Cara Pustakawan UK Petra Surabaya Tularkan Minat Baca Sejak Dini
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Candra Pratama Setiawan (37) mampu meraih gelar S2 dari Nanyang Technological University karena kecintaannya terhadap dunia literasi.
Candra merupakan pustakawan di Universitas Kristen Petra Surabaya. Ia juga telah menyelesaikan gelar S2 di NTU Singapura lewat program Information Studies, spesifikasi Library Management.
“Kadang, ada mahasiswa yang ke perpustakaan karena kesulitan mencari bahan buat skripsi, kemudian kita bisa bantu itu yang menyenangkan bekerja sebagai pustakawan,” kata Candra.
Meski ia seorang Kabid Pengembangan Koleksi dan TI di UK Petra Surabaya, tugasnya tidak hanya sebatas memastikan pemenuhan koleksi buku tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan pengunjungnya.
“Di negara maju, perpustakaan menyediakan kebutuhan banyak komunitas. Misalnya memberdayakan pekerja migran, gelandangan, balas email anaknya, cari hiburan nonton film, anak-anak
create event
itu aksesnya perpustakaan yang membantu,” ucapnya.
Berkecimpung di dunia literasi selama bertahun-tahun, Candra menyadari bahwa minat membaca buku di era sekarang tidak serta merta timbul secara instan. Perlu ada pembiasaan pengenalan buku sedari dini.
Sebab, generasi alpha sekarang sudah bersentuhan dengan kecanggihan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan dengan cepat.
“Orangtua membelikan berbagai jenis buku, membiasakan sejak kecil sekalipun belum bisa baca tetapi orangtua bisa membacakan seperti mendongeng. Kadang saya membacakan buku di depan anak-anak biar mereka tahu ada kebiasaan membaca,” terangnya.
Penerima beasiswa pengembangan IFLA/OCLC Jay Jordan Fellow 2018 Amerika Serikat tersebut juga menekankan anak-anaknya untuk mengenal dan rutin pergi ke perpustakaan.
Membiasakan berkunjung atau membaca buku di perpustakaan lalu membuat rangkuman hasil bacaan untuk melatih kognitif anak.
“Kalau rutin dapat hadiah. Enggak mewah, alat tulis atau apa tapi anak-anak itu semangat dan itu sampai sekarang konsisten. Kadang di rumah saya sama istri saya gantian membaca buku,” jelasnya.
Sebagai orangtua milenial, ia juga menyadari bahwa generasi sekarang harus mengikuti perkembangan teknologi yang serba cepat. Untuk itu, ia juga tak memisahkan dunia digital.
“Kami juga mengenalkan teknologi misal setiap hari Jumat saya punya komitmen ngajarin anak kalau belajar pakai laptop tapi bukan untuk yang lain melainkan untuk menulis. Jadi bagaimana
turn on
laptop, terus memproses
mouse
, bagaimana buka aplikasinya terus mereka nulis,” ujarnya.
Candra juga tak melarang anaknya untuk menonton video melalui Youtube atau aplikasi lainnya. Namun, yang ia lakukan adalah memberlakukan pembatasan penggunaan dan pengawasan.
“Tapi kalau mau pegang Hp, tab, laptop tetap harus ada pengawasan orangtua. Kalau lihat Youtube atau TV harus ada batasan 30 menit sampai 1 jam,” bebernya.
Baginya, membaca dan menulis adalah bentuk menjawab dan memahami segala pertanyaan yang ada. Terutama di masa pertumbuhan anak-anak yang aktif dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
“Kadang kalau lagi di luar terus ada tulisan, saya sering meminta mereka untuk mengeja dan membaca misal nomor pelat kendaraan atau apapun yang dilihat,” ucapnya.
Dengan membeli lalu membaca buku, seseorang telah melakukan investasi jangka panjang membentuk diri yang cerdas dan mempersiapkan generasi maju.
“Kita lihat beli internet Rp 100.000 ringan banget tapi kalau untuk beli buku rasanya berat. Tapi mau gimana lagi, buku untuk investasi,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
agama: Kristen
-
/data/photo/2025/09/15/68c7c238e0fed.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cara Pustakawan UK Petra Surabaya Tularkan Minat Baca Sejak Dini Surabaya 15 September 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348416/original/086891600_1757827772-IMG_9378.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pramono Resmikan Gereja Katolik Kalvari: Saya akan Jadi Gubernur untuk Semua Umat Beragama – Page 3
Lebih lanjut, dia juga meminta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bersama pemerintah setempat menjaga toleransi di Lubang Buaya.
Pasalnya, kawasan tersebut dianggap bisa menjadi contoh kerukunan karena juga berdiri berbagai rumah ibadah, mulai dari gereja Katolik, gereja Kristen, masjid, musala, pondok pesantren, hingga sekolah Katolik.
“Tolong ini dijaga betul karena daerah Lubang Buaya ini adalah daerah yang sekarang ini bisa menjadi prototype, contoh, bagaimana toleransi itu dibangun,” ucap dia.
Pramono berujar, keberagaman rumah ibadah di satu wilayah mencerminkan kebhinekaan Jakarta yang harus terus dipelihara. Dia berharap umat lintas agama dapat berperan aktif dalam menjaga keharmonisan sosial di tengah masyarakat.
-

Charlie Kirk, Loyalis Trump yang Jadi Mesin Propaganda Online Sayap Kanan
Washington DC –
Pada usia yang masih sangat muda, yaitu 31 tahun, aktivis konservatif Charlie Kirk telah berpengaruh menghubungkan banyak kaum muda dengan gerakan Make America Great Again (MAGA).
Sebagai salah satu pendiri organisasi advokasi sayap kanan Turning Point USA, bersama Bill Montgomery, di tahun 2012, dia mendorong pembentukan klub sosial konservatif dan kelompok aktivis di kampus-kampus universitas di seluruh negeri. Saat itu Kirk baru berusia 18 tahun.
Sebagai seorang pembawa acara media, dia membangun platform podcast dan media sosial yang sukses selain menjadi komentator di media konservatif mainstream seperti Fox News.
Kematiannya di Utah mengejutkan Amerika Serikat dan dunia secara luas, memperdalam ketakutan akan meningkatnya kekerasan politik setelah pembunuhan seorang anggota legislatif Demokrat di Minnesota awal tahun ini dan dua upaya pembunuhan terhadap Donald Trump pada tahun 2024.
Kirk memiliki jangkauan luas di media sosial dan melalui podcast-nya, dan dia dianggap berperan dalam membantu kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Pejuang budaya sayap kanan
Pada awal kariernya, Kirk mendukung pasar bebas dan pemerintahan kecil—nilai-nilai utama politik konservatif di Amerika Serikat. Di usia awal 20-an, Kirk bekerja sebagai asisten untuk putra presiden Donald Jr. selama kampanye presiden 2016.
Dalam beberapa tahun terakhir, dia menjadi pegiat budaya sayap kanan terkemuka, mendukung kebijakan utama MAGA: Menentang hak LGBTQ+ dan pembatasan senjata api, serta secara kuat mendukung agenda antiimigrasi Trump.
Para penentangnya menolak klaim tanpa dasar tentang kecurangan pemilih pada pemilu 2020, serangannya terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat selama pandemi virus corona, serta sikapnya yang secara terbuka melabeli lawan politiknya sebagai berbahaya.
Lewat aktivitas media Kirk membangun citra dan memperluas pengaruh. Misalnya, melalui acara bergaya konser yang menghubungkan pembicara politik, musisi country, dan tokoh agama evangelikal konservatif dengan audiens muda. Turning Point menyebut diri sebagai “Gerakan Konservatif Terbesar” di Amerika Serikat, dengan klaim lebih dari 800 cabang di perguruan tinggi dan universitas di seluruh negeri.
Mengarusutamakan konservatisme bagi generasi muda
Bart Cammaerts, seorang profesor politik dan komunikasi di London School of Economics, mengatakan kepada DW bahwa para influencer seperti Kirk cukup efektif dengan kampanye mereka melawan apa yang dianggap sebagai political correctness dalam masyarakat.
“‘Pejuang budaya’ atau ‘wirausahawan moral’, apapun label yang ingin digunakan untuk influencer, juga meletakkan dasar bagi kebijakan,” papar Cammaerts.
Turning point yang mengusung nilai-nilai MAGA—aktivisme yang konfrontatif, iman Kristen, dan konservatisme ekonomi—membuatnya disukai oleh audiens sayap kanan yang menolak “wokeism.”
(Ed: “Wokeism” adalah istilah peyoratif yang merujuk pada cara berpikir atau gerakan yang sangat sadar terhadap isu-isu keadilan sosial — seperti rasisme, diskriminasi gender, LGBTQ+, kolonialisme, atau ketimpangan kekuasaan.)
Dampak para influencer konservatif seperti dia dianggap cukup mempengaruhi demografi penting untuk menggeser suara demi Trump pada pemilu presiden 2024.
Para pria muda beralih kuat ke Trump setelah sebelumnya mendukung kandidat Demokrat, Joe Biden, pada 2020.
Ini adalah kekalahan demografis yang tidak bisa ditoleransi oleh kandidat Demokrat, Kamala Harris.
‘Alat yang kuat’
Partai-partai di seluruh dunia, termasuk partai sayap kanan Alternatif bagi Jerman AfD di Jerman, telah mengadopsi podcast dan internet untuk komunikasi politik partisan.
“Semua pihak telah melihat potensi dari podcast ini,” kata Cammaerts.
Cammaerts mencontohkan podcast populer “The Rest is Politics,” yang dipandu oleh mantan strategis politik Partai Buruh Alastair Campbell dan mantan anggota parlemen Tory Rory Stewart.
Yini Zhang, asisten profesor komunikasi politik di University of Buffalo di Amerika Serikat, mengatakan para pelaku media berbasis kepribadian memanfaatkan podcast dan media sosial untuk memperluas audiens.
“Media sosial adalah alat yang sangat kuat bagi individu dengan gaya komunikasi dan opini yang kuat untuk membangun pengikut besar dan mengumpulkan pengaruh,” tulis Zhang kepada DW lewat email.
“Menggabungkan media sosial dengan podcast juga merupakan strategi efektif yang digunakan oleh komentator politik dan aktivis dari berbagai spektrum,” pungkasnya.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Yuniman Farid
(nvc/nvc)
-

Siapa Charlie Kirk? Politisi AS Mati Ditembak di Leher-Anak Emas Trump
Jakarta, CNBC Indonesia – Charlie Kirk, politisi muda Amerika Serikat (AS) yang baru berumur 31 tahun, tewas tertembak di sebuah universitas di Utah, Rabu waktu setempat. Peluru tiba-tiba menembus lehernya saat tengah berpidato di depan massa, di sebuah lapangan kampus.
Kematiannya menjadi kasus penembakan baru di AS. Paman Sam cukup sering menjadi lokasi penembakan karena bebasnya kepemilikan senjata di sana.
Lalu siapa Charlie Kirk? Benarkah dirinya terkait Presiden AS Donald Trump?
Foto: Aktivis dan komentator sayap kanan AS Charlie Kirk melempar topi ke kerumunan sesaat sebelum ia ditembak di acara pidato Universitas Utah Valley di Orem, Utah, AS, 10 September 2025. (via REUTERS/Trent Nelson/The Salt Lake Tribu)
Merujuk AFP, Kirk adalah juru bicara andalan untuk generasi muda gerakan Republik. Ia juga sosok pemuda dengan banyak massa di kelompok sayap kanan partai itu.
Pria itu memiliki jutaan pengikut di media sosial. Ia kerap memberikan pernyataan cerdas dan provokatif terutama bagi pengkritik dan penantang ideologisnya.
Ideologi konservatif Kirk sangat erat kaitannya dengan Presiden AS Donald Trump. Ia menjadi “anak emas” Trump yang mendukung klaim palsu tentang kecurangan pemilu ketika pebisnis asal New York itu kalah dalam pemilihan presiden 2020 dan menggunakan pengaruhnya yang kuat untuk menyerang kaum migran dan transgender.
Dalam acara-acara pidato di universitas-universitas Amerika, ia mengundang para mahasiswa untuk berdebat dengannya dalam pertukaran cepat yang seringkali menjadi viral di dunia maya, terutama dengan kaum progresif yang menentang pandangannya. Peristiwa yang menyebabkan kematiannya di Utah menjadi bagian dari itu.
Pengumuman kematian Kirk juga diumumkan langsung oleh Trump. Ia sendiri mengatakan bahwa Kirk meninggal dunia akibat luka-lukanya.
“Charlie Kirk yang hebat, dan bahkan legendaris, telah meninggal dunia,” tulis Trump di Truth Social.
“Tidak ada yang memahami atau memiliki hati anak muda di Amerika Serikat lebih baik daripada Charlie,” tambahnya.
Foto: Seorang petugas polisi berjalan di depan tenda bertuliskan slogan ‘The American Comeback Tour’, yang ditutup setelah aktivis sayap kanan AS, komentator, Charlie Kirk, sekutu Presiden AS Donald Trump, ditembak mati selama acara di Utah Valley University, di Orem, Utah, AS, 10 September 2025. (REUTERS/Jim Urquhart)
Sementara itu bagi sebagian orang Kirk adalah seorang dengan pemikiran Trumpisme. Ia pun dianggap memiliki ide-ide ekstremis.
“Charlie Kirk adalah seorang nasionalis Kristen yang karismatik, yang pada dasarnya bertindak sebagai juru bicara Trumpisme dan ide-ide ekstremis,” kata Kyle Spencer, penulis buku yang mengkaji kelahiran Turning Point USA, sebuah gerakan pemuda yang didirikan Kirk ketika ia baru berusia 18 tahun.
Turning Point USA sendiri dalam waktu kurang dari satu dekade, gerakan ini menjadi kelompok konservatif muda terbesar di AS. Gerakan diklaim banyak membina sekelompok aktivis, di mana sebagian menjadi dalang kerusuhan di Washington pada 6 Januari 2021 saat Trump kalah di Pemilu Presiden dari kandidat Demokrat Joe Biden.
Selain Turning Point USA, Kirk juga mengelola Turning Point Action. Ini adalah salah satu organisasi utama yang dipercayakan Trump untuk melakukan kampanye dari pintu ke pintu pada tahun 2024.
Kirk sendiri berasal dari pinggiran kota Chicago. Ia tidak lulus universitas tetapi mulai mendedikasikan dirinya untuk aktivisme sejak remaja.
Kekuatannya segera menjadikannya tokoh penting di kalangan Partai Republik. Pada tahun 2016 ia menjabat sebagai asisten pribadi putra Trump, Donald Trump Jr.
Imigran Makan Kucing-Anjing?
Perlu diketahui Kirk pernah membuat kontroversi saat ia tampil di Fox News dan kemudian memimpin “The Charlie Kirk Show”. Ini menjadi salah satu podcast terpopuler di AS.
Foto: Anggota militer berjaga di Universitas Utah Valley, tempat aktivis sayap kanan AS, komentator, Charlie Kirk, sekutu Presiden AS Donald Trump, ditembak selama sebuah acara, di Orem, Utah, AS, 10 September 2025. (REUTERS/Jim Urquhart)
Di sana, ia kerap menyajikan fakta yang mendukung Trump. Mulai dari narasi ada “pencurian pemilu” saat Trump kalah di 2021 hingga mengkritisi teori Covid-19.
Pernyataan kontroversialnya terkadang sulit dikendalikan. Misalnya, pada bulan September 2024, Kirk termasuk orang pertama yang mengungkapkan tuduhan bahwa imigran Haiti memakan kucing dan anjing di Ohio, AS.
Beberapa hari kemudian, Trump mengulangi klaim tersebut dalam debat presidensialnya yang disiarkan televisi dengan kandidat Demokrat Kamala Harris. Padahal klaim itu merujuk data, tidak benar.
Dalam wawancara dengan AFP tahun lalu, Kirk menepis bahwa pernyataannya salah. “Saya katakan, kami menyebarkan kebenaran,” ujarnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
-

Gugatan Subhan Berpeluang Buka Kotak Pandora Ijazah Gibran
GELORA.CO -Gugatan yang dilayangkan HM Subhan, advokat dari Kantor pengacara “Subhan Palal dan Rekan”, secara perdata Wapres Gibran Rakabuming Raka karena syarat pendaftarannya sebagai cawapres dinilai tidak memenuhi ketentuan, lagsung bikin geger publik.
Catatan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jkt Pst) melalui Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) menampilkan gugatan perdata perkara jazah SMA Gibran dengan nomor perkara 583/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst. Perkara tersebut telah didaftarkan sejak Jumat 29 Agustus 2025 lalu dan rencana sudah akan mulai disidangkan pada Senin 8 September 2025 minggu depan.
“Keberanian Subhan menggugat ijazah Wapres Gibran pantas diapresiasi, meski tetap harus dicermati agar jangan sampai sekedar sensasi atau bahkan bertujuan untuk “menutup” gugatan lain agar terjadi ne bis in indem (lengkapnya: Nemo debet bis vexari pro una et eadem causa) yang artinya tidak bisa digugat dua kali dalam satu hal yang sama,” kata pakar telematika Roy Suryo melalui keterangan elektroniknya di Jakarta, Sabtu 6 September 2025.
Menurut Roy, apabila gugatan Subhan sebesar Rp125 triliun dikabulkan, maka gugatan perdata ini setidaknya akan bisa membuka kotak pandora riwayat pendidikan pemilik akun Fufufafa tersebut.
Kasus perbuatan melawan hukum alias PMH yang dipermasalahkan adalah ketidaksesuaian ijazah Gibran dengan UU Pemilu No 7 Tahun 2017, khususnya di Pasal 169 huruf r junto pasal 13 Peraturan KPU No 19 Tahun 2023 huruf r juga yang menyatakan bahwa Calon Presiden/Wapres berpendidikan paling rendah tamat SMA / Sekolah Menengah Atas, MA/ Madrasah Aliyah, SMK/ Sekolah Menengah Kejuruan, MAK / Madrasah Aliyah Kejuruan, atau sekolah lain yang sederajat.
Sebenarnya ada penjelasan bahwa “sederajat” yang dimaksud berarti ijazah harus diakui setara SMA/MA/SMK/MAK melalui penyetaraan resmi dari Kemendikbudristek atau Kemenag dan Calon Presiden/Wapres harus membuktikan ijazah atau dokumen penyetaraan yang sah dan legal.
“Artinya jika ada lulusan non formal, wajib ada SK Penyetaraan dari Kemdikbudristek/Dirjen Dikti. Selanjutnya KPU memverifikasi ijazah dengan cara legalisasi serta klarifikasi ke sekolah/instansi yang menerbitkan,” kata Roy.
Kalau melihat kronologi pendidikan Gibran, SD ditempuh di SD Negeri 16 Mangkubumen Kidul, Laweyan Solo tahun 1993-1999, kemudian SMP di SMP Negeri 1, Jl MT Haryono Solo tahun 1999-2002 tampak wajar.
Namun ketika ditelisik SMA Gibran, kata Roy, terjadi kesimpangsiuran data. Ada yang menulis Orchid Park Secondary School (OPSS) Singapura tahun 2002-2005, namun ada data lain, misalnya yang pernah ditulis dalam akun X dr Tifa berdasar kesaksian beberapa orang/ sumber A1, bahwa Gibran bersekolah di SMA Santo Yosef selama dua tahun sebelum terpaksa pindah.
“Karena Gibran hampir tidak naik kelas dan pindah ke SMK Kristen Solo,” kata Roy.
Lebih parah lagi kalau dilihat Pendidikan Gibran sesudahnya, sempat ditulis di Wikipedia, Situs Forkompinda Solo, bahkan dipublikasikan melalui LKBN Antara saat Pemilu 2024 lalu, Gibran ini disebut lulus S1 di MDIS (Management Development Institute of Singapore).
“Namun ijazahnya dikeluarkan oleh University of Bradford United Kingdom, Inggris,” kata Roy.
Selanjutnya sempat ditulis Gibran lulusan S2 di University Technology of Sidney (UTS), sebelum akhirnya dihapus dan malah “dibalik” urutannya ke UTS Australia dulu sebelum ke MDIS/ Bradford UK di Singapore.
Roy juga mengkritisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Surat Keterangan No 9149/D.DI/KS/2019 menerbitkan “Surat Penyetaraan” yang menyebut bahwa Gibran “telah menyelesaikan pendidikan Grade 12 di UTS Insearch, Sidney, Australia tahun 2006” namun hanya setara dengan tamat SMK peminatan Akutansi dan Keuangan di Indonesia.
“Jadi InSearch UTS ini malah hanya dianggap level SMK saja,” kata Roy.
Surat tersebut, sambung Roy, anehnya lagi baru dikeluarkan 13 tahun sesudahnya, yakni tanggal 6 Agustus 2019 oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Sutanto atas nama Dirjen Dikdasmen.
Kesimpulannya, tegas Roy, apa pun yang akan terjadi dalam persidangan perdata kasus ijazah Gibran yang digugat oleh Subhan ini, apakah memang benar bisa berani diputuskan oleh PN Jkt Pst atau lagi-lagi sebagaimana yang dikakukan oleh beberapa PN sebelumnya (Jakarta, Yogyakarta dan Solo) dalam kasus ijazah Jokowi yang dibuat NO alias Niet Ontvankelijke verklaard, yang artinya Niet = tidak, Ontvankelijk = dapat diterima, Verklaard = dinyatakan, alias “Dinyatakan tidak dapat (berani) diterima”.
“Kalau begitu lagi, kapan rakyat Indonesia akan mendapat prinsip equality before the law alias kesetaraan dalam hukum?” pungkas Roy.
-
/data/photo/2025/09/03/68b83ba97318b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kompol Cosmas Dipecat, Ketua GMKI Kupang: Kapolri Juga Harus Dicopot Sebagai Pihak Paling Bertanggung Jawab Regional 6 September 2025
Kompol Cosmas Dipecat, Ketua GMKI Kupang: Kapolri Juga Harus Dicopot Sebagai Pihak Paling Bertanggung Jawab
Tim Redaksi
KUPANG, KOMPAS.com
– Komisaris Polisi (Kompol) Cosmas Kaju Gae dipecat atau pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) oleh Polri.
Pemecatan tersebut terjadi setelah insiden tabrakan yang mengakibatkan tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Kupang, Andraviani Laiya, menyatakan, pemecatan Kompol Cosmas memicu berbagai respons di masyarakat, baik yang mendukung maupun yang menolak.
“Tapi jika tanggapan dari kami ialah kami tetap pada prinsip bahwa keadilan dan kebenaran harus tetap diperjuangkan. Saya tidak mau masuk dalam konteks SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan),” ujar Andraviani kepada
Kompas.com
, Jumat (5/9/2025).
Dia menambahkan bahwa GMKI mendesak pencopotan Kapolri dalam aksi demonstrasi yang dilakukan di depan kantor DPRD NTT pada 1 September 2025.
“Bagi kami, pimpinan tertinggi harus turut andil dan harus bertanggung jawab,” tegasnya.
Andraviani juga menjelaskan bahwa aksi demo tersebut merupakan bagian dari dinamika nasional, di mana pihaknya telah melaksanakan tugas sebagai gerakan mahasiswa dan pemuda untuk menyuarakan permasalahan bangsa dan daerah demi kepentingan masyarakat.
Sebelumnya, Ikatan Keluarga Ngada (Ikada) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), juga menyatakan penolakan terhadap pemecatan Kompol Cosmas Kaju Gae.
Ketua Ikada Kupang, Sipri Radho Toly, mengungkapkan bahwa ada sejumlah pernyataan sikap yang diserahkan kepada polisi untuk diteruskan kepada pimpinan Polri dan Presiden Prabowo.
“Intinya, masyarakat Ngada di Kupang menolak pemecatan Kompol Cosmas,” kata Sipri.
Penolakan juga diikuti Forum Pemuda NTT Nagekeo.
Mereka menilai keputusan Kompol Cosmas dan 6 anggota Brimob lainnya hanya dikorbankan dalam peristiwa Affan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Disebut Salah Beli Dokumen Palsu
GELORA.CO – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Roy Suryo, melontarkan pernyataan kontroversial.
Setelah sebelumnya meyakini bahwa ijazah Joko Widodo (Jokowi) palsu, kini ia mengungkapkan dugaan kejanggalan dari ijazah Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan anak sulung Jokowi.
Dalam acara Bedah Buku Jokowi’s White Paper yang disiarkan YouTube Refly Harun pada Rabu (3/9/2025), Roy menyebut ijazah yang diklaim milik Gibran dipenuhi kejanggalan.
Diduga diperoleh dari dokumen yang sudah dipalsukan.
“Anaknya Jokowi yang sekarang (Wapres) itu enggak kalah dari bapaknya. Palsunya enggak kalah ijazahnya, IQ-nya juga enggak kalah rendahnya,” ujar Roy Suryo.
Roy menyinggung klaim Gibran sebagai lulusan Bradford University dari Singapura.
Padahal, kata Roy, kampus tersebut sebenarnya adalah Management Development Institute of Singapore yang bekerja sama dengan University of Bradford.
Ijazah asli dari program tersebut semestinya berbentuk horizontal dengan dua logo. Namun, ijazah yang ditunjukkan Gibran berbentuk vertikal, sehingga dinilai palsu.
“Padahal Singapura itu MDIS Management Development Institute of Singapore, Ijazahnya harusnya horizontal karena ada 2 logo. Yang dia pamerkan ijazahnya vertikal. Itu berarti salah beli di fake-document.com,” kata Roy.
Selain itu, Roy juga menyinggung riwayat pendidikan Gibran sebelum berkuliah di luar negeri.
Menurutnya, Gibran sempat bersekolah di SMA Santo Yosef, Surakarta.
Namun, Gibran dinyatakan tidak lulus.
Gibran lalu pindah ke SMK Kristen Surakarta. Lagi-lagi, ia juga disebut tak menuntaskan studinya.
Kendati demikian, Gibran malah mendapatkan surat penyetaraan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang disebut setara dengan lulusan SMK.
“Diktinya gembus juga, karena kok bisa ijazah S1 kok SMK,” tambah Roy.
Maka dari itu, Roy berencana kembali meluncurkan buku ketiganya yang disebut akan membahas khusus tentang ijazah Gibran. Buku tersebut akan diberi nama “Jokowi’s Son”.
“Nanti akan ada di Jokowi’s Son, Blackpepper (pelesetan buku Jokowi White Paper) tanpa Mushroom,” pungkasnya diikuti gelak tawa hadirin.


/data/photo/2025/09/02/68b6cf9a39c0f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)