agama: Kristen

  • Saudi Marah Besar, Menteri Keamanan Israel Berkunjung dan Beribadah di Masjid Al-Aqsa

    Saudi Marah Besar, Menteri Keamanan Israel Berkunjung dan Beribadah di Masjid Al-Aqsa

    GELORA.CO – Kementerian Luar Negeri Saudi pada Ahad (3/8/2025) mengecam aksi provokatif yang dilakukan oleh Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir, di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Saudi mengatakan bahwa aksi Ben Gvir kian memanaskan konflik di wilayah tersebut.

    “Arab Saudi mengutuk sekeras-kerasnya praktik provokatif yang berulang kali dilakukan oleh pejabat pemerintah pendudukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa dan menekankan bahwa praktik-praktik ini memicu konflik di wilayah tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri.

    Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa yang menjadi titik api di Yerusalem pada Ahad dan mengatakan bahwa ia beribadah di sana. Gvir menantang aturan status quo di salah satu situs paling sensitif di Timur Tengah.

    Di bawah perjanjian yang telah berlaku selama puluhan tahun dengan otoritas Muslim, kompleks Al-Aqsa dikelola oleh sebuah yayasan keagamaan Yordania dan orang-orang Yahudi dapat berkunjung tetapi tidak boleh beribadah di sana, 

    “Kerajaan menekankan tuntutan berkelanjutannya kepada komunitas internasional untuk menghentikan praktik-praktik pejabat pendudukan Israel yang melanggar hukum dan norma internasional serta melemahkan upaya perdamaian di kawasan,” tambah pernyataan tersebut.

    Saudi secara konsisten menyuarakan kecamannya atas apa yang digambarkannya sebagai serangan terang-terangan Israel yang berkelanjutan terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa.

    Yordania juga mengecam keras penyerbuan Al-Aqsa oleh Ben-Gvir. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional danhumaniter internasional, sebuah provokasi yang tidak dapat diterima, dan eskalasi yang dikutuk.

    “Israel tidak memiliki kedaulatan atas Masjid Al-Aqsa/Al-Haram Al-Sharif,” kata pernyataan itu.

    Juru bicara Kementerian, Duta Besar Sufian Qudah, menegaskan kembali penolakan mutlak dan kecaman tegas Yordania atas serangan provokatif yang berkelanjutan oleh menteri ekstremis.

    “Tindakan-tindakan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap status quo historis dan hukum masjid tersebut dan merupakan upaya untuk memecah belahnya secara temporal dan spasial, serta penodaan terhadap kesuciannya,” ujar Qudah.

    Qudah memperingatkan konsekuensi dari provokasi dan pelanggaran terhadap tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem. Kunjungan itu hanya akan meningkatkan eskalasi berbahaya lebih lanjut dan tindakan sepihak di Tepi Barat yang diduduki.

  • Saudi Marah Besar, Menteri Keamanan Israel Berkunjung dan Beribadah di Masjid Al-Aqsa

    Saudi Marah Besar, Menteri Keamanan Israel Berkunjung dan Beribadah di Masjid Al-Aqsa

    GELORA.CO – Kementerian Luar Negeri Saudi pada Ahad (3/8/2025) mengecam aksi provokatif yang dilakukan oleh Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir, di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Saudi mengatakan bahwa aksi Ben Gvir kian memanaskan konflik di wilayah tersebut.

    “Arab Saudi mengutuk sekeras-kerasnya praktik provokatif yang berulang kali dilakukan oleh pejabat pemerintah pendudukan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa dan menekankan bahwa praktik-praktik ini memicu konflik di wilayah tersebut,” kata Kementerian Luar Negeri.

    Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa yang menjadi titik api di Yerusalem pada Ahad dan mengatakan bahwa ia beribadah di sana. Gvir menantang aturan status quo di salah satu situs paling sensitif di Timur Tengah.

    Di bawah perjanjian yang telah berlaku selama puluhan tahun dengan otoritas Muslim, kompleks Al-Aqsa dikelola oleh sebuah yayasan keagamaan Yordania dan orang-orang Yahudi dapat berkunjung tetapi tidak boleh beribadah di sana, 

    “Kerajaan menekankan tuntutan berkelanjutannya kepada komunitas internasional untuk menghentikan praktik-praktik pejabat pendudukan Israel yang melanggar hukum dan norma internasional serta melemahkan upaya perdamaian di kawasan,” tambah pernyataan tersebut.

    Saudi secara konsisten menyuarakan kecamannya atas apa yang digambarkannya sebagai serangan terang-terangan Israel yang berkelanjutan terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa.

    Yordania juga mengecam keras penyerbuan Al-Aqsa oleh Ben-Gvir. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional danhumaniter internasional, sebuah provokasi yang tidak dapat diterima, dan eskalasi yang dikutuk.

    “Israel tidak memiliki kedaulatan atas Masjid Al-Aqsa/Al-Haram Al-Sharif,” kata pernyataan itu.

    Juru bicara Kementerian, Duta Besar Sufian Qudah, menegaskan kembali penolakan mutlak dan kecaman tegas Yordania atas serangan provokatif yang berkelanjutan oleh menteri ekstremis.

    “Tindakan-tindakan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap status quo historis dan hukum masjid tersebut dan merupakan upaya untuk memecah belahnya secara temporal dan spasial, serta penodaan terhadap kesuciannya,” ujar Qudah.

    Qudah memperingatkan konsekuensi dari provokasi dan pelanggaran terhadap tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem. Kunjungan itu hanya akan meningkatkan eskalasi berbahaya lebih lanjut dan tindakan sepihak di Tepi Barat yang diduduki.

  • Menteri Arifah pantau penanganan hukum perusakan rumah doa di Padang

    Menteri Arifah pantau penanganan hukum perusakan rumah doa di Padang

    Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi. ANTARA/HO-KemenPPPA

    Menteri Arifah pantau penanganan hukum perusakan rumah doa di Padang
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 01 Agustus 2025 – 17:55 WIB

    Elshinta.com – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menyampaikan akan memantau proses penanganan kasus perusakan rumah ibadah jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah, Padang, yang mengakibatkan dua anak terluka, termasuk proses hukum para pelaku.

    “Kami akan terus memantau proses pendampingan anak-anak korban serta mendorong koordinasi lintas sektor agar kejadian serupa tidak terulang. Toleransi bukan hanya slogan, tapi harus menjadi nilai yang diwujudkan dalam setiap tindakan, terutama saat menyangkut kepentingan terbaik anak. Tidak ada kompromi terhadap kekerasan, terlebih jika itu menyasar anak,” kata Arifah Fauzi di Jakarta, Jumat.

    Ia menekankan pentingnya penegakan hukum untuk memberikan keadilan kepada korban serta mencegah terulangnya kekerasan serupa di kemudian hari.

    Arifah Fauzi menyampaikan peristiwa ini seharusnya menjadi pengingat bahwa menjaga ruang aman bagi anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua atau guru, melainkan seluruh lapisan masyarakat. Ia mendorong semua pihak untuk memperkuat komunikasi lintas agama demi mencegah potensi konflik serupa.

    “Kami mengimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama saling menjaga dan memberikan perlindungan bagi anak di lingkungan terdekat. Peran masyarakat sebagai lingkungan sosial tempat anak bertumbuh dan berkembang juga memiliki andil besar dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak,” kata Menteri Arifatul Choiri Fauzi.

    Kasus ini bermula saat massa mendatangi dan membubarkan kegiatan jemaat Kristen di rumah doa GKSI Anugerah, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (27/7). Salah satu video yang viral menunjukkan sejumlah laki-laki, sebagian membawa kayu, berteriak-teriak memaksa jemaat keluar dari rumah doa.

    Mereka memecahkan kaca jendela dengan kayu, membongkar pagar, dan menghancurkan kursi plastik, serta berbagai fasilitas lainnya. Jemaat yang panik bergegas keluar dari rumah doa. Anak-anak pun menangis ketakutan. Setelah rumah doa kosong, warga terus melakukan perusakan.

    Sumber : Antara

  • Uskup Perempuan LGBT Terpilih Jadi Pemimpin Gereja Anglikan Inggris

    Uskup Perempuan LGBT Terpilih Jadi Pemimpin Gereja Anglikan Inggris

    Cardiff

    Uskup Cherry Vann terpilih sebagai Uskup Agung Gereja di Wales, atau Church in Wales, sebuah Gereja Anglikan di Inggris Raya. Dia menjadi perempuan pertama dan rohaniwati LGBT pertama yang ditunjuk untuk memimpin gereja-gereja Anglikan di Inggris.

    Meskipun Komuni Anglikan internasional yang lebih luas sebelumnya telah memiliki uskup yang secara terbuka gay, terutama Gene Robinson di Amerika Serikat (AS), Vann akan menjadi lesbian pertama yang menjabat sebagai Uskup Agung di Gereja Anglikan secara global.

    Church in Wales, yang memisahkan diri dari Gereja Inggris (Church of England) tahun 1920 silam, seperti dilansir Reuters, Jumat (1/8/2025), memilih Vann untuk jabatan tersebut pada Rabu (30/7) waktu setempat.

    Vann merupakan salah satu wanita pertama yang ditahbiskan sebagai pendeta di Gereja Inggris pada tahun 1994, dan kemudian menjabat sebagai Archdeacon Rochdale, di Inggris utara, sebelum pindah ke Wales.

    Dia berafiliasi dengan Open Table Network, sebuah inisiatif Kristen yang menawarkan ibadah dan dukungan bagi kaum LGBTQ+.

    Menurut biografi resminya, Vann tinggal bersama pasangan sipilnya, Wendy, dan dua anjing peliharaan mereka. Meskipun Church in Wales tidak melangsungkan pernikahan sesama jenis, namun Gereja mengizinkan pendeta untuk menjalin kemitraan sipil.

    Tonton juga video “Uskup Agung: Kita Wujudkan Harapan Paus Fransiskus yang Belum Tercapai” di sini:

    Vann akan menggantikan Andrew John, yang mengundurkan diri pada Juni lalu setelah publikasi dua laporan internal gereja pada Mei yang memicu kekhawatiran tentang tata kelola dan perlindungan. Tidak ada indikasi soal kesalahan yang dilakukan John dalam laporan itu.

    Dalam pernyataan pertamanya setelah pengangkatannya, Vann yang berusia 66 tahun ini memastikan masalah yang muncul ditangani dengan benar.

    “Hal pertama yang perlu saya lakukan adalah memastikan bahwa isu-isu yang telah diangkat dalam enam bulan terakhir ditangani dengan benar,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Dasar Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah Diungkap Ilmuwan

    Dasar Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah Diungkap Ilmuwan

    Jakarta

    Bagi umat beragama Islam, Kristen, dan Yahudi, pasti meyakini bahwa Nabi Musa telah membelah Laut Merah atas izin Tuhan. Penelitian terbaru pun menunjukkan dasar ilmiah untuk kepercayaan keagamaan tersebut.

    Al Qur’an dan Alkitab mengisahkan bahwa Musa, seorang nabi utusan Allah SWT, membelah perairan terdalam di Laut Merah untuk membuka jalan bagi bangsa Israel melarikan diri dari Fir’aun Mesir yang menindas. Setelah itu, pasukan Fir’aun langsung tersapu oleh gelombang yang datang.

    Nah, menurut para ahli di National Center for Atmospheric Research, untuk mencapai hal ini diperlukan angin yang bertiup pada kecepatan dan sudut yang tepat. Dengan demikian, angin tersebut dapat membuka sebuah saluran dan menutup kembali dengan kekuatan tsunami.

    “Penyeberangan Laut Merah adalah fenomena supranatural yang mengandung komponen alamiah, keajaibannya terletak pada waktu yang tepat,” kata ahli kelautan Carl Drews dikutip dari Daily Mail, Jumat (1/8/2025).

    Dari model komputer, diperkirakan fenomena seperti itu membutuhkan angin berkecepatan lebih dari 96 km per jam untuk menghantam air pada sudut tertentu, sehingga dapat membuka terowongan air selebar 4 km.

    “Ketika angin kencang bertiup ke arah selatan dari hulu Teluk selama sekitar satu hari, air akan terdorong ke arah laut, sehingga dasar yang sebelumnya terendam air akan tersingkap,” kata Nathan Paldor, ilmuwan kelautan dari Hebrew University of Jerusalem.

    Citra Google Earth Laut Merah, terletak di antara Mesir dan Jazirah Arab. Foto: Google Earth

    Kisah Nabi Musa membelah Laut Merah konon terjadi di Teluk Aqaba. Teluk ini memisahkan Semenanjung Sinai di Mesir dari Arab Saudi dan selatan Yordania. Bagian Laut Merah tersebut merupakan salah satu yang terdalam dengan kedalaman maksimum 1.800 meter.

    Akan tetapi, penelitian geologi membantah pernyataan ini karena angin badai sebesar apa pun tidak akan dapat membantu orang menyeberangi Teluk Aqaba yang berbahaya. Cerita itu juga menyatakan bahwa angin yang memecah laut itu datang dari timur, sedangkan perhitungan ilmiah menunjukkan angin itu pasti datang dari barat daya.

    Sebaliknya, para arkeolog telah mengajukan hipotesis lokasi alternatif untuk peristiwa cuaca ekstrem yang dapat membuka jalan bagi mukjizat Musa.

    Teluk Suez hanya memiliki kedalaman hingga 30 meter dengan dasar yang relatif datar. Dapat terjadi peristiwa ini apabila ada pasang surut yang kuat di bagian ini.

    Ilmuwan menganalisis kemungkinan angin yang mendorong perairan Teluk Suez kembali ke laut, dengan ilustrasi punggungan bawah air. Foto: Doron Norf dan Nathan Paldor

    Bruce Parker, mantan kepala ilmuwan di National Oceanic and Atmospheric Administration, meyakini Musa menggunakan pengetahuannya tentang pasang surut untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.

    “Musa hidup di alam liar di dekat situ pada masa kecilnya, dan dia tahu di mana kafilah menyeberangi Laut Merah saat air surut,” tulis Park untuk The Wall Street Journal pada 2014.

    “Dia tahu langit malam dan metode kuno untuk memprediksi pasang surut, berdasarkan posisi Bulan di atas kepala dan seberapa penuh Bulan itu,” jelasnya.

    Namun, teori Suez tidak dapat mendukung klaim Book of Exodus (Kitab Keluaran atau kitab kedua dalam Alkitab Perjanjian Lama) bahwa angin timur bertiup membelah laut.

    Sementara itu, dalam laporan yang diterbitkan di PLOS One, Drews mengusulkan Danau Tannis di Delta Nil sebagai lokasi paling memungkinkan untuk peristiwa tersebut. Sesuai dengan terjemahan alternatif Alkitab Ibrani yang merujuk pada lautan ‘alang-alang’ yang tumbuh rapat di perairan payau tersebut, bukan ‘Laut Merah’.

    “Pemodelan samudra, dan sebuah laporan dari 1882, menunjukkan bahwa angin kencang di atas delta Nil bagian timur akan menerbangkan air setinggi dua meter, sehingga daratan yang kering tersingkap untuk sementara waktu berkat struktur unik danau tersebut yang menyediakan ‘mekanisme hidrolik untuk membagi air’,” kata peneliti samudra tersebut.

    Meskipun teori ilmiahnya masuk akal, Drews mengakui bahwa sebagai penganut Kristen, imannya membuatnya percaya bahwa kisah itu tetaplah ajaib.

    “Secara pribadi, saya seorang Lutheran yang selalu memahami bahwa iman dan sains dapat dan harus selaras. Adalah wajar dan tepat bagi seorang ilmuwan untuk mempelajari komponen alami dari narasi ini,” tutupnya.

    (ask/fay)

  • Rekor Dunia! Bayi Lahir dari Embrio yang Dibekukan 31 Tahun

    Rekor Dunia! Bayi Lahir dari Embrio yang Dibekukan 31 Tahun

    Jakarta

    Seorang bayi laki-laki telah lahir dari embrio yang dibekukan selama lebih dari 30 tahun. Kelahiran ini dilaporkan memecahkan rekor dunia baru.

    Pasangan suami istri di Ohio, Amerika Serikat, yakni Lindsey, 35, dan Tim Pierce, 34, menyambut kelahiran putra mereka, Thaddeus Daniel Pierce, pada Sabtu (26/07). Kepada jurnal MIT Technology Review, Pierce mengatakan bahwa keluarganya mengira “ini seperti sesuatu dari film sains fiksi.”

    Para ahli meyakini peristiwa tersebut memecahkan rekor pembekuan embrio terlama yang menghasilkan kelahiran seorang bayi hidup.

    Pemegang rekor sebelumnya adalah kelahiran sepasang bayi kembar pada 2022 dari embrio yang dibekukan pada 1992.

    Keluarga Pierce telah mencoba untuk memiliki anak selama tujuh tahun sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi embrio yang dibuat Linda Archerd, 62, dengan suaminya pada 1994 melalui program bayi tabung (IVF).

    Saat itu, Archerd awalnya menghasilkan empat embrio. Satu embrio menjadi putrinya yang kini berusia 30 tahun, dan tiga lainnya disimpan.

    Meskipun Archerd kemudian berpisah dari suaminya, ia tidak ingin membuang embrio-embrio tersebut. Dia menyumbangkannya untuk penelitian, atau memberikannya kepada keluarga lain secara anonim.

    Archerd membayar ribuan dolar per tahun untuk penyimpanan embrio sampai ia menemukan sebuah lembaga adopsi embrio Kristen, Nightlight Christian Adoptions, yang menjalankan program bernama Snowflakes.

    Program yang digunakan Archerd memungkinkan dirinya dan para donor lain untuk memilih pasangan suami istri yang menginginkan anak. Artinya, Archerd bisa menyeleksi pasutri yang dia inginkan berdasarkan agama, ras, dan kebangsaan.

    Preferensi Archerd adalah pasangan kulit putih yang sudah menikah, beragama Kristen, dan tinggal di AS karena ia tidak ingin “pergi ke luar negeri”, ujarnya kepada MIT Technology Review.

    Archerd akhirnya memilih pasangan suami istri Lindsey dan Tim Pierce.

    Rejoice Fertility, klinik bayi tabung di Tennessee tempat pasangan Pierce menjalani prosedur tersebut, mengatakan bahwa tujuan mereka adalah mentransfer embrio apa pun yang diterima, tanpa memandang usia atau kondisi.

    Lindsey Pierce mengatakan bahwa ia dan suaminya tidak bermaksud untuk “memecahkan rekor”, tetapi hanya “ingin memiliki bayi”.

    Archerd mengatakan kepada MIT Technology Review bahwa ia belum bertemu langsung dengan bayi Thaddeus, tetapi sudah dapat melihat kemiripannya dengan putrinya.

    (ita/ita)

  • Pemkot Jaktim Larang Warga Tinggal di TPU Kebon Nanas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Juli 2025

    Pemkot Jaktim Larang Warga Tinggal di TPU Kebon Nanas Megapolitan 31 Juli 2025

    Pemkot Jaktim Larang Warga Tinggal di TPU Kebon Nanas
    Tim Redaksi
    JAKARTA.KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur melarang warga tinggal di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jatinegara.
    Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Timur, Dwi Ponangsera meminta warga untuk segera meninggalkan area
    TPU Kebon Nanas
    .
    “Bersama pihak kecamatan dan kelurahan terus melakukan sosialisasi kepada warga itu agar tidak melanggar aturan,” kata Dwi Ponangsera melalui keterangan resmi, di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
    Dwi menambahkan, pihak kecamatan dan kelurahan diminta aktif memberikan pemahaman kepada penghuni liar di TPU Kebon Nanas agar tidak lagi menempati area tersebut.
    “Kami terus melakukan pendekatan persuasif melalui sosialisasi agar warga memahami pentingnya menjaga fungsi lahan TPU,” ujar Dwi.
    Ia juga memastikan Pemkot Jakarta Timur akan melakukan penataan ulang kawasan TPU Kebon Nanas yang saat ini dihuni ratusan warga.
    “Akses masuk dan keluar TPU ini perlu dikontrol dengan baik. Tujuannya, agar dapat dipastikan aktivitas yang dilakukan warga tidak melanggar aturan,” ucap Dwi.
    Sebelumnya, Kepala Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Muhaimin, menyampaikan, terdapat 220 KK yang menetap di area pemakaman tua TPU Kebon Nanas, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur.
    “Sebanyak 220 kepala keluarga, baik yang ber-KTP sini ataupun warga luar yang mengontrak di sini. Untuk jumlah jiwa yang menetap berjumlah 730 jiwa,” ungkap Muhaimin saat ditemui di TPU Kebon Nanas, Selasa (29/7/2025).
    Menurut Muhaimin, permukiman liar tersebut berdiri di atas area pemakaman China yang sebagian makamnya telah dipindahkan oleh keluarga.
    Ia menyebut pemakaman tersebut sudah ada sejak tahun 1890.
    “Kemungkinan keturunannya sudah pada pindah, sudah habis. Jadi jarang yang ziarah, kemudian ada juga yang memang sudah dipindah rangka,” ucapnya.
    Muhaimin menambahkan, makam yang rangkanya telah dipindahkan dapat digunakan kembali untuk proses pemakaman ulang.
    “Yang sudah dipindah rangka ini kita pergunakan untuk pemakaman ulang.Unit lainnya ya, baik unit muslim maupun kristen, ini kita pergunakan,” ungkapnya.
    Lebih lanjut, permukiman liar di area makam tua TPU Kebon Nanas rencananya akan ditertibkan.
    Muhaimin mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendataan, yang mana data tersebut telah disampaikan ke pimpinan.
    “Nah tentunya proses daripada penertiban ini mungkin tidak bisa serta-merta,” jelas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot sosialisasi agar warga tidak tinggal di makam TPU Kebon Nanas

    Pemkot sosialisasi agar warga tidak tinggal di makam TPU Kebon Nanas

    Gubuk liar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (29/7/2025). ANTARA/Siti Nurhaliza

    Pemkot sosialisasi agar warga tidak tinggal di makam TPU Kebon Nanas
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 31 Juli 2025 – 10:09 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur terus menggencarkan sosialisasi agar warga tidak mendirikan hunian di atas makam tua di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jatinegara.

    “Kami bersama pihak kecamatan dan kelurahan terus melakukan sosialisasi kepada warga itu agar tidak melanggar aturan,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Timur Dwi Ponangsera saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan kecamatan dan kelurahan setempat untuk memberikan pemahaman kepada warga agar tidak menempati lahan yang bukan peruntukannya.

    “Kami terus melakukan pendekatan persuasif melalui sosialisasi agar warga memahami pentingnya menjaga fungsi lahan TPU,” ujar Dwi.

    Selain sosialisasi, Pemkot Jakarta Timur juga berencana melakukan penataan akses masuk dan keluar kawasan TPU Kebon Nanas untuk mengontrol aktivitas di dalam area pemakaman agar menjadi tertib.

    “Akses masuk dan keluar TPU ini perlu dikontrol dengan baik. Tujuannya, agar aktivitas yang dilakukan warga tidak melanggar aturan,” ucap Dwi.

    Dia mengaku sudah menyelesaikan pendataan terhadap warga yang tinggal di kawasan pemakaman. Tercatat, sebanyak 201 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 717 jiwa tinggal di area TPU yang seharusnya difungsikan sebagai tempat pemakaman umum. Sementara itu, Kepala Seksi Jalur Hijau dan Pemakaman Suku Dinas Tamhut Jakarta Timur Made Widhi Adnyana Surya Pratita mengatakan, penataan akses ini akan didahului dengan sosialisasi kepada warga.

    Sosialisasi tentunya sebagai penegasan bahwa warga tidak dibenarkan menempati lahan TPU, taman, hutan kota, maupun jalur hijau untuk keperluan pribadi.

    “Kami tentu mengingatkan kepada warga untuk tidak mengokupasi area TPU, taman, hutan kota, dan jalur hijau untuk aktivitas atau kegiatan yang bukan peruntukannya,” kata Made.

    Pemkot Jakarta Timur berharap warga dapat bekerja sama dalam proses penataan demi kepentingan bersama dan keberlanjutan lingkungan kota. Adapun permukiman itu berdiri di atas area pemakaman Buddha atau pemakaman Cina yang sebagian makamnya sudah dikremasi atau dipindahkan.

    Makam-makam di lokasi tersebut sudah ada sejak tahun 1890, sehingga besar kemungkinan ahli waris atau keturunannya sudah berpindah tempat tinggal dan tak lagi rutin berziarah. Sebagian lahan yang sudah tidak digunakan oleh pemilik lama itu kini dipakai ulang untuk unit pemakaman baru, baik untuk umat Muslim maupun Kristen.

    Namun, area tersebut kini justru dikuasai oleh ratusan warga yang membangun permukiman liar.

    Sumber : Antara

  • Perusakan Rumah Doa di Padang, Anggota DPR: Aparat Harus Bertindak Adil dan Bijaksana
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        31 Juli 2025

    Perusakan Rumah Doa di Padang, Anggota DPR: Aparat Harus Bertindak Adil dan Bijaksana Nasional 31 Juli 2025

    Perusakan Rumah Doa di Padang, Anggota DPR: Aparat Harus Bertindak Adil dan Bijaksana
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi VIII DPR RI
    Selly Andriany Gantina
    meminta aparat penegak hukum untuk bertindak adil dan bijaksana dalam menangani kasus
    perusakan rumah doa
    di Padang, Sumatera Barat.
    Politikus PDI-P itu mengatakan, tindakan intoleransi tersebut tidak hanya menyentuh persoalan hukum. Lebih dari itu, persoalan tersebut juga bertentangan dengan nilai-nilai kebhinekaan yang telah dibangun seluruh warga negara.
    “Kita semua memahami bahwa Indonesia berdiri di atas prinsip kebhinekaan, menjunjung tinggi toleransi, dan menjamin kebebasan setiap warga negara untuk beribadah menurut agama dan keyakinannya,” ujar Selly dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (31/7/2025).
    “Karena itu, saya mendorong aparat penegak hukum untuk bertindak cepat, adil, dan bijaksana dalam menangani kasus ini,” sambungnya.
    Menurut Selly,
    Kepolisian Daerah Sumatera Barat
    saat ini sudah turun tangan menangani persoalan tersebut. Polisi juga menegaskan bakal menindak para pelaku, meski belum ada laporan resmi yang masuk.
    “Negara harus hadir secara tegas dalam menjamin keamanan tempat ibadah dan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat, khususnya anak-anak yang turut menjadi korban dalam peristiwa ini,” ucap Selly.
    Di sisi lain, Selly juga mengajak semua masyarakat untuk tidak terprovokasi dan bisa menahan diri ketika melihat ada suatu kegiatan yang tak biasa di wilayahnya.
    Dia berharap para tokoh agama dan pemangku kepentingan untuk terlibat aktif dalam menjaga ruang damai antar umat beragama.
    “Kita harus senantiasa merawat keberagaman dengan sikap saling menghormati dan saling menjaga,” jelas Selly.
    “Serta bersama-sama memperkuat komitmen kebangsaan yang menjamin rasa aman dan adil bagi semua warga negara, tanpa terkecuali,” sambungnya.
    Dia pun berharap agar kasus-kasus intoleransi serupa tidak lagi terulang pada masa mendatang.
    Diberitakan sebelumnya, perusakan rumah doa GKSI di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, terjadi pada Minggu (27/7/2025).
    Peristiwa ini sempat menimbulkan kepanikan di kalangan jemaat, termasuk anak-anak.
    Warga yang mendatangi lokasi merusak fasilitas seperti kursi dan kaca rumah doa tersebut.
    Dalam video yang beredar, terlihat puluhan orang datang sambil membawa kayu.
    Warga mengira bahwa rumah yang juga dijadikan sebagai tempat pendidikan agama siswa Kristen itu merupakan gereja yang pendiriannya tidak memberi tahu masyarakat.
    Sementara itu, kepolisian telah menangkap sembilan orang terduga pelaku perusakan berdasarkan rekaman video di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jaktim sosialisasi agar warga tidak tinggal di makam TPU Kebon Nanas

    Jaktim sosialisasi agar warga tidak tinggal di makam TPU Kebon Nanas

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur terus menggencarkan sosialisasi agar warga tidak mendirikan hunian di atas makam tua di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jatinegara.

    “Kami bersama pihak kecamatan dan kelurahan terus melakukan sosialisasi kepada warga itu agar tidak melanggar aturan,” kata Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Timur Dwi Ponangsera saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan kecamatan dan kelurahan setempat untuk memberikan pemahaman kepada warga agar tidak menempati lahan yang bukan peruntukannya.

    “Kami terus melakukan pendekatan persuasif melalui sosialisasi agar warga memahami pentingnya menjaga fungsi lahan TPU,” ujar Dwi.

    Selain sosialisasi, Pemkot Jakarta Timur juga berencana melakukan penataan akses masuk dan keluar kawasan TPU Kebon Nanas untuk mengontrol aktivitas di dalam area pemakaman agar menjadi tertib.

    “Akses masuk dan keluar TPU ini perlu dikontrol dengan baik. Tujuannya, agar aktivitas yang dilakukan warga tidak melanggar aturan,” ucap Dwi.

    Dia mengaku sudah menyelesaikan pendataan terhadap warga yang tinggal di kawasan pemakaman. Tercatat, sebanyak 201 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 717 jiwa tinggal di area TPU yang seharusnya difungsikan sebagai tempat pemakaman umum.

    Sementara itu, Kepala Seksi Jalur Hijau dan Pemakaman Suku Dinas Tamhut Jakarta Timur Made Widhi Adnyana Surya Pratita mengatakan, penataan akses ini akan didahului dengan sosialisasi kepada warga.

    Sosialisasi tentunya sebagai penegasan bahwa warga tidak dibenarkan menempati lahan TPU, taman, hutan kota, maupun jalur hijau untuk keperluan pribadi.

    “Kami tentu mengingatkan kepada warga untuk tidak mengokupasi area TPU, taman, hutan kota, dan jalur hijau untuk aktivitas atau kegiatan yang bukan peruntukannya,” kata Made.

    Pemkot Jakarta Timur berharap warga dapat bekerja sama dalam proses penataan demi kepentingan bersama dan keberlanjutan lingkungan kota.

    Adapun permukiman itu berdiri di atas area pemakaman Buddha atau pemakaman Cina yang sebagian makamnya sudah dikremasi atau dipindahkan.

    Makam-makam di lokasi tersebut sudah ada sejak tahun 1890, sehingga besar kemungkinan ahli waris atau keturunannya sudah berpindah tempat tinggal dan tak lagi rutin berziarah.

    Sebagian lahan yang sudah tidak digunakan oleh pemilik lama itu kini dipakai ulang untuk unit pemakaman baru, baik untuk umat Muslim maupun Kristen.

    Namun, area tersebut kini justru dikuasai oleh ratusan warga yang membangun permukiman liar.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.