agama: Kristen

  • Sosok Ivan Sugianto yang Ditangkap di Bandara Diduga Palsu, Pengamat: Kelihatannya Memang Bukan

    Sosok Ivan Sugianto yang Ditangkap di Bandara Diduga Palsu, Pengamat: Kelihatannya Memang Bukan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Video viral detik-detik penangkapan Ivan Sugianto oleh Aparat Polrestabes Surabaya dinilai janggal oleh warga net. 

    Diketahui, Ivan Sugianto ialah pelaku intimidasi terhadap EN, salah satu siswa SMA Kristen (SMAK) Gloria 2, Surabaya, Jawa Timur.

    Dalam video yang beredar di media sosial, Ivan dengan tangan terborgol tengah berjalan didampingi aparat di terminal kedatangan kedatangan Bandar Udara Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (14/11/2024) pukul 16.00 WIB.

    Pengamat sekaligus pakar hukum tata negara, Refly Harun, turut merespons terkait video viral itu. 

    Ia sependapat dengan netizen yang menilai ada perbedaan orang yang ditangkap dengan sosok Ivan Sugianto.

    Bahkan, ada yang menyebut bahwa sosok tersebut seorang stuntman, yang sengaja menggantikan Ivan ketika ditangkap. 

    “Oleh para netizen dikatakan yang ditangkap itu bukan Ivan. Dan setelah saya perhatikan, kelihatannya memang bukan Ivan,” ujar Refly seperti dikutip Youtube Channel-nya yang tayang pada Jumat (15/11/2024). 

    Ia sulit memercayai jika polisi melakukan salah tangkap. 

    Namun, jika seandainya ada unsur kesengajaan atau ada setting-an dalam penangkapan itu, Refly meminta agar oknum polisi yang terlibat benar-benar ditindak. 

    “Ini kalau lagi-lagi ada permainan, aduh ampun deh kalau kita bilang oknum tapi dia bisa duduk di Polresta tersebut ya. Ini harus bener-bener ditindak,” katanya. 

    Secara sepintas, Refly menilai ada perbedaan dari sosok yang ditangkap di bandara dengan Ivan Sugianto. 

    Ia lalu membandingkan dua foto orang yang ditangkap dengan Ivan Sugianto.

    “Kalau saya lihat sepintas dari gambar saja memang tidak sama orangnya. Sepintas. coba kita lihat, (Ivan Sugianto) terlihat mapan, tapi yang ditangkap itu tidak terlihat mapan.”

    “Cukurannnya beda. Kalau (Ivan) rapi kelihatan di salon kalau yang satunya cukurannya kurang rapi ya panjang. Badannya pun agak beda. Ivan hampir enggak ada alisnya sementara orang (yang ditangkap) ini beralis,” jelasnya. 

    Ditetapkan tersangka

    Ivan Sugianto, pria yang mengintimidasi siswa di depan SMA Kristen Gloria 2 Surabaya ditetapkan sebagai tersangka. Dia ditangkap ketika berada di Bandara Internasional Juanda Sidoarjo.

    Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto mengatakan, penetapan tersangka kepada Ivan dilakukan setelah penyidik meminta keterangan dari 11 orang saksi.

    “Kalau kemarin ada delapan saksi yang kami periksa, hari ini sampai maqrib ada 11 saksi yang diperiksa,” kata Dirmanto ketika konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (14/11/2024).

    “Kemudian setelah memeriksa 11 saksi tersebut, penyidik dari Polrestabes Surabaya melakukan gelar perkara. Setelah selesai saudara I (Ivan) sudah dinyatakan sebagai tersangka,” tambahnya.

    Selanjutnya, kata Dirmanto, aparat kepolisian langsung menangkap Ivan saat berada di Bandara Juanda Sidoarjo. Namun, dia tak menjelaskan alasan tersangka berada di lokasi tersebut.

    “Tadi sekitar pukul 16.00 WIB, saudara I oleh penyidik ditangkap di Bandara Juanda, Sidoarjo. Sementara itu updatenya nanti kalau ada perkembangan berikutnya, kami sampaikan,” ujarnya.

    Dirmanto belum menyebutkan pasal yang dikenakan terhadap tersangka.

    “Ditunggu dulu ya, nanti ya, nanti setelah diperiksa tersangkanya ini, nanti baru akan kami update lengkap,” tutupnya.

    Diberitakan sebelumnya, peristiwa tersebut berawal ketika siswa SMA Kristen Gloria 2, EN, mengejek lawan basketnya dari sekolah lain, EL, rambutnya seperti anjing.

    Kemudian, EL bersama dengan sejumlah pria dewasa mendatangi SMA Kristen Gloria 2 pada Senin (21/10/2024). Pemuda tersebut berniat menemui EN di waktu pulang sekolahnya.

    “Ya kejadianya (siswa diintimidasi) di tenda-tenda itu (depan sekolah) pas di situ,” kata salah satu petugas keamanan SMA Kristen Gloria 2 saat ditemui di lokasi, Rabu (13/11/2024).

    Lalu, orangtua EL, IV langsung membentak korban dan menyuruhnya meminta maaf karena mengejek anaknya. Selain itu, pria tersebut juga meminta EN bersujud serta menggonggong.

    Sejumlah guru, petugas keamanan, serta bhabinkamtibmas mendatangi sumber keributan tersebut.

    Mereka berniat untuk meredam amarah IV yang masih membentak EN. Selanjutnya, SMA Kristen Gloria 2 melalui salah seorang guru kemudian membawa kejadian itu ke jalur hukum. 

    Aduan itu bernomor LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

  • Hotman Paris Siap Bantu Ira Maria yang Anaknya Dipaksa Menggonggong Ivan Sugianto

    Hotman Paris Siap Bantu Ira Maria yang Anaknya Dipaksa Menggonggong Ivan Sugianto

    Surabaya (beritajatim.com) – lbunda Ethan, lra Maria mengaku sakit hati melihat sang anak diperlakukan tidak manusiawi oleh Ivan Sugianto di SMA Kristen Gloria Surabaya. Hotman Paris dalam akun Instagramnya pun mengaku siap membantu.

    “Hari saya terluka, hati saya sakit. Saya hancur, saya merasa gagal menyaksikan anak saya berlutut dan menggonggong di depan Excel,” ujar Ira Maria dalam unggahan video Instagram di akun (et) hotmanparisofficial.

    Melihat perlakuan tersebut hingga dilakukan di depan banyak orang, Ira tampak tak dapat membendung rasa sakit hatinya. Bahkan, saat kejadian berlangsung, ia mengaku sempat pingsan dan dibawa ke rumah sakit.

    “Tenang, Bu. Tim Hotman Paris 911 siap bantu, Ibu,” tulis pengacara Kondang tersebut.

    Tangkapan layar akun @hotmanparisofficial

    Terlepas dari itu, banyak warganet yang pro kontra dengan hal tersebut.

    “Respon ayah Ivan memang tidak dibenarkan, tapi kan anak-mu juga mulutnya kaya samp*h, bullying tidak
    dibenarkan apa pun bentuknya. Kita tidak pernah tahu efek jangka panjang dari bullying jadi jangan sok power!!,” komen (et) mary***.

    Hal senada juga dikatakan (et) fitri. Menurutnya anak Ira juga salah karena telah melakukan Bullying.

    “Ingat loh jangan lindungi pelaku bullying, masa temennya dikatain mirip pudel, kan itu gukguk. Sama ajah gada yang bener jangan merasa paling terdzalimi,” ujarnya.

    Salah satu warganet pun turut memberikan komentar, di mana kalau tidak ada api tidak mungkin ada asap.

    “Coba tanya dulu anak ibu hal bully apa yang di lakukan oleh anak ibu ke anaknya bapak Ivan, kalo emang kelakuan bully anak ibu melebihi ke anak nya pak ivan gimana? Gimana juga perasaan istrinya Pak Ivan pas anaknya dibully, misalnya anak ibu dilaporkan ke terali besi ke Pak Ivan karena pembullyan gimana gak lebih sakit,” ujar (et) adit***. (fyi/ted)

  • Dies Natalis ke-68, UKSW Persembahkan Wayang Kolaborasi Rama Tambak Sabtu Besok – Espos.id

    Dies Natalis ke-68, UKSW Persembahkan Wayang Kolaborasi Rama Tambak Sabtu Besok – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Pergelaran Wayang Kolaborasi UKSW di Alun-Alun Pancasila Salatiga, Sabtu (16/11/2024) pukul 18.30 WIB hingga Minggu (17/11/2024) dini. (Istimewa)

    Esposin, SALATIGA – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-68 bertema “Berdampak Bagi Dunia,” Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Salatiga mempersembahkan  pergelaran seni tradisional istimewa,  Wayang Kolaborasi dengan lakon “Rama Tambak.”

    Acara spektakuler ini digelar untuk umum di Alun-Alun Pancasila Salatiga pada Sabtu (16/11/2024), pukul 18.30 hingga Minggu (17/11/2024) dini hari pukul 03.30 WIB.

    Promosi
    Waspada Penipuan, Ini Cara Bedakan BRImo FSTVL yang Asli dan Palsu!

    Menghadirkan dalang tersohor Ki Mulyono Purwo Wijoyo dari Klaten yang akan menuturkan kisah cinta dan pengorbanan Ramawijaya dan Dewi Sinta, cerita ini berawal dari penculikan Dewi Sinta oleh Rahwana. 

    Demi menyatukan kembali cinta mereka, Ramawijaya berjuang menghubungkan Pancawati dan Alengka dengan membangun tambak, dibantu oleh pasukan kera yang setia. Alunan gamelan dan rombongan pengrawit dari Klaten, berjumlah 30 orang, siap membawa penonton pada suasana magis, penuh makna, dan sarat kearifan lokal.

    Tak hanya menyuguhkan wayang, acara ini juga dimeriahkan dengan kolaborasi seni dari tokoh-tokoh ternama, seperti Niken Salindry, Cak Slendro, dan Cak Andik, yang turut memperkaya pagelaran dengan sentuhan kreatif dan gaya kekinian.

    Selain wayang, beragam tari tradisional dari berbagai daerah turut memperkaya suasana. Di antaranya adalah Tari Soyong yang akan disuguhkan oleh Sanggar Tari Sekar Rinonce dan Tari Piring oleh siswa SD Kristen Satya Wacana. Tak ketinggalan, Tari Enggang yang akan ditampilkan oleh mahasiswa Perhimpunan Keluarga Kalimantan Salatiga (Perkkasa) dan Tari Gambyong oleh Sanggar Seni Rama Wijaya.

    Para penonton juga akan dimanjakan dengan aneka kuliner khas dan produk unggulan dari berbagai UMKM Salatiga yang akan turut hadir, memperkaya suasana dengan cita rasa lokal. Tak ketinggalan sajian produk inovasi fakultas UKSW yang turut meramaikan stand UMKM.

    Koordinator Pementasan Wayang Amrih Gunarto, S.Sn., M.Pd., mengungkapkan bahwa acara ini bertujuan tak hanya untuk menghibur, namun juga untuk mengapresiasi seni sebagai media pembelajaran dan nilai-nilai luhur. 

    “Ini adalah panggung apresiasi seni, sarana hiburan, dan wadah tuntunan yang bermakna, sekaligus mencerminkan semangat UKSW yang berdampak bagi masyarakat luas,” ujarnya seperti dikutip dari rilis.

    Mari, semarakkan malam seni tradisi yang penuh makna ini, dan rasakan harmoni budaya dalam Pagelaran Wayang Kolaborasi “Rama Tambak.” Jangan lewatkan kesempatan langka ini untuk menikmati karya seni dari para seniman ternama dan para penari muda berbakat, serta mendukung produk lokal bersama UKSW.

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.

  • Ivan Sugianto Masuk Sel Polrestabes Bersama Bromocorah Kakap Surabaya

    Ivan Sugianto Masuk Sel Polrestabes Bersama Bromocorah Kakap Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Ivan Sugianto alias IV, tersangka kasus menyuruh paksa siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya sujud dan menggonggong terancam hukuman penjara selama 3 tahun.

    Ivan Sugianto saat ini di tahan di rumah tahanan (rutan) Mapolrestabes Surabaya. Ivan dipersangkakan perlindungan anak Pasal 80 ayat 1 UU perlindungan anak, Dan atau Pasal 335 ayat 1 butir 1 KUHAP.

    “Setelah penyidik melakukan pemeriksaan 3 jam, tersangka langsung dilakukan penahanan,” terang Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto ketika konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, pada Kamis (14/11/2024) petang hari.

    Dirmanto merinci, bahwa tersangka Ivan ini telah melanggar undang undang (UU) terkait perlindungan anak. Lantaran aksinya yang amoral memaksa sujud dan menggonggong siswa inisial “EN”, asal sekolah SMA Kristen 2 Gloria Surabaya.

    “Pasal yang disangkakan di sini, Pasal 80 ayat 1 undang-undang (UU) perlindungan anak dan atau Pasal 335 ayat 1 butir 1 KUHP ancaman hukumannya 3 tahun penjara,” tegas Kombes Pol Dirmanto.

    Lantaran polemik ini bermula dari kekerasan anak dari kasus bullying. Dirmanto mengimbau kepada setiap orang tua (wali siswa), agar ketika menghadapi hal serupa dapat menyelesaikannya dengan kepala dingin.

    “Tentunya kami menghimbau kepada masyarakat apabila anaknya itu berseteru dengan anak ya kasus anak dengan anak ini monggo diselesaikan dengan kepala dingin ya, kalau antar sekolah A dengan sekolah B monggo diselesaikan dengan dingin. Baik itu sekolahnya baik itu orang tuanya ya, tidak perlu marah-marah dan tidak perlu Malah menambahi memanas suasana ya,” ucap dia.

    “Sekali lagi Mari kita bersama-sama jaga anak-anak kita ya karena sekarang di era media sosial ini cepat sekali menyebar dan berhati-hati jangan membully karena bisa dipidana,” imbuhnya.

    Diketahui, Ivan Sugiamto sebelumnya dilaporkan karena membuat kegaduhan dan menyuruh siswa EN sekolah SMA Kristen Gloria 2 Surabaya sujud dan menggonggong. Dilatarbelakangi oleh olok-olok anaknya berinisial EL dangan siswa EN.

    Kemudian Ivan hari ini Kamis (14/11), ditangkap oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya di Bandara Internasional Juanda Sidoarjo. Dan menjalani pemeriksaan selama 3 jam, terpisah dengan 11 saksi lain. (rma/ted)

  • Hotman Paris Siap Bantu Ira Maria yang Anaknya Dipaksa Menggonggong Ivan Sugianto

    Hukum Karma, Ivan Sugiamto Diteriaki Sujud dan Menggonggong oleh Napi

    Surabaya (beritajatim.com) – Seperti kena hukum karma, Ivan Sugiamto diteriaki napi Polrestabes Surabaya saat pertama kali menginjakan kaki di tahanan, Kamis (14/11/2024).

    Teriakan itu terdengar hingga lapangan Gedung Anindita Polrestabes Surabaya. Setelah terdengar teriakan dari para napi, sejumlah anggota Polrestabes Surabaya langsung menuju sel tahanan agar situasi kembali kondusif.

    “Sujud, sujud, menggonggong!!,” teriakan napi Polrestabes Surabaya.

    Teriakan itu hanya berlangsung sebentar sampai terdengar kembali suara para napi bershalawat secara jamaah.

    “Biasa itu, sambutan kalau ada tahanan baru,” tutur salah satu petugas yang berada di luar.

    Diketahui, Ivan Sugiamto pengusaha hiburan malam di Surabaya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kekerasan terhadap anak lantaran menyuruh siswa SMA Kristen Gloria 2 berinisial EN untuk sujud dan menggonggong.

    Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, polisi memeriksa 11 saksi. Setelah gelar perkara Ivan ditetapkan sebagai tersangka dan dijemput petugas kepolisian di Bandara Juanda.

    Begitu diamankan di bandara Juanda, Ivan lantas dibawa ke kantor Polrestabes Surabaya. Sebelum dipindahkan ke sel tahanan Polrestabes Surabaya, Ivan sempat diperiksa di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya selama 3 jam. Setelah diperiksa, Ivan yang sudah memakai baju warna orange lalu digelandang ke tahanan. (ang/but)

  • Batu Tertua Berisi 10 Perintah Allah Bakal Dilelang, Segini Nilainya

    Batu Tertua Berisi 10 Perintah Allah Bakal Dilelang, Segini Nilainya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Prasasti tertua yang diketahui bertuliskan Sepuluh Perintah dari Perjanjian Lama diperkirakan akan terjual hingga US$2 juta atau sekitar Rp31,8 miliar saat dilelang bulan depan.

    Menurut pernyataan pers oleh Sotheby’s, yang akan melelang tablet tersebut di New York bulan depan, batu tersebut dijual kepada seorang sarjana pada tahun 1943.

    Orang yang tidak disebutkan namanya ini “mengenalinya sebagai Dasa Titah Samaria yang penting yang memuat ajaran-ajaran ilahi yang menjadi inti dari banyak agama, yang mungkin awalnya dipajang di sinagoge atau tempat tinggal pribadi,” kata pernyataan itu, seperti dikutip CNN International, Kamis (14/11/2024).

    Samaritanisme adalah agama monoteistik kuno yang didasarkan pada lima kitab pertama Perjanjian Lama. Meskipun terkait dengan Yudaisme, Samaritanisme menganggap Gunung Gerizim – di Tepi Barat modern – sebagai tempat tinggal Yahweh, bukan Gunung Sion.

    Lempengan batu tersebut, yang berasal dari sekitar 1.500 tahun yang lalu pada era Romawi-Bizantium Akhir, merupakan artefak luar biasa dari dunia kuno yang sempat terlupakan selama ratusan tahun.

    Dengan berat 115 pon dan tinggi dua kaki, batu tersebut ditemukan pada tahun 1913 selama penggalian untuk jalur kereta api baru di bagian selatan yang saat ini merupakan Israel.

    Batu tersebut ditemukan di dekat situs sinagoge, masjid, dan gereja kuno dan bertuliskan 10 hukum Alkitab dalam aksara Paleo-Ibrani. Meskipun demikian, signifikansi penemuan tersebut tidak sepenuhnya dihargai dan batu tersebut terus digunakan sebagai paving di luar rumah seseorang selama tiga dekade.

    Foto: Prasasti batu tertua yang memuat Sepuluh Perintah Allah dapat terjual hingga $2 juta dalam lelang pada bulan Desember. (Dok. Sotheby’s via CNN Internasional)
    Prasasti batu tertua yang memuat Sepuluh Perintah Allah dapat terjual hingga $2 juta dalam lelang pada bulan Desember. (Dok. Sotheby’s via CNN Internasional)

    Prasasti tersebut ditempatkan menghadap ke atas dan terbuka untuk dilalui banyak pejalan kaki, sehingga tulisannya semakin memudar. Beruntung lempengan tersebut secara historis akhirnya diakui dan dilestarikan.

    Sotheby’s menjelaskan lempengan tersebut awalnya berada kemungkinan besar telah dihancurkan oleh invasi Romawi tahun 400-600 M atau sebagai akibat dari Perang Salib pada akhir abad ke-11.

    Dalam klip video pendek tentang penjualan tersebut, rumah lelang tersebut menggambarkan Sepuluh Perintah dalam Kitab Keluaran sebagai “landasan hukum dan moralitas” dan “teks dasar peradaban Barat.”

    Batu tersebut menampilkan 20 baris teks, yang mengikuti ayat-ayat dari Alkitab, yang umum dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Namun, hanya sembilan dari 10 perintah dari Kitab Keluaran yang disertakan, yang hilang adalah: “Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan.” Sebagai gantinya, ada petunjuk baru untuk beribadah di Gunung Gerizim.

    Richard Austin, kepala buku dan manuskrip global Sotheby’s, mengatakan dalam pernyataan pers: “Papan yang luar biasa ini bukan hanya artefak bersejarah yang sangat penting, tetapi juga hubungan nyata dengan kepercayaan yang membantu membentuk peradaban Barat. Menemukan bagian warisan budaya bersama ini berarti melakukan perjalanan melintasi ribuan tahun dan terhubung dengan budaya dan kepercayaan yang diceritakan melalui salah satu kode moral paling awal dan paling abadi dari umat manusia.”

    Lelang akan berlangsung pada tanggal 18 Desember, tetapi tablet tersebut akan tersedia untuk dilihat di ruang pamer pelelangan di New York mulai tanggal 5 Desember.

    Tahun lalu, Alkitab Ibrani berusia lebih dari 1.000 tahun terjual seharga US$38,1 juta di Sotheby’s di New York. Codex Sassoon, yang berasal dari akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10, digambarkan sebagai “salah satu teks terpenting dan unik dalam sejarah manusia.”

    (dce)

  • Ivan Sugiamto Diduga Dekat dengan Pejabat, Polda Enggan Komentar

    Ivan Sugiamto Diduga Dekat dengan Pejabat, Polda Enggan Komentar

    Surabaya (beritajatim.com) – Ivan Sugiamto alias IV, seorang terlapor kasus menyuruh siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya sujud dan menggonggong, diduga mempunyai relasi dekat dengan aparat kepolisian di Surabaya.

    Hal itu terungkap melalui isu beredar di berbagai jaringan media sosial. Mulai dari foto Ivan bersama pejabat Polrestabes Surabaya, sampai potret dirinya yang berada di salah satu ruangan markas polisi, hingga ia diduga menjadi makelar kasus (‘MarKus’) penanganan judi online (judol).

    Pihak kepolisian Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto dalam konferensi pers enggan berkomentar, mengenai dugaan tersebut. Dirmanto mengungkap, ia meminta media untuk fokus pada kasus intimidasi yang dilakukan Ivan.

    “Jadi gini mbak ya mas media sekalian, kita fokus pada penanganan kasus ini. Jadi jangan digiring kemana-mana,” papar Dirmanto dalam konferensi pers, di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (14/11).

    Dirmanto meminta jurnalis dan media untuk fokus dan tidak membahas hal lain di luar perkara Ivan.

    “Kita fokus terkait dengan penanganan perkara ini ya kan. Sekali lagi kita fokus terkait penanganan ini. Sehingga saya minta tolong rekan-rekan juga fokus, jangan lewat sana lewat sini, fokus aja sama perkara penanganan ini,” ucapnya.

    Diberitakan sebelumnya, Ivan Sugiamto saat ini ditetapkan tersangka oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya. Dia dilaporkan melakukan intimidasi perundungan ke salah satu siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya yang berinisial EN pada 21 Oktober 2024.

    Ivan melakukan menyuruh paksa EN untuk sujud dan menggonggong. Karena dirinya tidak terima kepada EN, yang diduga sudah bercanda menyebut rambut anak Ivan, yakni EL, bak anjing ras pudel. [ama/but]

  • Pria yang Intimidasi Siswa SMA di Surabaya Ditangkap dan Jadi Tersangka
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 November 2024

    Pria yang Intimidasi Siswa SMA di Surabaya Ditangkap dan Jadi Tersangka Surabaya 14 November 2024

    Pria yang Intimidasi Siswa SMA di Surabaya Ditangkap dan Jadi Tersangka
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Ivan Sugianto, pria yang mengintimidasi siswa di depan SMA Kristen Gloria 2
    Surabaya
    ditetapkan sebagai tersangka. Dia ditangkap ketika berada di Bandara Internasional Juanda Sidoarjo.
    Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Dirmanto mengatakan, penetapan tersangka kepada Ivan dilakukan setelah penyidik meminta keterangan dari 11 orang saksi.
    “Kalau kemarin ada delapan saksi yang kami periksa, hari ini sampai maqrib ada 11 saksi yang diperiksa,” kata Dirmanto ketika konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (14/11/2024).
    “Kemudian setelah memeriksa 11 saksi tersebut, penyidik dari Polrestabes Surabaya melakukan gelar perkara. Setelah selesai saudara I (Ivan) sudah dinyatakan sebagai tersangka,” tambahnya.
    Selanjutnya, kata Dirmanto, aparat kepolisian langsung menangkap Ivan saat berada di Bandara Juanda Sidoarjo. Namun, dia tak menjelaskan alasan tersangka berada di lokasi tersebut.
    “Tadi sekitar pukul 16.00 WIB, saudara I oleh penyidik ditangkap di Bandara Juanda, Sidoarjo. Sementara itu updatenya nanti kalau ada perkembangan berikutnya, kami sampaikan,” ujarnya.
    Dirmanto belum menyebutkan pasal yang dikenakan terhadap tersangka.
    “Ditunggu dulu ya, nanti ya, nanti setelah diperiksa tersangkanya ini, nanti baru akan kami
    update
    lengkap,” tutupnya.
    Diberitakan sebelumnya, peristiwa tersebut berawal ketika siswa SMA Kristen Gloria 2, EN, mengejek lawan basketnya dari sekolah lain, EL, rabutnya seperti anjing.
    Kemudian, EL bersama dengan sejumlah pria dewasa mendatangi SMA Kristen Gloria 2 pada Senin (21/10/2024). Pemuda tersebut berniat menemui EN di waktu pulang sekolahnya.
    “Ya kejadianya (siswa diintimidasi) di tenda-tenda itu (depan sekolah) pas di situ,” kata salah satu petugas keamanan SMA Kristen Gloria 2 saat ditemui di lokasi, Rabu (13/11/2024).
    Lalu, orangtua EL, IV langsung membentak korban dan menyuruhnya meminta maaf karena mengejek anaknya. Selain itu, pria tersebut juga meminta EN bersujud serta menggonggong.
    Sejumlah guru, petugas keamanan, serta bhabinkamtibmas mendatangi sumber keributan tersebut. Mereka berniat untuk meredam amarah IV yang masih membentak EN.
    Selanjutnya, SMA Kristen Gloria 2 melalui salah seorang guru kemudian membawa kejadian itu ke jalur hukum. Aduan itu bernomor LPM/1121/X/2024/SPKT/POLRESTABES SURABAYA.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Via Video Ivan Sugiamto Akan Serahkan Diri, Polrestabes Surabaya: Belum Nongol

    Via Video Ivan Sugiamto Akan Serahkan Diri, Polrestabes Surabaya: Belum Nongol

    Surabaya (beritajatim.com) – Ivan Sugiamto alias IV, terlapor kasus menyuruh sujud dan menggonggong siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya berinisial EN memohon maaf dan bilang akan menyerahkan diri ke polisi melalui rekaman video, dilihat Kamis (14/11).

    Kendati Ivan Sugiamto bilang akan menyerahkan diri ke polisi. Namun Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto, mengungkapkan sampai saat ini kepolisian belum melihat adanya video tersebut.

    “Belum, belum tau (terkait video tersebut). Nanti dikabari kalau ada perkembangan ya,” terang Aris dikonfirmasi.

    Untuk itu, Aris menambahkan kalau terlapor Ivan saat ini  juga belum menyerahkan diri. Kata dia, ia akan memberi update informasi yang lebih lanjut.

    “Sampai saat ini belum ada, nanti perkembangan kami kabari,” ucap dia.

    Berikut penyataan lengkap Ivan Sugiamto melalui video berdar dalam durasi 2 menit 34 detik dilihat beritajatim.com :

    “Saya Ivan Sugiamto sebagai orang tua dari Excel, saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya. Dan saya benar-benar menyesal atas perbuatan dan kegaduhan yang telah terjadi.

    Permintaan maaf ini saya sampaikan kepada SMAK Gloria 2, kepada orang tua siswa, terutama kepada Ethan, dan kedua orang tuanya.

    Serta, saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan dan arogansi yang telah saya perbuat.

    Selama ini saya lebih memilih diam. Saya lebih memilih untuk introspeksi diri atas perbuatan yang terjadi. Semoga Tuhan bisa mengabulkan saya. Semoga Tuhan bisa menjadikan saya menjadi manusia yang lebih baik.

    Saya akan segera menyerahkan diri ke Polrestabes Surabaya. Saya berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia terutama warga Surabaya. Saya berharap bisa mengampuni saya.

    Untuk istri dan anak saya, papa minta maaf, papa minta maaf atas perbuatan yang sudah membuat kalian malu.”

    Sementara diberitakan sebelumnya, penanganan perkara EN dan IV yang menyuruhnya sujud dan menggonggong ini, masih didalami Polrestabes Surabaya. Polisi telah memeriksa delapan orang.

    “Kita juga sudah melakukan pemeriksaan kepada saudara ‘IV’. Kemudian juga kepada ke dua belah pihak orang tua, juga sudah diperiksa. Guru-guru sudah diperiksa. Kurang lebih ada sekitar 8 orang yang sudah diperiksa pada tanggal 22 dan sampai sekarang,” kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Dirmanto saat konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (13/11) hari ini. (ted)

  • Raih Penghargaan dari AS, Dedikasi Guru Besar UKSW Profesor Yusak Diakui Dunia – Espos.id

    Raih Penghargaan dari AS, Dedikasi Guru Besar UKSW Profesor Yusak Diakui Dunia – Espos.id

    Perbesar

    ESPOS.ID – Prof. Rev. Yusak Budi Setyawan, S.Si., MATS, Ph.D., Guru Besar UKSW menerima penghargaan internasional Alumni Ministry and Service Recognition 2024. (Istimewa)

    Esposin, SALATIGA – Dunia pendidikan teologi Indonesia kembali berbangga atas prestasi Prof. Rev. Yusak Budi Setyawan, S.Si., MATS, Ph.D., Guru Besar Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) baru-baru ini. 

    Prof. Yusak menerima penghargaan internasional “Alumni Ministry and Service Recognition 2024” dari Anabaptist Mennonite Biblical Seminary (AMBS) yang berbasis di Elkhart, Indiana, Amerika Serikat.

    Promosi
    KPR BRI Property Expo 2024 Beri Kemudahan dan Keuntungan Bagi Calon Nasabah

    Penghargaan ini diberikan kepada Prof. Yusak pada Senin (11/11/2024-Eastern Time, Amerika Serikat) atau Selasa (12/11/2024-Western Indonesian Time), dalam ceremony yang diselenggarakan secara daring.

    Penghargaan ini merupakan penghargaan bergengsi yang diberikan kepada alumni dengan dedikasi luar biasa dalam pelayanan dan pengabdian di berbagai bidang, mencakup komunitas, lembaga pendidikan, serta organisasi akademik.

    “Penghargaan ini adalah anugerah yang tidak saya bayangkan sebelumnya,” ucap Prof. Yusak dengan nada rendah hati saat ditemui, Rabu (13/11/2024). “Selama ini, yang saya lakukan hanya menjalani panggilan saya sebagai dosen dan pendeta dengan riang gembira. Saya mengajar, meneliti, dan melayani dengan sepenuh hati, tanpa pernah memikirkan penghargaan,” ujarnya seperti dikutip dari rilis. 

    Sebagai seorang akademisi yang penuh dedikasi, Prof. Yusak bukan hanya seorang pendidik tetapi juga pemimpin. Di Indonesia, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi Indonesia (PERSETIA) dan dipercaya sebagai asesor oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT). 

    Di dunia internasional, beliau juga berkiprah sebagai konsultan dan expert pada lembaga-lembaga teologi ternama seperti M-21 di Basel, Swiss, dan ATESEA di Filipina. Komitmen Prof. Yusak terhadap pendidikan dan pelayanan teologi telah membawanya ke berbagai penjuru dunia, baik sebagai pembicara, peneliti, maupun konsultan.

    “AMBS adalah tempat yang sangat berkesan bagi saya. Di sana, saya menyelesaikan gelar Master of Arts in Theological Studies (MATS) hanya dalam waktu kurang dari satu tahun dari 2002 hingga 2003, padahal program biasanya membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun,” kenangnya.

    Ia mengaku pengalaman tersebut membentuk cara pandangnya terhadap pendidikan yang menyenangkan, mendukung, dan bebas dari persaingan egois. “Saya ingin menerapkan semangat akademik yang sama di UKSW, di mana dosen, staf, dan mahasiswa dapat tumbuh bersama dalam suasana yang penuh persaudaraan,” tambah Prof. Yusak.

    Melayani Tuhan dan Sesama

    Di balik setiap prestasi yang ia raih, Prof. Yusak juga memiliki prinsip hidup yang kuat. “Motivasi saya adalah melayani Tuhan dan sesama,” ungkapnya. Terlahir dari keluarga Kristen yang aktif dalam pelayanan gereja, beliau memiliki panggilan yang tulus untuk melayani melalui jalur pendidikan tinggi. 

    Bagi Prof. Yusak, pendidikan adalah cara paling efektif untuk melakukan transformasi masyarakat. 

    “Yesus dan Mahatma Gandhi pernah menyatakan bahwa perubahan masyarakat dimulai dari perubahan diri. Dengan pendidikan, kita bisa membentuk bukan hanya gereja, tetapi komunitas secara keseluruhan,” jelasnya.

    Motivasi pengabdiannya berpijak pada keyakinan bahwa pendidikan adalah sarana penting dalam proses transformasi masyarakat secara holistik, sejalan dengan apa yang diyakininya sebagai panggilan pelayanan yang utuh.

    Sebagai figur yang produktif di bidang publikasi, Prof. Yusak juga telah menghasilkan lebih dari 120 karya ilmiah yang mencakup artikel, buku, dan bab buku yang diterbitkan di jurnal nasional maupun internasional terkemuka. Karya-karyanya, seperti “The Clash of Imaginations on the Identity of the Messiah” dan “The Church and LGBTQ: Towards the Church as an Inclusive Communion of Disciples,” mencerminkan perspektif teologi kritis dan komitmen terhadap inklusivitas dalam gereja dan masyarakat. 

    Dengan beragam prestasi, penghargaan dari AMBS ini adalah yang ke-18 baginya. Bagi Prof. Yusak, penghargaan ini merupakan refleksi dari dukungan dan pengakuan terhadap dedikasinya dalam menciptakan dampak yang transformatif di berbagai konteks. 

    Penghargaan ini menjadi bukti nyata kontribusinya dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4 Pendidikan Berkualitas, nomor 16 Perdamaian, keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat. 

     

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram “Solopos.com Berita Terkini” Klik link ini.