang curam dan berbatu.

    Tidak heran jika di Manipur warga Meitei cendrung lebih makmur ketimbang suku Kuki.

    “Segala sesuatunya jauh dari normal di Manipur. Satu hal yang selalu terlihat jelas, dan tidak berubah, adalah absennya kedaulatan negara, baik negara bagian Manipur maupun pemerintah pusat India, melepas tangan terserah pada orang-orang untuk mengurus diri mereka sendiri,” kata Pradip Phanjoubam, editor jurnal web Imphal Review of Arts and Politics.

    Phanjoubam telah meliput kekerasan sektarian di Manipur sejak bentrokan pertama pecah pada Mei 2023. Dia mengaku prihatin dengan munculnya milisi sipil bersenjata yang menjaga komunitas masing-masing.

    “Fenomena ini memang unik, namun sudah bisa diduga. Kemunculannya ditakuti dan dibenci oleh masyarakat awam, namun tidak dapat disangkal. Ini adalah gambaran lain dari bencana besar yang sedang dihadapi Manipur saat ini,” katanya kepada DW.

    Perlawanan masyarakat adat

    Bentrokan etnis hingga kini masih terus terjadi di Manipur. Beberapa LSM dan aktivis hak asasi manusia melaporkan, konflik antara penghuni lembah dan perbukitan ikut mencuatkan “popularitas” kelompok bersenjata radikal.

    “Pemuda dipersenjatai di seluruh negara bagian, tidak hanya kelompok yang bertikai, tetapi juga suku yang bukan kelompok Kuki atau Meitei juga mempersenjatai diri. Militerisasi kembali terjadi di Manipur,” kata Mary Beth Sanate, sekretaris organisasi hak-hak perempuan di Churachandpur, kota terbesar kedua di Manipur dan episentrum kekerasan.

    “Pemerintah belum melakukan apa pun dalam mendorong inisiatif atau negosiasi perdamaian. Pemerintah hanya terlibat dalam pengendalian zona penyangga dan penempatan tentara,” katanya. “Saat ini tidak ada pembicaraan mengenai perdamaian karena pelanggaran hukum masih terus terjadi di Manipur. Yang lebih buruk lagi, tidak ada keadilan yang diberikan kepada para korban kekerasan.”

    Pudarnya harapan damai

    Pakar politik India Bidhan Laishram mengatakan, kemunculan faksi bersenjata bukanlah hal baru di Manipur yang acap bergolak. Saat ini, makin banyak kekuatan yang aktif di wilayah tersebut, termasuk berbagai kelompok separatis dan milisi yang loyal kepada New Delhi dan beroperasi dengan impunitas berdasarkan Undang-Undang Kewenangan Khusus Angkatan Bersenjata, yang memberikan keleluasaan kepada militer di wilayah yang “rawan”.

    “Konflik teranyar menambah level militerisasi di wilayah ini dan menjadikannya normal. Milisi sipil telah menjadi bagian dari kesadaran sehari-hari sebagai sebuah kebutuhan, dan ini merupakan lapisan lain yang ditambahkan pada tahun lalu,” kata Laishram kepada DW.

    “Militerisasi warga sipil, ditambah dengan kembali aktifnya berbagai kelompok bersenjata, telah menyebabkan ambruknya hukum dan ketertiban,” ujar Sophia Rajkumari, pendiri kelompok advokasi perempuan Eta Northeast Foundation Trust.

    “Militerisasi menghalangi harapan untuk kembali ke situasi normal, karena proyek pembangunan dan investasi yang ada sebelumnya terhenti,” tambah Rajkumari.

    Mobilisasi pemuda ‘demi bertahan hidup’

    Komite Koordinasi Integritas Manipur, COCOMI, sebuah asosiasi organisasi Meitei, mendesak pemerintah untuk segera menerbitkan resolusi, dan mengungkapkan rasa frustrasi akibat lambannya penyelesaian konflik.

    “Alih-alih memenuhi tanggung jawabnya untuk melindungi kehidupan dan harta benda warganya, pemerintah malah menggunakan tentara bayaran untuk menyerang rakyatnya sendiri. Masyarakat Manipur terjebak dalam siklus keputusasaan ini,” kata juru bicara COCOMI Khuraijam Athouba.

    “Para pemuda harus memobilisasi dan mempersenjatai diri untuk bertahan hidup, karena perang proksi yang dilancarkan pemerintah telah menghancurkan masa depan Manipur dengan dalih kepentingan nasional dan geopolitik,” tambah Athouba.

    Kuki inginkan pemekaran

    Janghaolun Haokip dari badan pemerintahan tradisional suku Kuki, juga meratapi ketidakstabilan keamanan di Manipur.

    Menurutnya, lebih dari 4.500 senjata api telah dijarah dari gudang senjata polisi setelah kekerasan etnis meletus di negara bagian tersebut. Sejauh ini, baru hanya sekitar 1.800 senjata api yang berhasil ditemukan atau dikembalikan. Haokip menuntut pemerintah mempercepat proses perlucutan senjata di Manipur.

    “Pemerintah negara bagian di bawah Menteri Utama Biren Singh terlibat dalam agresi kekerasan bersenjata terhadap Kuki, yang mengakibatkan permusuhan terus-menerus antara kedua komunitas tersebut,” kata Haokip kepada DW. Menurutnya, cara mengakhiri konflik adalah dengan memisahkan kedua kelompok.

    “Pemerintah hanya dapat memberikan solusi dengan mewujudkan pembentukan unit administratif terpisah bagi Kuki dan Meitei demi perdamaian dan stabilitas abadi di kawasan ini,” katanya.

    Kesenjangan etnis kian dalam

    Konflik yang berkepanjangan juga berdampak pada aspek sosial dan ekonomi kehidupan sehari-hari.

    Harga komoditas penting seperti bahan pangan, bahan bakar dan obat-obatan berfluktuasi karena gangguan rantai suplai dan ketidakpastian yang merajalela.

    Banyak warga saat ini telah meninggalkan Manipur, sementara yang lain kehilangan mata pencaharian atau aset-asetnya. Dampak konflik melampaui harta benda, karena turut merusak persahabatan dan ikatan sosial yang telah lama terjalin. Akibatnya, aktivitas sehari-hari seperti bertani atau memancing di pinggiran lembah dan perbukitan menjadi kian sulit.

    Rajkumari mengatakan intensitas kekerasan telah menurun sejak mawa awal konflik, meski acap terjadi ledakan kekerasan secara sporadis.

    “Tetap tidak ada upaya yang dilakukan di tingkat mana pun untuk mengatasi masalah mendasar ini,” tambahnya.

    rzn/as


    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Biara Khora di Turki Kembali Jadi Masjid Kariye

    Biara Khora di Turki Kembali Jadi Masjid Kariye

    Jakarta

    Selama 450 tahun Biara Khora berfungsi sebagai rumah ibadah bagi umat Kristen di era Konstantinopel. Fungsi tersebut mulai berubah di bawah kekuasaan Sultan Mehmet dari Uthmaniyyah yang menamai kota di dua benua itu sebagai Istanbul pada 1453 dan mengalihkan banyak bangunan gereja menjadi masjid, termasuk Hagia Sophia.

    Biara Khora akhirnya menjadi Masjid Kariye. Mosaik dan karya seni fresko dari tradisi Kekristenan, yang memenuhi dinding dalam bangunan, ditutup oleh lapisan untuk menjamin ibadah solat.

    “Direbut” sebagai masjid

    Seiring berdirinya Republik Turki pada 1923 oleh Mustafa Kemal Atatrk, kedua bangunan bersejarah dialihfungsikan sebagai museum. Status tersebut kembali diubah pada tahun 2018 oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan ketika mengumumkan Hagia Sophia sebagai rumah ibadah umat muslim, dan Masjid Kariye pada tahun 2020.

    Bagi pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan, AKP, perubahan status kedua warisan budaya UNESCO itu menyimpan klaim abadi sebagai pewaris kekuasaan Uthmaniyyah dengan mengedepankan corak keislaman.

    Dalam publikasi teranyar, pemerintah Turki menggunakan istilah “penaklukan” ketika mengumumkan perubahan fungsi bangunan. Pun kantor urusan agama di Turki, Diyanet, menyebut kembalinya Haga Sophia dan Biara Khora sebagai “pampasan perang,”

    “Hagia Sophia adalah bukti bahwa kita sekarang menduduki kawasan ini. Hagia Sophia ibaratnya adalah pedang penaklukan, hak berkuasa atas Turki,” kata orang kepercayaan Erdoan, Numan Kurtulmu, tahun 2020 silam.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Sejarah Kekristenan

    Arsitek dan restorator Turki Zeynep Ahunbay menekankan bahwa Khora sangat penting bagi sejarah seni. “Ada banyak bekas bangunan Bizantium di Turki yang rusak akibat gempa bumi dan kemudian dipugar. Namun Anda dapat melihat mosaik di bangunan-bangunan ini tidak terpelihara dengan baik, seperti yang ada di Khora” kata dia.

    Ahunbay yakin bahwa corak bangunan tersebut harus dipulihkan sesuai dengan masa lalunya. Namun karya seni kekristenan tidak diharapkan dalam fungsinya sebagai masjid.

    Langkah mundur?

    Yunani bersikap berang merespons keputusan Turki. Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis, misalnya, akan terbang ke Ankara pada hari Senin (20/5). Dia mengaku “terganggu” oleh perubahan status tersebut dan ingin menyampaikan ketidakpuasannya kepada Erdoan.

    Banyak warga Turki yang juga khawatir dengan perubahan status Biara Khora karena dampaknya terhadap perdamaian antaragama. Uzunolu, contohnya, merujuk pada “Aliansi Peradaban”, yang didirikan pada tahun 2006 atas inisiatif Turki dan Spanyol dalam kerangka PBB. “Mengingat inisiatif ini, kepekaan antaragama harus berada pada tingkat tertinggi untuk saling meningkatkan dialog dan toleransi,” kata Uzunolu.

    Ahunbay melihat keputusan tersebut sebagai bukti betapa pemerintahan AKP telah menyimpang dari gagasan negara sekuler yang digariskan Atatrk. Jika dulu masjid-masjid bekas gereja dialihkan sebagai museum di era sekularisme, sekarang fungsi agama lebih dikedepankan. Ini adalah sebuah langkah mundur. Saya tidak berpikir itu tepat untuk warisan budaya.”

    “Sudah ada banyak masjid di sekitar”

    Menurut teolog Islam hsan Eliak, perubahan status Biara Khora menjadi Masjid Kariye tidak diperlukan untuk alasan praktis, karena banyaknya rumah ibadah umat Islam di sekitar Khora dan Hagia Sophia. “Tidak ada yang membutuhkan bangunan ini sebagai masjid,” kata dia.

    Menurutnya, keputusan mengenai kedua bangunan tersebut saling terkait: “Pemerintah menyimpan niatan politik dengan mengubah gereja dan museum menjadi masjid,” kata Eliak. “Karya seni di Gereja Khora menceritakan kisah agama Kristen. Itu adalah bangunan bersejarah milik umat manusia. Oleh karena itu, ia harus tetap menjadi museum.” rzn/yf

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • TNI-Polri dan Ormas di Mojokerto Jaga Ibadah Kenaikan Yesus Kristus

    TNI-Polri dan Ormas di Mojokerto Jaga Ibadah Kenaikan Yesus Kristus

    Mojokerto (beritajatim.com) – Demi memberikan perlindungan, pengayoman, dan rasa aman kepada umat Kristen yang memperingati Kenaikan Yesus Kristus, personel Polsek Dlanggu bersama Koramil Dlanggu dan Organisasi Masyarakat (Ormas) melaksanakan sterilisasi sekaligus pengamanan di dua gereja.

    Yakni di Gereja Kristen Jawi Wetan Segaran (GKJW) dan Gereja Gereja Pantekosta Di Indonesia (GPDI) Sroyo. Sterilisasi dan pengamanan gereja dilakukan untuk memastikan keamanan lokasi gereja yang akan digunakan dalam peringatan Kenaikan Yesus Kristus, Kamis (9/5/2024).

    Kapolsek Dlanggu, Iptu MK Umam dalam kesempatan tersebut mendapatkan penghargaan dari GKJW. Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi dan terima kasih Jemaat GKJW kepada Kapolsek Dlanggu beserta jajaran atas jasanya memberikan rasa aman dan nyaman saat ibadah.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto melalui Ps Kapolsek Dlanggu, Iptu MK Umam mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan kemanusian sebagai pengamanan kegiatan ibadah dengan tujuan untuk memastikan kegiatan ibadah berjalan aman dan nyaman.

    “Mohon maaf apabila dalam sesi kegiatan ibadah ini saya sedikit menyampaikan tentang kamtibmas. Kami ingin hadir dalam kegiatan ibadah bapak-ibu, kami ingin menyampaikan terima kasih atas kepercayaan kepada kami dan kami pastikan kegiatan ibadah ini berjalan aman dan nyaman,” ungkapnya.

    Mantan Kasi Humas Polres Mojokerto Kota ini mengucapkan terima kasih atas penghargaan telah diberikan. Menurutnya, semua tidak lain tidak bukan juga berkat peran seluruh stakeholder yang berpartisipasi dalam kegiatan sterilisasi sekaligus pengamanan tersebut.

    “Apa yang kami lakukan ini semua merupakan kewajiban bagi kami untuk memberikan rasa aman dan nyaman, khususnya bagi masyarakat yang saat ini sedang melaksanakan peribadatan peringatan kenaikan Yesus Kristus,” ujarnya.

    Sementara itu, Pimpinan Majelis Jemaat GKJW, Pendeta Krisna Yoga Pradigdya mengucapkan terima Kasih atas apa yang dilakukan personel Polsek Dllanggu beserta jajaran. GKJW menjalin koordinasi bersama dengan Polsek Dlanggu beserta jajaran untuk bersinergi membangun kenyamanan dan keamanan peribadahan.

    “Terbukti pengamanan dan pemeriksaan dilaksanakan sejak pagi sampai selesainya ibadah. Kami dari pihak gereja mengucapkan terima kasih banyak atas kerjasamanya. Penghargaan yang kami berikan tidak ada bandingnya dengan apa yang telah dilakukan Kapolsek Dlanggu beserta jajarannya menjaga peribadatan kami,” ujarnya. [tin/aje]

  • Nasib Festival Seks ‘Pertama dan Terbesar’ Korea Selatan

    Nasib Festival Seks ‘Pertama dan Terbesar’ Korea Selatan

    Jakarta

    Lee Hee Tae menaruh harapan besar pada festival seks yang hendak dia selenggarakan. Dengan bangga dia menyebut festival itu sebagai yang “pertama dan terbesar” di Korea Selatan.

    Dia membayangkan 5.000 orang berbondong-bondong melihat aktor dan aktris porno Jepang favorit mereka, yang sengaja didatangkan untuk acara tersebut. Akan ada peragaan busana, pameran mainan seks, dan beberapa permainan dewasa.

    Namun, 24 jam sebelum acara berlangsung, festival tersebut dibatalkan.

    Korea Selatan terkenal dengan kebijakan konservatif terhadap seks dan hiburan dewasa. Ketelanjangan di depan umum dan pertunjukan telanjang dilarang. Menjual atau mendistribusikan pornografi hard core adalah ilegal, tapi menontonnya bukan tindakan pidana.

    “Hampir setiap negara maju memiliki festival seks, tapi di Korea Selatan kami bahkan tidak memiliki budaya hiburan dewasa. Saya ingin mengambil langkah pertama untuk menciptakannya,” kata Lee Hee Tae, pimpinan perusahaan Play Joker.

    Perusahaan milik Lee awalnya memproduksi pornografi soft core yang legal, tapi kemudian merambah ke pengorganisasian acara.

    Sebulan sebelumnya, kelompok hak-hak perempuan dari Kota Suwon, tempat acara tersebut hendak diadakan, menggelar demonstrasi. Mereka menuduh festival tersebut mengeksploitasi perempuan di Korsel negara yang punya riwayat insiden-insiden kekerasan gender.

    Wali kota setempat mengecam acara tersebut karena diadakan di dekat sebuah sekolah dasar dan pihak berwenang mengancam akan mencabut izin lokasi jika acara tetap dilaksanakan. Lokasi acara pun mundur sebagai tempat penyelenggaraan festival.

    Lee berkeras berpindah lokasi, namun rangkaian kejadian serupa tetap terjadi. Otoritas menuduh festival tersebut “menanamkan pandangan menyimpang tentang seks” dan mendesak acara dibatalkan.

    Lee tidak putus asa. Dia memutuskan menggelar festival di sebuah kapal yang berlabuh di pinggir sungai di Seoul.

    Namun, setelah mendapat tekanan dari dewan kota, pemilik kapal mengancam akan membuat barikade dan memutus aliran listrik jika promotor tetap melanjutkan festival tersebut.

    Setiap berpindah tempat, Lee harus mengurangi elemen acara karena pemegang tiket meminta pengembalian dana, yang menyebabkan dirinya mengalami kerugian setara miliaran rupiah.

    Ketika hampir kehabisan pilihan, Lee menemukan sebuah bar bawah tanah kecil di lingkungan mewah Gangnam di Seoul yang dapat menampung sekitar 400 orang. Kali ini dia merahasiakan lokasinya.

    Dewan kota lantas menulis surat kepada ratusan pemilik restoran di sana yang memperingatkan restoran mereka bisa ditutup jika menjadi tuan rumah festival tersebut. Dewan kota menyebut festival itu “berbahaya secara moral”. Namun, pemilik bar tidak gentar dan festival bisa berlangsung.

    Namun, sehari sebelum acara digelar, para bintang porno Jepang mundur sebagai pengisi acara. Agensi mereka mengatakan reaksi buruk terhadap festival tersebut “mencapai puncaknya” dan para bintang porno khawatir akan diserang bahkan ditikam.

    Dari kantornya di Gangnam, Lee mengatakan kepada BBC bahwa dia terkejut bahwa rangkaian kejadian ini bisa berujung ke “suatu perubahan yang tidak terpikirkan”. Bahkan, dia mengaku telah menerima ancaman pembunuhan.

    “Saya telah diperlakukan seperti penjahat tanpa melakukan sesuatu yang ilegal”, katanya, seraya menambahkan bahwa festival tersebut berlangsung sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Acara itu, klaimnya, tidak menampilkan ketelanjangan atau tindakan seksual, serupa dengan acara yang dia adakan tahun lalu yang kurang mendapat sorotan publik.

    Baca juga:

    Play Joker telah melakukan berbagai aksi yang menarik perhatian. Tahun lalu mereka menampilkan seorang perempuan di Seoul yang berjalan dengan hanya mengenakan kotak kardus.

    Orang-orang yang lewat kemudian memasukkan tangan mereka ke dalam kardus dan menyentuh payudara perempuan itu.

    Lee mengatakan ingin menantang sikap Korea terhadap seks dan pornografi.

    “Pihak berwenang adalah orang-orang munafik. Jika orang-orang mengakses internet, mereka semua berbagi pornografi. Lalu mereka akan logout dan berpura-pura tidak bersalah. Berapa lama lagi kita akan terus berpura-pura seperti ini?”

    Meskipun situs porno internasional populer tidak dapat diakses dari Korea Selatan, sebagian besar mengetahui cara menggunakan VPN untuk menyiasati pembatasan internet.

    Suwon’s Women’s Hotline yang sejak awal memprotes festival seks tersebut menilai pembatalan acara itu sebagai sebuah “kemenangan”.

    “Terserah pihak penyelenggara mau bilang apa, tapi ini bukanlah perayaan seks. Ini eksploitasi dan objektifikasi perempuan. Industri seks mendorong kekerasan terhadap perempuan,” kata Go Eun-chae, direktur hotline yang menyediakan dukungan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga.

    Go dan organisasi hak-hak perempuan lainnya di Korea berpendapat bahwa Korsel memiliki masalah kekerasan seksual yang segera memerlukan perhatian.

    “Hal ini [kekerasan seksual] meresap dalam budaya kita,” katanya, seraya menambahkan bahwa laki-laki memiliki kesempatan tanpa batas untuk mengekspresikan seksualitas mereka tanpa memerlukan festival seks.

    Baca juga:

    Bae Jeong-weon, dosen seksualitas dan budaya di Universitas Sejong, mengatakan salah satu masalah dengan festival ini adalah sebagian besar acaranya ditujukan untuk penonton laki-laki.

    “Ada banyak kekerasan terhadap perempuan di sini, sehingga perempuan jauh lebih sensitif terhadap isu-isu eksploitasi,” katanya.

    Dalam survei yang dilakukan Kementerian Gender pada tahun 2022, lebih dari sepertiga perempuan mengatakan mereka pernah mengalami agresi seksual.

    “Di Korea Selatan kita mempunyai sejarah membicarakan seks secara negatif, dalam konteks kekerasan dan eksploitasi, bukan sebagai tindakan yang positif dan menyenangkan,” tambah Bae.

    Baca juga:

    Di Gangnam, tempat festival tersebut akhirnya diadakan, sebagian besar warga muda di kawasan itu punya pendapat yang terbelah berdasarkan jenis kelamin mereka.

    “Ini bukan pornografi dan mereka tidak melakukan sesuatu yang ilegal, jadi menurut saya [acara] itu tidak seharusnya dilarang,” kata Moon Jang-won, seorang karyawan perusahaan IT.

    Namun Lee Ji-yeong, perempuan berusia 35 tahun, mengatakan dirinya bisa mengerti tindakan dewan kota yang melarang festival seks.

    Dia mengaku “muak dengan festival tersebut karena mengomersialkan seks”.

    Namun sebagian besar setuju bahwa dengan melarang festival tersebut, pihak berwenang telah melampaui batas.

    “Larangan ini merupakan keputusan politisi tuadan konservatif yang ingin menarik pemilih yang lebih tua,” kata Yoo Ju, 34 tahun.

    “Generasi tersebut masih percaya bahwa seks harus disembunyikan,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa sikap anak muda terhadap seks sedang berubah dan dia serta teman-temannya membicarakan seks secara terbuka.

    Politik di Korea Selatan sebagian besar masih berpedoman pada nilai-nilai konservatif dan tradisional. Pihak berwenang sebelumnya dituduh melakukan tindakan berlebihan dan menghambat keberagaman.

    Tahun lalu, Dewan Kota Seoul menghentikan parade LGBT yang diadakan di alun-alun utama kota tersebut menyusul tentangan dari kelompok Kristen. Pemerintah belum mengeluarkan undang-undang anti-diskriminasi yang akan melindungi komunitas LGBT dan perempuan, padahal kedua komunitas menghadapi prasangka yang signifikan.

    Kontroversi mengenai festival seks telah membuat topik keberagaman seksual dan kesetaraan gender menjadi saling terkait. Pihak penyelenggara berargumen bahwa pihak berwenang menghalangi warga untuk berekspresi secara bebas, sedangkan para perempuan menyatakan bahwa hak-hak mereka telah dilanggar.

    Pihak berwenang harus mencari cara untuk mengatasi dilema rumit ini.

    Play Joker mengatakan kepada BBC bahwa mereka berencana untuk kembali menjadi tuan rumah festival tersebut pada bulan Juni, hanya saja lebih besar. Lee mengklaim kini ada beberapa politisi yang mendukungnya.

    Pada akhir pekan, Walikota Seoul mengeluarkan pernyataan di saluran YouTube-nya yang menyatakan bahwa kota tersebut “tidak berniat untuk terlibat di masa depan”.

    Reportase tambahan oleh Jake Kwon dan Hosu Lee.

    Lihat juga Video: Aksi Peragaan Busana dari Sampah Plastik di Seoul untuk Hari Bumi

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bupati Jember Tambah Jumlah Insentif Guru Ngaji dan Sasaran Penerimanya

    Bupati Jember Tambah Jumlah Insentif Guru Ngaji dan Sasaran Penerimanya

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Hendy Siswanto menambah jumlah insentif untuk guru ngaji dan sasaran penerimanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, tahun ini. Ini bagian dari perbaikan kesejahteraan guru ngaji dan guru agama non Islam secara bertahap.

    “Teman-teman cek saja, mulai dari 2021, 2022, 2023, naik terus guru ngajinya. Kami programkan tahun ini dan tahun depan, kami akan naikkan (nominal insentifnya) seratus persen, dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 3 juta (per tahun),” kata Hendy, usai mendaftarkan diri dalam penjaringan calon kepala daerah di kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Jember, Rabu (24/4/2024).

    Jumlah calon penerimanya pun kini mencapai 24 ribu orang guru ngaji. “Tapi itu masih kurang. Masih banyak guru ngaji yang belum dapat. Termasuk guru agama non muslim, dari Kristen, Katolik, Hindu, semuanya dapat. Semua guru agama di Jember dapat,” kata Hendy,

    Pemkab Jember saat ini sedang melakukan verifikasi data guru ngaji calon penerima bantuan. “Insyaallah nanti pada Mei-Juni, anggaran guru ngaji akan keluar. Kenapa seperti itu? Karena (harus memenuhi) persyaratan Badan Pemeriksa Keuangan. Jangan sampai kami sudah menyerahkan honor guru ngaji, lalu diperiksa dan disuruh mengembalikan. Ini jadi persoalan,” katanya.

    Alasan ini yang membuat Pemkab Jember tidak membagikan insentif untuk guru ngaji pada saat sebelum lebaran. “Lebih baik mundur sedikit (waktunya). Kenapa saat lebaran kemarin belum dibagikan? Belum siap dokumennya. Karena dokumen yang disiapkan banyak, termasuk share loc guru ngaji dan kegiatannya difoto. Ini bukan syarat dari Pemkab Jember, tapi BPK,” kata Hendy,

    Hendy mengatakan, perbaikan kesejahteraan untuk para guru ngaji akan semakin mudah dilakukan pada periode pemerintahannya yang kedua.

    Hendy membantah jika kenaikan anggaran dan sasaran ini terkait dengan pemilihan kepala daerah Jember tahun ini. “Tidak. Memang sudah saatnya. Uangnya ada. Kenapa tidak dinaikkan kemarin? (Anggarannya) dibuat pembangunan infrastruktur yang membutuhkan uang cukup banyak. Itu alasannya, tidak ada yang lain,” katanya.

    Pemerintah Kabupaten Jember harus memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak dan bangunan sekolah yang tak layak. “Dari ribuan sekolah, kami sudah memperbaiki 800 sekolah. Jalan juga begitu. Kami sudah menyelesaikan 1.800 kilometer. Ada yang rusak? Masih ada, sekitar 350 kilometer. Kenapa tidak selesai semua? Tidak ada uang,” kata Hendy. [wir]

  • Sambut Menteri AHY, Dokter Agung Berikan Batik Tulis Motif Burung Hong

    Sambut Menteri AHY, Dokter Agung Berikan Batik Tulis Motif Burung Hong

    Surabaya (beritajatim.com) – Bendahara DPD Demokrat Jatim, dr Agung Mulyono ikut menyambut kedatangan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di ruangan VIP Bandara Juanda Surabaya, Jumat (19/4/2024).

    AHY yang menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melakukan sejumlah kegiatan, di antaranya adalah menyerahkan sertifikat tanah untuk tempat atau rumah peribadatan di Surabaya.

    Momen pertemuan dokter Agung dan AHY di ruangan VIP bandara Juanda itu terlihat cukup hangat. Setelah berbincang sejenak, putra kelahiran Banyuwangi tersebut terlihat memberikan cinderamata berupa batik tulis prada dengan motif Burung Hong dan kawung.

    Seperti diketahui, Burung Hong berasal dari mitologi China dan melambangkan kebahagiaan serta keberuntungan. Burung Hong sering digambarkan dengan detail yang indah dan warna-warna cerah, seperti merah, kuning, dan hijau. Ini melambangkan keagungan, kebijaksanaan, dan kekuatan. “Semoga Mas Menteri AHY selalu diberikan keberkahan dan keberuntungan di setiap langkahnya,” katanya.

    Sementara itu, dalam agenda kunkernya di Jatim, AHY melakukan serah terima 10 sertipikat bidang tanah di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kota Surabaya, 5 sertipikat bidang Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kabupaten Ngawi dan satu sertipikat bidang tanah di Gereja Katolik Mater Dei Kota Madiun.

    Anggota DPRD Jatim tiga periode itu mengapresiasi gerak cepat menteri AHY dalam menyelesaikan pengurusan sertifikat lahan rumah ibadah di Jatim.

    Menurut dia, kepastian hukum tersebut sangat dibutuhkan, agar seluruh umat dapat menjalankan ibadah dengan nyaman dan tenang. “Kami sebagai kader Demokrat bangga dan mengapresiasi kinerja mas AHY dan jajarannya yang secara cepat menyelesaikan legalitas tanah,” katanya.

    Alumnus Fakultas Kedokteran Unair Surabaya itu mengatakan, kehadiran AHY yang turun langsung ke masyarakat dan mengecek pengurusan sertifikat tanah menujukkan komitmen dan dedikasinya kepada rakyat. “Masyarakat sangat terbantu dengan kemudahan pengurusan sertifikat,” pungkasnya. (tok/kun)

  • Dampingi Menteri ATR/BPN Serahkan Sertipikat Tanah, Pj. Gubernur: Langkah Strategis

    Dampingi Menteri ATR/BPN Serahkan Sertipikat Tanah, Pj. Gubernur: Langkah Strategis

    Surabaya (beritajatim.com) – Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono menghadiri perayaan paskah bersama umat Nasrani sekaligus menyerahkan sertipikat tanah untuk tempat atau rumah peribadatan di Hall Ciputra, Surabaya, Jumat (19/4/2024). Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono ikut mendampingi.

    Dalam kesempatan ini, ada sebanyak 10 sertipikat bidang tanah di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kota Surabaya, 5 sertipikat bidang Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kabupaten Ngawi dan satu sertipikat bidang tanah di Gereja Katolik Mater Dei Kota Madiun.

    Pj. Gubernur Adhy mengatakan, serah terima sertipikat tempat ibadah ini merupakan langkah strategis untuk mendapatkan kepastian hukum tanah. Hal ini sangat berguna dalam mencegah timbulnya permasalahan aset organisasi keagamaan di kemudian hari, sehingga seluruh umat dapat beribadah dengan nyaman dan tenang.

    “Tata ruang dan sertifikasi tanah menjadi pintu masuk bagi masyarakat agar bisa bergerak secara ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat dimulai dari legalitas tanah yang dilakukan Kementerian ATR/BPN,” ujar Adhy.

    Adhy menambahkan, capaian pelaksanaan redistribusi tanah di Jatim tahun 2023 dari target 6.000 bidang telah mencapai 5.994 bidang atau 99,90 persen. Sedangkan pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2023 dari target 1.209.780 bidang telah terealisasi sebanyak 1.210.335 bidang atau mencapai 100,1 persen. “Target maupun capaian realisasi sertifikat PTSL Jatim tertinggi di Indonesia,” kata dia

    Pada tahun 2024 ini, lanjut Adhy, Provinsi Jawa Timur memiliki target pelaksanaan redistribusi tanah sebanyak 14.129 bidang. Sementara realisasi pelaksanaan redistribusi tanah sampai dengan April 2024 10.323 bidang. Artinya, realisasi redistribusi tanah saat ini 73,06 persen.

    Pj Gubernur Jatim menyambut kedatangan Menteri AHY

    “Khusus target pelaksanaan PTSL tahun 2024 sebanyak 973.337 bidang dan realisasi sampai April 2024 sebanyak 9.925 bidang atau 1,02 persen,” ungkap dia.

    Sementara terkait realisasi sertipikat wakaf pada tahun 2023 sebanyak 11.159 bidang dan realisasi sertipikat tempat ibadah lainnya di tahun 2023 sebanyak 71 bidang. “Pertanahan dan tata ruang memegang peran penting dalam pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

    Meskipun redistribusi tanah, PTSL dan wakaf tempat ibadah menunjukkan capaian yang baik, Pj. Gubernur Adhy menegaskan percepatan sertifikasi tanah harus terus dilakukan di Jatim.

    Dalam rangka percepatan capaian target PTSL, Pemprov Jatim mengeluarkan surat edaran Gubernur Jawa Timur nomor: 593/33896/011.1/2021 tentang permohonan dukungan percepatan PTSL dan mewujudkan peta Jatim lengkap kepada seluruh Bupati dan Walikota se Jatim.

    “Selain itu, kami juga membentuk tim gugus tugas reformasi agraria melalui Surat Keputusan Gubernur Jatim nomor 100.3.3.1/154/KPTS/013/2024 tentang tim gugus tugas reformasi agraria Provinsi Jatim,” jelasnya.

    Sementara itu, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, peringatan hari paskah sekaligus penyerahan sertipikat tanah untuk rumah ibadah dilakukan agar seluruh agama yang ada di Indonesia dapat beribadah dengan aman, nyaman dan tenang.

    “Kementerian ATR/BPN menjadi bagian dari solusi dengan menghadirkan kepastian hukum hak atas tanah termasuk rumah ibadah,” katanya.

    Menurut AHY, sertipikat tanah rumah peribadatan sangat penting mengingat urusan tanah sangat mendasar. Ia tidak ingin, rumah ibadah belum bersertipikat. Sebab, akan menimbulkan masalah dari ahli waris maupun dari para mafia tanah.

    AHY pun mengajak seluruh masyarakat agar mengurus sertipikat tanah rumah peribadatan. Mengingat, kepengurusan sertipikat tanah sangat sederhana di kantor Kanwil dan tidak dipungut biaya. “Kami dukung sehingga para jamaah apapun agamanya bisa menjalankan ibadah dengan baik dan tenang,” tutupnya.

    Dalam kesempatan ini, turut mendampingi ada Plt. Dirjen Tata Ruang Gabriel Triwibawa, staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Kawasan Budi Situmorang dan Staf Ahli Menteri Bidang Partisipasi Masyarakat dan Pemerintah daerah Yulia Jaya Nirmawati. [tok/*]

  • Ketegangan Sektarian Melonjak di Australia Usai Teror Gereja

    Ketegangan Sektarian Melonjak di Australia Usai Teror Gereja

    Jakarta

    Kota Sydney, Australia, diguncang aksi penusukan kedua dalam beberapa hari menyusul serangan terhadap seorang uskup dan pendeta Kristen-Asiria oleh seorang pemuda muslim, Senin (15/4) silam.

    Aksinya diwartakan berhasil dihentikan jemaat gereja. Menurut laporan stasiun televisi Ten Network, tersangka sempat berteriak “kalau mereka tidak menghina nabi kami, saya tidak akan datang ke sini!,” sebelum tersenyum ke arah kamera, saat dibekuk pengunjung.

    Amarah jemaat sempat membuncah. Pemuda itu mengalami “cedera berat” karena kehilangan sejumlah jari ketika berada dalam kekangan jemaat, menurut kepolisian Australia.

    Video serangan menyebar cepat di media sosial dan memancing amukan massa yang lantas mengepung tempat kejadian perkara dan menuntut balas. Mereka melemparkan batu, botol dan pagar ke arah barikade kepolisian yang berusaha melindungi pelaku di dalam gereja. Dari arah masa, terdengar yel-yel “mata dibalas mata” dan “keluarkan dia sekarang,” berulang-ulang.

    Kerusuhan selama beberapa jam itu menyisakan sejumlah korban luka, termasuk sejumlah petugas kepolisian yang harus mendapat perawatan medis.

    Berbeda dengan serangan pisau di sebuah mall akhir pekan lalu, penusukan di Gereja Christ the Good Shepherd diduga oleh kepolisian bermotifkan agama dan niatan teror.

    Banjir hasutan dan islamofobia

    Ancaman konflik sektarian mendorong gereja menerbitkan pernyataan yang “menolak setiap tindakan balas dendam.” Selasa (16/4), aparat keamanan disiagakan di masjid-masjid di Sydney, menyusul beredarnya ajakan kepada komunitas Kristen Asiria untuk menyerang warga muslim.

    Setelah teror gereja di Sydney, Perdana Menteri Anthony Albanese mengimbau warga untuk tidak main hakim sendiri. “Kami memahami kekecewaan dan kekhawatiran anggota komunitas Kristen-Asiria, terutama setelah insiden tragis di Bondi Junction,” kata dia kepada reporter.

    “Tapi, tidak bisa dibenarkan menghalangi kepolisian dan melukai petugas yang sedang menjalankan kewajibannya, atau merusak mobil polisi seperti yang kita saksikan semalam,” imbuhnya.

    Guncangan bagi komunitas Asiria

    Teror penusukan menyisakan trauma bagi minoritas Kristen-Asiria di Australia yang kebanyakan melarikan diri dari kekerasan di di kampung halaman. “Bagi anggota komunitas kami yang melarikan diri dari perang, menyaksikan serangan ini menghidupkan kembali ingatan dan trauma yang mereka ingin lupakan,” kata Ramsin Edward, anggopta Dewan Nasional Asiria di Australia, ANCA.

    Sejak serangan itu, Edward rajin menemui jemaat gereja untuk mendengarkan dan memahami amarah warga yang menyisakan kerusakan dan korban luka pada Senin malam lalu. Menurutnya, ketakutan terbesar massa yang mengamuk adalah keselamatan pengunjung lansia, yang sebagian punya tali saudara.

    “Komunitas Kristen-Asiria tidak selayaknya takut untuk pergi ke gereja,” kata Edward kepada AFP.

    Insiden pada Senin malam mendorong pemuka agama dan kepolisian di Sydney berkeliling menyerukan damai demi mencegah kekerasan sektarian.

    Kristen Ortodoks Asiria termasuk dalam Gereja dari Timur dan banyak dianut oleh bangsa Asyur yang tersebar di Irak, Suriah dan Turki. Sebagian hidup sebagai diaspora dalam suaka. Di Australia, penganut Kristen Asiria ditaksir berjumlah puluhan ribu orang.

    Kontroversi Mari Emmanuel

    Di media sosial, Gereja Christ the Good Shepherd mengumumkan bahwa korban penusukan sudah berada dalam kondisi stabil dan perlahan “membaik.” Korban adalah Uskup Mari Emmanuel yang lahir di Irak dan memiliki 200.000 pengikut di media sosial, melampaui jumlah penganut Kristen Asiria di Australia.

    Emmanuel dikenal aktif menyuarakan pandangannya dan gemar berpolemik. Di satu sisi, dia mendukung kristenisasi dan bersikap kritis terhadap liberalisme agama, namun di sisi lain dia juga mengecam kehancuran di Jalur Gaza dan penderitaan warga Palestina.

    Namanya kian tenar ketika dia menolak protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 pada 2022 lalu dan menyebut pembatasan sosial sebagai “perbudakan modern.”

    Menurut laporan media-media nasional, pelaku penusukan di Sydney kemungkinan mempermasalahkan video Emmanuel dalam sebuah acara podcast yang dipandu tokoh konservatif Amerika Patrick Bet-David, pada Desember 2023 silam.

    Di dalamnya, dia mempertanyakan keyakinan umat muslim seputar Nabi Isa dan mengatakan, “hanya Yesus Kristus yang akan menyambut manusia di surga,” bukan Nabi Muhammad, Buddha atau Krishna, merujuk pada penganut Hindu.

    rzn/as (afp, rtr, ap)

    Lihat juga Video ‘Identitas Pelaku Penusukan Massal di Sydney’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Misteri Gunung Shasta, Disebut Sarang Alien, hingga Tempat Aliran Sesat

    Misteri Gunung Shasta, Disebut Sarang Alien, hingga Tempat Aliran Sesat

    Jakarta

    Pernahkah kalian mendengar tentang Gunung Shasta? Gunung yang sangat indah di California Utara, Amerika Serikat ini menyimpan banyak misteri. Ada banyak julukan bagi gunung ini, mulai dari sarang UFO dan alien, peradaban yang telah lama hilang, makhluk aneh dari dunia lain, hingga tempat aliran sesat.

    Mengapa Gunung Shasta Istimewa?

    Gunung Shasta adalah stratovolcano atau gunung berapi gabungan, yang mencapai ketinggian 4.322 meter. Seperti gunung berapi lain dari jenis ini, gunung berapi tersebut memiliki bentuk kerucut yang lebih klasik, yang dibentuk oleh empat kerucut gunung berapi berbeda yang saling tumpang tindih. Hal ini menjadikannya landmark yang mencolok dan mudah terlihat, lengkap dengan permukaannya yang tertutup salju, serta merupakan lokasi ideal bagi pendaki gunung, pendaki, berkemah, dan pemain ski.

    Namun tempat ini juga telah lama menjadi tujuan wisata bagi pengunjung yang bertujuan spiritual dan mencari liburan yang tidak biasa. Setiap tahun, ribuan orang mengunjungi gunung ini dengan harapan dapat berkomunikasi dengan sesuatu di luar Bumi.

    Ada pemandu wisata dan tempat tertentu di gunung tersebut yang didedikasikan untuk meditasi dan aktivitas spiritual lainnya. Banyak juga sumber bacaan yang menawarkan berbagai teks berkaitan dengan metafisika tentang penyembuhan, getaran alam, kristal alami, penampakan malaikat, dan sebagainya, banyak di antaranya mengklaim memiliki hubungan dengan Gunung Shasta.

    Dianggap Tempat Suci

    Meskipun ada berbagai konspirasi modern yang terkait dengan Gunung Shasta, gunung ini telah lama menjadi situs suci bagi banyak suku pribumi. Masyarakat adat mempunyai klaim lama atas gunung tersebut dan sejarahnya. Artefak yang ditemukan di wilayah tersebut menunjukkan bahwa manusia telah tinggal di wilayah tersebut setidaknya selama 9.000 tahun, menjadikannya salah satu wilayah yang paling lama dihuni di negara ini.

    Suku -suku yang tinggal di sekitar gunung saat ini antara lain suku Shasta, Wintu, Achomawi, Atsugewi, Moduc, dan Klamath. Menurut cerita tradisional mereka, gunung tersebut dihuni oleh berbagai makhluk halus dan penjaga. Salah satunya adalah arwah Chief Skell yang konon turun ke puncak gunung dari surga. Selama konfliknya dengan roh primordial lain dari ‘Dunia Bawah’, Chief Skell menyebabkan berbagai letusan di lereng gunung dan sekitarnya.

    Tokoh adat terkemuka lainnya, seperti G’mokumk yang berarti Sang Pencipta, konon tinggal di gunung tersebut. Menurut masyarakat Moduc, tulang belulang nenek moyang mereka yang telah lama meninggal dikuburkan di gunung tersebut. Mereka juga percaya bahwa makhluk yang dikenal sebagai matah kagmi atau kaki besar, menghuni dan melindungi hutan di sekitarnya. Ada kemungkinan legenda kuno ini dan tempat-tempat keramat yang terkait mengilhami beberapa kepercayaan kontemporer tentang gunung tersebut.

    Kota Cahaya yang Hilang

    Salah satu cerita terkini tentang Gunung Shasta adalah bahwa gunung ini adalah rumah bagi kota bernama Telos yang berada di bawah tanah dan sangat maju. Telos dijuluki sebagai Kota Cahaya yang dihuni oleh suku Lemurian. Orang-orang ini merupakan keturunan manusia atau makhluk humanoid yang pernah hidup di benua Lemuria yang hilang .

    Jika kalian mengira penamaan Lemuria berasal dari hewan bernama ‘lemur’, kalian benar. Menurut catatan di abad ke-19, pernah ada daratan luas yang lenyap ditelan perairan Samudra Hindia. Jika memang ada, daratan ini, Lemuria akan membantu menjelaskan mengapa fosil lemur ditemukan di Madagaskar dan India, namun tidak ditemukan di tempat lain di Afrika atau Timur Tengah.a

    Menurut mereka yang percaya, suku Lemurian kini meringkuk di bawah Gunung Shasta, benua yang tenggelam tersebut tidak hilang di bawah Samudra Hindia melainkan hilang di Pasifik ribuan tahun yang lalu. Mereka yang selamat dari bencana tersebut tinggal di bawah gunung tempat mereka membangun Kota Cahaya. Sejak saat itu, orang-orang mengaku melihat orang Lemurian berkeliaran di sekitar area tersebut. Konon mereka memiliki tinggi 2,1 meter, berambut panjang, dan mengenakan jubah putih serta sandal.

    Mereka juga dikatakan memiliki kemampuan psikis dan kekuatan super yang memungkinkan mereka bergerak melintasi ruang dan waktu. Terdengar seperti dongeng, namun menurut sebuah penelitian yang didanai pemerintah, 89% pengunjung gunung yang melakukan ziarah datang untuk beribadah atau berkomunikasi dengan makhluk yang hidup di bawah gunung.

    Roswell di Lereng Gunung

    Selain sebagai rumah bagi peradaban yang telah lama hilang, gunung ini juga disebut-sebut merupakan tempat pertemuan alien. Pada 12 Februari 2020, Gunung Shasta menjadi fokus perhatian internasional ketika orang-orang ramai memotret penampakan sesuatu diduga UFO raksasa yang menjulang di atas puncaknya.

    Namun jika diamati lebih dekat, UFO tersebut ternyata adalah awan lentikular. Awan ini sering kali terbentuk di lereng gunung dan bentuknya mirip UFO. Bagaimanapun, peristiwa ini tetap merupakan fenomena yang sangat duniawi dan bukan merupakan kunjungan dari planet lain.

    Selama beberapa dekade, sejumlah pengunjung gunung tersebut melaporkan berbagai pengalaman, penampakan, dan perjumpaan dengan makhluk luar angkasa. Kemungkinan besar gunung tersebut juga merupakan tempat kelahiran ‘agama’ UFO pertama, yakni aliran sesat ‘I AM Activity’ yang muncul tahun 1930an.

    Gerakan teosofis yang menggabungkan mistisisme dan spiritualisme dengan metafisika ini didirikan oleh Guy W Ballard dan istrinya Edna Anne Wheeler Ballard, dan menjadi landasan bagi banyak agama New Age abad ke-20 lainnya. Pada intinya, aliran sesat ini memadukan agama Kristen dan mistisisme dengan nasionalisme. Meski akhirnya tidak dikenal, gerakan tersebut masih ada hingga saat ini.

    Selain itu, masih banyak lagi keanehan dan cerita fantasi terkait dengan Gunung Shasta, termasuk misteri lubang setinggi 18 meter yang menghilang yang mungkin diciptakan oleh orang-orang yang mencari Telos.

    Namun fakta bahwa gunung ini merupakan tempat berkumpulnya banyak klaim spiritual dan teori konspirasi yang berbeda, menunjukkan bahwa Gunung Shasta tak hanya memiliki pemandangan menakjubkan tetapi juga merupakan sebuah demonstrasi bagaimana New Ageisme menyatukan semua hal tersebut tanpa mempedulikan keaslian, fakta, atau legitimasinya.

    (rns/rns)

  • Unik, Ribuan Makam Islam Kuno di Sudan Disusun Menyerupai Galaksi

    Unik, Ribuan Makam Islam Kuno di Sudan Disusun Menyerupai Galaksi

    Jakarta

    Para arkeolog di Sudan timur menemukan ribuan makam Islam abad pertengahan yang disusun dalam pola menyerupai galaksi. Penguburannya tampaknya berkumpul di sekitar satu makam yang menjadi pusat atau induknya dan dianggap sangat penting.

    Pemakaman ini ditemukan pada Juli di negara bagian Kassala. Tim peneliti internasional menggunakan citra satelit dan kerja lapangan untuk mengidentifikasi lebih dari 10 ribu makam yang tersebar di area seluas 4.144 meter persegi lebih. Temuan ini dipublikasikan di jurnal ilmiah PLOS One.

    “Dengan mata telanjang, jelas bahwa makam-makam yang bergerombol itu dikondisikan oleh lingkungan, namun makna yang lebih dalam mungkin tersirat dalam penataan ruangnya,” kata penulis utama studi Stefano Costanzo, arkeolog di University of Naples L’Orientale dikutip dari Live Science.

    Costanzo dan rekan-rekannya menggunakan proses Neyman-Scott Cluster, sebuah model yang awalnya dikembangkan untuk mempelajari pola spasial bintang dan galaksi untuk menganalisis penguburan dan menentukan lokasinya.

    Jenis makam yang tercatat termasuk qubba yang menarik secara visual, yang sejarah dan desain arsitekturnya menjadi bahan perdebatan, dan tumuli batu yang merupakan struktur relatif sederhana, tersebar luas di seluruh prasejarah dan sejarah Afrika.

    Analisis tersebut mengungkapkan enam kelompok dengan sub-kelompok penguburan yang bersarang di dalamnya. Para peneliti berpendapat bahwa makam induk, yang mirip dengan pusat galaksi, adalah makam tua yang memiliki makna budaya, dan makam yang lebih muda menyebar di sekelilingnya seperti bintang di cakram galaksi.

    Foto: Plos One

    “Pemakaman yang lebih tua dan lebih besar ini cenderung terkonsentrasi di lokasi yang menguntungkan dengan bahan bangunan yang tersedia,” kata penelitian tersebut.

    Menurut peneliti, masyarakat seminomaden Beja mungkin menjadikan kuburan tersebut sebagai kuburan suku atau keluarga. Suku Beja telah menghuni wilayah tersebut setidaknya selama 2.000 tahun, meskipun kelompok lain telah menetap di wilayah tersebut sebelum mereka.

    Para peneliti berharap penemuan ini akan menjelaskan sejarah kelompok tersebut. “Kebanyakan sarjana modern harus memanfaatkan referensi yang tersebar dalam teks sastra untuk menulis sejarah Beja, dan hasilnya kurang memuaskan,” kata Giovanni Ruffini , seorang sejarawan di University of Fairfield yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

    Jauh dari letaknya yang acak di lanskap Sudan, penempatan gundukan kuburan tersebut mungkin dipengaruhi oleh faktor geologis dan sosial, demikian menurut pernyataan tersebut.

    Rekan penulis studi Habab Idriss Ahmed, seorang arkeolog di Sudanese National Corporation for Antiquities and Museums yang memimpin kerja lapangan tim, mengatakan, “Studi semacam ini dapat menambah banyak informasi bagi kami sebagai arkeolog. Ini memberi kami banyak informasi mengenai luas wilayah yang diperluas oleh monumen pemakaman ini.”

    Foto: Plos One

    Para arkeolog lokal, yang terkadang bekerja sama dengan para cendekiawan dari tempat yang jauh, telah lama mempelajari Kassala. Namun, kurangnya infrastruktur dan lokasi terpencil di wilayah tersebut membuat sejarah budayanya belum sepenuhnya terungkap.

    “Saya pikir Sudan bagian timur, secara keseluruhan, layak mendapat pengakuan lebih secara resmi, tidak hanya dalam arti melindungi situs-situs dari penambangan emas, tapi bahkan mungkin untuk dicantumkan sebagai situs warisan resmi. Itu akan menjadi hasil yang sangat besar untuk penelitian semacam ini,” kata Costanzo.

    Di luar gundukan kuburan yang baru didokumentasikan, Sudan adalah rumah bagi kekayaan arkeologi, termasuk monumen pemakaman dan sisa-sisa peradaban kuno Lembah Nil. Kota Meroe, misalnya, adalah rumah bagi piramida menakjubkan berusia ribuan tahun yang berdiri setinggi 30 meter.

    Dan, awal tahun 2021, tim peneliti terpisah menemukan sebuah katedral abad pertengahan yang sangat besar di Sudan utara. Sebagai bagian dari Makuria, sebuah kerajaan dongeng Nubia yang sebagian besar telah dilupakan, gereja tersebut kemungkinan besar berfungsi sebagai pusat kekuasaan Kristen sekitar 1.000 tahun yang lalu, kata arkeolog Arthur Obluski.

    Ia menambahkan bahwa kerajaan tersebut menghentikan kemajuan Islam di Afrika selama beberapa ratus tahun, bahkan ketika umat Islam menaklukkan setengah dari Kekaisaran Bizantium.

    [Gambas:Youtube]

    (rns/rns)