agama: Kristen

  • 2 Saksi Kasus Kematian Mahasiswa UKI Ajukan Perlindungan ke LPSK
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 April 2025

    2 Saksi Kasus Kematian Mahasiswa UKI Ajukan Perlindungan ke LPSK Megapolitan 28 April 2025

    2 Saksi Kasus Kematian Mahasiswa UKI Ajukan Perlindungan ke LPSK
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dua saksi kasus kematian mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (21), mengajukan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
    “Kalau saat ini dua yang kami sampaikan dan permohonan. Saksi itu inisial, tetap kami jaga rahasianya bahwa adik-adik itu minta, kalau ada apa-apa dengan kami tolong selamatkan kami supaya kami juga bisa mengatakan yang benar adalah benar,” ucap kuasa hukum keluarga Kenzha, Samuel Parasian Sinambela, di Kantor LPSK, Senin (28/4/2025).
    Samuel menjelaskan, permohonan perlindungan bisa bertambah, mengingat ada saksi lain yang telah memberikan keterangan, tetapi juga menginginkan perlindungan.
    “(Soal) Kasus pengeroyokan terhadap Kenzha yang dihentikan oleh Kapolres Jakarta Timur, pihak keluarga sudah melaporkan juga sebelumnya di Polda Metro Jaya dan melaporkan Kapolres tersebut atas SP3-nya di Divisi Propam Mabes Polri. Maka saksi-saksi yang sebetulnya melihat, mengetahui akan
    speak

    up
    , namun mereka minta dilindungi,” ucap Samuel.
    Samuel mengungkapkan, saksi yang diajukan untuk mendapatkan perlindungan telah menerima ancaman verbal.
    “Saksi secara ancaman mungkin melalui WA dan sebagainya nah ini artinya secara psikis (ancaman) sudah dilakukan nah tinggal bagaimana mereka mengatakan seperti apa,” ungkapnya.
    Kedua saksi tersebut, kata Samuel, meminta perlindungan fisik karena khawatir akan adanya intimidasi berlebihan ketika mereka sedang beraktivitas.
    “Jenis perlindungan saat ini adalah perlindungan terhadap fisik tubuhnya jika kalau nanti mereka diintimidasi atau ditakut-takuti untuk di-
    drop out
    ataupun sanksi apa pun,” ucapnya.
    Diberitakan, Polres Metro Jakarta Timur menyatakan tidak ada unsur pidana dalam kematian Kenzha Ezra Walewangko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI).
    Hal ini disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (24/4/2025).
    “Dugaan tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama dan atau penganiayaan dan atau kelalaian yang menyebabkan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 KUHP dan atau Pasal 351 KUHP dan atau Pasal 359 KUHP. Tidak dapat ditingkatkan penyelidikannya ke tahap penyidikan,” ujar Nicolas, Kamis.
    Nicolas menjelaskan, kesimpulan tersebut diambil berdasarkan gelar perkara yang melibatkan Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Bid Propam, Polda Metro Jaya, Itwasda Polda Metro Jaya, serta Bidkum dan dokter forensik.
    Dengan demikian, kata Nicolas, penyelidikan kasus kematian Kenzha akan dihentikan.
    “Bukanlah merupakan suatu tindak pidana, untuk itu penyelidikan akan menghentikan proses penyelidikan dan akan melengkapi administrasi penghentian penyidikan,” kata Nicolas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 30.000 Orang Berbondong-bondong ke Makam Paus Fransiskus di Roma

    30.000 Orang Berbondong-bondong ke Makam Paus Fransiskus di Roma

    Roma

    Lebih dari 30.000 orang berbondong-bondong mendatangi Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, ibu kota Italia, demi mengunjungi langsung makam Paus Fransiskus. Sang Bapa Suci dimakamkan di basilika yang ada di luar Vatikan itu pada Sabtu (26/4) waktu setempat.

    Tidak ada Paus yang dimakamkan di luar Vatikan selama lebih dari satu abad terakhir. Paus Fransiskus memilih untuk dimakamkan di basilika yang terletak di lingkungan paling multikultural di ibu kota Italia tersebut, karena nilai signifikan yang dimiliki basilika itu untuknya semasa hidup.

    Peti jenazah Paus Fransiskus dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore pada Sabtu (26/4) siang, setelah misa pemakaman digelar secara akbar di Alun-alun Santo Petrus di Vatikan, dengan sekitar 150.000 orang berbaris dan menanti di sepanjang jalanan kota Roma yang dilalui iring-iringan peti jenazahnya.

    Proses pemakaman Paus Fransiskus digelar secara terutup di dalam Basilika Santa Maria Maggiore, dengan akses pada makamnya mulai dibuka untuk publik pada Minggu (27/4) waktu setempat.

    Makam Paus Fransiskus, seperti dilansir Reuters, Senin (28/4/2025), berbentuk makam marmer sederhana yang terletak di bagian lorong samping basilika itu. Pada bagian atas makam marmer hanya tertulis namanya dalam bahasa Latin “Franciscus”, dengan replika salib polos yang biasa dikenakannya tergantung di atas ceruk.

    “Saya merasa ini persis seperti cara hidup Paus. Dia sederhana, dan begitu pulang tempatnya sekarang,” ucap salah satu pengunjung yang datang dari Polandia, Maria Brzezinska, setelah memberikan penghormatan.

    Para pengunjung mulai mengantre jauh sebelum basilika dibuka pada Minggu (27/4) pagi sekitar pukul 07.00 waktu setempat, dengan basilika itu dengan cepat dipenuhi pengunjung setelah pintunya dibuka.

    ‘Lihat juga Video: Makam Paus Fransiskus di Gereja Santa Maria Maggiore’

    Otoritas setempat mendesak orang-orang untuk segera pergi setelah mereka melihat makam Paus Fransiskus, dan senantiasa mengingatkan bahwa ribuan orang lainnya masih menunggu untuk masuk.

    Enam jam kemudian, menurut Vatikan, lebih dari 30.000 orang telah mengunjungi Basilika Santa Maria Maggiore.

    Para turis yang meninggalkan basilika itu pada jam makan siang mengatakan bahwa mereka telah mengantre selama lebih dari dua jam, dan hanya memiliki waktu beberapa menit di dalam.

    Pada sore hari, ratusan kardinal berkumpul di basilika tersebut untuk berdoa.

    Basilika Santa Maria Maggiore didirikan tahun 432 silam dan merupakan satu-satunya basilika di Roma yang mempertahankan bangunan Kristen awal, meskipun ada banyak penambahan beberapa waktu kemudian.

    Paus Fransiskus yang meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada 21 April, sangat dekat dengan basilika itu karena pengabdiannya kepada Bunda Maria. Paus Fransiskus sering berdoa di basilika itu sebelum dan sesudah setiap perjalanannya ke luar negeri.

    ‘Lihat juga Video: Makam Paus Fransiskus di Gereja Santa Maria Maggiore’

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Puluhan Ribu Orang Berdoa di Makam Paus Fransiskus, Terpukau pada Kesederhanaan

    Puluhan Ribu Orang Berdoa di Makam Paus Fransiskus, Terpukau pada Kesederhanaan

    JAKARTA – Puluhan ribu orang berbondong-bondong melewati makam Paus Fransiskus pada hari Minggu, memadati Basilika Roma tempat Ia memilih untuk dimakamkan, berbeda dari tradisi.

    Tidak ada paus yang dimakamkan di luar Vatikan selama lebih dari satu abad, tetapi Ia memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore (Basilica of Saint Mary Major), yang terletak di lingkungan paling multikultural di ibu kota Italia.

    Peti jenazahnya dibawa ke sana pada Hari Sabtu setelah Misa pemakamannya di Lapangan Santo Petrus, dengan sekitar 150.000 orang berbaris di sepanjang rute melalui jantung kota untuk mengucapkan selamat tinggal.

    Peti jenazah ditempatkan di makam marmer sederhana di lorong samping basilika. Hanya namanya dalam bahasa Latin, “Franciscus”, yang tertulis di atasnya, sementara replika salib polos yang biasa ia kenakan di lehernya tergantung di atas ceruk.

    “Saya merasa itu persis seperti cara Paus. Ia sederhana, dan begitu pula tempatnya sekarang,” kata peziarah asal Polandia Maria Brzezinska setelah memberikan penghormatan, melansir Reuters 28 April.

    Pengunjung mulai mengantre jauh sebelum Basilika dibuka pada pukul 7:00 pagi waktu setempat. Gereja dengan cepat dipenuhi oleh para peziarah setelah pintu dibuka.

    Pihak berwenang mendesak orang-orang untuk segera pergi setelah mereka melihat makam tersebut, dengan mengatakan ribuan orang lainnya sedang menunggu untuk masuk.

    Enam jam kemudian, 30.000 orang telah mengunjungi St. Mary Major, menurut Vatikan.

    Para peziarah yang meninggalkan Basilika pada waktu makan siang mengatakan, mereka telah mengantre selama lebih dari dua jam dan hanya memiliki waktu beberapa menit di dalam.

    Pada sore hari, ratusan kardinal berkumpul di gereja untuk berdoa.

    Diketahui, Basilika Santa Maria Maggiore didirikan pada tahun 432 dan merupakan satu-satunya Basilika di Roma yang mempertahankan bangunan Kristen awal, meskipun ada banyak penambahan di kemudian hari.

    Paus Fransiskus, yang meninggal pada tanggal 21 April di usia 88 tahun, sangat dekat dengan tempat ini karena pengabdiannya kepada Bunda Maria. Ia selalu berdoa di sana sebelum dan sesudah melakukan perjalanan ke luar negeri.

    Ikon Maria dari Bizantium yang dihormati ditempatkan di kapel Pauline dekat makam. Sebuah vas berisi mawar emas, yang disumbangkan oleh Fransiskus pada tahun 2023, diletakkan di antara tempat lilin di bawah ikon tersebut.

    Mendiang Paus Fransiskus terakhir kali mengunjungi kapel tersebut sambil membawa seikat mawar putih pada tanggal 12 April. Setangkai mawar putih diletakkan di makamnya.

    “Begitu intens. Ia adalah orang yang dekat dengan semua orang, jadi kami menghormatinya atas apa yang telah ia lakukan, masing-masing dengan cara kami sendiri. Terima kasih,” kata Carmelo Lamurra, seorang warga Roma.

    Diketahui, Paus Fransiskus dalam surat wasiatnya yang ditulis pada Juni 2022 silam meminta dimakamkan secara sederhana, termasuk peti kayu yang digunakan.

    Dalam wasiatnya, Paus Fransiskus juga meminta agar makamnya dipersiapkan di ceruk pemakaman di lorong samping antara Kapel Pauline (Kapel Salus Populi Romani) dan Kapel Sforza di Basilika.

    “Makam harus berada di tanah; sederhana, tanpa ornamen khusus, hanya bertuliskan: Franciscus,” tulisnya.

  • Chatbot Meta AI Ketahuan Bisa Lakukan Obrolan Seksual dengan Anak di Bawah Umur – Page 3

    Chatbot Meta AI Ketahuan Bisa Lakukan Obrolan Seksual dengan Anak di Bawah Umur – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Sebuah investigasi mendalam dari Wall Street Journal (WSJ) baru-baru ini mengungkap temuan yang mengkhawatirkan terkait chatbot AI (kecerdasan buatan) besutan Meta.

    Laporan tersebut menyebut kalau “teman virtual” Meta ini diduga bisa terlibat dalam percakapan bernada seksual (obrolan seksual) dengan akun yang teridentifikasi sebagai anak di bawah umur, bahkan sampai melibatkan chatbot dengan suara selebritas ternama.

    Di serangkaian uji coba percakapan yang dilakukan oleh WSJ, terungkap kalau baik chatbot resmi Meta AI maupun chatbot buatan pengguna, tidak cuma terlibat tapi juga mengarahkan percakapan ke arah konten seksual eksplisit.

    Lebih lanjut, mengutip Engadget, Senin (28/4/2025), laporan WSJ menyebut percakapan fantasi seksual ini tetap berlanjut meskipun pengguna diidentifikasi sebagai anak di bawah umur atau jika chatbot tersebut diprogram sebagai anak-anak.

    Jelas situasi ini membuat cemas lantaran investigasi juga menemukan bahwa chatbot yang menggunakan suara selebritas popular seperti Kristen Bell, Judi Dench, dan John Cena, turut serta dalam percakapan yang secara moral sangat dipertanyakan ini.

    WSJ juga melaporkan bahwa sebuah chatbot Meta AI dengan suara John Cena bahkan mengatakan, “Aku menginginkanmu, tapi aku perlu tahu kamu siap,” kepada sebuah akun yang dilabeli sebagai anak berusia 14 tahun, dan menambahkan bahwa ia akan “menghargai kepolosanmu.”

    Chatbot-chatbot ini bahkan dilaporkan menyadari bahwa skenario fantasi yang mereka deskripsikan dalam beberapa kasus merupakan perilaku ilegal.

    Menurut WSJ, chatbot AI dengan suara John Cena bahkan menjelaskan konsekuensi hukum dan moral yang akan terjadi jika ia tertangkap polisi setelah melakukan tindakan seksual dengan seorang remaja berusia 17 tahun dalam skenario hipotetis.

  • Kabar Baik! Presiden Filipina Teken UU Wajibkan Pemakaman Layak Bagi Muslim

    Kabar Baik! Presiden Filipina Teken UU Wajibkan Pemakaman Layak Bagi Muslim

    GELORA.CO – Kabar baik bagi warga muslim di Filipina. Hal ini lantaran Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr telah menandatangani Undang-undang yang mewajibkan pemakaman layak dan segera bagi warga Muslim sesuai dengan tradisi Islam.

    UU tersebut ditandatangani pada 11 April dan sudah diunggah ke laman lembaran negara pada awal pekan ini.

    Berdasarkan UU baru tersebut, sebagaimana dilansir dari Anadolu, pemakaman harus dilakukan sesegera mungkin, bahkan tanpa surat keterangan kematian.

    UU tersebut juga mewajibkan orang yang melakukan upacara pemakaman, atau keluarga terdekat almarhum, untuk melaporkan kematian dalam waktu 14 hari kepada petugas kesehatan setempat, yang akan memverifikasi penyebab kematian dan menerbitkan surat keterangan kematian.

    “Untuk tujuan pemakaman, sesuai dengan ritual Islam, jenazah (warga) Muslim harus diserahkan dalam waktu 24 jam oleh rumah sakit, klinik medis, rumah duka, kamar mayat, fasilitas tahanan dan penjara, atau fasilitas serupa lainnya, atau orang yang benar-benar merawat atau menjaga jenazah,” demikian isi UU tersebut.

    Undang-undang itu juga mengatur hukuman bagi siapa pun yang menolak menyerahkan jenazah warga Muslim karena biaya rumah sakit atau pemakaman yang belum dibayar atau alasan tidak dapat dibenarkan lainnya.

    Ada ancaman pidana satu hingga enam bulan penjara, denda 50.000 hingga 100.000 peso Filipina.

    Kemudian dilansir dari Asia Society, lebih dari 86 persen penduduk Filipina beragama Katolik Roma, 6 persen menganut berbagai aliran Kristen nasional, dan 2 persen lainnya menganut lebih dari 100 denominasi Protestan.

    Selain mayoritas Kristen, terdapat 4 persen minoritas Muslim yang kuat, yang terkonsentrasi di pulau-pulau selatan Mindanao, Sulu dan Palawan. 

    Tersebar di daerah pegunungan yang terisolasi, 2 persen sisanya menganut kepercayaan dan praktik adat non-Barat.

    Minoritas Tionghoa, meskipun secara statistik tidak signifikan, telah berpengaruh secara budaya dalam mewarnai Katolik Filipina dengan banyak kepercayaan dan praktik Buddhisme, Taoisme dan Konfusianisme.

  • Gibran Tak Lulus S2 di UTS Insearch Sydney

    Gibran Tak Lulus S2 di UTS Insearch Sydney

    GELORA.CO – Latar belakang pendidikan dari Wapres Gibran Rakabuming Raka turut mendapatkan sorotan, buntut polemik ijazah ayah kandungnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diragukan keasliannya.

    Pakar telematika Roy Suryo mengatakan, University of Bradford di London, Inggris, kampus tempat Gibran menimba ilmu sudah tidak lagi bekerja sama dengan Management Development Institute of Singapore (MDIS).

    “MDIS ini peringkat 46 dari 51 kampus di Singapura. Indeks Prestasi Gibran juga cuma 2,5,” kata Roy Suryo.

    Selain itu, Roy Suryo turut menyenggol Gibran saat bersekolah SMA di Solo. 

    “Di SMA Santo Yoseph Solo hanya dua tahun, masuk SMK Kristen di Solo hanya dua tahun, kemudian dia lari ke Singapura,” kata Roy Suryo dalam akun Youtube Bambang Widjojanto dikutip Senin 28 April 2025.

    Dalam riwayat pendidikan yang dimuat website Pemkot Solo, lanjut Roy Suryo, tertulis bahwa Gibran menempuh S2 di University of Technology Sydney (UTS Insearch), Sydney, Australia. Gibran lulus pada 2010.

    “Ternyata dia hanya menempuh program selama enam bulan, dan dia tidak lulus,” kata Roy Suryo.

    Lucunya, sambung Roy Suryo, sertifikasi tidak lulus dari  UTS Insearch itu kemudian dikomparasikan lewat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, ternyata hanya setara SMK.

    Sebagai informasi, suami Selvi Ananda pernah mengenyam pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2002 di Orchid Park Secondary School, Singapura. 

    Kemudian pada 2007 Gibran lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS). Ayah Jan Ethes Srinarendra kemudian melanjutkan studi S2 di University of Technology Sydney (UTS Insearch), Sydney, Australia.

  • Daftar Hari Libur Nasional Tanggal Merah Mei 2025, Ada 2 Long Weekend – Page 3

    Daftar Hari Libur Nasional Tanggal Merah Mei 2025, Ada 2 Long Weekend – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bulan Mei 2025 siap memberikan kejutan bagi para pencinta liburan! Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri (Agama, Ketenagakerjaan, dan PANRB) Nomor: 1017 Tahun 2024, Nomor: 2 Tahun 2024, dan Nomor: 2 Tahun 2024, terdapat dua long weekend yang sayang untuk dilewatkan.

    Libur ini terdiri dari hari libur nasional dan cuti bersama, memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

    Dua long weekend tersebut diapit oleh hari libur nasional, yaitu Hari Buruh Internasional pada 1 Mei, Hari Raya Waisak pada 12 Mei, dan Kenaikan Yesus Kristus pada 29 Mei. Cuti bersama pun turut menambah panjang masa liburan, menciptakan momen sempurna untuk berlibur atau sekadar bersantai di rumah. Informasi ini resmi berlaku per 27 April 2025, namun selalu cek informasi terbaru dari sumber resmi pemerintah untuk memastikannya.

    Selain dua long weekend utama, warga Bali mungkin juga akan menikmati libur fakultatif tambahan pada 3 Mei 2025 untuk merayakan Hari Raya Kuningan. Namun, informasi ini masih perlu dikonfirmasi dari sumber resmi setempat. Jadi, pastikan untuk selalu mengecek informasi terbaru dari pemerintah daerah setempat ya!

    Jadwal Libur Nasional di Bulan Mei 2025

    Di bulan Mei 2025 ada beberapa hari libur nasional yang ditetapkan sesuai dengan keputusan pemerintah. Berikut daftarnya.

    • 1 Mei 2025 (Kamis): Hari Buruh Internasional. Hari ini menjadi hari libur nasional yang dirayakan secara global, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pekerja di seluruh dunia.

    • 12 Mei 2025 (Senin): Hari Raya Waisak 2569 BE. Perayaan ini merupakan hari besar bagi umat Buddha yang memperingati kelahiran, pencerahan, dan kematian Buddha Gautama.

    • 29 Mei 2025 (Kamis): Kenaikan Yesus Kristus. Hari ini memperingati peristiwa penting dalam agama Kristen yang menandakan kenaikan Yesus ke surga setelah kebangkitan-Nya.

     

  • Veronica Tan kepada UKSW dan Pemkot Salatiga: Perkuat Wastra Nusantara Hadapi Tiruan dari Luar

    Veronica Tan kepada UKSW dan Pemkot Salatiga: Perkuat Wastra Nusantara Hadapi Tiruan dari Luar

    TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Wastra Nusantara bukan sekadar kain tetapi warisan nilai, simbol kebudayaan, sumber kehidupan, dan ekspresi jati diri.

    Inisiatif untuk meresmikan Komunitas Wastra di Salatiga tentu bukan seremonial belaka, tetapi memberikan makna dalam wastra nasional.

    Tak hanya simbol budaya dan identitas, dalam setiap tenunan, goresan, canting, dan warna menemukan jejak perempuan tangan komunitas harmoni dengan alam juga ruang inovasi kolaborasi pemberdayaan ekonomi di keluarga.

    Dalam wastra, menemukan titik temu antara tradisi dan teknologi, seni dan kebudayaan, nilai lokal dan pasar global.

    Hal ini ditekankan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Veronica Tan dalam Launching Komunitas Wastra Kota Salatiga yang digelar di kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Senin (21/4/2025) malam.

    Bukan Sekadar Kain

    Disampaikan Veronica Tan, warisan budaya terancam oleh wastra tiruan yang diproduksi secara massal.

    Di saat yang sama, bumi terus diuji oleh krisis lingkungan yang juga berdampak pada kelangsungan wastra sebagai identitas dan sumber ekonomi keluarga.

    “Di tengah tantangan ini, di Salatiga bersama menyaksikan gerakan yang hidup: parade seribu wastra dan launching komunitas wastra Nusantara.”

    “Ini bukan sekadar kain, melainkan warisan nilai, simbol budaya, dan sumber kehidupan.”

    “Dalam setiap tenunan dan canting, ada jejak perempuan, harmoni dengan alam, dan ruang inovasi,” lanjutnya.

    Veronica Tan juga menekankan bahwa pelestarian wastra adalah bentuk bela negara yang relevan hari ini: merawat budaya, menciptakan nilai ekonomi, memperkuat peran perempuan, melibatkan laki-laki, melindungi anak, dan menjaga bumi sebagai warisan bersama.

    Launching Komunitas Wastra Kota Salatiga yang menjadi bagian penting dari peringatan Dies Natalis ke-25 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (Fiskom), sekaligus menyatukan semangat Hari Kartini dan Hari Bumi dalam satu gerakan nyata untuk menjaga warisan budaya Nusantara.

    Wastra, berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti kain atau busana, bukan sekadar penutup tubuh, namun juga cerminan identitas budaya yang hidup dalam keseharian masyarakat dari berbagai etnis di Indonesia.

    Launching komunitas ini menjadi penanda bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab kolektif lintas generasi.

    Mendukung Penuh

    Dukungan juga diberikan oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Salatiga, Retno Robby Hernawan yang hadir dalam acara itu.

    Dalam sambutannya, Ketua TP PKK Kota Salatiga menyatakan dukungan penuh terhadap komunitas ini sebagai upaya konkret untuk melibatkan generasi muda dalam pelestarian wastra.

    “Salatiga memiliki kekayaan motif batik dan tenun yang luar biasa.”

    “Dengan keterhubungannya terhadap nilai perjuangan Kartini dalam merawat budaya lokal, saya sangat menyambut baik peluncuran Komunitas Wastra ini.”

    “Ini adalah ruang dialog, ruang cinta, dan ruang aksi untuk menjaga kain tradisional agar tidak hilang ditelan zaman,” ujarnya.

    Dr Ir Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si., pegiat wastra yang juga menjadi penggagas kegiatan ini menyampaikan bahwa wastra bukan hanya bernilai ekonomi, namun menyimpan doa dan cerita dari tangan-tangan perempuan Indonesia.

    “Wastra adalah doa yang dijalin oleh ketekunan dan semangat.”

    “Kini saatnya bela negara bukan dengan senjata, tapi dengan inovasi dan kreativitas.”

    “Komunitas ini adalah panggilan itu,” tegas Arianti Ina Restiani Hunga yang juga dosen UKSW ini.

    WASTRA NUSANTARA – Fashion show mahasiswa UKSW menggunakan Wastra Nusantara dalam Launcing Komunitas Wastra di Salatiga, Senin (21/4/2025).

    Kontribusi UKSW

    Rektor UKSW dalam sambutannya menyampaikan bahwa peluncuran komunitas ini merupakan bentuk kontribusi nyata kampus sebagai “Kampus Indonesia Mini” dalam merawat keberagaman budaya.

    “Melalui komunitas ini, kami ingin menjembatani semangat pelestarian budaya dengan kolaborasi lintas sektor.”

    “Ini adalah bagian dari pengabdian UKSW bagi Indonesia,” tegasnya.

    Sebagai puncak acara, para tamu undangan termasuk Wali Kota Salatiga, Ketua TP PKK, Rektor UKSW, hingga dosen dan mahasiswa, tampil dalam sesi fashion show wastra yang menampilkan berbagai motif batik dan tenun Nusantara di antaranya kain Pantang Sintang Kalimantan Barat dan Parahita Craft Salatiga.

    Kegiatan ini sekaligus menjadi panggung ekspresi akan keragaman dan keindahan budaya Indonesia.

    Launching Komunitas Wastra Kota Salatiga ditandai dengan penyerahan wastra oleh Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami kepada Wali Kota Salatiga dr Robby Hernawan, Sp.OG., dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Salatiga Retno Robby Hernawan.

    Kegiatan ini juga menjadi momentum awal dari berbagai agenda budaya yang telah dirancang, termasuk expo kolaboratif bersama pengrajin tenun Indonesia dan PT Danar Hadi yang akan dimulai pada Mei 2025.

    Selain Launching Komunitas Wastra Salatiga, rangkaian peringatan Dies Perak Fiskom UKSW juga diselenggarakan berbagai kegiatan yang sarat nilai budaya dan akademik. 

    Membuka rangkaian, diselenggarakan Parade Senja Seribu Wastra Nusantara yang diikuti 1.527 peserta.

    Kegiatan ini juga mendapatkan penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).

    Dies Perak Fiskom UKSW ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lainnya seperti Lomba Foto dan Creative Video Competition untuk pelajar SMA/SMK, lomba call for paper, bazar UMKM, dan seminar.

    Launching Komunitas Wastra Salatiga ini menjadi bukti nyata bahwa UKSW terus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas.

    Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 28 Prodi Unggul dan A.

    Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.

    Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai “Creative Minority” yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (*)

  • Kapolres Jakarta Timur Klaim Sudah Maksimal Tangani Kasus Mahasiswa UKI, Legowo Dilaporkan ke Propam – Halaman all

    Kapolres Jakarta Timur Klaim Sudah Maksimal Tangani Kasus Mahasiswa UKI, Legowo Dilaporkan ke Propam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolres Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengaku legowo usai dilaporkan ke Propam Polri usai menangani kasus kematian Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walawengko.

    Dia dilaporkan oleh keluarga korban, karena dianggap tidak profesional karena pengusutan itu berakhir anti-klimaks untuk sisi korban. 

    Pasalnya, kasus ini berakhir dihentikan karena tidak ditemukan unsur pidana berdasarkan temuan kepolisian. 

    “Mengenai penanganan kasus tewasnya mahasiswa UKI atas nama almarhum KEW, Penyelidik Polrestro Jaktim telah melakukan press conference pada tanggal 24 April 2025 dan sudah menyampaikan/menyajikan hasil kinerja secara maksimal dari penyelidik Polrestro Jaktim pada tahap penyelidikan secara transparan,” ungkap Nicolas, dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).

    Nicolas pun menegaskan jika pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkap misteri kematian mahasiswa Fisipol UKI itu.

    Pemeriksaan terhadap 47 orang saksi, dianggap Nicolas seharusnya sudah menjadi pembuktian jika Polres Jakarta Timur, serius menagani kasus tersebut.

    “Hal itu berarti bahwa penyelidik Polrestro Jaktim telah melakukan upaya hukum secara maksimal pada tahap penyelidikan untuk menentukan ada atau tidaknya suatu tindak pidana. Pada akhirnya penyelidik Polrestro Jaktim berkesimpulan bahwa kasus tersebut bukan merupakan tindak pidana,” papar Nicolas.

    Lebih lanjut, Nicolas pun mengatakan jika langkah yang diambil pihak keluarga adalah hak mereka.

    Pria lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1997 itu pun menyerahkan seluruh proses pelaporannya itu kepada Propam Polri.

    “Nanti pihak Propam Polri yang akan menindaklanjuti laporan mereka tersebut, apakah penyelidik Polrestro Jaktim sudah melaksanakan tugasnya sesuai dengan hukum dan SOP yang berlaku atau tidak,” kata Nicolas.

    “Kami tegaskan disini bahwa Penyelidik Polrestro Jaktim dalam menangani kasus tewasnya “KEW” dilakukan secara profesional, proporsional dan transparan,” pungkasnya.

    Keluarga Laporkan Kapolres

    Sebelumnya, keluarga mendingan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Walawengko, yang tewas di lingkungan kampus tidak menerima hasil penyelidikan polisi yang menyebut tidak ada tindak pidana.

    Ayah korban, EH Happy Walewangko menilai hasil penyelidikan itu bertentangan dengan fakta-fakta yang sebenarnya.

    Pihak keluarga pun sudah mendatangi Divisi Propam Polri untuk melaporkan Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ari Lilipaly dan Kasat Reskrim Polres Metro Jaktim AKBP Armunanto Hutahaean atas penyelidikan kasus tersebut.

    “Sangat tidak terbuka terhadap pihak keluarga, bagaimana proses perkara yang ada di Jakarta Timur itu dilakukan atau diproses oleh penyidik,” kata tim kuasa hukum keluarga korban, Manotar Tampubolom kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (25/4/2025).

    Manotar menduga kuat Polres Jakarta Timur mengingkari hasil otopsi yang dilakukan RS Polri. Sehingga menyimpulkan kematian Kenzha akibat dari minuman keras.

    “Penyidik di Polres Jakarta Timur juga tidak atentif dengan apa yang sudah dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit Polri. Bagaimana Kenzha itu bisa meninggal? Apa yang mengakibatkan kematian yang bersangkutan? Apakah benar-benar karena alkohol atau tidak?” ucap Manotar.

    “Polres Jakarta Timur terlalu sepele dan terlalu mengingkari sebuah nyawa seorang anak manusia yang sudah melayang dengan mengatakan itu akibat alkohol,” sambungnya.

    Manotar juga mengkritisi penghentian penyelidikan oleh penyidik. Dia menuturkan masih ada saksi kunci yang tak diperiksa polisi. 

    “Urusan penyidik untuk mencari bukti. Karena ini adalah menyangkut nyawa seorang anak manusia. Ini bukan perkara biasa. Kalau kurang bukti-bukti silakan penyidik itu mencari, mencari, dan mencari. Sampai ketemu bukti, sampai ketemu saksi,” ucap dia.

    “Bukan dengan gampangnya mereka mau meng-SP3-kan perkara tanpa serius mencari bukti dan mencari saksi,” tambahnya.

  • Dilaporkan ke Propam Polri soal Tewasnya Mahasiswa UKI, Kapolres Jaktim: Itu Hak Keluarga Korban
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 April 2025

    Dilaporkan ke Propam Polri soal Tewasnya Mahasiswa UKI, Kapolres Jaktim: Itu Hak Keluarga Korban Megapolitan 26 April 2025

    Dilaporkan ke Propam Polri soal Tewasnya Mahasiswa UKI, Kapolres Jaktim: Itu Hak Keluarga Korban
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly tidak mempermasalahkan pelaporan terhadap dirinya dan jajaran, terkait penutupan kasus
    kematian Kenzha Ezra
    Walewangko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), ke Divisi Propam Polri.
    Menurut dia, langkap itu sepenuhnya menjadi hak pihak keluarga korban jika terdapat ketidakpuasan.
    “Mengenai adanya penilaian dan rasanya ketidakpuasan dari PH dan keluarga korban KEW atas hasil kinerja maksimal dari penyelidik
    Polres Jakarta Timur
    tersebut, maka itu menjadi hak mereka untuk melaporkannya kepada pihak Propam Polri,” kata Nicolas, dalam keterangannya, Sabtu (26/4/2025).
    Dalam hal ini, Nicolas meyakini tindak lanjut dan keputusan Propam Polri ketika meneruskan laporan yang dibuat keluarga korban.
    Menurut dia, Polres Jakarta Timur telah melakukan penyelidikan maksimal dan transparan sebelum menggelar konferensi pers, pada Kamis (24/4/2025) lalu.
    Pertama, polisi sudah memeriksa sebanyak 47 saksi yang dimintai keterangan atas peristiwa ini.
    Kemudian, mereka juga menghadirkan ahli khusus untuk melihat dan menjelaskan langsung penyebab kematian korban.
    “Polres Jakarta Timur telah melakukan upaya hukum secara maksimal pada tahap penyelidikan untuk menentukan ada atau tidaknya suatu tindak pidana,” ujar Nicolas.
    “Pada akhirnya, penyelidik berkesimpulan bahwa kasus tersebut bukan merupakan tindak pidana,” sambung dia.
    Ia menegaskan bahwa seluruh tahapan penyelidikan dalam menangani kasus tewasnya Kenzha sudah dilakukan secara profesional, proporsional, dan transparan.
    Sebelumnya diberitakan, Nicolas dan jajarannya dilaporkan keluarga korban lewat kuasa hukum Manotar Tampubolon ke Propam Polri, Jumat (25/4/2025).
    Pelaporan dilandasi karena keluarga menilai Polres Jakarta Timur tidak serius dalam mengusut dugaan pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya Kenzha.
    Keluarga meyakini ada beberapa saksi utama yang justru belum diperiksa kepolisian.
    “Sementara ada beberapa saksi kunci yang hingga saat ini belum diperiksa oleh penyidik Polres Jakarta Timur, yang melihat kejadian dan ada di TKP saat itu,” tutur Manotar, Jumat.
    Laporan ini tercatat dengan nomor SPSP2/001832/IV/2025/BAGYANDUAN.
    Sementara itu, Polres Jakarta Timur menyatakan tidak ada unsur pidana dalam kematian Kenzha Ezra Walewangko (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI).
    Hal ini disampaikan dalam jumpa pers yang digelar pada Kamis (24/4/2025).
    “Dugaan tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama dan atau penganiayaan dan atau kelalaian yang menyebabkan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 KUHP dan atau Pasal 351 KUHP dan atau Pasal 359 KUHP. Tidak dapat ditingkatkan penyelidikannya ke tahap penyidikan,” ujar Nicolas, Kamis.
    Nicolas mengatakan, kesimpulan tersebut diambil berdasarkan gelar perkara yang melibatkan Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Bid Propam, Polda Metro Jaya, Itwasda Polda Metro Jaya, serta Bitkum dan dokter forensik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.