agama: Kristen

  • AI WhatsApp-Instagram Dituding Bahas Seks ke Anak di Bawah Umur

    AI WhatsApp-Instagram Dituding Bahas Seks ke Anak di Bawah Umur

    Jakarta

    Meta AI yang merupakan chatbot pada Facebook dan Instagram dilaporkan dapat berbicara soal seks dengan anak di bawah umur. AI tersebut menggunakan banyak persona seperti seleb hingga karakter Disney.

    Artis yang dijadikan persona antara lain John Cena, Kristen Bell, hingga Judi Dench. Dari uji coba Wall Street Journal, dikatakan mereka berdiskusi soal materi +18.

    WSJ mengatakan persona Anna dari film Disney ‘Frozen’ dapat merayu seorang anak laki-laki, atau gilanya lagi membuat Cena berpura-pura kehilangan karier gulatnya karena hubungan seks fiktif dengan seorang gadis di bawah umur.

    “Aku menginginkanmu, tetapi aku perlu tahu apakah kamu siap,” kata bot Meta AI dengan suara Cena kepada pengguna yang diidentifikasi sebagai seorang gadis remaja dalam pengujian WSJ. Cena palsu kemudian berjanji untuk ‘menghargai’ kepolosan gadis muda itu sebelum terlibat dalam skenario seksual.

    Dalam percakapan lainnya, chatbot membayangkan petugas polisi menangkap Cena dengan fans yang baru berusia 17 tahun dan menyatakan, “John Cena, Anda ditangkap dengan tuduhan pemerkosaan di bawah umur.”

    Melansir CNBC, Rabu (30/4/2025) juru bicara Meta menyatakan uji percakapan yang dilakukan oleh Wall Street Journal sangat dibuat-buat. “Tak hanya sulit terjadi, itu juga hanya berandai-andai,” sambungnya.

    Menurut Meta, konten seksual mencakup 0,02% dari respons yang diberikan oleh Meta AI kepada pengguna berusia di bawah 18 tahun.

    “Meskipun begitu, kami sudah menerapkan langkah tambahan untuk memastikan individu yang menghabiskan berjam-jam untuk memanipulasi produk kami ke kondisi ekstrem makin sulit melakukannya,” kata juru bicara Meta.

    Meta pun menjanjikan perlindungan untuk para artis dengan mencegah suara mereka digunakan dalam obrolan yang eksplisit secara seksual.

    (ask/fay)

  • Riwayat Pendidikan Wapres Gibran Disorot, Roy Suryo: Banyak Yang Janggal

    Riwayat Pendidikan Wapres Gibran Disorot, Roy Suryo: Banyak Yang Janggal

    Riwayat pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, melontarkan keraguannya terhadap latar belakang pendidikan putra sulung Presiden Jokowi tersebut.

    Pernyataan itu ia sampaikan dalam sebuah siniar di kanal YouTube milik Bambang Widjojanto, yang tayang belum lama ini.

    Dalam siniar tersebut, Roy menyebut ada kejanggalan terkait pendidikan Gibran, terutama soal kerja sama antara University of Bradford yang berbasis di Inggris dan Management Development Institute of Singapore (MDIS), tempat Gibran pernah menempuh pendidikan.

    “Ini menarik, karena sebenarnya University of Bradford yang adanya di London, itu ternyata sudah tidak lagi kerja sama dengan MDIS, sekolah yang tempat dia konon dulu pernah sekolah di situ,” ujar Roy Suryo.

    Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan keabsahan pendidikan Gibran sejak masa SMA. Roy merinci bahwa Gibran sempat mengenyam pendidikan di SMA Santo Yosef hanya selama dua tahun, lalu pindah ke SMK Kristen di Solo, juga selama dua tahun.

    “Bahkan kalau diteliti sekolahnya, sama dari awal. SMA-nya, itu pun bermasalah juga. Mulai dari SMA Santo Yosef yang hanya dua tahun, masuk ke SMK Kristen di Solo yang hanya dua tahun,” kata Roy.

    “Kemudian dia lari ke Singapura, kemudian dia masuk tiba-tiba ada ijazah University of Bradford tadi,” lanjutnya.

    Pernyataan Roy Suryo pun langsung menuai respons dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.

  • Dedi Mulyadi Bangga Disebut Gubernur Konten, Bikin Pemprov Jabar Irit Rp 47 Miliar: Viral Terus!

    Dedi Mulyadi Bangga Disebut Gubernur Konten, Bikin Pemprov Jabar Irit Rp 47 Miliar: Viral Terus!

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disapa sebagai gubernur konten saat rapat di DPR RI.

    Yang menyapa adalah Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud.

    Sambil senyum, Rudy menyapa sejumlah gubernur yang hadir pada Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPR RI dengan Kementerian Dalam Negeri, dan sejumlah gubernur, bupati serta wali kota, disiarkan langsung melalui Youtube TV Parlemen, Selasa (29/4/2025).

    “Kang Dedi, gubernur konten, mantap ini Kang Dedi ini,” kata Rudy sambil tersenyum saat mendapat giliran bicara.

    Setelah Rudy, giliran Dedi mendapat kesempatan bicara.

    Politikus Gerindra itu bicara soal otonomi daerah, anggaran Kementerian Agama di daerah hingga persebaran penduduk.

    Di akhir kesempatan, Dedi menjawab sapaan Rudy soal gubernur konten.

    Dedi bersyukur dengan sebutan gubernur konten.

    “Tadi Pak Gubernur Kaltim mengatakan Gubernur Konten, Alhamdulillah,” ujar Dedi.

    Dedi pun mengungkapkan, aktivitasnya yang rajin membuat konten setiap kali bekerja turun ke masyarakat membuat irit pengeluaran Pemprov Jawa Barat. 

    Dengan sering mengunggah kegiatannya, Dedi merasa tak perlu berikalan di media untuk menyampaikan pencapaiannya.

    “Dari konten yang saya miliki, itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,” jelasnya.

    Dedi bahkan menyebutkan, anggaran iklan yang berhasil diirit mencapai Rp 47 miliar.

    “Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp 50 miliar, sekarang cukup Rp 3 miliar, viral terus,” ujarnya tersenyum.

    Konten

    Seperti diketahui, Dedi Mulyadi memang rajin membuat konten seputar kegiatannya sebagai Gubernur Jawa Barat.

    Sebelum menjabat Jabar 1 pun, Dedi memang sudah akrab dengan dunia perkontenan.

    Ia mengunggah video panjang pada akun Youtubnya, Kang Dedi Mulyadi Channel. Subscribernya mencapai 6,77 juta akun.

    Dalam sehari, pria yang karib dengan pakaian serba putih itu bisa mengunggah lebih dari satu video.

    Sedangkan potongan videonya diunggah ke akun Instagramnya (@dedimulyadi71).

    Di Instagram, Dedi sudah memiliki 3 juta pengikut.

    Isi konten Dedi Mulyadi bervariasi, dari mulai soal permasalahan yang pelik seperti pembongkaran tempat wisata di Puncak, Bogor hingga yang terkini, soal siswa SMP yang mengeluh berangkat sekolah jalan kaki.

    Video Siswa SMP Jalan Kaki

    Pada sebuah video yang viral, terlihat beberapa siswi SMP tengah berjalan kaki.

    “Pak Dedi hai,” kata salah satu siswi di video viral.

    “Kita jalan kaki. Kumaha atuh iyeu teh Pak Dedi duh? (Gimana ini tuh Pak Dedi duh),” ucap siswi SMP yang merekam video.

    Dedi akhirnya bertemu dengan para siswi SMP tersebut.

    Ia lalu bereaksi kocak dan menanyakan mana siswi SMP yang memprotes dirinya.

    “Mana yang cemberut waktu jalan kaki? Saya tahu wajahnya, kamu ya,” kata Dedi Mulyadi sambil menarik pelan salah satu siswi SMP.

    “Kamu badannya tinggi begini, kamu orang mana?” tanyanya.

    Siswi SMP tersebut tampak tersenyum malu-malu.

    “Lebak Jero,” ucap siswi SMP itu.

    Dedi Mulyadi dan siswi SMP itu kemudian berbincang santai, disela dengan beberapa candaan.

    Guru dan siswi SMP yang turut hadir dalam pertemuan tersebut ikut tertawa.

    “Selama ini ke sekolah naik apa?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Dianterin sama Bapak,” jawab siswi SMP tersebut.

    “Kalau jadi atlet mana yang buat kaki kamu kuat?” tanya Dedi Mulyadi.

    “Jalan kaki,” kata siswi SMP itu.

    “Jalan kaki dari rumah ke sekolah berapa?” kata Dedi Mulyadi.

    “2 Km,” ujar siswi SMP tersebut.

    “Atuh kamu mah deket, kaki kamu juga kuat. Kamu disuruh siapa ke sekolah jalan kaki?” ucap Dedi Mulyadi.

    “Pengen jalan aja,” jawab siswi SMP itu.

    “Terus kenapa bilangnya ke Gubernur?” celetuk Dedi Mulyadi disambut tawa semua orang.

    “Iseng aja Pak, buat konten,” kata siswi SMP sambil tersenyum.

    Siswi yang ada dalam video viral itu pun diminta kembali memeragakan saat menyapa Gubernur Jabar. 

    “Ini yang jutek nih bilang Pak Gubernur saya jalan kaki ya, nah mereka adalah anak-anak SMP 1 Panawangan Ciamis mana neng yang cantik yang paling duluan jalannya, gimana kamu ngomongnya,” pinta Dedi Mulyadi.

    Siswi itu pun kemudian memeragakan saat mereka menyapa sang gubernur saat sedang berjalan kaki.

    Dedi Mulyadi kemudian menjelaskan para pelajar yang ada di video tersebut berasal dari SMP Negeri 1 Panawangan.

    “Mereka bersepakat untuk terus jalan kaki, tapi mau diubah biasa mereka jalan kaki ketika pulang sekolah hari ini kita ubah ketika pergi ke sekolah,” kata Gubernur Jawa Barat.

    Selain itu, Dedi juga meminta agar diterapkan program ke sekolah membawa bekal untuk menurunkan uang jajan agar beban orang tuanya semakin ringan.

    “Dan yang paling menarik di SMPN 1 Panawangan salah satu kampungnya namanya Kampung Susuru, Desa Kertajaya itu kampung toleran di mana di sana ada muslimnya mayoritas, tapi ada Kristen, ada Protestan, ada Katolik ada Wiwitan, jadi semangat toleransi dilahirkan anak-anak yang berjalan kaki,” ujar Dedi Mulyadi.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Wawalkot Pekalongan Ajak Jemaat Gereja Baptis Jadi Pelopor Gerakan Bebas Sampah

    Wawalkot Pekalongan Ajak Jemaat Gereja Baptis Jadi Pelopor Gerakan Bebas Sampah

    TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN – Guna mengatasi darurat sampah yang semakin mendesak, Wakil Wali Kota Pekalongan Balgis Diab mengajak komunitas keagamaan menjadi motor penggerak perubahan.

    Dalam acara rutin Gabungan Wanita Kristen Pekalongan (GWKP) di Gereja Baptis Indonesia Sangkakala Poncol, Selasa (29/4/2025), Balgis menyerukan pentingnya pengelolaan sampah mandiri mulai dari rumah.

    Balgis mengajak seluruh jemaat, untuk membiasakan memilah sampah organik dan non-organik sejak dari dapur. Ia juga mendorong, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dalam kegiatan gereja, seperti mengganti air mineral kemasan dengan membawa tumbler sendiri.

    “Perubahan kecil yang dilakukan bersama akan berdampak besar bagi lingkungan kita. Mari kita mulai dari diri sendiri, dari rumah masing-masing,” ujar Balgis di hadapan para peserta.

    Balgis berharap, jemaat Gereja Baptis Indonesia Sangkakala bisa menjadi pelopor perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di Kota Pekalongan, serta menyebarkan semangat ini ke keluarga dan masyarakat sekitar.

    Koordinator Bidang Kegiatan Gereja, Irene Rimbarto, menegaskan komitmen gereja dalam mendukung program pengelolaan sampah.

    Menurut Irene, Gereja Baptis telah menerapkan berbagai inovasi ramah lingkungan, seperti membuat pohon Natal dari botol plastik bekas dan mengadakan pelatihan pengolahan sampah organik dengan metode biowash.

    “Darurat sampah ini tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah. Kami di gereja pun bertanggung jawab untuk menjadi bagian dari solusi,” tegas Irene.

    Dengan kolaborasi antara pemerintah kota dan komunitas keagamaan, diharapkan gerakan pengelolaan sampah mandiri bisa menjadi budaya baru di Kota Pekalongan, mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang. (Dro)

  • Top 3 Tekno: Fitur Baru Android 16 untuk Tepis Peretasan via USB Terpopuler – Page 3

    Top 3 Tekno: Fitur Baru Android 16 untuk Tepis Peretasan via USB Terpopuler – Page 3

    Sebuah investigasi mendalam dari Wall Street Journal (WSJ) baru-baru ini mengungkap temuan yang mengkhawatirkan terkait chatbot AI (kecerdasan buatan) besutan Meta.

    Laporan tersebut menyebut kalau “teman virtual” Meta ini diduga bisa terlibat dalam percakapan bernada seksual (obrolan seksual) dengan akun yang teridentifikasi sebagai anak di bawah umur, bahkan sampai melibatkan chatbot dengan suara selebritas ternama.

    Di serangkaian uji coba percakapan yang dilakukan oleh WSJ, terungkap kalau baik chatbot resmi Meta AI maupun chatbot buatan pengguna, tidak cuma terlibat tapi juga mengarahkan percakapan ke arah konten seksual eksplisit.

    Lebih lanjut, mengutip Engadget, Senin (28/4/2025), laporan WSJ menyebut percakapan fantasi seksual ini tetap berlanjut meskipun pengguna diidentifikasi sebagai anak di bawah umur atau jika chatbot tersebut diprogram sebagai anak-anak.

    Jelas situasi ini membuat cemas lantaran investigasi juga menemukan bahwa chatbot yang menggunakan suara selebritas popular seperti Kristen Bell, Judi Dench, dan John Cena, turut serta dalam percakapan yang secara moral sangat dipertanyakan ini.

    WSJ juga melaporkan bahwa sebuah chatbot Meta AI dengan suara John Cena bahkan mengatakan, “Aku menginginkanmu, tapi aku perlu tahu kamu siap,” kepada sebuah akun yang dilabeli sebagai anak berusia 14 tahun, dan menambahkan bahwa ia akan “menghargai kepolosanmu.”

    Baca selengkapnya di sini 

     

  • Terungkap Andil Makelar Perkara Zarof dalam Film Sang Pengadil

    Terungkap Andil Makelar Perkara Zarof dalam Film Sang Pengadil

    Jakarta

    Mantan Pejabat Mahkamah Agung (MA) Zarof Ricar masih diadili terkait kasus gratifikasi dan pengurusan vonis bebas Gregorius Ronald Tannur dalam perkara tewasnya Dini Sera. Kini, terungkap andil Zarof dalam film berjudul Sang Pengadil.

    Sebagai informasi, Zarof Ricar ditangkap Kejagung terkait kasus suap hakim demi vonis bebas Ronald Tannur. Penyidik Kejagung lalu menemukan barang bukti uang tunai ratusan miliar rupiah dan puluhan kilogram emas saat menggeledah kediaman Zarof Ricar.

    Zarof kemudian didakwa menerima gratifikasi Rp 915 miliar dan emas 51 Kg selama menjadi pejabat di MA. Jaksa mengatakan uang itu diterima Zarof saat membantu pengurusan perkara sejak 2012 hingga 2022.

    Selama bekerja di MA, Zarof pernah menduduki sejumlah jabatan. Jabatan terakhir Zarof ialah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung. Selain gratifikasi itu, Zarof juga didakwa membantu pengurusan kasasi Ronald Tannur agar tetap divonis bebas sesuai putusan PN Surabaya. Zarof disebut menerima janji akan diberi Rp 1 miliar jika kasasi itu sesuai keinginan pihak Ronald.

    Seiring persidangan berjalan, terungkap pula peran Zarof dalam pendanaan film berjudul Sang Pengadil. Peranan Zarof itu diungkap oleh pengacara bernama Bert Nomensen Sidabutar.

    Dia mengaku bingung saat diminta bantuan ‘1 meter’ untuk pembuatan film Sang Pengadil oleh Zarof Ricar. Hal itu disampaikan Bert saat dihadirkan sebagai saksi kasus dugaan suap vonis bebas Gregorius Ronald Tannur dalam kasus tewasnya Dini Sera dengan terdakwa Zarof Ricar. Mulanya, jaksa mendalami pertemuan Bert dan Zarof dalam acara halalbihalal alumni Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia.

    “Jadi namanya kita ngobrol-ngobrol ya, jadi saya tanya apa kabar, kan pensiun beliau ini, apa kabar, gimana pensiun, nah apa kegiatan. Langsung beliau sampaikan bahwa sedang bikin film Sang Pengadil gitu. Itu aja dia ngomong, ya jadi saya ya sebenarnya bercanda, banyak duit dong, gitu kan. Dia, beliau bilang ‘ini aja gue perlu duit’,” kata Bert di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).

    Bert mengaku tertarik untuk membantu pendanaan pembuatan film itu demi memperoleh keuntungan. Dia mengatakan Zarof kemudian meminta bantuan ‘1 meter’. Bert mengatakan dirinya baru memahami ‘1 meter’ setelah Zarof menjelaskan jika ‘1 meter’ itu berarti Rp 1 miliar.

    “Sebenarnya tidak disebut, berapa hari kemudian saya yang bertanya, disampaikan 1, sebenarnya saya nggak mengerti ‘1 meter’ itu. Dijelaskan ‘1 meter’ itu Rp 1 M (miliar),” jawab Bert.

    Bert menyakini film Sang Pengadil akan membeludak. Dia lalu menyerahkan uang Rp 1 miliar ke rumah Zarof di Jalan Senayan, Jakarta Selatan.

    “Jadi kita itu kan orang hukum, saya melihat bahwa tidak pernah ada film hukum ya di ini, jadi saya pikir membeludak ini film kan, pasti untung, saya feeling,” jawab Bert.

    “Jadi akhirnya benar apakah saksi menyerahkan uang sebesar Rp 1 miliar kepada terdakwa?” tanya jaksa.

    “Benar,” jawab Bert.

    Zarof Tawarkan Urus Perkara Saat Minta Bantuan Dana Film

    Foto: Sidang Zarof Ricar ketika istri dan anaknya bersaksi (Mulia/detikcom)

    Jaksa terus mendalami kaitan pemberian uang Rp 1 miliar tersebut. Bert mengatakan Zarof menawarkan jasa bantuan untuk perkara.

    “Terkait uang Rp 1 miliar yang saksi serahkan itu, apakah memang hanya dalam kaitannya dengan masalah tadi pembuatan film tadi?” cecar jaksa.

    “Nggak, jadi begini. Waktu beliau sampaikan Rp 1 miliar, karena sempat ngomong, ‘Bert kalau lu ada perkara mungkin gue bisa bantu’ gitu kan. Saya ada perkara kebetulan, kebetulan. Saya cobalah kirim, hanya dua lembar aja kalau nggak salah,” jawab Bert.

    Bert mengatakan dirinya mengirimkan catatan dua perkara yang dia tangani ke Zarof. Kedua perkara itu disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

    “Kalau nggak salah itu yang satu perdata, 2291. Yang satunya 290 atau 790 gitu,” jawab Bert.

    “Itu dalam tahapan apa?” tanya jaksa.

    “Sedang proses ya di Pengadilan Pusat,” jawab Bert.

    Namun, Bert kecewa dengan Zarof karena bantuan pengurusan perkara itu tak sesuai harapan. Dia menyebut majelis hakim menolak dua perkara itu.

    “Di BAP (berita acara pemeriksaan) bapak nomor 9 di paragraf terakhir bapak bilang, ‘meskipun tujuan saya hanya mengetes kemampuan saja, saya tetap kecewa dengan Pak Zarof karena saya sudah membantu pendanaan film yang diproduseri oleh tersangka. Namun, semua hasil perkara yang diminta tolong tidak sesuai dengan harapan saya’. Terkait dengan itu yang saya tanyakan pak?” tanya jaksa.

    “Jadi kan saya sudah bantu Rp 1 miliar hasilnya kan tolak perkara saya, dihukum ponakan saya. Jadi wajar lah kita kecewa kan,” jawab Bert.

    Meski begitu, Bert menegaskan pemberian Rp 1 miliar ke Zarof ditujukan untuk pembuatan film Sang Pengadil. Namun, dia juga kecewa karena film itu ternyata tak laku.

    “Film itu jalan nggak, diputar nggak?” tanya hakim.

    “Kalau film itu diputar saya kira semua orang hukum pasti meledak ini karena haus semua orang hukum kan atas film ini, tapi ya hasilnya zonk,” jawab Bert.

    “Jadi pendeknya film itu nggak jalan?” tanya hakim.

    “Saya dapat kabar waktu saya diperiksa di Pidsus bahwa film itu sudah ditutup, saya juga baru tahu hanya seminggu katanya gitu,” jawab Bert

    Tentang Film Sang Pengadil

    Zarof Ricar (Foto: Ari Saputra/detikcom)

    Dilihat dari akun Instagram resmi ‘Sang Pengadil’, film ini telah tayang di bioskop pada 24 Oktober 2024 atau tepat saat Zarof ditangkap Kejagung. Film yang diproduseri Zarof Ricar ini ditonton lebih dari 50 ribu orang.

    Film ini mengangkat kisah hakim muda bernama Jojo yang diperankan aktor Arifin Putra. Dalam film ini, Jojo diceritakan hidup dalam bayang-bayang korupsi hingga menghadapi trauma kematian tragis ayahnya yang juga merupakan hakim.

    Jojo lalu terjebak dalam jaringan perdagangan manusia. Jojo bertarung melawan para pelaku korupsi yang mengancam keluarganya.

    Film ini menekankan pesan keadilan hingga integritas di sistem peradilan. Dalam film ‘Sang Pengadil’ ini, diceritakan beratnya peran seorang hakim dalam menjaga nurani dan aturan.

    Tepat saat rilisnya film ini, Kejagung menangkap dan menetapkan Zarof Ricar sebagai tersangka kasus pemufakatan jahat pada dugaan suap vonis bebas Ronald Tannur terkait kasus pembunuhan Dini Sera. Kejagung menyatakan Zarof menjadi penghubung pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat, dan mantan Ketua PN Surabaya Rudi Suparmono serta hakim agung yang menangani kasus itu dalam tingkat kasasi.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Usai Juara Basketball Championship, SMA Jubilee dan BPK Penabur Cirebon Bakal Diterbangkan ke Singapura

    Usai Juara Basketball Championship, SMA Jubilee dan BPK Penabur Cirebon Bakal Diterbangkan ke Singapura

    JAKARTA – Sebanyak dua tim yang dikirimkan ke turnamen Asia-Pasifik di Singapura setelah berhasil memenangi High School Basketball Championship 2025 di Basketball Court UPH Karawaci, Kabupaten Tangerang.

    Adapun juaranya yakni SMA Jubilee menjadi yang terbaik di kategori putra usai kalahkan SMA Negeri 2 Bandung dengan kedudukan 81-53. Sementara BPK Penabur Cirebon menjadi juara untuk dikategori putri usai kalahkan GPS Hawks 57-34.

    Sebagaimana diketahui, sebelum SMA Jubilee melaju ke final High School Basketball Championship 2025, mereka berhasil mengalahkan SMA Negeri 2 Bandung dengan kedudukan 64-50 di Lapangan A, Basketball Court UPH Karawaci, Kabupaten Tangerang.

    Setelah itu, sehari kemudian di tempat yang sama, mereka menang pertandingan kedua dengan skr 89-53 saat bertemu UPH College.

    Pada laga ketiga penyisihan grup, kemenangan kembali diamankan SMA Jubilee saat ketemu SMA YPPK Agustinus Sorong, Papua, dengan skor 94-35.

    Lalu, mereka lolos dari semifinal dengan menekuk SMA Kristen Trimulia 81-43 pada 25 April 2025.

    Saat pertandingan penentu, BPK Penabur menunjukkan dominasinya atas GPS Hawks dengan skor kemenangan 57-34. Alhasil, mereka menjadi juara serta berhasil melanjutkan perjalanan ke Singapura.

    Perwakilan panitia pelaksana Kompetisi High School Basketball, Murni Setionegoro, mengaku senang lantaran turnamen berlangsung menarik. Terlebih dalam turnamen ini, tidak ada satu pun pemain yang mengalami cedera.

    “Ini event pertama dan selesai dengan lancar tanpa ada pemain yang cedera,” kata Murni dalam keterangannya, Senin, 28 April 2025.

    “Pertandingan ini juga berlangsung ketat dan luar biasa. Akhirnya anak-anak happy dapat kesempatan ikut turnamen SMA se-Asia Pasifik di Singapura pada 24-30 Juni 2025,” ujarnya lagi.

    Wakil Sekretaris Jenderal DPP Perbasi, Ratana Arya Krishnan, menyampaikan apresiasinya dengan adanya turnamen ini. Ia juga mengingatkan kepada para pemain untuk menyiapkan diri dengan sebaik mungkin menuju tahapan selanjutnya.

    “Saya minta tolong untuk tetap giat berlatih, adik-adik semua peserta, kalah-menang biasa dalam olahraga. Kesempatan tidak datang dua kali, siapa tahu suatu hari nanti akan jadi prestasi,” tuturnya.

    Sementara itu, MVP di kategori putra, Kenneth Leebron, menegaskan akan lebih serius mempersiapkan diri menuju Singapura. Menurutnya, lawan-lawan yang akan dihadapi akan lebih sulit.

    “Kita tahu bahwa untuk hadapi pertandingan di nasional saja latihannya mati-matian. Apalagi nanti ajang internasional,” tutupnya.

  • Kasus Kematian Mahasiswa UKI, Keluarga Bawa 2 Saksi Kunci ke Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya – Halaman all

    Kasus Kematian Mahasiswa UKI, Keluarga Bawa 2 Saksi Kunci ke Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Kasus kematian Kenzha Erza Walewangko (22) mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) memasuki babak baku.

    Keluarga mendiang mendatangi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025) dengan membawa dua saksi baru kepada penyidik Ditreskrimum.

    Hal itu sebagai tindak lanjut dari keputusan Polres Metro Jakarta Timur yang menghentikan penanganan perkara.

    Ayah Kenzha, Eben Haezar Happy Walewangko, didampingi kuasa hukum, Raja Butarbutar memberikan keterangan kepada wartawan.

    Mereka mempertanyakan laporan polisi yang dilayangkan pada bulan lalu terkait dugaan Tindak Pidana Penganiayaan.

    Laporan itu teregister dengan nomor LP/B/1904/III/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 17 Maret 2025.

    “Terkait kematian Kenzha, terakhir kali kan Polres Jakarta Timur sudah menerbitkan SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan), tapi sebelum itu kami sudah melaporkan, keluarga sudah membuat laporan juga di Polda, sehingga ini adalah menindaklanjuti laporan itu,” ujar Raja.

    “Kami membawa dua saksi baru, hari ini dimintai keterangan. Dua saksi ini saksi kunci ya, termasuk saksi kunci, ada di lokasi juga,” ucapnya.

    Dua saksi kunci ini yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) dan melihat kejadian secara langsung.

    Saksi kunci tersebut sempat diperiksa penyidik Polres Metro Jakarta Timur.

    Ia merahasiakan identitas dua saksi kunci guna dapat membantu membuka fakta-fakta baru.

    “Karena kami ragu ya sama keterangan yang dibuat oleh Polres Jakarta Timur. Kami mendengarkan keterangan dari saksi berbeda,” katanya.

    “Makanya kami nilai bahwa perlu untuk dibawa ke Polda untuk didengar keterangan yang lebih lanjut,” lanjut Raja.

    Pihaknya mengajukan permohonan perlindungan terhadap dua saksi kunci ini ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

    “Tadi pagi juga kami sudah meminta perlindungan ke LPSK terkait status saksi ini, karena dua orang saksi ini adalah mahasiswa,” tutur dia.

    “Kami takut bahwa ada intimidasi, karena ada relasi kuasa di situ, takut ada intimidasi dari kampus dan lain-lain,” sambungnya.

    Selain dua saksi kunci, bukti baru juga dibawa dalam pemeriksaan kali ini.

    “Kami juga menampilkan bukti yang baru. Nanti di keperluan penyidikan, selain saksi baru, ada bukti baru yang kami bawa,” kata Eben Haezar.

    “(Buktinya) tampilan gambar korban dan video. Waktu dia di kamar pemulasaran, waktu dia dimandikan. Jadi kondisi badan setelah dimandikan, sementara dimandikan ada videonya,” lanjut dia.

    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Timur menghentikan penyelidikan kasus Kenzha Erza Walewangko (22) mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang meninggal di area kampus pada Selasa (4/3/2025). 

    Kasus itu teregister dengan nomor LP/B/794/III/2025/SPKT/Polres Metro Jakarta Timur/Polda Metro Jaya tertanggal 5 Maret 2025 atas nama pelapor Roparulian Evander Ellia Napitupulu.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan kasus kematian Kenzha Erza Walewangko tidak dapat ditingkatkan penyelidikannya ke tahap penyidikan karena tidak ditemukan unsur pidana.

    “Untuk itu penyelidik akan menghentikan proses ini dan melengkapi administrasinya,” ungkapnya kepada wartawan, Kamis (24/4/2025).

    Nicolas berujar penyelidikan dihentikan setelah petugas melakukan gelar perkara.

    Gelar perkara dilaksanakan pada Selasa (15/4/2025) mengundang pihak eksternal bagian wassidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Propam Polda Metro Jaya, Itwasda Polda Metro Jaya, dan Bidkum Polda Metro Jaya 

    “Penyelidik menyajikan semua data dan fakta hasil penyelidikan berupa keterangan saksi-saksi, ahli pidana dan ahli kedokteran forensik, yang diperkuat dengan hasil autopsi oleh Rumah Sakit Polri,” ujar Nicolas.

    Beberapa saksi yang diperiksa dari mahasiswa hingga sekuriti menyebut Kenzha dengan posisi berdiri menggoyang-goyangkan besi pagar dengan kedua tangannya.

    Sehingga besi pagar tersebut lepas hingga akhirnya mahasiswa Fisipol UKI itu terjatuh dan masuk ke selokan.

    “Korban jatuh ke dalam selokan, korban tidak bisa berdiri lagi,” tambah Kapolres.

    Yang mengangkat korban dari selokan dua orang saksi sekuriti yaitu WS dan AJW.

    Mereka melihat langsung jaraknya kurang lebih 1,5 meter sampai 2 meter dari korban.

    Sementara Dokter Forensik RS Polri Arfiani Ika Kusumawati menambahkan alkohol yang dikonsumsi oleh Kenzha menunjukkan dosis yang sangat tinggi di bagian lambung. 

    Adapun dosis alkohol di darah sangat rendah.

    “Berarti korban tersebut mengkonsumsi alkohol yang dalam jumlah besar, yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran,” paparnya.

    Menurutnya, alkohol tersebut tidak menyebabkan meninggal, tapi dia berperan penting dalam penurunan kesadaran. 

    “Pada saat saya koordinasi dengan penyidik ada adegan korban tersebut (jatuh ke selokan) dan posisi kepala di bawah,” jelas Arfiani.

    Orang dengan kesadaran yang baik akan mudah bangun saat terjatuh.

    Sedangkan Kenzha, imbuh dia, dalam pengaruh alkohol yang sangat besar sudah dalam kondisi lemas.

  • Keluarga Mahasiswa UKI Desak Polisi Ungkap Fakta Kematian, Bawa Saksi dan Bukti Baru
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 April 2025

    Keluarga Mahasiswa UKI Desak Polisi Ungkap Fakta Kematian, Bawa Saksi dan Bukti Baru Megapolitan 28 April 2025

    Keluarga Mahasiswa UKI Desak Polisi Ungkap Fakta Kematian, Bawa Saksi dan Bukti Baru
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Keluarga mendiang Kenzha Erza Walewangko (22), mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), mendatangi Polda Metro Jaya, Senin (28/4/2025), untuk menindaklanjuti laporan terkait kematian anak mereka.
    Keluarga yang diwakili oleh ayah Kenzha, Happy Walewangko, dan kuasa hukum Raja Butar Butar mendesak polisi untuk mengungkap fakta-fakta yang belum terungkap, setelah penyelidikan kasus tersebut dianggap tidak jelas.
    “Polres Metro Jakarta Timur sudah menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3), tapi sebelum itu kami sudah melaporkan di Polda Metro Jaya. Kami membawa dua saksi baru, dua saksi ini saksi kunci yang ada di lokasi juga mahasiswa dari UKI,” ujar Raja, Senin, dikutip dari
    Antara
    .
    Raja mengemukakan, saksi tersebut merupakan mahasiswa dari UKI yang diduga memiliki informasi kunci terkait peristiwa yang menyebabkan tewasnya Kenzha pada Maret 2025.
    Pihak keluarga juga telah mengajukan permohonan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk kedua saksi tersebut.
    Mereka khawatir saksi akan mendapat intimidasi, mengingat adanya relasi kuasa di antara pihak-pihak terkait.
    “Karena ada relasi kuasa di situ, takut ada intimidasi dari kampus dan lain-lain, sehingga kita kuasa hukum perlu berpikir bahwa perlu untuk dilindungi saksi ini,” lanjut Raja.
    Dia berharap keterangan dari saksi-saksi baru tersebut dapat membuka fakta-fakta baru yang akan mengarah pada pengungkapan penyebab kematian Kenzha.
    “Ini saksi baru dua. Kita berharap nanti setelah ada keterangan saksi yang baru ini, akan ada saksi lain. Mungkin sekarang masih takut, kami harap berani untuk bicara (speak up). Harapannya seperti itu ya,” ujar Raja.
    Pihak keluarga sebelumnya telah melaporkan kasus ini pada 17 Maret 2025 dengan nomor LP/B/1904/III/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA.
    Namun, meskipun laporan telah dibuat, pihak Polres Metro Jakarta Timur mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) terhadap kasus tersebut.
    “Polres Metro Jakarta Timur sudah menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3), tapi sebelum itu kami sudah melaporkan di Polda Metro Jaya. Kami membawa dua saksi baru, dua saksi ini saksi kunci yang ada di lokasi juga mahasiswa dari UKI,” ujar Raja.
    Di sisi lain, ayah Kenzha, Happy Walewangko, juga menyampaikan bahwa selain membawa saksi baru, mereka juga membawa sejumlah bukti yang diduga dapat mengungkapkan kondisi Kenzha setelah kejadian.
    “Seperti tampilan gambar dan video korban waktu Kenzha di kamar pemulasaran, waktu dimandikan. Jadi kondisi badan Kenzha setelah dimandikan,” ungkap Happy.
    Dalam gambar dan video yang dibawa, terlihat adanya lebam di tubuh Kenzha, termasuk tanda tapak sol sepatu di pundak kiri, luka robek di kepala kanan, dan lebam-lebam di bagian belakang tubuhnya.
    Bukti tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa kematian Kenzha tidak wajar dan patut diselidiki lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluarga Belum Terima Hasil Otopsi Mahasiswa UKI yang Tewas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 April 2025

    Keluarga Belum Terima Hasil Otopsi Mahasiswa UKI yang Tewas Megapolitan 28 April 2025

    Keluarga Belum Terima Hasil Otopsi Mahasiswa UKI yang Tewas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Keluarga mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI)
    Kenzha Ezra Walewangko
    (22) yang tewas di kampusnya, mengaku belum menerima hasil otopsi.
    “Satu lagi, otopsi ataupun hasil daripada almarhum Kenzha yang di rumah sakit tidak pernah diberikan kepada keluarga korban sampai detik ini salinan apapun tidak diberikan kepada keluarga korban,” ujar kuasa hukum Kenzha, Samuel Parasian Sinambela, di Kantor LPSK, Senin (28/4/2025).
    Samuel menjelaskan, sebelum melakukan otopsi, keluarga diminta persetujuan, tetapi hingga saat ini belum ada hasil.
    “Waktu otopsi ataupun pada saat jenazah ada di rumah sakit, minta tanda tangan daripada keluarga korban,” tutur Samuel.
    Samuel mengungkapkan, meski saat ini kasus penyelidikan kematian Kenzha sudah dihentikan di Polres Jakarta Timur, tetapi di Polda Metro Jaya terus berjalan.
    “Yang jelas, keluarga yang melaporkan sudah diambil keterangannya dan saksi sudah diminta keterangannya. Saya tidak tahu apakah juga mereka dari Polda minta keterangan dari Polres,” ucap Samuel.
    Sebelumnya diberitakan, Polres Metro Jakarta Timur menyatakan tidak ada unsur pidana dalam kematian Kenzha Ezra Walewangko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI).
    Hal ini disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly, dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (24/4/2025).
    “Dugaan tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama dan atau penganiayaan dan atau kelalaian yang menyebabkan kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 KUHP dan atau Pasal 351 KUHP dan atau Pasal 359 KUHP. Tidak dapat ditingkatkan penyelidikannya ke tahap penyidikan,” ujar Nicolas, Kamis.
    Nicolas menjelaskan, kesimpulan tersebut diambil berdasarkan gelar perkara yang melibatkan Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Bid Propam Polda Metro Jaya, Itwasda Polda Metro Jaya, serta Bidkum dan dokter forensik.
    Dengan demikian, penyelidikan kasus kematian Kenzha akan dihentikan.
    “Bukanlah merupakan suatu tindak pidana, untuk itu penyelidikan akan menghentikan proses penyelidikan dan akan melengkapi administrasi penghentian penyelidikan,” kata Nicolas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.