agama: Kristen

  • Peta Bintang Abad ke-11 Ungkap Sejarah Astronomi Islam, Kristen, dan Yahudi

    Peta Bintang Abad ke-11 Ungkap Sejarah Astronomi Islam, Kristen, dan Yahudi

    Jakarta

    Sebuah astrolabe abad ke-11 yang ditemukan di sebuah museum di Verona, Italia, merupakan bukti nyata adanya pertukaran dan kerja sama ilmiah antara umat Muslim, Kristen, dan Yahudi.

    Astrolabe atau astrolab adalah alat astronomi kuno yang digunakan untuk menghitung posisi benda langit, seperti bintang, Matahari, Bulan, dan planet. Dalam Islam, astrolab juga dapat digunakan untuk menentukan waktu salat dan berpuasa.

    Dikutip dari Space.com, astrolabe ini menonjol karena dibuat oleh perajin Muslim, kemudian berpindah tangan ke tangan pengguna Yahudi dan Kristen, yang menerjemahkan dan memodifikasi perangkat genggam tersebut selama berabad-abad.

    Astrolab yang digunakan secara luas seperti itu, yang berasal dari hampir seribu tahun yang lalu merupakan penemuan yang sangat langka.

    Selama puluhan tahun, astrolabe perunggu itu terbengkalai di arsip Fondazione Museo Miniscalchi-Erizzo di Verona, tanpa diketahui nilai sebenarnya. Hingga akhirnya, kurator museum Giovanna Residori penasaran dan menarik perhatian Federica Gigante, seorang sejarawan di Cambridge University yang mengkhususkan diri dalam penelitian pertukaran material dan intelektual antara orang-orang Islam dan Eropa.

    “Kurator saat ini menganggapnya sebagai objek yang menarik dan ingin mengetahui lebih banyak tentangnya. Saya tidak sengaja melihatnya di situs web museum, jadi itu adalah kebetulan yang membahagiakan,” kata Gigante.

    Astrolab Verona. Foto: Federica Gigante

    Saat memeriksa astrolab itu, Gigante terkejut mengetahui betapa rumitnya sejarah perangkat khusus ini. Astrolab ditemukan oleh orang Yunani kuno, tetapi tidak ada satu pun astrolab yang bertahan hingga saat itu.

    Sebaliknya, contoh paling awal berasal dari akhir abad ke-8 dan dibuat oleh astronom Arab, yang saat itu memimpin dunia dalam hal keterampilan ilmiah.

    Penggunaan Astrolab

    Astrolab dibuat dari sebuah cakram, yang di sekeliling tepinya ditandai waktu atau derajat pemisahan sudut. Di cakram ini disematkan satu atau lebih lempeng melingkar, masing-masing lempeng untuk lintang tertentu, dan di atasnya ada lempeng lain yang disebut rete (diucapkan ‘ree-tee’), yang di atasnya terdapat bagan yang menggambarkan bintang-bintang paling terang di langit.

    Ide dari alat ini adalah memutar rete sehingga posisi bintang-bintang sesuai dengan apa yang ada di langit, dan kemudian menggunakan skala jam di sekeliling tepinya untuk menentukan waktu.

    Astrolab dirancang oleh perajin Muslim secara khusus dengan mempertimbangkan waktu beribadah dan fungsi keagamaan.

    “Setiap masjid pasti punya satu. Itu sangat masuk akal, karena fungsi utama astrolab adalah untuk memberi tahu waktu, dan itu adalah salah satu hal yang dilakukan muazin dari menara, yaitu melantunkan waktu salat,” kata Gigante.

    Federica Gigante dari University of Cambridge memeriksa astrolab Verona berusia seribu tahun. Foto: Federica Gigante

    Ada sekitar selusin contoh astrolab buatan Arab dalam koleksi museum di seluruh dunia, tetapi yang membuat astrolab di museum Verona menonjol adalah karena astrolab tersebut juga menampilkan prasasti dalam bahasa Ibrani dan bahasa barat yang digunakan di negara-negara Kristen saat itu, dalam hal ini mungkin Italia.

    Gigante mengatakan bahwa astrolab tersebut mungkin dibuat di Spanyol, pada akhir abad ke-11. Namun, ia tidak dapat memastikan kapan tepatnya. “Posisi bintang tidak begitu akurat untuk dapat menentukan tanggalnya dari posisi tersebut,” katanya.

    Jejak Islam, Kristen, dan Yahudi

    Selama seribu tahun sejak astrolab dibangun, bintang-bintang telah bergeser relatif terhadap latar belakang tetap sekitar 14 derajat. Namun Gigante menemukan bahwa mencoba memutar balik langit agar sesuai dengan posisi pada astrolab untuk menentukan kapan astrolab dibuat tidak berhasil, karena posisi bintang pada astrolab tidak seakurat pengukuran modern.

    Sebaliknya, Gigante meneliti tabel koordinat bintang kuno yang menjadi asal usul astrolab era ini. Ia berfokus pada astrolab dari Al-Andalus, yang merupakan wilayah yang dikuasai Muslim di wilayah yang sekarang disebut Spanyol. Baik Muslim maupun Yahudi hidup berdampingan di Al-Andalus, dan semuanya berbicara bahasa Arab.

    Astrolab Verona menampilkan prasasti dalam bahasa Arab, yang berbunyi “untuk Isḥāq […]/karya Yūnus.” Dalam bahasa Inggris, nama-nama tersebut adalah Isaac dan Jonah, dan kemungkinan besar adalah julukan Yahudi yang ditulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu Gigante berfokus pada Al-Andalus.

    Tampilan dekat astrolab, menunjukkan prasasti Ibrani di kiri atas di atas tanda Arab. Foto: Federica Gigante

    “Jika kita pikirkan seperti apa Spanyol pada abad ke-11, ada banyak observatorium berbeda yang berupaya menyusun bagan koordinat bintang dan posisi planet, dan ini adalah kelompok kerja ilmuwan yang selalu terdiri dari orang Yahudi dan Muslim yang bekerja bersama-sama,” kata Gigante.

    Meskipun ia tidak dapat mengidentifikasi tabel koordinat bintang tertentu yang menjadi dasar astrolab Verona, ia menemukan satu tabel yang berasal dari Al-Andalus pada tahun 1068 yang mendekati.

    Hal ini didukung oleh lebih banyak prasasti pada salah satu lempeng yang dapat dibalik, yang menyatakan bahwa prasasti tersebut menunjukkan garis lintang Cordoba dan Toledo, yang keduanya merupakan kota di wilayah tersebut.

    Namun, pada suatu saat astrolab tersebut tampaknya telah berpindah tangan. Plat kedua ditambahkan dengan tulisan Arab yang menyatakan bahwa astrolab tersebut akan digunakan di Afrika Utara, di suatu tempat di Mesir atau Maroko saat ini.

    Setelah itu, astrolab tersebut mengalami modifikasi lebih lanjut. Tanda-tanda Arab dicoret dan diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, bahasa orang-orang Yahudi di seluruh dunia. Setelah itu, angka-angka samar yang ditulis dalam bahasa Barat juga digoreskan ke cakram, sebelum akhirnya astrolab tersebut sampai ke tangan Ludovico Moscardo, seorang bangsawan abad ke-17 di Verona.

    Benda itu menjadi bagian dari koleksi di Museum Moscardo miliknya, yang pada 1964 diserap ke dalam Fondazione Museo Miniscalchi-Erizzo, sebelum akhirnya menarik perhatian Gigante.

    “Astrolab adalah telepon pintar pada masanya. Setiap orang terpelajar, terutama mereka yang bekerja di bidang astronomi atau astrologi, pasti punya satu,” kata Gigante.

    Setengah dari pengguna ini, seperti muazin di menara masjid, akan menggunakannya untuk membuat pembacaan astronomi untuk wilayah keagamaan. Setengah lainnya akan menggunakannya untuk tujuan astrologi. Kembali pada abad ke-11, ketika pemahaman kita tentang langit terbatas, astronomi dan astrologi dianggap sebagai hal yang sama.

    “Ketika astrolab sampai ke tangan orang Yahudi dan Kristen, saya perkirakan astrolab lebih banyak digunakan untuk keperluan astrologi daripada keperluan keagamaan, meskipun para pendeta juga menggunakan astrolab untuk waktu berdoa,” kata Gigante.

    Astrolab dengan tulisan dalam bahasa Ibrani sangat langka. Gigante mengetahui satu di British Museum di London tetapi tidak ada yang lain, meskipun banyak yang mungkin hilang karena kerusakan waktu.

    Akan tetapi, kelangkaan mereka menekankan bagaimana sebagian besar astrolab dari era ini berasal dari Muslim dan digunakan secara eksklusif oleh Muslim. Oleh karena itu, astrolab Verona memiliki kepentingan historis karena asal-usulnya sama-sama berasal dari Islam, Yahudi, dan Kristen.

    Ini adalah pengingat yang tepat waktu, mengingat berbagai peristiwa tragis yang sedang terjadi di Timur Tengah, bahwa di masa lalu berbagai bangsa dapat hidup berdampingan dan berbagi pengetahuan.

    (rns/rns)

  • Kasus Kematian Mahasiswa UKI Masih Penyelidikan, Polisi Periksa 34 Saksi – Halaman all

    Kasus Kematian Mahasiswa UKI Masih Penyelidikan, Polisi Periksa 34 Saksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengungkapkan kasus kematian Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Almarhum Kenzha Walewengko masih proses penyelidikan.

    Menurutnya, penyidik Polres Metro Jakarta Timur mengutamakan prosedur ilmiah dan hasil yang akurat untuk memastikan kejelasan hukum.

    “Proses penyelidikan kami lakukan secara transparan, dengan memperhatikan setiap keterangan saksi, serta menunggu hasil otopsi dari RS Polri dan pemeriksaan Labfor,” ujar Kapolres dalam keterangan Rabu (19/3/2025).

    Pihaknya memahami bahwa banyak spekulasi yang beredar di masyarakat, namun perlu dipahami unsur kehati – hatian dan profesionalisme.

    Sampai saat ini, pihak Kepolisian telah memanggil 34 orang saksi yang terdiri dari pihak Universitas Kristen Indonesia (UKI), rumah sakit yang menangani korban, serta sejumlah Mahasiswa yang hadir pada saat kejadian.

    Termasuk di dalamnya saksi dari pihak penjual minuman keras, yang diduga turut berperan dalam kejadian tersebut.

    “Sebanyak 34 saksi telah memberikan keterangan dan kami akan terus melanjutkan proses ini. Namun, hasil akhir dari penyelidikan kami masih menunggu hasil otopsi dan pemeriksaan dari Laboratorium Forensik (Labfor) untuk memastikan faktor penyebab kematian korban,” tambah Kapolres.

    Kombes Nicolas juga menekankan pentingnya pendekatan “Scientific Crime Investigation” dalam kasus ini. 

    Proses ini melibatkan koordinasi dengan RS Polri dan Puslabfor, guna melakukan pemeriksaan lebih mendalam mengenai toksikologi, histopatologi, digital forensik, dan DNA korban. 

    “Kami membutuhkan waktu agar hasilnya akurat, sehingga kami bisa mempertanggung jawabkan setiap langkah penyelidikan ini secara hukum,” tegas Kapolres.

    Langkah selanjutnya, menurut Kapolres, adalah melakukan pra rekonstruksi setelah hasil otopsi dan Labfor keluar, diikuti dengan pemeriksaan ahli pidana, dan akhirnya gelar perkara eksternal. 

    “Tujuan kami adalah untuk memastikan apakah peristiwa ini bisa dikategorikan sebagai tindak pidana atau tidak,” ujarnya.

    Pihak Kepolisian berharap keluarga korban dan masyarakat dapat memberi ruang dan waktu yg cukup agar proses penyelidikan yang didasari dengan hukum yang berlaku seperti KUHAP, Perkap dan Perkabareskrim.

    Sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan serta dapat memberikan kejelasan terkait kasus tewasnya Mahasiswa UKI tersebut.

     

     

  • Ilmuwan Ungkap Dasar Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah

    Ilmuwan Ungkap Dasar Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah

    Jakarta

    Umat Islam, Kristen, dan Yahudi menganggap aksi Nabi Musa membelah Laut Merah sebagai salah satu mukjizat Tuhan yang paling mengesankan. Penelitian terbaru menunjukkan dasar ilmiah untuk mitos keagamaan tersebut.

    Al-Qur’an dan Alkitab mengisahkan bahwa Musa, seorang nabi utusan Allah SWT, memerintahkan perairan terdalam di Laut Merah untuk membuka jalan bagi bangsa Israel melarikan diri dari Fir’aun Mesir yang menindas, yang kemudian pasukannya langsung tersapu oleh gelombang yang datang.

    Namun, menurut para ahli di National Center for Atmospheric Research, untuk mencapai hal ini, angin yang bertiup pada kecepatan dan sudut yang tepat secara layak dapat membuka sebuah saluran. Sehingga, orang dapat lewat dengan berjalan kaki, kemudian menelan siapa pun yang ada di sana begitu angin bertiup dengan kekuatan tsunami.

    “Penyeberangan Laut Merah adalah fenomena supranatural yang mengandung komponen alamiah, keajaibannya terletak pada waktu yang tepat,” kata ahli kelautan Carl Drews dikutip dari Daily Mail, Rabu (19/3/2025).

    Model komputer memperkirakan fenomena seperti itu memerlukan angin berkecepatan lebih dari 96 km per jam untuk menghantam air pada sudut tertentu, sehingga membuka terowongan air selebar 4 km.

    Citra Google Earth Laut Merah, terletak di antara Mesir dan Jazirah Arab. Foto: Google Earth

    “Ketika angin kencang bertiup ke arah selatan dari hulu Teluk selama sekitar satu hari, air akan terdorong ke arah laut, sehingga dasar yang sebelumnya terendam air akan tersingkap,” kata Nathan Paldor, ilmuwan kelautan dari Hebrew University of Jerusalem.

    Kisah Nabi Musa membelah Laut Merah konon terjadi di Teluk Aqaba, yang memisahkan Semenanjung Sinai di Mesir dari Arab Saudi dan selatan Yordania. Bagian Laut Merah ini merupakan salah satu yang terdalam dengan kedalaman maksimum 1.800 meter.

    Akan tetapi, penelitian geologi membantah pernyataan ini karena angin badai sebesar apa pun tidak akan dapat membantu orang menyeberangi Teluk Aqaba yang berbahaya.

    Cerita itu juga menyatakan bahwa angin yang memecah laut itu datang dari timur, sedangkan perhitungan ilmiah menunjukkan angin itu pasti datang dari barat daya.

    Sebaliknya, para arkeolog telah mengajukan hipotesis lokasi alternatif untuk peristiwa cuaca ekstrem yang dapat membuka jalan bagi mukjizat Musa.

    Ilmuwan menganalisis kemungkinan angin yang mendorong perairan Teluk Suez kembali ke laut, dengan ilustrasi punggungan bawah air. Foto: Doron Norf dan Nathan Paldor

    Terletak di antara daratan Mesir dan semenanjung, Teluk Suez hanya memiliki kedalaman hingga 30 meter dengan dasar yang relatif datar, yang diketahui dapat terjadi jika ada pasang surut yang kuat di bagian ini.

    Bruce Parker, mantan kepala ilmuwan di National Oceanic and Atmospheric Administration, meyakini Musa menggunakan pengetahuannya tentang pasang surut untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.

    “Musa hidup di alam liar di dekat situ pada masa kecilnya, dan dia tahu di mana kafilah menyeberangi Laut Merah saat air surut,” tulis Park untuk The Wall Street Journal pada 2014.

    “Dia tahu langit malam dan metode kuno untuk memprediksi pasang surut, berdasarkan posisi Bulan di atas kepala dan seberapa penuh Bulan itu,” jelasnya.

    Namun, teori Suez tidak dapat mendukung klaim Book of Exodus (Kitab Keluaran atau kitab kedua dalam Alkitab Perjanjian Lama) bahwa angin timur bertiup membelah laut.

    Dalam laporan yang diterbitkan di PLOS One, Drews mengusulkan Danau Tannis di Delta Nil sebagai lokasi yang paling masuk akal untuk peristiwa tersebut, sesuai dengan terjemahan alternatif Alkitab Ibrani yang merujuk pada lautan ‘alang-alang’ yang tumbuh rapat di perairan payau tersebut, bukan ‘Laut Merah’.

    “Pemodelan samudra, dan sebuah laporan dari 1882, menunjukkan bahwa angin kencang di atas delta Nil bagian timur akan menerbangkan air setinggi dua meter, sehingga daratan yang kering tersingkap untuk sementara waktu berkat struktur unik danau tersebut yang menyediakan ‘mekanisme hidrolik untuk membagi air’,” kata peneliti samudra tersebut.

    Meskipun teori ilmiahnya masuk akal, Drews mengakui bahwa sebagai penganut Kristen, imannya membuatnya percaya bahwa kisah itu tetaplah ajaib.

    “Secara pribadi, saya seorang Lutheran yang selalu memahami bahwa iman dan sains dapat dan harus selaras. Adalah wajar dan tepat bagi seorang ilmuwan untuk mempelajari komponen alami dari narasi ini,” tutupnya.

    (rns/fay)

  • Bentuk Pemimpin Creative Minority yang Berdampak, UKSW Adakan BIMTEK PPK Ormawa 2025

    Bentuk Pemimpin Creative Minority yang Berdampak, UKSW Adakan BIMTEK PPK Ormawa 2025

    TRIBUNJATENG.COM – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) terus berkomitmen membentuk pemimpin muda yang memiliki karakter creative minority dan mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

    Komitmen tersebut diwujudkan dalam kegiatan “Bimbingan Teknis (Bimtek) Sistem Informasi Kinerja dan Tata Kelola Kemahasiswaan (Simkatmawa) dan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025” yang diinisiasi oleh Direktorat Kemahasiswa (DEM), Jumat (14/03/2025).  

    Kegiatan yang berlangsung di ruang rapat Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) ini diikuti oleh 72 peserta yang terdiri dari Koordinator Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Kealumnian Fakultas, Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas (SMU), Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa (BPMU), Ketua Senat Mahasiswa Fakultas (SMF), Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF), Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi serta Ketua Bidang Profesional Skill SMU dan SMF. 

    Dalam sapaan hangatnya, Wakil Rektor Bidang Pengajaran, Akademik, dan Kemahasiswaan (WR PAK) Profesor Ferdy Semuel Rondonuwu, menyampaikan kegiatan ini menjadi wadah untuk membentuk pemimpin creative minority yang mampu melihat persoalan di tengah masyarakat serta memberikan solusi inovatif untuk mengatasi hal tersebut. 

    “Bimtek PPK Ormawa ini sangat bagus dan bermanfaat bagi fungsionaris LK (Lembaga Kemahasiswaan-red) karena akan membantu mereka membangun track record dalam menunjukkan perhatian dan kemampuan menyelesaikan berbagai persoalan secara proporsional,” bebernya. 

    Profesor Ferdy Semuel Rondonuwu juga menerangkan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal bagi fungsionaris LK UKSW untuk berkontribusi dalam PPK Ormawa 2025.

    “Setelah bimtek ini, DEM dan fungsionaris LK akan berkoordinasi, mengidentifikasi masalah, serta membentuk kelompok untuk menyusun sub proposal program,” jelasnya. 

    Tips Memenangkan PPK Ormawa 2025.

    Bimtek kali ini menghadirkan Pakar PPK Ormawa Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Profesor Dr. Parmin, S.Pd., M.Pd., sebagai narasumber tunggal yang membahas secara komprehensif strategi dan tips memenangkan PPK Ormawa 2025.  

    Mengawali pemaparannya, Profesor Parmin mengungkapkan bahwa dengan 15 fakultas yang ada, UKSW memiliki potensi besar untuk menjadi rumah bagi PPK Ormawa.

    “Keberagaman bidang ilmu yang ada di UKSW sangat cocok untuk menjawab berbagai isu dan topik yang diusung dalam program PPK Ormawa,” ungkapnya. 

    Dalam paparannya, Profesor Parmin mengajak para peserta untuk mengenal lebih dekat PPK Ormawa 2025, program spesial dari pemerintah yang ditujukan bagi fungsionaris organisasi kemahasiswaan guna mencetak pemimpin yang berorientasi pada penguatan culture keindonesiaan.

    “Ketika mengikuti program ini, mereka akan turun langsung ke masyarakat dan menunjukkan peran aktifnya dalam memecahkan berbagai persoalan sosial,” ungkapnya. 

    Lebih jauh disampaikannya, sasaran dari program ini adalah untuk meningkatkan kompetensi individu fungsionaris organisasi kemahasiswaan, meningkatkan soft skill dan hard skill serta melatih pemimpin untuk melakukan pemberdayaan masyarakat. 

    Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk memenangkan PPK Ormawa 2025 yaitu melengkapi seluruh persyaratan yang telah ditentukan, memilih judul yang menarik dan relevan, serta menentukan desa yang sesuai dengan topik program PPK Ormawa.

    Tak berhenti sampai di situ, Profesor Parmin juga menjelaskan dalam menyusun sub proposal yang menarik, pemilihan desa menjadi faktor yang sangat penting. 

    “Desa yang memiliki karakteristik spesifik akan lebih mudah dikembangkan dalam program, sehingga dapat menciptakan sinergi yang kuat antara mahasiswa dan masyarakat,” pungkasnya. 

    Memantik Semangat

    Acara Bimtek ini semakin menarik dengan adanya sesi tanya jawab bersama para peserta. Diskusi yang berlangsung interaktif ini berhasil memantik semangat mahasiswa untuk berpartisipasi dalam PPK Ormawa 2025.

    Diantaranya, Michael Firdy Riyanto selaku Ketua SMF Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) mengaku mendapatkan pengalaman dan wawasan baru dalam kegiatan ini. 

    “Kegiatan ini membuka pemahaman baru mengenai peran organisasi mahasiswa. PKK Ormawa mendorong fungsionaris LK untuk membuat program yang bagus dan berdampak bagi masyarakat,” bebernya. 

    Acara ini menjadi bukti nyata bahwa UKSW terus berkontribusi dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke- 4 pendidikan berkualitas. 

    UKSW merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang telah terakreditasi Unggul. Berdiri sejak tahun 1956, memiliki 15 fakultas dengan 63 pilihan program studi jenjang D3, D4, S1, S2, dan S3. 

    Terletak di Salatiga, kampus ini dikenal sebagai Kampus Indonesia Mini, karena keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah Indonesia. 

    Selain itu, UKSW juga dikenal dengan julukan Creative Minority atau minoritas berdaya cipta, yaitu sekelompok kecil individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan, menjadi agen transformasi, dan menginspirasi masyarakat. (*)

    Salam Satu Hati UKSW!

  • Selain Celine Evangelista dan Bobon Santoso, Ini Deretan Artis Mualaf

    Selain Celine Evangelista dan Bobon Santoso, Ini Deretan Artis Mualaf

    Jakarta, Beritasatu.com – Fenomena artis mualaf di Indonesia selalu menarik perhatian publik. Baru-baru ini, Celine Evangelista dan Bobon Santoso menjadi sorotan karena keputusan mereka untuk memeluk Islam.

    Namun, jauh sebelum mereka, sudah banyak artis Indonesia yang juga memilih untuk menjadi mualaf. Keputusan ini tentu bukan hal yang mudah, karena melibatkan perjalanan spiritual yang mendalam dan pertimbangan pribadi yang berbeda-beda bagi setiap individu.

    Dalam Islam, perubahan keyakinan dianggap sebagai bagian dari hidayah Allah Swt sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam surah Al-Qashash ayat 56:

    إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

    Artinya: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (Al-Qashash/28: 56)

    Menjadi mualaf adalah bentuk kehendak Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih. Berikut ini deretan artis mualaf yang memutuskan untuk memeluk Islam, dengan latar belakang dan perjalanan spiritual yang unik.

    Deretan Artis Mualaf

    1. Celine Evangelista

    Celine Evangelista resmi memeluk Islam pada Agustus 2024. Ia menunjukkan antusiasme besar dalam mempelajari agama barunya. Celine berkeinginan untuk mengenakan hijab dan secara aktif bertanya tentang ajaran Islam. Umi Pipik, yang membimbingnya, menyatakan Celine memiliki semangat belajar yang tinggi dan ingin semakin mendalami Islam.

    2. Bobon Santoso

    Bobon Santoso, seorang kreator konten terkenal, resmi memeluk Islam pada 10 Maret 2025. Proses mualafnya dipandu oleh Ustaz Derry Sulaiman. Sebelum mengambil keputusan ini, Bobon telah lama mempelajari Islam dan menyimpan keinginan untuk menjadi seorang muslim. Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, dia berdoa agar dapat istikamah dalam menjalankan ajaran Islam.

    3. Mahalini Raharja

    Penyanyi Mahalini Raharja menjadi mualaf sebelum menikah dengan Rizky Febian pada 10 Mei 2024. Sebelumnya, dia dikenal sebagai penganut Hindu. Proses perpindahan keyakinannya dilakukan dengan restu keluarga serta bimbingan seorang kiai. Mahalini dengan penuh kesadaran memutuskan untuk memeluk Islam sebagai bagian dari perjalanan hidupnya.

    4. Davina Karamoy

    Davina Karamoy mengalami momen spiritual saat sakit, yang akhirnya membawanya menjadi seorang mualaf. Ibunya, yang beragama Islam, menyarankan agar dia membaca surah Al-Isra. Setelah merasakan perubahan positif dalam kesehatannya, Davina semakin yakin untuk memeluk Islam. Bahkan, sebelum resmi menjadi muslim, dia telah mulai belajar salat dan berdoa agar kariernya semakin lancar setelah menjadi mualaf.

    5. Richard Lee

    Dokter kecantikan Richard Lee mengungkapkan dirinya telah menjadi mualaf sejak dua tahun lalu. Awalnya, dia merahasiakan keputusannya dari publik untuk menjaga perasaan keluarganya yang masih nonmuslim. Ia meminta Ustaz Derry Sulaiman dan Ustaz Felix Siauw untuk mendampingi perjalanannya menuju Islam. Richard memilih untuk lebih dikenal karena prestasinya daripada karena statusnya sebagai mualaf.

    6. Reza Rahadian

    Aktor Reza Rahadian memutuskan untuk menjadi mualaf pada usia 19 tahun. Keputusannya ini bukan karena paksaan, melainkan murni panggilan hati. Reza adalah satu-satunya anggota keluarganya yang beragama Islam, sementara ibu dan adiknya tetap memeluk Kristen. Ia menegaskan perjalanannya menuju Islam merupakan hasil dari dialog pribadinya dengan Tuhan.

    7. Dian Sastrowardoyo

    Aktris ternama Dian Sastrowardoyo memutuskan untuk memeluk Islam pada 2006. Sejak usia 17 tahun, dia telah mempelajari berbagai agama sebelum akhirnya menghadiri sebuah pengajian atas ajakan tantenya. Di sana, dia mendengarkan kajian yang menurutnya logis dan menyentuh hati. Setelah melalui proses pencarian spiritual yang panjang, Dian akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat pada 21 Agustus 2006, bertepatan dengan perayaan Isra Mikraj.

    8. Roger Danuarta

    Roger Danuarta, aktor berdarah Tionghoa, resmi menjadi mualaf pada 2018 sebelum menikah dengan Cut Meyriska pada 2019. Ia menyatakan keimanannya adalah urusan pribadinya dengan Tuhan. Roger merasa bahwa Islam membantunya menjadi pribadi yang lebih baik dan menemukan kedamaian dalam hidup.

    9. Marcell Siahaan

    Penyanyi Marcell Siahaan juga mengalami perjalanan spiritual yang panjang sebelum akhirnya menjadi mualaf. Ia mengaku telah berpindah keyakinan beberapa kali. Setelah menikah dengan Rima Melati, dia mulai mempelajari Islam lebih dalam. Dari pengalaman spiritual dan pemahamannya, Marcell akhirnya mantap memilih Islam sebagai agama yang diyakininya.

    10. Rebecca Reijman

    Rebecca Reijman, penyanyi berdarah Belanda-Indonesia, resmi menjadi mualaf pada 2009. Keputusannya dipengaruhi oleh pengalaman saat mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an dalam sebuah acara peringatan. Suara merdu ayat-ayat suci tersebut membuatnya merasa tersentuh dan yakin untuk memeluk Islam.

    Kisah para artis mualaf di Indonesia menunjukkan keputusan untuk memeluk Islam bukanlah sesuatu yang diambil secara tiba-tiba, melainkan melalui proses panjang dan mendalam. Setiap individu memiliki latar belakang dan perjalanan spiritual yang unik sebelum akhirnya menemukan keyakinan baru mereka.

  • Apa Itu Meta AI yang Ada di WhatsApp, Instagram, dan Facebook? – Page 3

    Apa Itu Meta AI yang Ada di WhatsApp, Instagram, dan Facebook? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Meta mengklaim asisten kecerdasan buatan (AI) besutannya yaitu Meta AI, telah digunakan oleh lebih dari 400 juta orang setiap bulan. Lantas, apa itu Meta AI yang saat ini ada di WhatsApp, Instagram, dan Fecebook?

    Mengutip laman resmi Meta, Senin (17/3/2025), Meta AI adalah layanan opsional dari Meta yang bisa menjawab pertanyaan, mengajari sesuatu, atau memberikan ide baru.

    Meta AI  hadir sebagai asisten virtual yang membantu pengguna di berbagai platform Meta, menjawab pertanyaan, menerjemahkan bahasa, dan bahkan membuat gambar. 

    Fungsi Meta AI sangat beragam, mulai dari asisten virtual interaktif hingga alat bantu kreativitas. Di Instagram, ia dapat membantu membuat stiker dan animasi untuk Stories.

    Sementara di WhatsApp, pengguna bisa memanfaatkannya untuk membuat draft pesan dan bahkan memanggilnya dengan mengetik @MetaAI dalam grup.

    Belum lama ini, Meta AI memiliki fitur multimoda baru berkat model Llama 3.2 yang membuatnya lebih pintar, bermanfaat, dan menyenangkan. Kamu dapat menggunakan suara untuk berbicara dengan Meta AI di WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

    Saat fitur ini mulai diluncurkan, kamu dapat memilih dari berbagai pilihan suara untuk asisten, termasuk beberapa suara yang sudah dikenal seperti suara AI dari Awkwafina, Dame Judi Dench, John Cena, Keegan Michael Key, dan Kristen Bell.

    Di update terbaru Meta AI, kamu bisa dengan mudah membagikan gambar yang dihasilkan AI sehingga teman-teman kamu dapat melihat, bereaksi, atau menirunya. Meta AI juga dapat menyarankan teks untuk Stories di Facebook dan Instagram.

    Kamu pun dapat memilih dari daftar tema obrolan di Facebook Messenger dan DM Instagram yang mengubah latar belakang dan warna gelembung teks untuk semua orang dalam obrolan.

    Meta juga memperluas AI ke ribuan bisnis yang menggunakan iklan untuk mengirim pesan di WhatsApp dan Messenger dalam bahasa Inggris, sehingga mereka dapat dengan cepat menyiapkan AI bisnis yang dapat berbicara dengan pelanggan mereka, menawarkan dukungan, dan memfasilitasi perdagangan.

  • Wamendagri Bima minta pembangunan Gereja HKBP Bincarung Bogor dikawal

    Wamendagri Bima minta pembangunan Gereja HKBP Bincarung Bogor dikawal

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto mengajak semua pihak mengawal pembangunan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bincarung, Kota Bogor, Jawa Barat.

    Menurutnya, pembangunan gereja tersebut merupakan bagian dari simbol toleransi di Kota Bogor.

    “Tugas kita belum selesai, mari kita kawal sama-sama pembangunan gedung (gereja) yang luar biasa ini,” kata Bima saat mengikuti peletakan batu pertama pembangunan Gereja HKBP Bincarung, Kota Bogor, Sabtu, dikutip dari keterangan resminya.

    Ia memastikan bahwa Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim akan mengawal pembangunan gereja tersebut agar berjalan sesuai rencana.

    Bima mengharapkan nantinya siapa pun yang menjabat Wali Kota Bogor mampu terus memastikan keselarasan seluruh masyarakat di Kota Bogor dapat terbangun dengan baik.

    Wamendagri menjelaskan peletakan batu pertama tersebut merupakan hasil dari ikhtiar panjang pengurus HKBP Bincarung, jajaran Pemerintah Kota Bogor maupun Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor.

    Oleh karena itu, selanjutnya pengawalan perlu diberikan pada proses pembangunan rumah ibadah tersebut sehingga dapat melayani para jemaatnya.

    Selain itu, Bima juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya mendukung pembangunan gereja tersebut.

    Hal itu terutama pengurus HKBP Bincarung yang telah banyak memahami keinginan warga setempat dan melakukan penyesuaian. Pengurus juga berhasil meyakinkan keamanan dan ketertiban dapat terjaga sehingga warga setempat memberikan dukungan.

    Bima mengharapkan pembangunan gereja tersebut menjadi inspirasi bagi daerah lain seluruh Indonesia bahkan dunia dalam menjaga semangat toleransi.

    “Selamat untuk kita semua, mari kita pastikan inspirasi dari Kota Bogor terus menyebar ke Indonesia dan dunia,” kata Bima.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Anggota DPR RI ajak pesantren rawat Pancasila

    Anggota DPR RI ajak pesantren rawat Pancasila

    Dalam diplomasi kita masih dihitung oleh negara lain karena spirit nasionalisme yang membuat kita masih disegani. Pergerakan nasional kita ini dimulai spiritnya dari pesantren

    Sukoharjo (ANTARA) – Anggota DPR RI Aria Bima mengajak pesantren merawat Pancasila untuk menjaga jiwa nasionalisme dalam berbangsa dan bernegara, meski diakuinya bahwa kalangan ulama yang selama ini paling top dalam menjaga pilar kebangsaan itu.

    “Pilar kebangsaan ini harus dijaga. Selama ini yang paling top menjaga adalah para ulama,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI tersebut pada Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Pesantren Mahasiswa Al-Muayyad Windan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu.

    Ia mengatakan Indonesia merupakan negara pluralisme yang membebaskan masyarakatnya dalam menjalankan kehidupan beragama.

    “Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi tolok ukur utama dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Ketika ini dijalankan artinya makin tinggi derajat toleransi dalam beragama, berbangsa, dan bernegara di Indonesia,” katanya.

    Ia mengatakan perbedaan yang ada di Indonesia merupakan anugerah yang belum tentu ada di negara lain.

    “Di negara komunis, kristen liberal, beberapa negara di Timur Tengah, paling enak ada di negara Pancasila,” katanya.

    Ia mengatakan dengan mengenalkan ajaran Pancasila di pesantren maka diharapkan keislaman lebih inklusif.

    “Tidak terkungkung dalam konsesi yang bergulat pada akidah tapi juga memahami konsep tantangan dan ancaman zaman,” katanya.

    Ia mengatakan hingga saat ini Indonesia masih disegani oleh dunia internasional karena ada karakter Islam yang nasionalis dalam pergaulan dunia.

    “Dalam diplomasi kita masih dihitung oleh negara lain karena spirit nasionalisme yang membuat kita masih disegani. Pergerakan nasional kita ini dimulai spiritnya dari pesantren. Saat ini pesantren masih jadi basis komunitas kuat,” katanya.

    Ia mengatakan keberadaan pesantren akan makin kuat ketika digabungkan dengan kemajuan teknologi dan nasionalisme.

    “Tentunya nasionalisme yang mempunyai latar belakang keislaman tetap jadi benteng moral dan integritas bangsa ini. Bangsa ini akan terjaga integritas karakternya selama basis pesantren terjaga tetapi harus berwawasan global dan menyesuaikan perkembangan saat ini tanpa meninggalkan kepentingan nasional,” katanya.

    Pewarta: Aris Wasita
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemuda Lintas Agama perkuat persatuan bangsa dalam keberagaman

    Pemuda Lintas Agama perkuat persatuan bangsa dalam keberagaman

    Jakarta (ANTARA) – Pemuda Lintas Iman Kota Tangerang Selatan menggelar kegiatan berbagi makanan untuk berbuka puasa sebagai upaya memperkuat persatuan dalam keberagaman kehidupan bermasyarakat.

    “Melalui kegiatan ini kami ingin menunjukkan komitmen dalam menjaga toleransi antarumat beragama dengan mengedepankan persatuan bangsa,” kata Ketua Gerakan Anak Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Tangerang Selatan, Adi Saputra Simalulang dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

    Ia mengatakan, ratusan paket makanan untuk berbuka puasa itu berasal perwakilan dari berbagai agama yang tergabung dalam Forum Lintas Agama Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

    “Ini upaya kami dalam menciptakan momen kebersamaan dalam keberagaman,” kata dia.

    Dia menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi juga bentuk nyata dari semangat kebersamaan antarumat beragama.

    “Kami ingin menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk berbagi dan mensyukuri kebersamaan. Ini bukan gerakan individu, melainkan gerakan kolektif dari berbagai agama yang ada di Tangerang Selatan,” katanya.

    Ia mengatakan, melalui kegiatan ini pihaknya ingin menunjukkan bahwa toleransi bukan sekadar kata-kata, tetapi bisa diwujudkan dalam tindakan nyata.

    Ia mengatakan setiap perwakilan dari enam agama yang diakui di Indonesia turut serta membawa dan membagikan takjil kepada pengguna jalan yang melintas.

    “Tak hanya makanan, minuman dingin seperti air mineral juga disediakan bagi penerima manfaat,” kata dia.

    Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Pemuda Muhammadiyah, Rindang Panuntun berharap para pemuda lintas agama dapat menjadi contoh dalam menjaga kebersamaan dan semangat Pancasila.

    “Kota ini adalah miniatur Indonesia, dimana keberagaman menjadi kekuatan. Maka dari itu, kita harus terus merawatnya,” kata dia.

    Forum Lintas Agama juga berencana mengadakan kegiatan lanjutan, termasuk buka puasa bersama untuk semakin mempererat hubungan antarumat beragama di kota ini.

    Meski jumlah peserta dalam kegiatan ini dibatasi maksimal 10 orang perwakilan per agama untuk menghindari kemacetan, antusiasme peserta tetap tinggi.

    Dia berharap ke depan kegiatan lintas agama seperti ini bisa lebih sering dilakukan dengan skala yang lebih besar.

    Toleransi bukan hanya tentang memahami perbedaan, tapi juga tentang bergerak bersama untuk menciptakan harmoni di tengah masyarakat. “Semoga ke depan semakin banyak program yang bisa memperkuat persatuan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wali Kota Miami Beach Minta Cabut Sewa Gedungnya bagi Bioskop yang Tetap Putar Film Palestina – Halaman all

    Wali Kota Miami Beach Minta Cabut Sewa Gedungnya bagi Bioskop yang Tetap Putar Film Palestina – Halaman all

    Wali Kota Miami Beach Minta Cabut Sewa Gedungnya bagi Bioskop yang Putar Film Dokumenter Palestina

    TRIBUNNEWS.COM-  Film tentang konflik Israel-Palestina di Tepi Barat yang diduduki ini dilarang diputar di Miami Beach. 

    Dalam buletin yang dikirim ke penduduk setempat pada Selasa malam, Steven Meiner, wali kota Miami Beach mengkritik film tersebut sebagai “propaganda sepihak” dan berpendapat bahwa film tersebut salah menggambarkan orang Yahudi. 

    Namun, meskipun ia berupaya menghentikan pemutaran, O Cinema tetap menayangkan film dokumenter tersebut.

    Steven Meiner sekarang memperkenalkan undang-undang baru untuk mengakhiri sewa teater di Balai Kota lama dan mencabut dua hibah kota dengan total lebih dari $79.000, setengahnya telah dibayarkan.

    Minggu lalu, Meiner mendesak CEO O Cinema Vivian Marthell untuk membatalkan pemutaran, merujuk pada kekhawatiran dari pejabat Israel dan Jerman.

    “Karena kekhawatiran atas retorika anti-Semit, kami telah memutuskan untuk menarik film tersebut dari program kami,” tulis Marthell kepada Meiner pada tanggal 6 Maret. 

    “Film ini telah mengungkap keretakan yang menghalangi kami untuk memenuhi misi kami dalam mendorong percakapan yang mendalam tentang karya sinematik.”

    Menurut buletin Meiner, Marthell membatalkan keputusannya keesokan harinya. Di tengah kontroversi tersebut, penjualan tiket melonjak, yang menyebabkan tiket pertunjukan terjual habis dan pemutaran tambahan.

    “Keputusan kami untuk menayangkan No Other Land bukanlah sebuah deklarasi keberpihakan politik,” kata Marthell dalam email kepada Herald. 

    “Ini adalah penegasan kembali keyakinan kami bahwa setiap suara layak didengar, terutama ketika suara itu menantang kami.”

    Tindakan Meiner telah memicu reaksi keras, dengan para kritikus menuduhnya melakukan penyensoran. 

    Ia membela pendiriannya, dengan menyatakan: “Menormalkan kebencian dan menyebarkan anti-Semitisme di fasilitas yang didanai pembayar pajak — setelah O Cinema sendiri mengakui kekhawatiran atas retorika anti-Semit — tidak dapat diterima dan tidak boleh ditoleransi.”

    Komisaris Kota David Suarez mendukung usulan Meiner, dengan menyebut No Other Land sebagai “propaganda pro-Hamas”. 

    Rekan Komisaris Kristen Rosen Gonzalez, meskipun mengatakan bahwa film tersebut bias, menentang pencabutan sewa O Cinema, dengan peringatan akan adanya pertempuran hukum yang mahal. 

    Ia menyarankan agar teater tersebut juga dapat menayangkan Screams Before Silence , sebuah dokumenter tentang wanita Israel yang diserang oleh Hamas.

    Komisi kota akan memberikan suara pada usulan Meiner Rabu depan.

    Film Palestina-Israel No Other Land memenangkan Academy Award untuk Film Dokumenter Terbaik di Academy Awards awal bulan ini. 

    Film ini diproduksi oleh kolektif Palestina-Israel dan mengikuti kisah seorang aktivis Palestina yang berteman dengan seorang jurnalis Israel untuk membantunya dalam perjuangannya mencari keadilan saat desanya di Masafar Yatta diserang akibat pendudukan Israel di wilayah tersebut. 

    Film ini merupakan debut penyutradaraan Basel Adra, Hamdan Ballal, Yuval Abraham, dan Rachel Szor, yang menggambarkannya sebagai tindakan perlawanan dalam perjalanan menuju keadilan.

    Saat naik panggung pada upacara penyerahan Piala Oscar, Adra berkata: “Sekitar dua bulan lalu, saya menjadi seorang ayah dan harapan saya kepada putri saya adalah agar ia tidak harus menjalani kehidupan yang sama seperti yang saya jalani sekarang, selalu takut akan kekerasan pemukim, pembongkaran rumah, dan pemindahan paksa yang dialami oleh komunitas saya, Masafar Yatta, setiap hari di bawah pendudukan Israel.”

    Kata-katanya disambut tepuk tangan meriah dari para penonton yang bertabur bintang.

    Abraham menambahkan: “Ketika saya melihat Basel, saya melihat saudara saya, tetapi kita tidak setara. Kita hidup dalam rezim di mana saya bebas, di bawah hukum sipil, dan Basel berada di bawah hukum militer yang menghancurkan hidupnya dan dia tidak dapat mengendalikannya. Ada jalan yang berbeda. Solusi politik tanpa supremasi etnis.”

    Film dokumenter ini difilmkan selama empat tahun antara 2019 dan 2023. Film ini telah memenangkan sejumlah penghargaan selain Oscar, termasuk Panorama Audience Award untuk Film Dokumenter Terbaik dan Berlinale Documentary Film Award di Festival Film Internasional Berlin 2024.

     

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR