agama: Kristen

  • Natal 2024 dinilai jadi momen umat Katolik-Kristen peduli pada sesama

    Natal 2024 dinilai jadi momen umat Katolik-Kristen peduli pada sesama

    Semoga pemerintah mau berpihak pada rakyat

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta menilai perayaan Natal 2024 yang bertema “Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem”, menjadi momen untuk mengajak umat Katolik dan Kristen peduli pada sesama penganut yang miskin dan menderita.

    “Betlehem itu adalah tempat kelahiran Yesus yang begitu sederhana, yaitu kandang domba. Tema ini, mau mengajak kita semua, khususnya umat Kristiani untuk mau solider dan peduli dengan sesama umat yang miskin dan menderita,” kata Pembimbing Masyarakat (pembimas) Katolik Kanwil Kemenag DKI Jakarta Antonius Sinaga saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Dia menjelaskan tema ini sejalan dengan arahan dasar Keuskupan Agung Jakarta pada 2025, yakni “Kepedulian Lebih Pada Yang Lemah dan Miskin”.

    Oleh karena itu, sambung Antonius, untuk mempersiapkan Natal, umat Katolik diajak oleh Gereja Keuskupan Agung Jakarta untuk merenungkan dan mewujudkan nilai-nilai keadilan dan cinta kasih sebagaimana diajarkan oleh Gereja Katolik.

    Adapun masa merenung tersebut berlangsung dalam empat pertemuan dan biasanya dilakukan empat pekan sebelum Natal.

    Lalu, berbicara harapan pada Natal 2024, dia berharap perayaan ini dapat membawa semangat solidaritas bagi seluruh masyarakat Indonesia.

    “Semoga Natal tahun ini, membawa suka cita dan semangat solidaritas bukan hanya bagi umat Katolik, tetapi membawa semangat baru dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” demikian Antonius.

    Sementara itu, salah satu pemeluk Katolik, Lauren (35) berharap pemerintah berpihak pada rakyat melalui berbagai kebijakan, termasuk yang akan dilaksanakan mulai 2025.

    Dia termasuk yang keberatan atas keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen karena hal itu dapat menaikkan harga berbagai jenis barang kebutuhan lainnya.

    “Semoga pemerintah mau berpihak pada rakyat, bukan ke pengusaha. Tarif PPN (pajak pertambahan nilai) naik jadi 12 persen itu memberatkan,” ujar wanita yang berdomisili di Jagakarsa, Jakarta Selatan itu.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pastikan Perayaan Natal Berlangsung Lancar, Wamendagri Bima Arya Tinjau Sejumlah Gereja di Bandung
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 Desember 2024

    Pastikan Perayaan Natal Berlangsung Lancar, Wamendagri Bima Arya Tinjau Sejumlah Gereja di Bandung Nasional 25 Desember 2024

    Pastikan Perayaan Natal Berlangsung Lancar, Wamendagri Bima Arya Tinjau Sejumlah Gereja di Bandung
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Dalam Negeri (
    Wamendagri
    )
    Bima Arya
    Sugiarto meninjau sejumlah gereja di Bandung, Jawa Barat (Jabar), Selasa (24/12/2024).
    Gereja tersebut adalah Gereja Katolik Katedral Santo Petrus Bandung dan Naposo Huria Kristen Batak Protestan (NHKBP) Bandung Riau Martadinata.
    Peninjauan itu merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto yang ingin memastikan pelaksanaan
    Natal
    2024 berlangsung aman, damai, dan lancar.
    Dalam peninjauan tersebut, Bima didampingi Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar.
    “Bapak Presiden Prabowo meminta seluruh jajaran Forkopimda bersama kepala daerah untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian ibadah Natal di seluruh Indonesia berjalan dengan aman, damai, dan tertib,” ujar Bima dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (25/12/2024).
    Bima menambahkan, Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap kelancaran perayaan Natal.
    Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk turut serta mengawasi seluruh fasilitas publik, termasuk rumah ibadah selama prosesi ibadah berlangsung.
    Pada kesempatan itu, Bima menyampaikan pesan kepada semua masyarakat tentang pentingnya merawat toleransi.
    Ia menekankan, perbedaan merupakan keniscayaan, tetapi keberagaman adalah sebuah keharusan.
    Maka dari itu, masyarakat diminta untuk terus menjaga kebersamaan dan memupuk persatuan.
    Bima juga berpesan agar perayaan Natal dapat menjadi spirit kebersamaan. Ia juga memastikan bahwa pemerintah akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, baik suka maupun duka.
    “Kami hadir di sini bersama Bapak Pj Gubernur (Jabar), Pak Panglima (TNI), Pak Kapolda, pimpinan DPRD, Kejaksaan, semua untuk memastikan semua berjalan dengan lancar, dan untuk menyampaikan selamat Hari Natal,” kata Bima.
    Bima pun mengapresiasi semua pihak yang telah terlibat dalam persiapan menyambut Natal.
    Menurut pantauannya selama di Bandung, pelaksanaan Natal akan berlangsung lancar dan damai.
    “Kami mengapresiasi kerja keras dari seluruh Forkopimda di seluruh Indonesia yang memastikan suasana damai sehingga sampai hari ini dan malam ini, perayaan serta ibadah Natal berjalan dengan tertib di seluruh Indonesia,” ucap Bima.
    Sebagai informasi, selama peninjauan, Bima tampak menyalami beberapa jemaah yang hadir. Tampak suasana hangat dan penuh kegembiraan terpancar dari raut wajah masyarakat yang merayakan Natal di dua gereja tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pastikan Ibadah Natal di RI Aman-Tertib

    Pastikan Ibadah Natal di RI Aman-Tertib

    Jakarta

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto meninjau sejumlah gereja di Bandung, Jawa Barat (Jabar), Selasa (24/12). Gereja tersebut yakni Gereja Katolik Katedral Santo Petrus Bandung dan Naposo Huria Kristen Batak Protestan (NHKBP) Bandung Riau Martadinata.

    Peninjauan itu dilakukan sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta seluruh jajarannya untuk dapat memastikan pelaksanaan Natal berlangsung aman, damai, dan lancar. Dalam peninjauan tersebut, Bima didampingi Penjabat (Pj.) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin beserta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar.

    “Hari ini Bapak Presiden Prabowo meminta seluruh jajaran Forkopimda bersama kepala daerah memastikan bahwa seluruh rangkaian ibadah Natal di seluruh Indonesia berjalan dengan aman, damai, dan tertib,” ujar Bima ujar Bima dalam keterangan tertulis, Rabu (25/12/2024).

    Bima menambahkan Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap kelancaran perayaan Natal. Presiden, tambah Bima, meminta semua pihak untuk turut serta mengawasi seluruh fasilitas publik, termasuk rumah ibadah selama prosesi ibadah tersebut berlangsung.

    Pada kesempatan itu, Bima menyampaikan pesan kepada semua masyarakat tentang pentingnya merawat toleransi. Ia menekankan perbedaan merupakan keniscayaan, tetapi keberagaman adalah sebuah keharusan. Karenanya, Bima mengajak semua pihak untuk terus menjaga kebersamaan dan memupuk persatuan.

    “Kami hadir di sini bersama Bapak Pj. Gubernur (Jabar), Pak Panglima, Pak Kapolda, Pimpinan DPRD, Kejaksaan, semua untuk memastikan semua berjalan dengan lancar, dan tentunya untuk menyampaikan Selamat Hari Natal,” ungkap Bima.

    Bima juga mengapresiasi persiapan semua pihak dalam menyambut Natal. Menurutnya, dalam pantauannya tersebut, pelaksanaan Natal berlangsung lancar dan damai.

    “Dan kami mengapresiasi kerja keras dari seluruh Forkopimda di seluruh Indonesia yang memastikan suasana damai, sehingga sampai hari ini, sampai malam ini, perayaan dan ibadah Natal berjalan dengan tertib di seluruh Indonesia,” tandasnya.

    (akd/ega)

  • Pengamanan Natal, Pj. Gubernur Jatim dan Kapolda Tinjau 2 Gereja di Surabaya

    Pengamanan Natal, Pj. Gubernur Jatim dan Kapolda Tinjau 2 Gereja di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Penjabat (Pj.) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto dan Pangkoarmada II Laksda TNI Ariantyo Condrowibowo meninjau kesiapan pengamanan Natal di dua gereja. Diantaranya Gereja Katolik Santo Vincentius A Paulo dan Gereja GPIB Jemaat Eben Haezer, Surabaya, Selasa (24/12/2024) malam.

    Setibanya di gereja, Forkopimda Jatim disambut hangat oleh romo hingga para jemaat gereja.
    Saat di Gereja Katolik Santo Vincentius A Paulo, Adhy memastikan bahwa telah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Jatim dan Pangkoarmada II agar bisa memberikan rasa aman dalam proses rangkaian ibadah Natal.

    “Pada kunjungan kali ini, kami hadir bersama Kapolda dan jajaran Forkopimda Jawa Timur, ingin menjadi bagian untuk bersama-sama memberikan rasa aman pada rangkaian Ibadah Natal,” ujarnya.

    Adhy pun menyampaikan bahwa Forkopimda Jatim telah merancang bagaimana skema pengamanan termasuk untuk mendukung kondusifitas perayaan Natal. Ia optimistis kondusifitas ini terjaga selama Natal dan Tahun Baru.

    “Terkait dengan pengamanan, kami pastikan bersama Kapolda melakukan pengamanan dengan baik sehingga jemaat bisa beribadah dengan khusuk dan damai,” katanya.

    Adhy juga optimis, keguyuban, harmoni, dan persaudaraan bisa terus terjalin dan terjaga baik, karena masyarakat Jawa Timur adalah masyarakat yang bisa menjaga harmonisasi antarsesama.

    “Semoga seluruh kekerabatan, harmoni dan persaudaraan di antara kita bisa tetap terjaga dan terjalin dengan baik serta terus membangun Jawa Timur penuh kegotongroyongan, persatuan dan persaudaraan,” kata Adhy.

    Sementara ketika di Gereja GPIB Jemaat Eben Haezer, Adhy secara khusus sengaja mampir karena bagian dari tetangga. Menurutnya, sebagai tetangga ia ingin menunjukkan wujud toleransi antar agama.

    “Kenapa saya tidak ke sini, rasanya tidak mungkin saya meninggalkan tetangga sebelah. Oleh karena itu saya tungguin tadi, karena keburu sudah Kebaktian maka izinkan saya mengucapkan selamat Natal kepada tetangga saya, jemaat GPIB Eben Haezer,” kata Adhy.

    Selain itu, Adhy berharap perayaan Natal tahun ini bisa membawa kebahagiaan dan cinta kasih bagi seluruh umat. Ia pun meengajak para jemaat untuk ikut mendoakan kemajuan Jawa Timur ke depannya.

    “Semoga kasih Natal memberikan damai dan berkat untuk jemaat baik di kedua gereja ini dan gereja lainnya di Jawa Timur. kesejahteraan, kemuliaan, semoga Tuhan memberkati,” katanya.

    “Saya juga mohon doanya agar Jawa Timur yang sudah stabil dengan dukungan semua pihak termasuk pihak termasuk pemuka agama Kristen, Katolik dan jemaatnya, untuk kami bisa melangkah menjadi provinsi yang maju, berkelanjutan dan mendunia,” tambah dia.

    Sementara itu, Kapolda Jatim, Irjen Pol Imam Sugianto mengatakan bahwa pelaksanaan inadah Misa Natal berjalan lancar. Ia menyebut, ada sebanyak 13.724 personel gabungan yang dikerahkan dalam pengamanan.

    “Dengan kekuatan personel kita yang cukup ini, bisa memberikan pelayanan pengamanan khususnya di Kota Surabaya maupun Jawa Timur pada umumnya,” kata kapolda.

    “Mudah-mudahan dua hari ini saudara kita umat Kristiani dan Katolik bisa merayakan Natal dengan penuh kedamaian, kelancaran, keamanan dan nyaman. Serta, berkumpul dengan seluruh keluarga dengan bahagia,” pungkasnya. [tok/suf]

  • Ini 3 Alasan Mengapa Natal Dirayakan Tanggal 25 Desember

    Ini 3 Alasan Mengapa Natal Dirayakan Tanggal 25 Desember

    Jakarta

    Natal selalu dirayakan pada tanggal 25 Desember setiap tahunnya. Namun sebagian besar orang mungkin belum mengetahui apa alasan dan bagaimana sejarahnya tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai tanggal perayaan Natal.

    Lantas, mengapa Natal dirayakan setiap tanggal 25 Desember? Menurut informasi yang detikcom himpun dari Times of India dan History, sedikitnya ada tiga alasan mengapa perayaan yang oleh orang-orang Kristen diperingati sebagai Hari Kelahiran Yesus itu diperingati pada tanggal 25 Desember.

    Salah satu alasan penetapan tanggal tersebut terkait dengan simbolisme kelahiran Yesus Kristus yang ditetapkan oleh pihak gereja. Tanggal ini dianggap memiliki makna mendalam dalam kaitannya dengan cahaya yang muncul di tengah kegelapan dunia.

    Alasan kedua berasal dari catatan sejarah yang mencatat penetapan tanggal Natal pertama kali di masa pemerintahan Kaisar Romawi Konstantinus. Pada masa itu, gereja mulai menetapkan tanggal ini sebagai hari kelahiran Yesus untuk menyatukan berbagai tradisi.

    Selain itu, pengaruh festival pagan juga berperan dalam penetapan tanggal ini. Beberapa perayaan Romawi kuno, seperti festival Sol Invictus, yang jatuh pada tanggal yang sama, turut mempengaruhi keputusan tersebut.

    Dengan berbagai alasan tersebut, tanggal 25 Desember kemudian dipilih dan diterima sebagai tanggal perayaan Natal. Penetapan ini menggabungkan aspek simbolis, sejarah, dan pengaruh budaya masa lalu.

    1. Simbolisme Kelahiran Yesus oleh Gereja

    Foto: Freepik/freepik

    Menurut Times of India, salah satu kisah yang umum mengenai perayaan Natal adalah ramalan yang diterima Bunda Maria pada tanggal 25 Maret, yang memberitahukan bahwa ia akan mengandung seorang anak istimewa dari Tuhan. Sembilan bulan setelah ramalan itu, pada tanggal 25 Desember, Yesus lahir, yang menjadi dasar bagi penetapan tanggal tersebut.

    Meskipun ada beberapa bukti dalam Alkitab yang menunjukkan kelahiran Yesus mungkin terjadi pada musim semi, Paus Julius I memilih tanggal 25 Desember sebagai hari perayaan kelahiran Yesus. Keputusan ini diduga terkait dengan upaya gereja untuk mengadopsi dan menyerap tradisi festival Saturnalia dari budaya pagan.

    Festival Saturnalia adalah perayaan besar yang sangat dihormati di Romawi kuno, dan gereja berusaha untuk mengganti festival ini dengan perayaan kelahiran Yesus. Dengan menetapkan tanggal 25 Desember, gereja menghubungkan perayaan Kristiani dengan festival pagan yang sudah ada.

    Tradisi Pesta Kelahiran yang merujuk pada kelahiran Yesus kemudian mulai menyebar ke berbagai negara. Pada tahun 432, tradisi ini sampai ke Mesir, dan pada akhir abad keenam, perayaan ini juga diterima di Inggris.

    Penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus menciptakan penghubung antara tradisi Kristen dan festival-festival pagan kuno. Hal ini mengarah pada penyebaran luas perayaan Natal di seluruh dunia.

    2. Penetapan Natal Pertama oleh Kaisar Romawi

    Ilustrasi patung Kaisar Romawi Konstantinus (Foto: Poliphilo/Creative Commons via Wikimedia Commons)

    Menurut catatan History, tanggal 25 Desember pertama kali disebut secara resmi sebagai hari libur untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus pada tahun 336 Masehi. Penetapan ini terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Konstantinus, yang merupakan Kaisar Romawi Kristen pertama.

    Sebelum era Kristen, Kaisar Romawi Aurelius sudah menggelar perayaan Dies Natalis Solis Invicti atau Kelahiran Sang Matahari Yang Tak Terkalahkan pada tahun 274 Masehi. Perayaan ini dirayakan setiap tanggal 25 Desember, meskipun kadang juga dilaksanakan pada bulan Oktober.

    Perayaan Sol Invictus adalah festival pagan yang menghormati dewa matahari, yang diadakan untuk merayakan kemenangan matahari atas kegelapan. Festival ini sangat populer di kalangan masyarakat Romawi kuno dan memiliki pengaruh besar pada perayaan Natal yang kemudian ditetapkan oleh gereja.

    Setelah Konstantinus memeluk agama Kristen, ia memutuskan untuk menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus, menggantikan perayaan pagan tersebut. Keputusan ini menjadi langkah penting dalam penyebaran agama Kristen di seluruh Kekaisaran Romawi.

    Dengan demikian, perayaan Natal pada tanggal 25 Desember tidak hanya berkaitan dengan kelahiran Yesus, tetapi juga dipengaruhi oleh tradisi perayaan pagan yang lebih dulu ada. Proses ini menunjukkan bagaimana agama Kristen menyerap dan mengadaptasi berbagai kebiasaan dari budaya Romawi kuno.

    3. Pengaruh Festival-festival Pagan Romawi Kuno

    Foto: Freepik/freepik

    Ketika pejabat gereja menetapkan tanggal 25 Desember pada akhir abad ketiga, mereka kemungkinan besar ingin agar tanggal tersebut bertepatan dengan festival pagan yang sudah ada. Festival Saturnalia untuk menghormati Saturnus dan festival Mithra untuk menghormati dewa cahaya Persia menjadi alasan pemilihan tanggal ini.

    Tujuannya adalah agar lebih mudah meyakinkan penyembah berhala di Roma untuk menerima Kekristenan sebagai agama resmi kekaisaran. Dengan mengganti perayaan pagan dengan perayaan Natal, gereja Kristen berusaha untuk menyatukan kedua tradisi tersebut.

    Sebelum menjadi perayaan Natal, tanggal 25 Desember sudah diperingati dalam kebudayaan Romawi kuno sebagai “Sol Invictus” atau Hari Matahari yang Tak Terkalahkan. Festival ini merayakan titik balik matahari musim dingin, saat hari mulai lebih panjang, menandakan kembalinya cahaya.

    Para pemimpin gereja Kristen memilih tanggal ini untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, yang dikenal sebagai “Terang Dunia”. Pilihan ini memberikan makna simbolis bahwa Yesus datang membawa harapan baru bagi umat manusia.

    Dengan demikian, penetapan tanggal 25 Desember sebagai Natal tidak hanya berkaitan dengan kelahiran Yesus, tetapi juga menghubungkan perayaan Kristiani dengan tradisi pagan yang lebih dulu ada, menciptakan titik pertemuan antara dua dunia tersebut.

    Halaman 2 dari 4

    (wia/imk)

  • Pembakaran Pohon Natal Misterius Terjadi di Suriah

    Pembakaran Pohon Natal Misterius Terjadi di Suriah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aksi protes umat Kristen dilakukan masyarakat di ibukota Suriah, Damaskus, setelah sebuah pohon Natal dibakar di kota lain oleh orang tak dikenal pada Senin malam. Sebuah video menunjukkan sejumlah pria membakar pohon Natal yang dipajang di kota Suqaylabiyah yang mana penduduknya mayoritas beragama Kristen.

    Peristowa tersebut viral hingga memicu aksi protes. Tidak diketahui siapa yang membakar pohon tersebut, namun disusul sebuah video yang muncul menunjukkan seorang pemberontak berdiri di samping para pendeta Kristen dan bersumpah untuk menghukum para pelaku.

    “Besok pagi Anda akan melihat pohon itu sudah pulih sepenuhnya,” kata pemberontak yang tidak disebutkan identitasnya itu kepada kelompok pengunjuk rasa di samping pohon Natal yang terbakar mengutip CNN Internasional, Rabu (25/12).

    Insiden ini terjadi tiga minggu setelah pemberontak oposisi memimpin kampanye yang sukses untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. Umat Kristiani Suriah kini bergabung dengan umat Kristiani di Lebanon dan wilayah Palestina untuk merayakan Natal di tengah ketidakpastian dan ketakutan yang besar di wilayah tersebut.

    Salah satu warga Katolik berusia 24 tahun di Damaskus mengatakan, para pengunjuk rasa di ibukota berbaris menuju gereja-gereja untuk menuntut perlindungan yang lebih baik bagi umat Kristiani di negara tersebut.

    Ketika para pemberontak Islam menyapu kota terbesar kedua di Suriah dalam sebuah operasi yang pada akhirnya berujung pada penggulingan rezim Assad yang brutal, umat Kristiani diberi jaminan bahwa gereja dan properti mereka akan tetap dilindungi.

    Di bawah rezim Assad, umat Kristen diizinkan untuk merayakan hari raya dan menjalankan ritual mereka, namun seperti halnya warga Suriah lainnya, mereka juga harus menghadapi pembatasan tirani terhadap kebebasan berbicara dan aktivitas politik.

    Al-Sharaa menyatakan bahwa kelompoknya akan melindungi minoritas dan agama di Suriah, namun belum menyerukan secara khusus perlindungan bagi umat Kristiani menjelang perayaan Natal. Pemerintah yang dipimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) mengatakan bahwa hari Rabu (25 Desember) dan Kamis (26 Desember) akan menjadi hari libur nasional.

    Warga ibu kota Suriah, Damaskus, mengatakan kepada CNN bahwa HTS tidak memberlakukan pembatasan perayaan atau doa tahun ini, tetapi umat Kristen masih khawatir bahwa elemen-elemen bersenjata yang bukan dari HTS dapat menyerang mereka.

    Pohon Natal dan dekorasi meriah lainnya terpasang di seluruh lingkungan Kristen di Damaskus, tetapi orang-orang mengurangi perayaan mereka dan memberlakukan pembatasan mereka sendiri di tengah ketiadaan komunikasi dari HTS.

    Seorang warga Aleppo berusia 50 tahun, Hilda Haskour yang mengaku beragama Katolik, sedang bersiap-siap untuk merayakan Natal, namun ia mengatakan bahwa masih ada kekhawatiran di kalangan umat Kristiani.

    “Kami hanya ingin hidup dengan damai dan aman, kami tidak meminta banyak… ada ketakutan, orang-orang lelah,” kata Haskour.

    (ayh/ayh)

  • Ahli Ungkap Fakta Hubungan Kelahiran Yesus dan Hari Raya Natal

    Ahli Ungkap Fakta Hubungan Kelahiran Yesus dan Hari Raya Natal

    Jakarta, CNN Indonesia

    Hari Raya Natal tanggal 25 Desember dirayakan sebagai peringatan kelahiran Yesus Kristus di seluruh dunia.

    Namun, sejumlah pakar menganggap tanggal tersebut bukan hari lahir Yesus. Lantas apa kaitan antara keduanya?

    Tidak ada informasi pasti kapan Yesus dilahirkan. Sejumlah ahli meyakini Yesus lahir antara tahun 6 SM dan 4 SM, merujuk pada kisah Alkitab Raja Herodes Agung.

    Dalam Alkitab disebutkan bahwa raja diduga memerintahkan kematian semua bayi laki-laki di bawah usia 2 tahun yang tinggal di sekitar Betlehem sebagai upaya membunuh Yesus. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Pembantaian Orang Tak Bersalah.

    Peristiwa tersebut terjadi tidak lama sebelum kematian Herodes, dengan tanggal yang masih diperdebatkan.

    Sebagian besar ilmuwan, termasuk Peter Richardson dan Amy Marie Fisher dalam buku mereka “Herod: King of the Jews and Friend of the Romans: Second edition”, mengikuti tanggal yang digunakan oleh sejarawan Romawi yang meyakini Herodes meninggal pada tahun 4 SM.

    Meski demikian, para sejarawan tidak menemukan kesepakatan mengenai tahun kematian Herodes. Tak hanya itu, banyak yang berpendapat bahwa pembunuhan bayi massal tidak lebih dari sebuah legenda.

    Seorang Ahli Alktab bernama Reza Aslan dalam bukunya berjudul ‘Zealot: The Life and Times of Jesus of Nazareth’ menulis bahwa pembantaian Herodes adalah “sebuah peristiwa tanpa ada sedikit pun bukti yang menguatkan dalam kronik atau sejarah apapun pada masa itu, baik sejarah Yahudi, Kristen, maupun Romawi.”

    Dikutip dari Live Science, para ahli lain mencoba menghubungkan ‘Bintang Betlehem’, yang konon menandakan kelahiran Yesus, dengan peristiwa astronomi yang sebenarnya untuk menentukan tahun kelahiran-Nya.

    Salah satunya adalah sebuah artikel di Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society pada 1991 dari astronom Colin Humphreys yang mengusulkan bahwa bintang dongeng tersebut sebenarnya adalah komet yang bergerak lambat, yang dicatat oleh para pengamat Tiongkok pada tahun 5 SM.

    Selain tahunnya, bulan kelahiran Yesus juga menjadi perdebatan. Salah satu teori menyatakan bahwa Bintang Betlehem mungkin adalah Venus dan Jupiter yang bersatu membentuk cahaya terang di langit, sebuah peristiwa langka yang terjadi pada bulan Juni tahun 2 SM.

    Kemungkinan lainnya adalah Bintang Betlehem merupakan konjungsi antara Saturnus dan Jupiter, yang terjadi pada Oktober tahun 7 SM.

    Ada juga spekulasi yang mengatakan Yesus lahir pada musim semi. Menurut pakar Ignacio L. Gotz, Yesus bisa saja lahir “pada akhir musim semi tahun itu karena kehamilan dimulai pada musim gugur setelah panen dan ada cukup uang untuk pesta pernikahan.”

    Hubungan 25 Desember dan kelahiran Yesus

    Para peneliti berspekulasi Gereja Katolik Roma memilih tanggal 25 Desember sebagai hari lahir Yesus karena bertepatan dengan titik balik Matahari musim dingin dan Saturnalia, sebuah festival yang didedikasikan untuk dewa Romawi Saturnus.

    Gotz dalam bukunya berjudul “Jesus the Jew: Reality, Politics, and Myth-A Personal Encouter” menjelaskan pihak Gereja menggabungkan festival pagan yang populer ini dengan perayaan musim dingin agama pagan lainnya, dengan memilih hari ini untuk merayakan hari lahir Yesus.

    Sebuah teori lain yang dikenal dengan ‘Sejarah Agama’ juga menyatakan Natal mengambil dari hari libur kaum pagan.

    Berlanjut ke halaman berikutnya…

    Sementara itu, satu teori lainnya yang disebut ‘komputasi’ atau ‘kalkulasi’ menyebut, kaum Kristiani awal menggunakan semacam perhitungan untuk memilih tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus.

    Philipp Nothaft, pakar dari University of Oxford, menyebut dua teori tersebut tidak saling bertentangan dan “dua hipotesis itu tidak terpisah satu sama lain.”

    Teori ‘Sejarah Agama’ menyebut umat Kristiani awal mengambil tanggal 25 Desember berdasarkan hari raya yang ditujukan untuk Dewa Matahari, Sol Invictus, yang dirayakan pada era Kekaisaran Romawi.

    Kemudian, ada juga festival pagan yang disebut Saturnalia pada pertengahan Desember yang berlangsung selama beberapa hari. Namun, ada beberapa masalah pada teori tersebut.

    “Umat Kristiani mungkin telah merayakan hari ulang tahun Yesus pada 25 Desember sebelum perayaan Sol Invictus dibuat,” ujar Paul Bradshaw, Profesor Emeritus dari University of Notre Dame, yang menulis artikel dalam buku The Oxford Handbook of Christmas.

    Pendapat Bradshaw ini disetujui oleh Nothaft yang mengatakan “banyak hal yang berkaitan dengan kapan tanggal 25 Desember menjadi pesta bangsa Romawi yang berkaitan dengan Sol Invictus.”

    “Kebanyakan ilmuwan mungkin setuju bahwa pesta itu cenderung bukan berasal dari sebelum tahun 274 Masehi, ketika Kaisar Aurelian mendedikasikan kuil baru untuk Sol Invictus di Roma. Kita hanya punya sedikit pengetahuan soal pesta ini untuk membuat pernyataan publik,” tutur Nothaft.

    Dalam teori lain, astronom Anglo-Australia David A. Allen dalam artikelnya berjudul Solstice Determination at Moon menulis Hari Natal “secara tradisional merupakan tanggal di mana para pengamat di Bumi bagian utara bisa untuk pertama kali mendeteksi pergerakan ke arah utara dari Matahari setelah titik baliknya di pertengahan musim dingin.”

    Menurutnya, tanggal itu diperkenalkan ke dalam kalender Kristiani pada Abad ke-4 Masehi oleh Kaisar Roma, Konstantin yang “membaurkan agama Kristen yang masih muda, dengan agama Mithraisme yang lebih tua dan pemujaan terhadap Sol Invictus.”

    “Pada waktu itu, 25 Desember dikenal sebagai Nativis Invictus, hari kelahiran kembali Matahari. Sebelum era Konstantin, hari ulang tahun Yesus dirayakan setiap 6 Januari,” kata Allen.

    Lebih lanjut, ada teori lain yang mengaitkan tanggal tersebut dengan waktu penyaliban Yesus. Umat Kristiani awal yakin hari penyaliban Yesus terjadi pada 25 Maret dan mereka menambahkan sembilan bulan untuk sampai pada tanggal 25 Desember.

    Artinya, umat Kristiani awal menimbang tanggal penyaliban Yesus untuk menjadi tanggal konsepsinya. Namun teori komputasi ini juga menyisakan masalah, yakni alasan di balik mengasosiasikan tanggal 25 Maret sebagai tanggal konsepsi sekaligus penyaliban Yesus tidaklah jelas.

    “Ada semacam ketidakpastian dalam kedua teori itu. Tetapi saya benar-benar berpikir teori komputasi punya sedikit keunggulan,” terang Bradshaw, dilansir LiveScience.
    https://www.livescience.com/why-christmas-celebrated-december-25

  • Ini Tema Natal Nasional 2024 Beserta Maknanya

    Ini Tema Natal Nasional 2024 Beserta Maknanya

    Jakarta: Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengumumkan tema pesan perayaan Natal 2024. Yuk, simak tema dan maknanya.

    Melansir dari laman resmi KWI dan PGI tema Natal tahun ini adalah “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”. Tema ini diambil dari ayat Alkitab Lukas 2:15. 

    Sekretaris Komisi KWI Romo Diakon Frans Adi Kristi Prasetya, mengungkapkan bahwa tema Natal kali ini, “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”, mengandung makna yang dalam dan mengajak umat untuk merenungkan ajakan kasih dan solidaritas Allah.

    Romo menjelaskan bahwa tema Marilah Sekarang Kita Pergi ke Bethlehem diambil dari peristiwa dalam Alkitab ketika para gembala yang pertama kali menerima kabar kelahiran Yesus Kristus. 

    “Kalau kita menyebut kata Marilah, ini adalah sebuah ajakan. Tema ini mengingatkan kita akan seruan Paus yang menyerukan Watekiaso pada sambutannya di Gelora Bung Karno, yaitu ajakan untuk membuat kebisingan, dalam arti ajakan untuk melakukan tindakan kasih dan mewartakan kabar sukacita,” ujar Romo Kristi di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 24 Desember 2024.
     

    Romo menambahkan bahwa tema ini bukan hanya mengajak umat untuk melihat makna kelahiran Kristus, tetapi juga mengajak umat untuk berinternalisasi dan mencermati bagaimana Allah bersolidaritas dengan manusia yang lemah dan berdosa. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas, terutama terhadap mereka yang lemah, miskin, tersingkir, dan disabilitas.

    “Kita diajak untuk memperhatikan mereka yang lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Kita diajak berjalan bersama untuk mewartakan kasih itu,” kata dia.

    Koordinator Bidang Perayaan Natal Nasional 2024, Chatarina Girsang mengatakan ada dua kegiatan saat perayaan Natal Nasional nanti, yakni acara ibadah dan puncak acara perayaan.

    “Untuk puncak acara ibadah kita akan melibatkan paduan suara dan perayaan kita libatkan berbagai performa paduan suara dari berbagai PTN maupun perguruan tinggi swasta,” kata dia.

    Selain itu, panitia juga akan memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berjasa, berdedikasi kepada kemanusiaan maupun sosial lainnya, termasuk lingkungan
     
    “Sehingga, ini menggambarkan sesuai dengan tema yang dihidupkan dalam perayaan puncak acara ini. Bagaimana kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan semangat toleransi dan komitmen untuk menyebarkan cinta kasih,” kata dia.

    Nantinya, perayaan dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan 12 ribu orang akan memenuhi Indonesia Arena. Mereka yang ingin bergabung dapat mendaftar lewat paroki maupun gereja (bagi Kristen).

    “Untuk pendaftaran peserta, nanti dari paroki dan gereja itu sudah disediakan link oleh panitia,” kata dia.

    Sementara bagi mereka yang tidak tertampung di dalam Indonesia Arena, panitia menyiapkan dua layar besar di sekitar lokasi perayaan Natal nasional 2024.

    Jakarta: Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) mengumumkan tema pesan perayaan Natal 2024. Yuk, simak tema dan maknanya.
     
    Melansir dari laman resmi KWI dan PGI tema Natal tahun ini adalah “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”. Tema ini diambil dari ayat Alkitab Lukas 2:15. 
     
    Sekretaris Komisi KWI Romo Diakon Frans Adi Kristi Prasetya, mengungkapkan bahwa tema Natal kali ini, “Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem”, mengandung makna yang dalam dan mengajak umat untuk merenungkan ajakan kasih dan solidaritas Allah.
    Romo menjelaskan bahwa tema Marilah Sekarang Kita Pergi ke Bethlehem diambil dari peristiwa dalam Alkitab ketika para gembala yang pertama kali menerima kabar kelahiran Yesus Kristus. 
     
    “Kalau kita menyebut kata Marilah, ini adalah sebuah ajakan. Tema ini mengingatkan kita akan seruan Paus yang menyerukan Watekiaso pada sambutannya di Gelora Bung Karno, yaitu ajakan untuk membuat kebisingan, dalam arti ajakan untuk melakukan tindakan kasih dan mewartakan kabar sukacita,” ujar Romo Kristi di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 24 Desember 2024.
     

     
    Romo menambahkan bahwa tema ini bukan hanya mengajak umat untuk melihat makna kelahiran Kristus, tetapi juga mengajak umat untuk berinternalisasi dan mencermati bagaimana Allah bersolidaritas dengan manusia yang lemah dan berdosa. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas, terutama terhadap mereka yang lemah, miskin, tersingkir, dan disabilitas.
     
    “Kita diajak untuk memperhatikan mereka yang lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Kita diajak berjalan bersama untuk mewartakan kasih itu,” kata dia.
     
    Koordinator Bidang Perayaan Natal Nasional 2024, Chatarina Girsang mengatakan ada dua kegiatan saat perayaan Natal Nasional nanti, yakni acara ibadah dan puncak acara perayaan.
     
    “Untuk puncak acara ibadah kita akan melibatkan paduan suara dan perayaan kita libatkan berbagai performa paduan suara dari berbagai PTN maupun perguruan tinggi swasta,” kata dia.
     
    Selain itu, panitia juga akan memberikan penghargaan kepada mereka yang telah berjasa, berdedikasi kepada kemanusiaan maupun sosial lainnya, termasuk lingkungan
     
    “Sehingga, ini menggambarkan sesuai dengan tema yang dihidupkan dalam perayaan puncak acara ini. Bagaimana kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan semangat toleransi dan komitmen untuk menyebarkan cinta kasih,” kata dia.
     
    Nantinya, perayaan dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan 12 ribu orang akan memenuhi Indonesia Arena. Mereka yang ingin bergabung dapat mendaftar lewat paroki maupun gereja (bagi Kristen).
     
    “Untuk pendaftaran peserta, nanti dari paroki dan gereja itu sudah disediakan link oleh panitia,” kata dia.
     
    Sementara bagi mereka yang tidak tertampung di dalam Indonesia Arena, panitia menyiapkan dua layar besar di sekitar lokasi perayaan Natal nasional 2024.
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Gak Cuma Merah dan Hijau, Ini 3 Warna yang Identik dengan Perayaan Natal

    Gak Cuma Merah dan Hijau, Ini 3 Warna yang Identik dengan Perayaan Natal

    Jakarta: Warna merah dan hijau identik dengan perayaan Natal. Warna-warna tersebut selalu ada dalam dekorasi, ornamen hingga pakaian saat Natal.

    Tapi tahukah Sobat Medcom, selain merah dan hijau ada warna lainnya yang identik dengan hari raya ini.  Berikut macam-macam warna yang juga diasosiasikan dengan perayaan Natal. 
    1. Putih

    (Warna putih identik dengan natal. Foto: Pexels)

    Warna putih sudah sejak lama dikaitkan dengan kedamaian dan kepolosan dalam banyak budaya dan tradisi keagamaan. Selain itu, salju putih bersih telah menjadi standar yang diimpikan kebanyakan orang pada pagi Natal.

    Melansir thepioneerwoman.com, kaitan salju putih dengan Natal ini mungkin dimulai dengan puisi tahun 1822, “A Visit from St. Nicholas” (sekarang dikenal sebagai “‘Twas the Night Before Christmas”). Dalam puisi tersebut menyebutkan hamparan salju pada Malam Natal saat Sinterklas tiba.

    Selain itu, ada juga lagu Natal populer “White Christmas,” yang ditulis oleh komposer Irving Berlin dan pertama kali dinyanyikan oleh Bing Crosby pada bulan Desember 1941. Bahkan lagu Natal ini menjadi salah satu singel terlaris sepanjang masa.
     

     

    2. Emas

    (Foto: Pexels)

    Pada dekorasi pohon Natal juga banyak ornamen berwarna emas. Misalnya, lonceng atau tinsel. 
    Namun, warna emas ini dikaitkan dengan sebagai salah satu hadiah berharga yang diberikan oleh tiga orang bijak, atau orang Majus, kepada Bayi Yesus. Di dunia kuno, emas, kemenyan, dan mur diberikan untuk menghormati seorang raja, dan para ahli Alkitab percaya bahwa simbolisme dari hadiah-hadiah ini selanjutnya menunjukkan nubuat tentang Yesus sebagai Raja. 
    3. Perak

    (Foto: Pexels)

    Perak merupakan logam mulia lain yang telah lama dihargai dan diperdagangkan oleh berbagai budaya di seluruh dunia. Bukti-bukti menunjukkan bahwa penambangan perak sudah ada sejak 3000 SM di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki modern. 

    Perak dianggap sebagai simbol keilahian dalam simbolisme Kristen, yang juga merujuk pada kelahiran Yesus.

     

    Jakarta: Warna merah dan hijau identik dengan perayaan Natal. Warna-warna tersebut selalu ada dalam dekorasi, ornamen hingga pakaian saat Natal.
     
    Tapi tahukah Sobat Medcom, selain merah dan hijau ada warna lainnya yang identik dengan hari raya ini.  Berikut macam-macam warna yang juga diasosiasikan dengan perayaan Natal. 
    1. Putih

    (Warna putih identik dengan natal. Foto: Pexels)
     
    Warna putih sudah sejak lama dikaitkan dengan kedamaian dan kepolosan dalam banyak budaya dan tradisi keagamaan. Selain itu, salju putih bersih telah menjadi standar yang diimpikan kebanyakan orang pada pagi Natal.
    Melansir thepioneerwoman.com, kaitan salju putih dengan Natal ini mungkin dimulai dengan puisi tahun 1822, “A Visit from St. Nicholas” (sekarang dikenal sebagai “‘Twas the Night Before Christmas”). Dalam puisi tersebut menyebutkan hamparan salju pada Malam Natal saat Sinterklas tiba.
     
    Selain itu, ada juga lagu Natal populer “White Christmas,” yang ditulis oleh komposer Irving Berlin dan pertama kali dinyanyikan oleh Bing Crosby pada bulan Desember 1941. Bahkan lagu Natal ini menjadi salah satu singel terlaris sepanjang masa.
     

     

    2. Emas

    (Foto: Pexels)
     
    Pada dekorasi pohon Natal juga banyak ornamen berwarna emas. Misalnya, lonceng atau tinsel. 
    Namun, warna emas ini dikaitkan dengan sebagai salah satu hadiah berharga yang diberikan oleh tiga orang bijak, atau orang Majus, kepada Bayi Yesus. Di dunia kuno, emas, kemenyan, dan mur diberikan untuk menghormati seorang raja, dan para ahli Alkitab percaya bahwa simbolisme dari hadiah-hadiah ini selanjutnya menunjukkan nubuat tentang Yesus sebagai Raja. 
    3. Perak

    (Foto: Pexels)
     
    Perak merupakan logam mulia lain yang telah lama dihargai dan diperdagangkan oleh berbagai budaya di seluruh dunia. Bukti-bukti menunjukkan bahwa penambangan perak sudah ada sejak 3000 SM di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki modern. 
     
    Perak dianggap sebagai simbol keilahian dalam simbolisme Kristen, yang juga merujuk pada kelahiran Yesus.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • 311 Narapidana di Bali Dapat Remisi Natal, 7 Orang Langsung Bebas

    311 Narapidana di Bali Dapat Remisi Natal, 7 Orang Langsung Bebas

    Denpasar, CNN Indonesia

    Sebanyak 311 narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) di seluruh wilayah Bali mendapat remisi Hari Raya Natal. Tujuh orang di antaranya langsung bebas.

    “Remisi khusus Hari Natal 2024 dari wilayah Bali sebanyak 311 orang,” kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Bali, I Putu Murdiana dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/12).

    Murdiana mengatakan narapidana yang mendapat remisi umum l sebanyak 304 orang, sementara yang remisi umum II ada tujuh orang.

    “Langsung bebas atau RK ll itu 7 orang,” katanya.

    Murdiana menjelaskan pemberian remisi ini khusus narapidana yang beragama Kristen. Pemberian remisi ini berdasarkan keputusan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Nomor Pas-2544.PK.05.04 Tahun 2024.

    “Untuk usulan remisi saat ini disamping telah memenuhi syarat substantif dan administratif, usulan kali ini juga menyertakan assesmen RRI dan kriminogenik terkait perubahan prilaku dan mengikuti program pembinaan sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan,” ujarnya.

    Penyerahan remisi khusus hari Natal akan diserahkan oleh masing-masing Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan (Rutan) dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( LPKA) di wilayah Bali, besok, Rabu (25/12).

    Berikut rincian jumlah narapidana yang menerima remisi Natal:

    1.Lapas Kerobokan: 117 orang
    2. Lapas Narkotika Bangli: 95 orang
    3. Lapas Perempuan: 20 orang
    4.Lapas Karangasem: 22 orang
    5. Lapas Tabanan: 10 orang
    6. Lapas Singaraja: 6 orang
    7.LPKA Karangasem: 4 orang
    8. Rutan Klungkung: 4 orang
    9. Rutan Bangli: 22 orang
    10.Rutan Gianyar: 9 orang
    11. Rutan Negara: 2 orang

    (kdf/fra)

    [Gambas:Video CNN]