agama: Kristen

  • Cak Imin lari pagi bareng aktivis, ajak pemuda aktif olahraga

    Cak Imin lari pagi bareng aktivis, ajak pemuda aktif olahraga

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin lari pagi bersama aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus sekaligus mengajak para pemuda Indonesia untuk aktif berolahraga.

    “Kita bersyukur semangat olahraga anak muda mulai semakin tinggi dibanding generasi saya dan satu-satunya cara agar kita tidak terbebani biaya kesehatan kita adalah olahraga,” kata Cak Imin saat ditemui di Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.

    Seraya berseloroh, Cak Imin mengaku terlambat menyadari pentingnya olahraga. Kendati begitu, dia meyakini tidak ada kata terlambat untuk semangat berolahraga.

    “Makanya semangat olahraga di para aktivis ini harus didorong karena zaman saya jadi aktivis, malasnya olahraga minta ampun. Nah, sekarang baru sadar, sadar terlambat, tapi insyaallah masih tidak ada kata terlambat,” ujarnya.

    Sejumlah aktivis yang ikut pada lari pagi tersebut, yaitu para ketua umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GKMI), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

    “Ini mereka aktivis-aktivis yang hari ini terus melakukan kerja-kerja pengkaderan di bawah, seluruh mahasiswa, yang bagi saya mereka ini adalah teman-teman yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan masa depan,” kata Cak Imin.

    Bagi Cak Imin, lari pagi bersama aktivis seperti bernostalgia ke masa-masa menjadi mahasiswa. Cak Imin muda juga merupakan Ketua Umum PMII ketika berkuliah di Yogyakarta.

    Di sisi lain, Cak Imin merasa bersemangat karena mengingat pentingnya peran pemuda dalam menghadapi tantangan global yang semakin sulit.

    Menurut dia, pemuda perlu merapatkan barisan untuk mencapai kemandirian dan keberdayaan.

    “Jadi, kita berharap kita terus bersinergi untuk seluruh mahasiswa agar lulus S-1 itu menjadi orang yang berdaya, yang mandiri. Mandiri itu bisa kualitas skill-nya, mandiri itu bisa juga kemampuan entrepreneur-nya, dan semua itu kuncinya kepemimpinan,” katanya.

    Menurut Cak Imin, aktivis mahasiswa telah memiliki modal kepemimpinan karena bergerak di level kepemimpinan mahasiswa, sosial, umat, hingga keagamaan.

    Oleh karenanya, dia berharap mereka dapat senantiasa menjaga semangat itu. “Semua ini benar-benar kita harapkan menjaga terus seluruh estafet tantangan yang harus diatasi dengan baik,” ucapnya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Denny Sumargo Ucap Syahadat, Kini Bebaskan Anak Pilih Keyakinan

    Denny Sumargo Ucap Syahadat, Kini Bebaskan Anak Pilih Keyakinan

    GELORA.CO –  Aktor sekaligus Youtuber Denny Sumargo kembali menjadi sorotan publik lewat prinsip uniknya sebagai seorang ayah. Suami Olivia Allan ini secara tegas menyatakan akan memberikan kebebasan penuh bagi sang anak untuk memilih keyakinannya sendiri di masa depan.

    Sikap terbukanya ini seolah menggemakan kembali sebuah momen kontroversial di masa lalu, ketika Denny Sumargo pernah mengucap dua kalimat syahadat.

    Prinsip tersebut diungkapkan Denny Sumargo saat ditemui pada Minggu, 27 Juli 2025. Momen itu terjadi setelah anaknya menjalani prosesi pengurapan, sebuah ritual dalam ajaran Kristen sebagai bentuk penyerahan anak kepada Tuhan untuk diberkati.

    “Itu kemarin diurapi, artinya iman orang tua, menyerahkan anak ini kepada Tuhan untuk diberkati,” tegas Densu di kawasan Pullman Central Park, Jakarta.

    Meski sang anak telah didoakan dalam tradisi keyakinan yang dianutnya, pria yang akrab disapa Densu ini tidak akan memaksakan agama tersebut kepada anaknya kelak.

    Ia mempersilakan buah hatinya untuk memilih jalan imannya sendiri, apa pun itu, saat ia dewasa.

    “Biar dia milih sendiri. Mau dia masuk Kristen, Islam, terserah dia. Yang penting, tanggung jawab,” kata Densu.

    Sikapnya ini ia yakini sejalan dengan semangat kebangsaan Indonesia yang menghargai keberagaman. “Selama Indonesia masih Bhinneka Tunggal Ika, saya ikut lah,” ujar lelaki 44 tahun itu.

    Sikap terbuka Denny Sumargo soal keyakinan sejatinya bukanlah hal yang baru. Beberapa waktu lalu, ia pernah membuat heboh jagat maya saat mengucapkan dua kalimat syahadat dalam salah satu episode podcast-nya.

    Momen itu terjadi saat ia berbincang dengan Deryansha Azhary atau Dery, mantan bassist Vierra.

    Dalam tayangan tersebut, Dery menuntun Densu untuk melafalkan kalimat syahadat. Dengan lantang, Densu pun mengikutinya. “Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah,” ucapnya. Tak hanya itu,

    Densu juga mengaku memahami arti dari kalimat yang baru saja ia lafalkan tersebut.

    Mendengar hal itu, Dery sontak bereaksi dengan penuh suka cita.

    “Allahuakbar! Masyaallah, gue mau nangis. Seneng banget gue, Anda sudah mengucapkan saksi dan Anda sekarang sudah masuk Islam,” ucap Dery dengan semringah.

    Suasana berubah ketika Densu yang tampak panik langsung melontarkan pertanyaan untuk mengklarifikasi statusnya.

    “Ini gue serius nanya, emang kalau mengucapkan kalimat syahadat itu otomatis langsung masuk Islam?” tanya Densu kepada Dery.

    Dery lantas menjelaskan bahwa syarat utama bagi seseorang untuk menjadi mualaf adalah dengan tulus mengucapkan dua kalimat syahadat.

    Densu menampik bahwa dirinya telah berpindah keyakinan, karena ia hanya sebatas mengikuti ucapan Dery.

    Hanya saja, video tersebut telanjur viral dan memicu beragam reaksi. Sebagian warganet menyambutnya dengan gembira, namun tidak sedikit yang menudingnya sengaja menjual isu agama demi konten.

  • Pengelola TPU Kebon Nanas mulai tertibkan warga tinggal di makam

    Pengelola TPU Kebon Nanas mulai tertibkan warga tinggal di makam

    Jakarta (ANTARA) – Pengelola Tempat Pemakaman Umum Kebon Nanas, Jakarta Timur, mulai menertibkan keberadaan ratusan warga yang tinggal di area pemakaman tersebut.

    “Dari sekitar awal Juli kita sudah lakukan tindakan bersama unsur pemerintahan, lurah, camat, dan pihak terkait lainnya,” kata Ketua Pengelola Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Muhaimin di Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa.

    Tercatat, sekitar 220 kepala keluarga atau 730 jiwa menghuni lahan makam yang seharusnya menjadi ruang publik untuk peristirahatan terakhir.

    “Ada yang ber-KTP sini, ada juga yang dari luar, seperti Bekasi, bahkan dari Jakarta Utara. Kemungkinan mereka mengontrak di sini,” ujar Muhaimin.

    Kondisi ini menjadi sorotan publik karena lahan TPU Kebon Nanas seharusnya diperuntukkan bagi pemakaman, bukan tempat tinggal permanen.

    Selain itu, keberadaan permukiman liar juga mempersulit proses perawatan dan pengawasan TPU. “Upaya ini dilakukan secara bertahap mengingat kompleksitas sosial di lapangan,” ujar Muhaimin.

    Pendataan warga pun telah dilakukan dan hasilnya telah disampaikan kepada pimpinan serta dibahas dalam rapat bersama Wali Kota Jakarta Timur (Jaktim).

    Namun, proses penertiban tidak bisa dilakukan secara serta-merta karena melibatkan banyak aspek dan instansi.

    “Ini menyangkut manusia, bukan sekadar bangunan liar. Ada prosedur, mekanisme dan pihak terkait yang terlibat. Termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) dan lainnya,” katanya.

    Secara hukum, penanganan TPU merujuk pada Perda Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pelayanan Pemakaman. Sementara untuk penertiban, mengacu pada Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum yang menjadi ranah Satpol PP sebagai penegak.

    Pihak pengelola juga menegaskan bahwa keputusan akhir terkait penertiban berada di tangan Wali Kota Jakarta Timur Munjirin.

    “Apakah mereka akan dipulangkan ke kampung halamannya atau mungkin akan dirusunkan, itu semua akan dibahas lebih lanjut dengan melibatkan Dinas Perumahan, Dinas Sosial, biro hukum dan tentunya Satpol PP,” ujar Muhaimin.

    Hingga kini, warga masih menempati lahan TPU dan pemerintah diminta segera memberikan solusi jangka panjang agar fungsi pemakaman bisa dikembalikan sebagaimana mestinya.

    Adapun permukiman itu berdiri di atas area pemakaman Buddha atau pemakaman China yang sebagian makamnya sudah dikremasi atau dipindahkan.

    Makam-makam di lokasi tersebut sudah ada sejak tahun 1890 sehingga besar kemungkinan ahli waris atau keturunannya sudah berpindah tempat tinggal dan tak lagi rutin berziarah.

    Sebagian lahan yang sudah tidak digunakan oleh pemilik lama itu kini dipakai ulang untuk unit pemakaman baru, baik untuk umat Muslim maupun Kristen.

    Namun, area tersebut kini justru dikuasai oleh ratusan warga yang membangun permukiman liar atau ilegal.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Soal Perusakan Rumah Doa, Gubernur Sumbar Minta Semua Pihak Menahan Diri
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        29 Juli 2025

    Soal Perusakan Rumah Doa, Gubernur Sumbar Minta Semua Pihak Menahan Diri Regional 29 Juli 2025

    Soal Perusakan Rumah Doa, Gubernur Sumbar Minta Semua Pihak Menahan Diri
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi, mengimbau semua pihak menahan diri dan tidak terprovokasi oleh informasi yang simpang siur terkait insiden di sebuah rumah doa di Kelurahan Padang Sarai, Kota Padang, Minggu (27/7/2025).
    Mahyeldi menegaskan, permasalahan tersebut telah diselesaikan pihak berwenang dan tidak seharusnya diperpanjang dengan informasi yang menyesatkan dan provokatif.
    “Kita minta semua pihak menahan diri dan tidak terprovokasi dengan informasi yang tidak bertanggung jawab. Ini penting untuk menjaga kondusivitas di tengah masyarakat,” ujar Mahyeldi kepada wartawan di Padang, Selasa (29/7/2025).
    Gubernur mengungkapkan, seluruh pihak telah menjalankan fungsinya dengan baik dalam
    penyelesaian insiden
    tersebut.
    Mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga provinsi, termasuk pihak terkait lainnya seperti Polri dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
    “Semua pihak telah bergerak sesuai fungsinya masing-masing. Alhamdulillah, permasalahan yang terjadi dapat terselesaikan secara cepat,” kata Mahyeldi.
    Terkait indikasi pelanggaran hukum, Mahyeldi mengimbau masyarakat mempercayakan penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum.
    Sebelumnya, sebuah rumah pendidikan bagi siswa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, dirusak oleh warga pada Minggu sore.
    Kaca-kaca jendela dilaporkan pecah akibat dilempari batu oleh warga, dan dua orang siswa mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kanselir Jerman Sambut Raja Yordania, Bahas Jembatan Udara ke Gaza

    Kanselir Jerman Sambut Raja Yordania, Bahas Jembatan Udara ke Gaza

    Jakarta

    Menurut Kementerian Luar Negeri Yordania, pertemuan di Jerman akan difokuskan pada penguatan hubungan bilateral kedua negara serta pembahasan “perkembangan paling mendesak di kawasan.”

    Pertemuan ini berlangsung sehari setelah kanselir Friedrich Merz menyampaikan bahwa pemerintah Jerman ingin membentuk jembatan udara guna mempercepat pengiriman bantuan ke Gaza.

    “Kami tahu bahwa ini hanya akan menjadi bantuan yang sangat kecil bagi rakyat di Gaza,” kata Merz pada Senin, seraya menambahkan, ini adalah “kontribusi yang dengan senang hati kami berikan.”

    Yordania sendiri telah berperan sebagai pusat distribusi bantuan dan pasokan, termasuk menjatuhkan makanan melalui udara ke Gaza dalam dua hari terakhir, menyusul pengumuman Israel tentang “jeda taktis” dalam pertempuran melawan kelompok militan Palestina, Hamas, yang juga diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

    Desakan dari komunitas internasional agar Israel bertindak lebih jauh dalam menangani krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza, terus meningkat. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kesehatan Dunia, dan berbagai lembaga bantuan memperingatkan, banyak warga sipil di Gaza kini menghadapi ancaman kelaparan.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pada Minggu, “tidak ada kelaparan di Gaza,” namun sehari kemudian, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyanggah pernyataan tersebut. Trump menegaskan, ada “kelaparan nyata” di wilayah yang terkepung itu, dan bahwa “kita harus memberi makan anak-anak.”

    Tiga dari empat warga Jerman ingin Berlin tekan Israel

    Sementara itu, sekitar tiga perempat warga Jerman menginginkan pemerintah federal memberikan tekanan lebih kepada Israel, untuk menangani situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Gaza.

    Hasil survei menunjukkan adanya perbedaan sikap yang signifikan berdasarkan afiliasi politik: sekitar 94% pemilih Partai Kiri (Die Linke) dan 88% pemilih Partai Hijau mendukung penekanan lebih terhadap Israel.

    Adapun di kalangan pendukung partai-partai besar pemerintahan seperti CDU/CSU (kanan tengah) dan SPD (Sosial Demokrat, kiri tengah), sebanyak 77% ingin pemerintah Jerman melakukan upaya lebih serius, agar Israel meringankan krisis kemanusiaan yang sedang terjadi dan mengakhiri perang.

    Penolakan terkuat terhadap peningkatan tekanan diplomatik terhadap Israel, datang dari pendukung partai sayap kanan ekstrem AfD (Alternative für Deutschland), di mana 37% menentang gagasan tersebut. Meskipun begitu, mayoritas—yakni 61% pemilih AfD—masih mendukung sikap yang lebih tegas dari pemerintah Jerman terhadap Israel.

    Sebagai salah satu pendukung terkuat Israel di kancah internasional, Jerman menegaskan bahwa perlindungan terhadap keamanan dan eksistensi negara Israel adalah bagian dari raison d’etat atau “dasar pendirian negara” Jerman.

    Jerman bantah keretakan koalisi

    Kepala Kantor Kekanseliran Jerman, Thorsten Frei, membantah kekhawatiran soal adanya perpecahan dalam pemerintahan koalisi Jerman, terkait posisi negara itu terhadap Israel.

    Pernyataan tersebut muncul setelah Jerman memutuskan untuk tidak bergabung dengan puluhan negara Barat lainnya, dalam menandatangani pernyataan yang mengecam “pembunuhan tidak manusiawi” terhadap warga sipil Palestina di Gaza pada Senin lalu.

    Frei, yang merupakan tangan kanan Kanselir Friedrich Merz, menegaskan mitra-mitra dalam koalisi tetap bersatu dalam tujuan mereka terkait situasi di Gaza, meski terdapat perbedaan pandangan mengenai cara mencapainya.

    “Tidak ada selembar kertas pun yang memisahkan para mitra koalisi,” kata Frei kepada penyiar publik Jerman, ZDF. “Tentu saja, Anda bisa memiliki pandangan berbeda soal bentuk dan jalan menuju tujuan bersama.”

    Tokoh-tokoh terkemuka dari Partai Sosial Demokrat (SPD), mitra koalisi junior dari partai Merz, Uni Kristen Demokrat (CDU), Selasa (29/7) mendesak pemerintah agar bergabung dalam deklarasi bersama yang telah ditandatangani oleh 28 negara, termasuk Prancis, Italia, dan Inggris, serta oleh Komisi Eropa, lembaga eksekutif Uni Eropa.

    Deklarasi itu menyerukan penghentian segera perang di Gaza, dan mengutuk tindakan militer Israel. Namun, sejauh ini Jerman menolak untuk turut menandatanganinya.

    Frei membela posisi pemerintah, dengan alasan bahwa deklarasi tersebut tidak memberikan kejelasan dalam mengurutkan kronologi peristiwa. “Harus ditegaskan bahwa titik awal perang ini adalah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan bahwa Hamas masih menyandera orang-orang,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa Jerman tetap memiliki “banyak saluran komunikasi” dengan pemerintah Israel.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Agus Setiawan


    (ita/ita)

  • Viral Video Jemaat GKSI Padang Dibubarkan Saat Ibadah, Saidiman Ahmad: Mohon Polisi Menangkap Mereka Semua

    Viral Video Jemaat GKSI Padang Dibubarkan Saat Ibadah, Saidiman Ahmad: Mohon Polisi Menangkap Mereka Semua

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Video jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang Sarai, Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) mengalami persekusi viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (27/7).

    Hal itu ditanggapi Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad. Ia menyoroti penyelesaian hukum peristiwa itu.

    “Wajah para perusak ini terlihat jelas di kamera,” kata Saidiman dikutip dari unggahannya di X, Selasa (29/7/2025).

    Ia meminta para pelaku tersebut ditangkap.

    “Mohon polisi menangkap mereka semua. Semuanya,” ujarnya.

    Diketahui, pada peristiwa itu, sekelompok massa membubarkan kegiatan ibadah di gereja tersebut. Tidak hanya itu, mereka merusak bangunan gereja. Polda Sumbar langsung bergerak dengan mengamankan 9 orang. 

    Dilihat dari akun media sosial Komunitas Katolik Garis Lucu, saat pembubaran dan pengrusakan, tampak sejumlah jemaat ketakutan. Khususnya para ibu dan anak-anak.

    Beberapa di antara mereka menangis histeris saat dipaksa menghentikan ibadah dan keluar dari gereja. Tampak dalam video tersebut salah seorang massa membawa balok kayu dan memecahkan sejumlah kaca jendela. 

    “Sudah kami amankan 9 orang, tentunya akan berkembang lagi. Yang 9 orang ini sesuai yang ada di video yang beredar, karena ada bukti-bukti, berdasarkan itu kami amankan semua,” kata Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin sebagaimana dikutip dari pemberitaan Padang Ekspres pada Senin (28/7).

    Brigjen Solihin bersama sejumlah pejabat Polda Sumbar lainnya sudah turun langsung ke lokasi kejadian. Mereka hadir untuk menunjukkan keseriusan aparat kepolisian dalam menangani kasus tersebut.

  • LBH Desak Usut Tuntas Kasus Penyerangan Rumah Doa Jemaat Kristen di Padang

    LBH Desak Usut Tuntas Kasus Penyerangan Rumah Doa Jemaat Kristen di Padang

    Sementara Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin mengatakan saat ini sebanyak 9 orang sudah ditangkap atas insiden tersebut yang ditangani oleh Polres Kota Padang.

    Waka Polda Sumbar Brigjen Pol Solihin menyampaikan mengenai pentingnya menjaga kehidupan bertoleransi antar umat beragama. Sumatera Barat dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi toleransi, nilai-nilai kearifan lokal, dan kehidupan antar umat beragama yang damai. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri ketika menghadapi permasalahan.

    “Siapa pun yang melanggar hukum akan ditindak tegas oleh Polri, Kami juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai wadah untuk menyelesaikan permasalahan secara damai,” ujar Brigjen Pol Solihin.

    Sementara itu, Kapolresta Padang Kombes Pol Apri Wibowo mengatakanpenyelidikan intensif juga dilakukan, termasuk olah TKP dan mengamankan 9 orang yang diduga terlibat untuk dimintai keterangan, baik sebagai saksi maupun pihak yang melakukan perusakan. 

    Pihaknya terus melakukan rencana tindak lanjut terus dilakukan koordinasi dengan Forkopimda dan FKUB untuk menuntaskan masalah hingga akar-akarnya.

    “Pengamanan dan pemantauan lokasi akan terus ditingkatkan, diiringi dengan penggalangan dan pemantauan di lokasi untuk mencegah kejadian serupa terulang. Yang tak kalah penting, penegakan hukum akan dijalankan tegas bagi siapa pun yang terbukti melanggar, memastikan keadilan dan kondusifitas wilayah tetap terjaga,” katanya.

    Menurutnya situasi di Padang Sarai saat ini telah terkendali, dan Polda Sumbar terus melakukan langkah-langkah preventif serta penegakan hukum untuk memastikan stabilitas wilayah dalam keadaan kondusif.

    Wali Kota Padang Fadly Amran mengatakan penyesalannya atas peristiwa yang terjadi di Kelurahan Padang Sarai. Ia mengklaim bahwa kejadian itu bukan perselisihan agama, tetapi murni insiden kesalahpahaman.

    “Pertama, kita harus memahami lukanya perasaan saudara-saudara kita yang mengalami tindakan pengerusakan bahkan juga sampai ada korban luka. Untuk kesalahpahaman sudah clear. Bahwa insiden ini tidak terkait SARA, untuk tindakan yang masuk ranah pidana ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya.

     

  • 9
                    
                        Alasan Wali Kota Padang Sebut Perusakan Rumah Doa Siswa Kristen Akibat Kesalahpahaman, Bukan SARA
                        Regional

    9 Alasan Wali Kota Padang Sebut Perusakan Rumah Doa Siswa Kristen Akibat Kesalahpahaman, Bukan SARA Regional

    Alasan Wali Kota Padang Sebut Perusakan Rumah Doa Siswa Kristen Akibat Kesalahpahaman, Bukan SARA
    Editor
    PADANG, KOMPAS.com
    – Wali Kota Padang
    Fadly Amran
    menyebut insiden perusakan rumah doa yang juga difungsikan sebagai tempat pendidikan agama bagi siswa Kristen di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang,
    Sumatera Barat
    , sebagai bentuk kesalahpahaman warga.
    Insiden yang terjadi pada Minggu (27/7/2025) sore itu menghebohkan publik setelah videonya viral di media sosial.
    Dalam video terlihat sejumlah warga merusak kaca jendela menggunakan batu dan kayu, sementara para perempuan dan anak-anak di dalam rumah panik dan menangis histeris.
    Fadly menegaskan bahwa rumah tersebut bukanlah gereja, melainkan tempat belajar agama yang digunakan para siswa Kristen.
    Ia memastikan bahwa persoalan tersebut tidak terkait isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
    “Untuk kesalahpahaman sudah clear bahwa insiden ini tidak terkait SARA. Untuk tindakan yang masuk ranah pidana ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku,” kata Fadly saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu malam.
    Fadly juga langsung turun ke lokasi dan memediasi pertemuan antara pihak Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI), warga, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Padang, dan kepolisian. Mediasi dilakukan di kantor Camat Koto Tangah hingga larut malam.
    “Kita harus memahami lukanya perasaan saudara-saudara kita yang mengalami tindakan perusakan, bahkan juga sampai ada korban luka,” ujar Fadly.
    Sementara itu, Ketua FKUB Padang, Salmadanis, menjelaskan awal mula kesalahpahaman ini.
    Menurutnya, pendidikan agama awalnya dilakukan oleh pendeta dengan mendatangi rumah-rumah siswa Kristen. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, kegiatan itu dipusatkan di satu rumah.
    “Dalam beberapa pertemuan terakhir, siswa dikumpulkan di rumah tersebut, sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Warga mengira itu tempat ibadah yang tidak diberi pemberitahuan resmi,” jelas Salmadanis.
    Ia menambahkan, surat pemberitahuan sebenarnya sudah disiapkan, namun belum sampai ke tangan ketua RT atau RW. Kehadiran puluhan siswa yang datang dan diantar orangtuanya membuat suasana tampak ramai dan menimbulkan kecurigaan warga sekitar.
    “Warga setempat bertanya-tanya karena tak ada pemberitahuan, sehingga muncullah tindakan perusakan itu,” lanjutnya.
    Salmadanis berharap kejadian serupa tidak terulang dan mengajak semua pihak untuk mengedepankan toleransi.
    “Setiap agama itu mengajarkan kerukunan. Semuanya bisa dibicarakan agar tak terjadi kesalahpahaman,” ujarnya.
    Pendeta GKSI Padang, F Dachi, membenarkan bahwa rumah tersebut adalah rumah doa sekaligus tempat belajar agama.
     
    Ia menceritakan saat kejadian, ketua RT dan RW datang untuk berbicara, tetapi warga justru langsung merusak rumah dari depan.
    “Selain jendela rumah yang dipecahkan dan peralatan yang dirusak, ada dua anak yang mengalami luka-luka,” ungkap Dachi.
    Pihak kepolisian kini tengah menyelidiki insiden tersebut dan mengusut pelaku perusakan sesuai hukum yang berlaku.
    Pemerintah Kota Padang bersama FKUB akan memperkuat komunikasi antarumat beragama agar kejadian serupa tidak terulang kembali. (Perdana Putra | David Oliver Purba) 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nekat Panjat Tiang Listrik untuk Ambil Layangan Putus, Remaja di NTT Tewas Kesetrum
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        28 Juli 2025

    Nekat Panjat Tiang Listrik untuk Ambil Layangan Putus, Remaja di NTT Tewas Kesetrum Regional 28 Juli 2025

    Nekat Panjat Tiang Listrik untuk Ambil Layangan Putus, Remaja di NTT Tewas Kesetrum
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com
    – Seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun,
    Hafis Alsyahrul
    , asal Kampung Got, Kelurahan Matawai, Kabupaten
    Sumba Timur
    , Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas akibat tersengat arus listrik.
    Kejadian tragis ini terjadi di kawasan pemakaman Kristen Hambala, Kecamatan Kota Waingapu, Minggu (27/7/2025).
    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT, Komisaris Besar Polisi Hendry Novika Chandra, mengungkapkan bahwa insiden tersebut bermula ketika Hafis bersama rekannya, Fadil, juga berusia 13 tahun, membuat kandang ayam di rumah orang tua Fadil.
    Saat itu, mereka melihat
    layangan
    yang putus dan berusaha mengejarnya bersama teman-teman lainnya.

    Layangan
    tersebut tersangkut di tiang listrik yang berada di tengah area pemakaman,” ujar Hendry.
    Meskipun Fadil telah memperingatkan Hafis agar tidak memanjat karena berbahaya, Hafis tetap nekat naik ke atas tiang listrik.
    Saat ia mencapai bagian atas dan menyentuh area traves, Hafis tersengat arus listrik bertegangan tinggi dan terjatuh ke tanah dalam kondisi terluka parah dengan luka bakar.
    Mendengar teriakan anak-anak yang menyaksikan kejadian tersebut, Abubakar Sola Masriki, ayah Fadil, langsung menuju lokasi dan menemukan Hafis masih bernapas.
    Ia bersama warga lainnya segera membawa Hafis ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha Waingapu.
    “Sayangnya, meski sempat mendapat pertolongan medis, korban kemudian meninggal dunia,” ujar Hendry.
    Hendry menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian ini dan mengimbau seluruh orang tua untuk lebih aktif mengawasi aktivitas anak-anak mereka, terutama di luar rumah dan di sekitar tempat yang memiliki potensi bahaya, seperti tiang listrik dan instalasi lainnya.
    “Penting juga bagi kita semua untuk mengedukasi anak-anak tentang bahaya kelistrikan sejak dini, baik di rumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat sehingga kejadian serupa tidak terjadi,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9 Orang Ditangkap terkait Pembubaran Ibadah di Padang, Wakapolda: Jumlah Pelaku Bisa Bertambah

    9 Orang Ditangkap terkait Pembubaran Ibadah di Padang, Wakapolda: Jumlah Pelaku Bisa Bertambah

    GELORA.CO  – Wakapolda Sumatera Barat Brigjen Pol Solihin menegaskan pihaknya tidak akan memberi ruang terhadap aksi main hakim sendiri menyusul insiden pembubaran jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang di Kota Padang, Minggu (27/7/2025). Saat ini sudah ada sembilan orang ditangkap terkait insiden perusakan rumah doa tersebut.

    Brigjen Solihin menekankan pentingnya supremasi hukum dan menolak segala bentuk tindakan main hakim sendiri.

    “Di Sumbar tidak ada yang boleh bertindak semena-mena. Semua harus sesuai koridor hukum. Siapa yang berbuat, harus bertanggung jawab,” ujar Brigjen Solihin, Senin (28/7/2025).

    Dia menyebut, Polda Sumbar masih melakukan penyelidikan dan tidak menutup kemungkinan jumlah pelaku bertambah. Para pelaku berhasil diidentifikasi berkat rekaman video insiden yang beredar luas dan viral di media sosial.

    “Dari kejadian ini sudah kami amankan sembilan orang yang terekam dalam video yang beredar. Tidak tertutup kemungkinan jumlah pelaku akan bertambah, karena proses penyelidikan masih terus berjalan,” katanya.

    Meski tidak menimbulkan korban jiwa, insiden pembubaran ibadah di rumah doa GKSI Anugerah Padang menyebabkan kerusakan ringan.

    “Sementara ini belum ada korban. Hanya kerusakan ringan, berupa pecah kaca,” ucapnya.

    Informasi yang dihimpun, sekelompok warga mendatangi rumah doa dan meminta agar kegiatan dihentikan. Aksi itu kemudian memicu ketegangan dan berujung pembubaran hingga perusakan rumah.

    Pemimpin jemaat GKSI Anugerah Padang, Pendeta Dachi, menduga peristiwa ini dilatarbelakangi kesalahpahaman terkait status dan perizinan rumah doa tersebut.

    “Kami memahami adanya kekhawatiran dari warga. Tapi ini adalah tempat doa yang digunakan secara internal oleh jemaat,” katanya.

    Pendeta Dachi berharap semua pihak dapat menahan diri dan menyelesaikan persoalan melalui dialog terbuka dan damai.

    “Kami berharap semua pihak dapat menempuh jalan dialog dan duduk bersama untuk mencari solusi,” katanya.

    Dia juga mengapresiasi langkah cepat aparat kepolisian dalam meredam konflik dan menjaga situasi tetap kondusif