agama: Kristen

  • Eks Agen CIA Klaim Tahu Lokasi Tabut Perjanjian yang Disebutkan dalam Alkitab

    Eks Agen CIA Klaim Tahu Lokasi Tabut Perjanjian yang Disebutkan dalam Alkitab

    GELORA.CO – Seorang mantan agen Dinas Intelijen Pusat Federal Amerika Serikat (CIA) telah mengklaim bahwa ia tahu persis di mana Ark of Covenant atau Tabut Perjanjian, yang disebutkan dalam Allkitab itu sebenarnya berada.

    Tabut Perjanjian adalah kotak kayu berhias emas yang konon merupakan peti penyimpanan dan relik keagamaan yang dianggap sebagai objek paling suci oleh orang Bani Israil. Dalam Kitab Keluaran disebutkan bahwa Tuhan memerintahkan Nabi Musa untuk membuat peti ini selama 40 hari tinggal di Gunung Sinai.

    Mayor Ed Dames bekerja untuk CIA sebagai mata-mata sepanjang 1980-an dan mengatakan bahwa ia tahu di mana Tabut Perjanjian itu sebenarnya berada.

    Dames bahkan mengklaim bahwa ia tidak hanya tahu di mana lokasinya, tetapi juga bahwa ia adalah bagian dari program rahasia Angkatan Darat AS yang menggunakan orang-orang yang dikenal sebagai ‘pemantau jarak jauh’ untuk mengungkap informasi tentang objek atau orang dari masa lalu.

    Berbicara kepada MailOnline, Dames membagikan dokumen yang menyatakan bahwa dia terlibat dalam proyek Stargate, yang berlangsung dari 1977 hingga 1995, saat proyek itu dihentikan. Dia diduga sebagai salah satu ‘pengamat jarak jauh’, dan ia membantu melacak lokasi Tabut itu di dunia.

    Ia mengklaim bahwa benda itu berada di dalam Gua Leluhur, yang terletak di Hebron, Tepi Barat.

    Menurut kepercayaan Kristen, Yahudi, dan Islam, di sinilah beberapa tokoh yang disebutkan dalam kitab suci seperti Nabi Ibrahim, Ishak, dan Yakub dimakamkan.

    Disebutkan dalam Alkitab bahwa Tabut Perjanjian yang dibangun Bani Israil berbentuk peti sebagai peti emas. Tabut ini dibuat tak lama setelah orang-orang Bani israil melarikan diri dari Mesir pada abad ke-13 SM.

    Lebih lanjut diyakini bahwa Nabi Musa meletakkan Sepuluh Perintah di peti tersebut, yang menurut para sejarawan disimpan di Ruang Mahakudus, ruang terdalam di Kuil kuno Yerusalem, tetapi saat Yerusalem dijarah Babilonia pada 586 SM, Tabut tersebut menghilang.

    Penglihatan Jarak Jauh

    Dames mengklaim bahwa kekuatan pikirannya, yang katanya ia ajarkan kepada orang lain untuk digunakan juga, membimbingnya ke ‘sejenis terowongan batu’. Ia mengatakan bahwa ia masih mengajarkan orang lain ‘penglihatan jarak jauh’, karena ia menggunakan ‘kemampuannya’ terutama untuk mencari anak-anak yang hilang.

    “Saya berada di dalam tempat yang gelap, dan saya merasa sangat tidak aman karena ada perasaan yang tidak dapat saya gambarkan. Tidak pernah merasakannya sebelumnya, dan itu membuat saya takut,” katanya berbicara tentang pencarian Tabut yang hilang itu kepada Mail Online.

    “Saya berada di dalam semacam terowongan batu, dan ada sebuah objek, dan objek itu berbentuk kotak dan berat serta padat,” jelasnya.

    “Gelap, saya masih sedikit gelisah, tetapi saya masih dapat mengendalikan alam bawah sadar saya.

    “Ide-ide konkret yang terkait dengan target adalah struktur kotak,” kata mantan agen CIA tersebut.

    Ia kemudian merasakan sebuah ‘relik suci’ dan akan menyelidiki detail tentang bagaimana benda itu muncul, mencatat bahwa itu adalah ‘alkitabiah’.

    Menurutnya, sesi penglihatan jarak jauh kedua membuatnya mengklaim bahwa benda itu berada di Gua Leluhur. Dames berkata bahwa ketika menjadi bagian dari program Stargate, ia ditugaskan menjadikan Tabut itu sebagai target selama pelatihan.

    Tak Ada Bukti Konkret

    Sebuah dokumen CIA yang tampaknya muncul kembali mengungkapkan apa yang ditemukan dalam latihan pada tahun 1988, yang menyatakan bahwa pelatihan itu berlokasi di Timur Tengah.

    Dames mengklaim bahwa ia memasuki ‘kondisi kesadaran yang berubah’ untuk menemukan targetnya, menggunakan kelima indranya.

    Pada tahun 90-an, LA Times melaporkan bahwa ‘paranormal’ dapat menjadi berharga bagi mereka, menghabiskan jutaan dolar untuk mendatangkan mereka.

    Saat ini tidak ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa Tabut itu pernah ada, dan meskipun Dames mengklaim bahwa itu nyata dan berada di Tepi Barat, tidak seorang pun diizinkan memasuki gua-gua kuno ini, yang berarti lokasinya mungkin tidak akan pernah dapat diverifikasi.

  • Mahasiwa UKI Tewas di Kampus Sempat Curhat Di-bully Senior
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 April 2025

    Mahasiwa UKI Tewas di Kampus Sempat Curhat Di-bully Senior Megapolitan 7 April 2025

    Mahasiwa UKI Tewas di Kampus Sempat Curhat Di-bully Senior
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Kenzha Walewangko
    (22), mahasiswa
    Universitas Kristen Indonesia
    (UKI) sempat curhat ke kakaknya, Victory, mengalami
    bullying
    sebelum tewas di Kampusnya, Cawang, Jakarta Timur pada Selasa (4/3/2025).
    “Beberapa bulan sebelum Kenzha meninggal dunia, dia sempat curhat ke abangnya (Victory) karena dibully oleh para senior,” kata ayah Kenzha, Happy Walewangko saat dihubungi, Senin (7/4/2025).
    Happy menyampaikan, senior yang melakukan bullying kepada Kenzha kemungkinan berasal dari fakultas lain.
    “Kalau tidak salah senior atau dari fakultas lain, Kenzha disuruh berguling-guling, jungkir balik,” jelas dia.
    Bahkan, Kenzha sempat mengeluh ke Victory bahwa tidak ingin datang ke kampus.
    “Kenzha ada keengganan ke kampus mungkin karena faktor itu, dibully sama senior atau fakultas yang lain,” ujar Happy.
    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Timur masih menunggu hasil autopsi kasus kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Walewangko (22) dari RS Polri Kramat Jati. 
    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan setelah hasil autopsi keluar, penyidik akan memanggil ahli pidana untuk memberikan keterangan kasus tersebut. 
    “Dari hasil autopsi dan Labfor, setelah itu kita akan memeriksa ahli pidana, baru nanti kesimpulannya biar ahli yang menjelaskan, baru kesimpulan akhir kasus ini mau ditingkatkan atau dihentikan, itu nanti hasil keputusan gelar perkara,” kata Nicolas saat ditemui di Terminal Kampung Rambutan, Jumat (4/4/2025). 
    Dari 34 saksi yang telah diperiksa polisi, hanya satu orang saksi yang menyebut bahwa Kenzha sempat dikeroyok sebelum tewas. 
    Terlebih lagi, posisi saksi itu berada jauh dari tempat kejadian perkara. Maka polisi memilih menunggu hasil autopsi untuk membuat terang perkara. 
    “Saksi itu jaraknya dia juga jauh, kita tidak bisa percaya dengan keterangan yang seperti itu, posisinya dia paling jauh, dan dia memberikan keterangan bahwa si korban dipukul, dikeroyok. Itupun bagi kami, itu keterangan yang perlu pendalaman lagi, tapi saksi juga tidak menyatakan bahwa dipukulnya bagaimana,” tambah Lilipaly.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mahasiswa UKI Tewas di Kampus, Sang Ayah Minta Polisi Transparan Ungkap Hasil Otopsi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 April 2025

    Mahasiswa UKI Tewas di Kampus, Sang Ayah Minta Polisi Transparan Ungkap Hasil Otopsi Megapolitan 7 April 2025

    Mahasiswa UKI Tewas di Kampus, Sang Ayah Minta Polisi Transparan Ungkap Hasil Otopsi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – EH Happy Walewangko, ayah dari
    Kenzha Ezra Walewangko
    (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang tewas di kampusnya, berharap polisi transparan mengungkap hasil otopsi jasad putranya.
    “Kami (keluarga korban) sangat berharap ada transparansi dari pihak kepolisian untuk mengungkap hasil dari otopsi Kenzha,” kata Happy saat dihubungi, Senin (7/4/2025).
    Happy menegaskan, transparansi tersebut penting untuk mengungkap kejelasan kasus kematian putranya.
    Menurut Happy, sampai sekarang pihak keluarga belum mendapatkan hasil otopsi.
    “Sampai sekarang hasil dari otopsi itu tidak pernah ada atau tidak diberitahukan kepada kami selaku keluarga korban,” ungkap dia.
    Happy pun meyakini putranya meninggal dunia akibat dikeroyok. Keyakinan itu didasarkan pada luka-luka yang terlihat secara kasat mata di tubuh Kenzha.
    Katanya, saat jenazah Kenzha dimandikan, ditemukan bekas tapak sepatu di pundak belakang sebelah kiri.
    “Ada luka lebam atau kebiruan di bagian pundak belakang sebelah kiri dan hampir sekujur punggung itu lebam,” tutur Happy.
    “Yang sangat terlihat itu jejak sepatu, tanda dari sol ada di pundak kiri atas bagian belakang tubuh,” lanjutnya.
    Selain itu, Happy menyebut ada bekas pukulan benda keras menyerupai balok di bagian belakang tubuh Kenzha.
    Tak hanya itu, pengeroyokan terhadap Kenzha ia nilai semakin terlihat karena terdapat banyak luka robek.
    “Di kepala, di telinga kanan atas, di belakang sedikit ada luka seperti remuk atau bocor. Tengkorak juga terlihat sampai bagian dalamnya ketika dimandikan,” ujar Happy.
    Terpisah, Polres Metro Jakarta Timur mengaku sudah menerima hasil laboratorium forensik (labfor) terkait kematian Kenzha secara lisan.
    “Untuk saat ini hasil otopsi dan hasil labfor belum kami terima. Tapi untuk hasil labfor sudah, tapi penyampaian lisan sudah,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly saat ditemui di UKI, Rabu (26/3/2025).
    Namun, saat ini polisi masih menunggu hasil otopsi jasad Kenzha secara resmi untuk mengetahui penyebab kematian Kenzha. 
    “Itu harus diserahkan dulu ke bagian otopsi untuk menentukan. Otopsi itu sekali lagi untuk menentukan penyebab kematian,” kata Nicolas.
    Nicolas membantah penyidik sengaja mengulur-ulur waktu dalam menangani kasus ini. Menurut dia, penyidik perlu memeriksa seluruh barang bukti yang diperiksa agar penyebab kematian Kenzha bisa diketahui seutuhnya.
    “Ada pemeriksaan digital forensik terkait dengan CCTV yang ada. Pemeriksaan tentang jaringan, histopatologi, pemeriksaan tentang toksikologi. Pemeriksaan terhadap DNA dan pemeriksaan yang lain-lain. Itu yang menyebabkan hasilnya agak lama,” tutur Nicolas.
    Nicolas menyampaikan, ada proses
    scientific crime investigation
    yang dipegang teguh dalam penyelidikan kasus kematian Kenzha.
    Diketahui, Kenzha dilaporkan tewas di area kampusnya, Selasa (4/3/2025). 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluarga Yakin Kasus Kematian Mahasiswa UKI akibat Pengeroyokan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 April 2025

    Keluarga Yakin Kasus Kematian Mahasiswa UKI akibat Pengeroyokan Megapolitan 7 April 2025

    Keluarga Yakin Kasus Kematian Mahasiswa UKI akibat Pengeroyokan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     E.H. Happy Walewangko, ayah dari Kenzha Walewangko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang tewas di kampusnya, meyakini bahwa putranya meninggal dunia akibat dikeroyok.
    “Kami mengetahui bahwa anak ini atau korban atau si Kenzha itu dianiaya, ada pengeroyokan, dikeroyok hingga dia meninggal, dikeroyok habis-habisan,” kata Happy saat dihubungi, Senin (7/4/2025).
    Happy menyampaikan, keyakinannya didasarkan pada luka-luka yang terlihat secara kasat mata di tubuh Kenzha.
    Bahkan, saat jenazah Kenzha dimandikan, ditemukan bekas tapak sepatu di pundak belakang sebelah kiri.
    “Ada luka lebam atau kebiruan di bagian pundak belakang sebelah kiri dan hampir sekujur punggung itu lebam,” tutur Happy.
    “Yang sangat terlihat itu jejak sepatu, tanda dari sol ada di pundak kiri atas bagian belakang tubuh,” lanjutnya.
    Selain itu, Happy menyebut ada bekas pukulan benda keras menyerupai balok di bagian belakang tubuh Kenzha.
    Tak hanya itu, pengeroyokan terhadap Kenzha ia nilai semakin terlihat karena terdapat banyak luka robek.
    “Di kepala, di telinga kanan atas, di belakang sedikit ada luka seperti remuk atau bocor. Tengkorak juga terlihat sampai bagian dalamnya ketika dimandikan,” ujar Happy.
    Berdasarkan keterangan dari kakak Kenzha yang memandikan jenazah sang adik, Happy mengatakan bahwa tulang rusuk anaknya patah di bagian kiri.
    “Ada satu atau dua yang patah berarti banyak mengalami siksaan. Jadi, Kenzha tersiksa sebelum mati, itu sangat-sangat disayangkan,” ucap Happy.
    Dengan banyaknya luka di tubuh Kenzha, keluarga mengaku tidak tega untuk melihatnya.
    “Namun, karena ingin melihat langsung anak kami dengan bukti secara kasat mata,” tegas dia.
    Sebelumnya diberitakan, Kenzha tewas di kampusnya, Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur pada Selasa (4/3/2025). Mahasiswa tersebut diduga tewas akibat pengeroyokan yang terjadi di area kampus.
    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly membenarkan terkait peristiwa tersebut. Saat ini, penyidik tengah menyelidiki perkara itu.
    “Sudah (ada laporan mahasiswa tewas diduga dikeroyok),” kata Nicolas saat dikonfirmasi, Kamis (6/3/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nekat Kasih Cola ke Suku Terasing Sentinel, Pria Ini Ditahan

    Nekat Kasih Cola ke Suku Terasing Sentinel, Pria Ini Ditahan

    Jakarta

    Seorang warga Amerika Serikat berakhir ditahan karena kunjungi Suku Sentinel yang terasing dari peradaban manusia modern. Dia berinteraksi dengan memberi cola. Para pakar menyebut tindakannya ‘ceroboh dan idiot’.

    Pulau Sentinel Utara di Samudra Hindia adalah rumah bagi Suku Sentinel, salah satu suku paling terisolasi di dunia. Masuk ke sini juga ada aturannya, karena itu tindakan Mykhailo Viktorovych Polyakov (24) mendapat teguran dari Departemen Investigasi Kejahatan India setelah mencapai pantai timur laut Pulau Sentinel Utara pada pukul 10 pagi pada tanggal 29 Maret, menurut The New Indian Express.

    Melansir IFLScience, Polyakov dilaporkan berlayar dengan perahu kecil dari pantai Kurma Dera di Pulau Andaman Selatan pada pukul 1 dini hari. Dia memulai perjalanan berbahaya sejauh 38 kilometer menyeberangi lautan.

    Polisi mengatakan ia tiba sambil membawa kelapa dan sekaleng cola sebagai ‘persembahan untuk Suku Sentinel‘. Disebut bahwa ia berlama-lama di perahunya di dekat pantai pulau selama satu jam, membunyikan peluit dengan harapan menarik perhatian Suku Sentinel, tetapi tidak ada tanggapan.

    Setelah melangkah sebentar ke pulau itu selama tidak lebih dari lima menit, ia meletakkan ‘persembahan’-nya di pantai, mengumpulkan sampel pasir, dan merekam video sebelum kembali ke perahunya.

    Sebagai informasi, akses ke Pulau Sentinel Utara dilarang keras oleh otoritas India untuk melindungi Suku Sentinel. Sentinel adalah suku asli yang hidup dalam isolasi sukarela di pulau itu. Mereka adalah orang-orang nomaden, pemburu-pengumpul yang telah tinggal di Pulau Sentinel Utara selama ribuan tahun.

    Berdasarkan laporan dari orang-orang yang mengamati pulau itu dari jauh, diperkirakan ada sekitar 100 orang yang tinggal di pulau itu. Mereka diduga terbagi menjadi tiga kelompok utama.

    Mengingat keterasingan ekstrem mereka dari dunia luar, hampir tidak ada yang diketahui tentang cara hidup mereka.

    Sentinel pernah menjadi berita utama pada tahun 2018 ketika John Allen Chau, seorang misionaris Kristen dari AS, secara ilegal menyusup ke pulau mereka. Ia terbunuh oleh busur dan anak panah. Ada insiden lain pada tahun 2006 ketika dua nelayan India, Sunder Raj dan Pandit Tiwari, telah menambatkan perahu mereka di dekat Pulau Sentinel Utara untuk tidur setelah melakukan perburuan liar di perairan sekitar pulau itu. Perahu mereka hanyut ke darat dan mereka berakhir dibunuh Suku Sentinel.

    Setelah tsunami dahsyat yang mengguncang Samudra Hindia pada bulan Desember 2014, Pantai Nasional India menggunakan helikopter untuk mengintai pulau itu guna melihat apakah masyarakat itu membutuhkan bantuan. Yang mereka lihat hanyalah seorang individu yang mengintai helikopter mereka dan mencoba menyerangnya dengan anak panah.

    “Sungguh tidak masuk akal bahwa seseorang bisa seceroboh dan sebodoh itu. Tindakan orang ini tidak hanya membahayakan nyawanya sendiri, tetapi juga membahayakan nyawa seluruh suku Sentinel. Sudah diketahui umum sekarang bahwa masyarakat yang tidak memiliki kontak dengan orang lain tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit umum dari luar seperti flu atau campak, yang dapat memusnahkan mereka sepenuhnya,” kata Caroline Pearce, Direktur Survival International, dalam sebuah pernyataan.

    Lebih lanjut, dia menyebut selamatnya dan ditangkapnya pria itu adalah kabar baik. Akan tetapi, kegiatannya sangat mengganggu saat berhasil masuk ke pulau itu sejak awal.

    “Pihak berwenang India memiliki tanggung jawab hukum untuk memastikan bahwa suku Sentinel aman dari misionaris, influencer media sosial, orang-orang yang menangkap ikan secara ilegal di perairan mereka, dan siapa pun yang mungkin mencoba melakukan kontak dengan mereka,” tandasnya.

    (ask/ask)

  • Tarif Timbal Balik Trump Diprediksi Akan Memicu Lonjakan Pengangguran di Indonesia – Halaman all

    Tarif Timbal Balik Trump Diprediksi Akan Memicu Lonjakan Pengangguran di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemberlakuan tarif timbal balik impor sebesar 32 persen yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terhadap Indonesia diprediksi berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, terutama sektor non-migas. 

    Beberapa sektor yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia ke AS akan terhantam, termasuk manufaktur, tekstil, perkebunan, pertanian, dan perikanan.

    Ekonom dari Universitas Kristen Atma Jaya Jakarta, Rosdiana Sijabat, mengatakan Amerika Serikat telah lama menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia, bersama dengan China dan India. 

    Sebelumnya, ekspor Indonesia ke AS didominasi oleh produk non-migas, yang berkontribusi sekitar 11 persen terhadap total ekspor Indonesia.

    Namun, dengan diberlakukannya tarif timbal balik, sektor-sektor tersebut akan mengalami tekanan berat.

    “Yang diberlakukan AS kepada Indonesia tentunya kita tahu bakal berdampak kepada perekonomian Indonesia. AS jadi mitra dagang utama Indonesia selain China dan India,” ujar Rosdiana kepada Tribunnews pada Sabtu (5/4/2025).

    Rosdiana mengungkapkan bahwa sektor-sektor yang paling terpengaruh antara lain industri manufaktur, industri padat karya seperti tekstil, serta sektor perkebunan, pertanian, dan perikanan. Bahkan, sebelum tarif ini diterapkan, Indonesia sudah kesulitan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar lima persen.

    “Sebelum ada pemberlakuan tarif timbal balik saja pertumbuhan ekonomi Indonesia saja susah mencapai target 5 persen. Apalagi, ini ada tarif timbal balik,” kata Rosdiana.

    Lebih lanjut, Rosdiana memprediksi bahwa lonjakan angka pengangguran akan menjadi salah satu dampak terbesar dari kebijakan ini.

    Banyak sektor industri yang bergantung pada ekspor, terutama manufaktur dan padat karya, berisiko mengalami penurunan tajam, yang pada gilirannya akan mempengaruhi lapangan kerja.

    “Angka pengangguran kita pasti bakal naik lagi. Kita tahu beberapa waktu lalu banyak pabrik tekstil tutup. Dan sekarang kondisinya makin tidak mudah dengan adanya tarif timbal balik,” kata Rosdiana.

     

  • Hungaria Keluar dari Mahkamah Pidana Internasional, Jadi Kado bagi Netanyahu

    Hungaria Keluar dari Mahkamah Pidana Internasional, Jadi Kado bagi Netanyahu

    Jakarta

    Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban tampaknya tengah menguji sejauh mana institusi-institusi internasional dapat dilemahkan dan digoyahkan.

    Satu hal yang tak bisa disangkal dari sekutu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ini adalah bahwa ia tidak pernah bertindak setengah hati atau sekadar “gertak sambal”.

    Dalam taktik politiknya, si penggemar sepak bola Viktor Orban lebih sering memilih untuk menyerang daripada bertahan, dan ketika pemberitaan mengenai dirinya semakin negatif, ia kadang-kadang dengan sengaja mengguyurkan “minyak pada bara api yang berkobar”.

    Begitulah yang ia lakukan, bahkan sebelum kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ke Budapest pada hari Kamis (03/04)), Sekretaris Menteri Hungaria Gergely Gulyas mengumumkan melalui kantor berita negara MTI pada pagi itu bahwa Hungaria ingin keluar dari Mahkamah Pidana Internasional atau ICC.

    Pemerintah Hungaria telah memulai langkah tersebut, dan proses keluar akan dilakukan sesuai dengan semua tenggat waktu yang berlaku. Tak lama setelah itu, keputusan tersebut diterbitkan dalam Lembaran Resmi Hukum Hungaria.

    Keluarnya Hungaria dari ICC sudah dipertimbangkan sejak Februari. Gulyas dengan hati-hati menambahkan bahwa Hungaria berada dalam situasi hukum yang khusus.

    Meskipun negara ini telah bergabung dengan ICC, karena Parlemen Hungaria tidak pernah menerbitkan Statuta Roma, yang menjadi dasar ICC, Hungaria tidak wajib melaksanakan perintah penangkapan.

    Meski langkah ini menimbulkan kegemparan internasional, tidak ada yang terkejut. Ketika perintah penangkapan dari ICC terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikeluarkan pada 21 November 2024, hanya beberapa jam setelahnya, Viktor Orban dengan penuh semangat mendeklarasikan pihaknya mendukung Netanyahu sepenuhnya.

    Perintah penangkapan itu ia sebut sebagai “berani, sinis, dan sepenuhnya tidak dapat diterima”, tulis Orban di X dan malah mengundang “sohibnya” itu ke Hungaria, “di mana kami akan menjamin kebebasan dan keselamatannya”, sindirnya.

    Segera setelah itu, pada Februari 2025, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menyatakan bahwa negara mereka sedang mempertimbangkan untuk keluar dari ICC. Pernyataan semacam ini, dalam pemerintahan Orban, sering kali menjadi sinyal bahwa keputusan seperti itu akan segera diambil.

    Keluarnya dari ICC baru akan berlaku setelah satu tahun

    Media independen Hungaria dan pengamat menanggapi langkah ini dengan setengah terkejut, setengah sinis. Majalah mingguan HVG (Heti Vilaggazdasag) memberi judul: “Mengapa kita butuh Mahkamah Internasional? Tidak ada yang boleh memaksa kita untuk menangkap siapa yang kita pilih!” Portal 444.hu menulis: “Netanyahu seharusnya ditangkap di bandara, tapi kita lebih memilih keluar dari ICC.”

    Pakar hukum internasional di Universitas Corvinus Budapest, Tamas Hoffmann, mengatakan kepada surat kabar Blikk, bahwa dengan keluar dari ICC, “pemerintah Hungaria memberi sinyal bahwa mereka tidak peduli dengan penanggulangan kejahatan internasional dan perlindungan hak asasi manusia.”

    Secara hukum, Hungaria sebenarnya tetap diwajibkan untuk menangkap Netanyahu, meskipun negara ini berencana keluar dari ICC. Sebab, keluar dari ICC baru akan berlaku setelah tenggat waktu satu tahun, dimulai dari tanggal pernyataan tertulis yang dikirimkan kepada Sekretaris Jenderal PBB.

    Keluarnya dari ICC lebih dari sekadar kado untuk Netanyahu

    Meski demikian, Viktor Orban dan Benjamin Netanyahu merayakan pengumuman keluarnya Hungaria dari ICC dengan antusias di konferensi pers bersama pada hari Kamis (04/04).

    Orban menyebut ICC sebagai “Mahkamah politik”. Netanyahu kemudian memuji pernyataan Orban dan menyebut ICC sebagai institusi “korup” dan mengancam demokrasi. Pertanyaan dari wartawan tidak diizinkan selama konferensi pers.

    Fakta bahwa Hungaria mengumumkan keluar dari ICC pada hari yang sama dengan kunjungan Netanyahu jauh lebih dari sekadar kado Orban kepada sahabatnya itu. Perdana Menteri Hungaria telah meluncurkan serangan politik besar tahun ini: “Perang melawan Kekaisaran Brussel”, yakni tentang transformasi Uni Eropa menjadi federasi negara-negara berdaulat yang hanya terhubung oleh kepentingan ekonomi, serta perjuangan melawan para kritikus Orban.

    Dalam pidatonya pada Hari Nasional 15 Maret, Orban menyebut para kritikus tersebut sebagai “serangga yang baru nongol lagi setelah istirahat musim dingin”, yang kini akan “dibasmi.”

    Dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, Orban merasa bahwa masa-masa ini sangat menguntungkan untuk melakukan serangan politik semacam itu. Ia mengandalkan dukungan sekutu-sekutu dari aliansi partai Patrioten untuk Eropa, yang kini menjadi fraksi ketiga terbesar di Parlemen Eropa.

    Dengan demikian, keluar dari ICC juga dapat diinterpretasikan sebagai ujian untuk melihat sejauh mana institusi transnasional dapat diserang dan mungkin dihancurkan.

    Langkah ini juga terkait dengan keanggotaan Hungaria di Uni Eropa, mengingat keanggotaan ICC sangat erat terkait dengan keanggotaan dalam Uni Eropa.

    Hungaria adalah satu-satunya negara UE yang memutuskan untuk keluar dari ICC. Maka dari itu, keputusan ini juga menyentuh pertanyaan apakah Orban juga berniat untuk mengeluarkan negaranya dari Uni Eropa?

    Orban menginginkan Uni Eropa yang berbeda

    Hingga kini, Orban masih berpegang pada anggapan bahwa Hungaria akan tetap menjadi anggota Uni Eropa – dalam bentuk yang diubah menurut visinya. Keluar dari Uni Eropa tidak dapat diterima secara politik di Hungaria saat ini dan kemungkinan besar akan menjadi akhir karier politik Orban.

    Namun demikian, Perdana Menteri Hungaria itu terus menggempur Uni Eropa – dimulai dengan mitos sayap kanan mengenai “pertukaran populasi”, yang menyatakan bahwa Eropa akan kehilangan akar-akar Kristen-nya akibat migrasi, hingga narasi “Gayropa”, di mana partai pemerintah Fidesz bahkan bertindak melawan gerakan LGBTQ di Hungaria.

    Di dalam negeri, Orban meluncurkan kampanye besar melawan para kritikusnya – yang ia sebut dengan hina sebagai “serangga” dan perlu “pembersihan besar pada masa Paskah”.

    Tujuannya tampaknya adalah untuk memperkuat kekuasaannya sedemikian rupa sehingga alternatif politik hampir tidak mungkin lagi.

    Sementara itu, ketidakpuasan terhadap korupsi dan kecenderungan otoriter dalam sistem pemerintahan semakin meningkat di Hungaria.

    Hal ini terlihat, antara lain, pada partai oposisi Tisza (Hormat dan Kebebasan) yang didirikan tahun lalu, kini memimpin survei dengan selisih besar dibandingkan dengan Partai Fidesz milik Orban.

    Pemimpin partai tersebut, Peter Magyar, saat ini dianggap sebagai politisi paling populer di negara itu.

    Namun, jurnalis Imre Para-Kovcs bersikap skeptis terhadap kemungkinan perubahan politik. “Hungaria kebal terhadap perubahan,” tulisnya. Harapan sebagian orang bahwa negara ini akan berubah secara mendasar adalah sebuah ilusi “para pemimpi yang simpatik”.

    *Artikel ini dialihbahasakan dari teks berbahasa Jerman

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Umi bilang, jangan lupa salatnya…

    Umi bilang, jangan lupa salatnya…

    GELORA.CO – Keputusan Ruben Onsu untuk menjadi mualaf menjadi pertanyaan untuk banyak orang.

    Bahkan sebelum menjadi mualaf, Ruben Onsu mengaku didatangi sang ibu tepat sehari sebelum memutuskan mengubah keyakinannya.

    Tidak hanya sang ibu, sang presenter mengaku bertemu dengan sang kakek di mimpi yang sama tersebut.

    “Saya mimpi di hari saya harus membaca syahadat di hari yang kita janjikan,” beber Ruben Onsu dikutip Hops.ID dari laman Suara.com.

    “Saya mimpi ada umi saya, abah saya, kakek saya, bahkan tempat saya tinggal sekarang,” lanjutnya.

    Dalam mimpi tersebut, Ruben merasakan nyatanya bertemu dengan orang yang sudah meninggal.

    “Sampai akhirnya, saya kaget karena ada mereka tapi saya lupa kalau mereka udah gak ada (meninggal dunia),” ungkapnya.

    Ruben pun menggambarkan mimpinya dengan jelas.

    Sang ibu berpesan adanya untuk tidak melalaikan salat.

    Di sisi lain, Ruben masih memeluk agama Kristen pada saat itu.

    “Pokoknya kayak aktivitas biasa. Umi saya bilang ‘jangan lupa salatnya, jangan lupa mohon ampun’,” tukasnya.

    Prosesi mualaf dari Ruben disaksikan oleh Kartika Putri serta dituntun kalimat syahadatnya oleh Habib Usman.

    Helmiah Chalifah disebut-sebut sebagai ibu kandung dari Ruben Onsu dan Jordi Onsu.***

  • Kemendagri tegaskan komitmen dukung kelancaran PSU pilkada

    Kemendagri tegaskan komitmen dukung kelancaran PSU pilkada

    Wamendagri Ribka Haluk saat memimpin rapat kesiapan pilkada bagi daerah yang melaksanakan PSU secara virtual dari Jakarta, Kamis (3/4/2025). ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri

    Kemendagri tegaskan komitmen dukung kelancaran PSU pilkada
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 04 April 2025 – 06:47 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berkomitmen untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada 2024 di sejumlah daerah. Hal tersebut disampaikan ​​​​​Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk saat memimpin rapat kesiapan pilkada bagi daerah yang melaksanakan PSU pilkada secara virtual, Kamis (3/4), sebagaimana dikutip dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Dalam pertemuan itu, Ribka didampingi oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemdagri Tomsi Tohir, Direktur Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah (Otda) Akmal Malik, Dirjen Bina Keuangan Daerah (Keuda) Agus Fatoni, serta Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Bahtiar.

    Ribka menekankan pelaksanaan PSU sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memastikan bahwa setiap tahapan demokrasi berjalan dengan baik, transparan, dan memenuhi asas keadilan bagi seluruh masyarakat di daerah yang bersangkutan.

    “Seluruh pihak terkait diminta agar memastikan tidak ada kendala yang menghambat jalannya proses tersebut,” ujarnya.

    Rapat ini diikuti oleh Gubernur Jambi, Gubernur Sulawesi Tengah, Gubernur Maluku Utara, serta perwakilan pemerintah daerah (pemda), penyelenggara pemilu, dan unsur keamanan yang terlibat dalam proses PSU. Pertemuan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kesiapan dan persiapan yang telah dilakukan oleh daerah peserta PSU yang akan digelar pada 5 dan 9 April 2025.

    Rapat ini juga menjadi forum koordinasi untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Dia pun mengapresiasi seluruh pihak yang tetap menjalankan tugas negara, termasuk dalam mempersiapkan PSU, meskipun masih berada dalam suasana Hari Raya Idul Fitri.

    “Saya atas nama Bapak Menteri Dalam Negeri mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Walaupun masih dalam situasi Lebaran, kita masih bisa melaksanakan tugas negara yang penting dalam rangka pelaksanaan PSU untuk lima kabupaten dan satu kota yang ada di Indonesia,” kata dia.

    Ribka meminta pelaksanaan PSU harus menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dalam menjalankan proses pemilihan di masa mendatang karena hal ini berkaitan dengan stabilitas demokrasi dan pemerintahan di daerah, yang diharapkan semakin baik dan berkualitas.

    “Penegasan dari kami adalah bahwa PSU harus berjalan lancar, tanpa adanya temuan-temuan yang sebenarnya tidak terlalu penting. Sangat diharapkan agar kejadian serupa tidak terulang lagi, karena masyarakat harus segera dilayani oleh pemimpin yang dipilih,” tegas Ribka.

    Sebagai bentuk dukungan, Kemendagri juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta aparat keamanan dari Polri dan TNI, untuk menciptakan suasana yang kondusif selama PSU berlangsung.

    Kemendagri mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam PSU dan menggunakan hak pilihnya dengan bijak, sehingga diharapkan hasil pilkada benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat untuk melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan dan kesejahteraan bagi daerah masing-masing.

    Terdapat lima kabupaten dan satu kota yang akan melaksanakan PSU Pilkada pada 5 April 2025, yaitu Kabupaten Buru, Kabupaten Banggai, Kabupaten Pulau Taliabu, Kabupaten Bungo, serta Kota Sabang. Sementara itu, PSU di Kabupaten Kepulauan Talaud dijadwalkan ulang ke 9 April 2025 karena 5 April 2025 bertepatan dengan hari Sabtu, hari peribadatan umat Kristen Advent yang mayoritas mendiami wilayah sekitar TPS setempat.

    Sumber : Antara

  • Kemendagri Pastikan Dukung Kelancaran Pemungutan Suara Ulang Pilkada

    Kemendagri Pastikan Dukung Kelancaran Pemungutan Suara Ulang Pilkada

    Jakarta

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk menegaskan bakal mendukung penuh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada. Hal tersebut disampaikan Ribka saat memimpin Rapat Kesiapan Pilkada bagi daerah yang melaksanakan PSU Pilkada secara virtual, hari ini.

    “Pertemuan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kesiapan dan persiapan yang telah dilakukan oleh daerah peserta PSU yang akan digelar pada tanggal 5 dan 9 April 2025 mendatang. Rapat ini juga menjadi forum koordinasi untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku,” kata Ribka dalam keterangan tertulis, Kamis (3/4/2025).

    Ribka menekankan pelaksanaan PSU sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memastikan bahwa setiap tahapan demokrasi berjalan dengan baik, transparan, dan memenuhi asas keadilan bagi seluruh masyarakat di daerah yang bersangkutan. Karena itu, seluruh pihak terkait diminta agar memastikan tidak ada kendala yang menghambat jalannya proses tersebut.

    Dia pun mengapresiasi seluruh pihak yang tetap menjalankan tugas negara termasuk dalam mempersiapkan PSU, meskipun masih berada dalam suasana hari raya Idul Fitri.

    “Saya atas nama Bapak Menteri Dalam Negeri menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Walaupun masih dalam situasi hari raya Idul Fitri, kita masih bisa melaksanakan tugas negara yang penting dalam rangka pelaksanaan PSU untuk lima kabupaten dan satu kota yang ada di Indonesia,” ujarnya.

    Selanjutnya, Ribka meminta pelaksanaan PSU harus menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dalam menjalankan proses pemilihan di masa mendatang. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan stabilitas demokrasi dan pemerintahan di daerah, yang diharapkan semakin baik dan berkualitas.

    Sebagai bentuk dukungan, Kemendagri juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta aparat keamanan dari Polri dan TNI, untuk menciptakan suasana yang kondusif selama PSU berlangsung.

    “Tak hanya itu, Kemendagri juga mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam PSU dan menggunakan hak pilihnya dengan bijak. Dengan demikian, diharapkan hasil Pilkada benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat untuk melahirkan pemimpin yang mampu membawa perubahan dan kesejahteraan bagi daerah masing-masing,” tutupnya.

    Sementara itu, PSU di Kabupaten Kepulauan Talaud dijadwalkan ulang ke 9 April 2025 karena 5 April 2025 bertepatan dengan hari Sabtu, hari peribadatan umat Kristen Advent yang mayoritas mendiami wilayah sekitar TPS setempat.

    Turut hadir dalam rapat virtual tersebut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir, Direktur Jenderal (Dirjen) Otonomi Daerah (Otda) Akmal Malik, Dirjen Bina Keuangan Daerah (Keuda) Agus Fatoni, serta Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Bahtiar.

    Rapat ini diikuti oleh Gubernur Jambi, Gubernur Sulawesi Tengah, Gubernur Maluku Utara, serta perwakilan pemerintah daerah (Pemda), penyelenggara pemilu, dan unsur keamanan yang terlibat dalam proses PSU.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini