agama: Kristen

  • Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80, Mimpi RI untuk Dunia

    Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80, Mimpi RI untuk Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (23/9/2025) waktu setempat.

    Dalam pidatonya, Prabowo mengusung tema “Seruan Indonesia untuk Harapan”, dengan menekankan solidaritas, keadilan global, hingga solusi dua negara bagi Palestina dan Israel. Dalam kesempatan tersebut, ia berpidato dengan durasi kurang lebih selama 19 menit.

    Berikut isi lengkap pidato Presiden Prabowo Subianto:

    “Yang Mulia, Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Delegasi yang terhormat, hadirin sekalian,

    Merupakan kehormatan besar untuk berdiri di Aula Sidang Umum yang agung ini, di antara para pemimpin yang mewakili hampir seluruh umat manusia.

    Kita berbeda dalam ras, agama, dan kebangsaan, namun kita berkumpul sebagai satu keluarga manusia.

    Kita hadir di sini pertama-tama sebagai sesama manusia – masing-masing diciptakan setara, dikaruniai hak-hak yang tidak dapat diganggu gugat atas hidup, kebebasan, dan upaya mengejar kebahagiaan.

    Kata-kata dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat telah menginspirasi gerakan demokrasi di berbagai benua – termasuk Revolusi Prancis, Revolusi Rusia, Revolusi Meksiko, Revolusi China, dan perjuangan serta perjalanan Indonesia menuju kebebasan.

    Deklarasi itu juga melahirkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang diadopsi oleh PBB pada tahun 1948.

    “Semua manusia diciptakan setara” adalah keyakinan yang membuka jalan menuju kemakmuran dan martabat global yang belum pernah ada sebelumnya.

    Namun demikian, di era kemenangan ilmu pengetahuan dan teknologi – sebuah era yang mampu mengakhiri kelaparan, kemiskinan, dan kerusakan lingkungan – kita juga tetap menghadapi bahaya, tantangan, dan ketidakpastian yang berat.

    Kebodohan manusia, yang dipicu oleh rasa takut, rasisme, kebencian, penindasan, dan apartheid, mengancam masa depan bersama kita.

    Negara saya memahami penderitaan ini. Selama berabad-abad, rakyat Indonesia hidup di bawah dominasi kolonial, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih buruk daripada anjing di tanah air kami sendiri.

    Kami orang Indonesia tahu apa artinya ditolak keadilan, tahu bagaimana hidup dalam apartheid, hidup dalam kemiskinan, dan ditolak kesempatan yang sama.

    Kami juga tahu apa yang dapat dilakukan solidaritas.

    Dalam perjuangan kami untuk kemerdekaan, dalam perjuangan kami untuk mengatasi kelaparan, penyakit, dan kemiskinan, Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri bersama Indonesia dan memberikan bantuan penting.

    Keputusan-keputusan yang dibuat di sini berdasarkan solidaritas kemanusiaan – oleh Dewan Keamanan dan Majelis ini – memberi Indonesia legitimasi internasional, membuka pintu, dan mendukung pembangunan awal kami melalui UNICEF (Dana Anak-Anak PBB), FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian PBB), WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), dan banyak sekali lembaga PBB lainnya.

    Dan karena itu, hari ini Indonesia berdiri di ambang kemakmuran bersama serta kesetaraan dan martabat yang lebih besar.

    Yang Mulia, dunia kita digerakkan oleh konflik, ketidakadilan, dan ketidakpastian yang semakin dalam.

    Setiap hari kita menyaksikan penderitaan, genosida, dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional serta martabat kemanusiaan.

    Dalam menghadapi tantangan ini, kita tidak boleh menyerah. Seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal PBB, “kita tidak boleh menyerah”. Kita tidak boleh mengorbankan harapan atau cita-cita kita. Kita harus semakin dekat, bukan semakin menjauh. Bersama-sama kita harus berjuang untuk mewujudkan harapan dan mimpi kita.

    PBB lahir dari puing-puing Perang Dunia Kedua yang merenggut puluhan juta nyawa. PBB diciptakan untuk menjamin perdamaian, keamanan, keadilan, dan kebebasan bagi semua.

    Kami tetap berkomitmen pada internasionalisme, multilateralisme, dan setiap upaya yang memperkuat lembaga besar ini.

    Hari ini, Indonesia semakin dekat untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam mengakhiri kemiskinan ekstrem dan kelaparan – karena bertahun-tahun lalu, ruang sidang inilah yang memilih untuk mendengarkan dan menegakkan keadilan sosial serta ekonomi.

    Kami tidak akan pernah lupa.

    Dan hari ini kita tidak boleh diam ketika rakyat Palestina ditolak keadilan dan legitimasi yang sama di aula ini.

    Yang Mulia, Thucydides pernah memperingatkan: “Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa, yang lemah menderita apa yang harus mereka tanggung.” Kita harus menolak doktrin ini. PBB ada untuk menolak doktrin ini.

    Kita harus berdiri untuk semua, yang kuat maupun yang lemah. Benar tidak bisa berarti salah. Benar harus tetap benar.

    Indonesia hari ini adalah salah satu kontributor terbesar Pasukan Penjaga Perdamaian PBB. Kami percaya pada PBB, kami akan terus melayani di mana perdamaian membutuhkan penjaga – bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan kehadiran di lapangan.

    Jika dan ketika Dewan Keamanan dan Majelis Agung ini memutuskan, Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk menjaga perdamaian di Gaza atau di tempat lain, di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap.

    Kami akan mengambil bagian dalam beban itu, bukan hanya dengan putra-putri kami. Kami juga bersedia berkontribusi secara finansial untuk mendukung misi besar PBB dalam mencapai perdamaian.

    Yang Mulia,

    Saya mengajukan kepada majelis ini sebuah pesan harapan dan optimisme – yang berlandaskan pada tindakan dan pelaksanaan nyata. Hari ini kita mendengar pidato Ibu Presiden, Presiden Majelis Umum PBB. Benar apa yang beliau katakan. Tanpa ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional), apakah kita bisa berada di sini hari ini? Apakah kita bisa duduk di aula agung ini? Tanpa PBB, kita tidak bisa merasa aman. Tidak ada negara yang bisa merasa aman. Kita membutuhkan PBB, dan Indonesia akan terus mendukung PBB. Walaupun kami masih berjuang, kami tahu dunia membutuhkan PBB yang kuat.

    Populasi dunia terus tumbuh. Planet kita berada dalam tekanan. Ketidakamanan pangan, energi, dan air menghantui banyak bangsa.

    Kami memilih untuk menjawab tantangan ini secara langsung di dalam negeri dan membantu di luar negeri kapan pun kami bisa.

    Tahun ini, kami mencatat produksi beras dan cadangan pangan tertinggi dalam sejarah kami. Kami sekarang swasembada beras dan telah mengekspor beras ke negara lain yang membutuhkan, termasuk memberikan beras kepada Palestina. Kami membangun rantai pasok pangan yang tangguh, memperkuat produktivitas petani, dan berinvestasi dalam pertanian cerdas iklim untuk memastikan ketahanan pangan bagi anak-anak kami dan bagi anak-anak dunia. Kami yakin, dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia.

    Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, kami bersaksi di hadapan Anda bahwa kami sudah merasakan dampak langsung perubahan iklim, khususnya ancaman kenaikan permukaan laut. Permukaan laut di pantai utara ibu kota kami meningkat 5 sentimeter setiap tahun. Dapatkah Anda bayangkan dalam sepuluh tahun? Dua puluh tahun?

    Untuk itu, kami terpaksa membangun tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer. Mungkin akan memakan waktu 20 tahun, tetapi kami tidak punya pilihan. Kami harus mulai sekarang. Oleh karena itu kami memilih menghadapi perubahan iklim – bukan dengan slogan, tetapi dengan langkah nyata. Kami berkomitmen memenuhi kewajiban Perjanjian Paris 2015.

    Kami menargetkan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan kami yakin bisa mencapainya lebih cepat.

    Kami bertekad melakukan reforestasi lebih dari 12 juta hektare lahan yang terdegradasi, mengurangi degradasi hutan, dan memberdayakan masyarakat lokal dengan pekerjaan hijau berkualitas untuk masa depan.

    Indonesia bergerak tegas dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil menuju pembangunan berbasis energi terbarukan. Mulai tahun depan, sebagian besar kapasitas tambahan pembangkit listrik kami akan berasal dari energi terbarukan.

    Tujuan kami jelas: Mengangkat seluruh warga kami keluar dari kemiskinan dan menjadikan Indonesia sebagai pusat solusi bagi keamanan pangan, energi, dan air.

    Yang Mulia, kita hidup di masa ketika kebencian dan kekerasan terdengar paling keras. Namun di balik kebisingan ini ada kebenaran yang lebih tenang: bahwa setiap orang mendambakan rasa aman, penghormatan, kasih sayang, dan meninggalkan dunia yang lebih baik bagi anak-anak mereka.

    Anak-anak kita sedang menyaksikan. Mereka belajar kepemimpinan bukan dari buku teks, tetapi dari pilihan-pilihan kita.

    Hari ini, situasi yang mengerikan di Gaza masih berlangsung di depan mata kita. Saat ini juga, orang-orang tak berdosa berteriak minta tolong, minta diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang tua dan para perempuan? Jutaan orang menghadapi bahaya saat ini juga, menghadapi trauma, kerusakan tubuh yang tak bisa diperbaiki, mereka mati kelaparan.

    Apakah kita bisa tetap diam? Apakah tidak ada jawaban untuk jeritan mereka? Apakah kita akan mengajarkan kepada mereka bahwa keluarga manusia bisa bangkit menghadapi tantangan?

    Yang Mulia, kita harus bertindak sekarang. Banyak pembicara telah mengatakan itu. Kita harus berdiri untuk tatanan multilateral di mana perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukan hanya hak istimewa segelintir orang tetapi hak semua pihak.

    Dengan PBB yang kuat, kita bisa membangun dunia di mana yang lemah tidak lagi menderita, tetapi hidup dengan keadilan yang mereka layak dapatkan.

    Mari kita lanjutkan perjalanan besar kemanusiaan – aspirasi tanpa pamrih yang melahirkan PBB.

    Mari kita gunakan ilmu pengetahuan untuk mengangkat harkat, bukan untuk menghancurkan. Biarkan bangsa-bangsa yang bangkit membantu bangsa lain untuk bangkit.

    Saya yakin para pemimpin peradaban besar dunia: Barat, Timur, Utara, Selatan. Pemimpin Amerika, Eropa, India, China, dunia Islam, seluruh dunia. Saya yakin mereka akan bangkit menjalankan peran yang dituntut sejarah.

    Kita semua berharap para pemimpin dunia menunjukkan kenegarawanan, kebijaksanaan, pengendalian diri, dan kerendahan hati, mengatasi kebencian, mengatasi kecurigaan.

    Para Delegasi yang Terhormat,

    Kami sangat terinspirasi oleh peristiwa beberapa hari terakhir, di mana negara-negara terkemuka dunia telah memilih berpihak pada sejarah – jalan moralitas, jalan kebenaran, jalan keadilan, kemanusiaan, dan menolak kebencian, mengatasi kecurigaan, serta menghindari kekerasan. Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan. Tidak ada satu negara pun yang bisa menggertak seluruh keluarga manusia. Kita mungkin lemah secara individu, tetapi rasa tertindas, rasa tidak adil, telah terbukti dalam sejarah umat manusia, akan bersatu dengan kekuatan besar yang mampu mengatasi penindasan ini, ketidakadilan ini.

    Sebagai penutup, saya ingin menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap Solusi Dua Negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, namun kita juga harus mengakui dan menjamin keselamatan serta keamanan Israel. Hanya dengan demikian kita dapat memiliki perdamaian sejati: perdamaian tanpa kebencian, perdamaian tanpa kecurigaan.

    Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara. Dua keturunan Ibrahim harus hidup dalam rekonsiliasi, perdamaian, dan harmoni. Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha – semua agama. Kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia. Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi ini.

    Apakah ini mimpi? Mungkin. Tetapi inilah mimpi indah yang harus kita upayakan bersama. Mari kita lanjutkan perjalanan kemanusiaan menuju harapan, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para pendahulu kita, perjalanan yang harus kita sempurnakan.

    Terima kasih. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

    Adapun ini adalah pidato kedua Prabowo di PBB. Sehari sebelumnya, Presiden memberikan pidato Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara.

    Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menekankan pentingnya solusi dua negara untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel.

    (tfa/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 6.395 Warga Jateng Penganut Kepercayaan, Pemprov Jamin Hak Ubah Kolom Agama
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 September 2025

    6.395 Warga Jateng Penganut Kepercayaan, Pemprov Jamin Hak Ubah Kolom Agama Regional 23 September 2025

    6.395 Warga Jateng Penganut Kepercayaan, Pemprov Jamin Hak Ubah Kolom Agama
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 6.395 warga Jawa Tengah mencatatkan diri sebagai penghayat atau penganut kepercayaan di kolom agama Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) sepanjang 2025.
    Jumlah ini terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.
    Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil (Dispermadesdukcapil) Jateng, Tri Harso Widirahmanto, mengatakan sebelumnya kolom agama dalam KTP hanya mengakomodasi enam agama resmi: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
    Di luar itu biasanya dikosongkan atau diberi tanda strip. Pilihan penghayat biasanya dikosongkan atau menuliskan salah satu agama.
    Namun, setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016, barulah mereka bisa mencantumkan aliran kepercayaan secara resmi.
    “Tinggal datang ke kantor Dukcapil dengan membawa surat keterangan pemuka agama (penganut kepercayaan) yang menyebut dia bagian dari agama itu,” kata Tri Harso saat dihubungi, Selasa (23/9/2025).
    Tri Harso menjelaskan, pada 2023 jumlah penganut kepercayaan di Jateng tercatat 6.193 orang, kemudian naik menjadi 6.375 orang pada 2024, dan kini mencapai 6.395 orang pada 2025.
    Menurutnya, tren tersebut menandakan adanya pertumbuhan komunitas penganut kepercayaan di Jateng dalam tiga tahun terakhir.
    Kabupaten Cilacap tercatat sebagai daerah dengan jumlah penghayat terbanyak di Jateng dalam tiga tahun terakhir.
    “Cilacap konsisten memiliki jumlah penganut kepercayaan tertinggi. Tahun 2023 ada 1.033 orang, tahun 2024 naik menjadi 1.040 orang, lalu 2025 ada 1.034 orang,” jelasnya.
    Selain Cilacap, jumlah penghayat cukup besar juga tercatat di Kabupaten Pati sebanyak 697 orang dan Kabupaten Semarang 633 orang.
    Adapun Kota Pekalongan mencatat jumlah paling sedikit, hanya empat orang pada 2025. Lalu Kota Magelang sebanyak 16 orang, serta Kota Salatiga dan Kota Tegal masing-masing 19 orang.
    Tri Harso menambahkan, beberapa daerah menunjukkan tren kenaikan, seperti Kabupaten Pati dari 537 orang (2023) menjadi 697 orang (2025), Kota Tegal dari 54 orang (2023) menjadi 59 orang (2025), serta Kabupaten Wonogiri dari 121 menjadi 130 orang pada periode yang sama.
    Sementara itu, ada juga daerah yang justru mengalami penurunan, misalnya Kabupaten Grobogan dari 239 orang (2023) menjadi 231 orang pada 2025.
    Secara keseluruhan, Dispermadesdukcapil Jateng mencatat penghayat tersebar di 35 kabupaten/kota. Tri Harso memastikan Dukcapil daerah tetap mengakomodasi hak mereka dalam pencatatan identitas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Di PBB, Prabowo: Dunia Miliki Palestina Merdeka, Kita Mengakui Israel

    Di PBB, Prabowo: Dunia Miliki Palestina Merdeka, Kita Mengakui Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden RI Prabowo Subianto kembali menegaskan dukungannya untuk Gaza dan Palestina. Hal ini disampaikan di Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (23/9/2025).

    Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Hal ini juga perlu dilakukan meski Indonesia pada akhirnya harus mengakui kedaulatan Israel.

    “Dunia harus memiliki Palestina yang merdeka, namun kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan demikianlah kita dapat memiliki perdamaian sejati, kedamaian sejati, dan tidak ada lagi kebencian, dan tidak ada lagi kecurigaan,” tegasnya. 

    “Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara ini. Dua keturunan Abraham harus hidup dalam rekonsiliasi, kedamaian, dan harmoni. Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama, kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia.”

    Prabowo kemudian menegaskan juga komitmen untuk menjadi bagian dari mewujudkan visi ini. Ia juga mengajak dunia untuk mewujudkan hal ini bersama.

    “Mari kita lanjutkan perjalanan harapan umat manusia, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para leluhur kita, sebuah perjalanan yang harus kita selesaikan,” paparnya.

    Lebih lanjut, Prabowo juga menyebut bahwa Indonesia merupakan kontributor besar dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB untuk stabilitas dunia. Ia mengatakan siap mengirimkan 20 ribu lagi pasukan ke wilayah konflik seperti Gaza, Ukraina, dan Sudan.

    “Kami siap untuk menerjunkan 20 ribu putra-putri kami ke Gaza, Ukraina, ke Sudan bila diminta majelis ini,” jelasnya.

    Selain itu, Prabowo juga menegaskan bahwa Indonesia tak akan hanya berkontribusi dalam hal pengiriman pasukan. Ia menyebut Jakarta juga akan berkontribusi secara finansial untuk menjaga perdamaian.

    “Tak hanya dengan pasukan, kami juga siap berkontribusi secara finasial untuk menjaga dan memastikan perdamaian.”

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jerman Pangkas Bantuan, Apa Imbasnya Bagi Negara Berkembang?

    Jerman Pangkas Bantuan, Apa Imbasnya Bagi Negara Berkembang?

    Jakarta

    Koalisi pemerintahan Jerman yang terdiri dari konservatif (CDU/CSU) dan Sosial Demokrat (SPD) telah memangkas anggaran Kementerian Federal untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) sebesar 8% menjadi sedikit di bawah €10 miliar (sekitar Rp191,39 triliun).

    Menteri Pembangunan Reen Alabali Radovan (SPD) jelas tentang dampak pemotongan ini: “Anggaran saya turun sekitar €910 juta (sekitar Rp17,41 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya. Mengingat meningkatnya krisis, Jerman berinvestasi jauh lebih sedikit dalam kerja sama internasional dibandingkan yang sebenarnya sangat mendesak dibutuhkan.”

    Namun demikian, ia mengatakan kepada parlemen Bundestag bahwa langkah-langkah tersebut tidak akan melumpuhkan kebijakan pembangunan Jerman.

    “Kita masih jauh dari kondisi Amerika, dan memang sudah seharusnya begitu,” tegas menteri yang ditunjuk pada Mei 2025 itu.

    Ia berusaha menepis perbandingan dengan pemangkasan bantuan besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintahan Donald Trump.

    Peningkatan dramatis kelaparan dan malnutrisi

    Alabali Radovan memberi salah satu contoh dampak dari kebijakan Trump: “Di Kenya, lebih dari 700.000 pengungsi, banyak di antaranya dari Somalia, secara langsung terdampak oleh pemangkasan bantuan AS terhadap Program Pangan Dunia.”

    Menteri berusia 35 tahun itu mengatakan bahwa mereka hanya menerima sepertiga dari jatah makanan yang diperlukan, yang menyebabkan peningkatan dramatis kelaparan dan malnutrisi.

    “Ketegangan semakin meningkat, banyak orang harus mengungsi, kawasan ini semakin tidak stabil,” ia memperingatkan. “Hal ini tidak dapat diterima secara kemanusiaan dan juga bukan merupakan kepentingan keamanan Jerman.”

    Namun, organisasi bantuan mengatakan bahwa pemangkasan oleh Jerman juga akan membawa konsekuensi drastis.

    Dibandingkan dengan tahun 2024, bantuan darurat akut yang diberikan oleh Kementerian Luar Negeri berkurang lebih dari setengahnya: €1,05 miliar (sekitar Rp20,10 triliun) dibandingkan €2,23 miliar (sekitar Rp42,67 triliun). Dan bantuan tersebut telah turun dua pertiga sejak 2022.

    Thorsten Klose-Zuber, Sekretaris Jenderal LSM Help, membunyikan alarm. Ia mengatakan bahwa pemangkasan 50% terhadap bantuan darurat akan membuat lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia tidak lagi menerima bantuan pangan.

    “Penghentian bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat dan pemotongan setengah anggaran Jerman bukanlah awal dari masalah keuangan kita. Selama bertahun-tahun ini, hampir tidak mungkin menjangkau setengah dari orang-orang yang terdampak,” tambah Klose-Zuber.

    Ia memperkirakan jumlah total orang yang membutuhkan mencapai lebih dari 320 juta.

    Konsekuensi bagi layanan kesehatan dan air minum

    Pengurangan drastis dana bantuan juga memiliki dampak nyata di bidang lain.

    “Lebih dari satu setengah juta orang akan kehilangan layanan kesehatan dasar mereka akibat pemangkasan Jerman,” kata sekretaris jenderal Help.

    Situasi serupa juga terjadi terkait akses ke air minum bersih, menurut Klose-Zuber.

    Menurut pandangannya, hampir semuanya kekurangan di wilayah-wilayah krisis besar.

    Dan ia tidak hanya merujuk pada negara-negara yang dilanda konflik, tetapi juga bencana alam seperti gempa bumi, misalnya di Myanmar atau Afghanistan.

    Di kedua negara tersebut, ribuan orang meninggal dunia dan terjadi kehancuran besar, terutama terhadap bangunan.

    Kesimpulannya terdengar hampir putus asa: “Hal ini semakin membuat saya berpikir tentang seorang dokter darurat yang datang ke lokasi kecelakaan lalu lintas dengan lima korban luka parah, dan dokter itu harus memprioritaskan siapa yang mati dan siapa yang dirawat.”

    Menurut Klose-Zuber, organisasi bantuannya berada dalam posisi serupa. Mereka hanya bisa berkonsentrasi pada negara-negara dengan kebutuhan terbesar.

    Kepala LSM itu tidak berpikir bahwa negara lain akan turun tangan menutup kesenjangan yang ditimbulkan oleh pemangkasan anggaran Jerman: “Kami menyaksikan adanya pergerakan fundamental secara global, khususnya dari negara-negara donor Barat tradisional, untuk menarik diri secara finansial dari sistem multilateral yang disepakati.”

    Ini adalah tren global yang ia pandang secara kritis.

    Partai Hijau anggap pemangkasan tidak bertanggung jawab

    Menurut pandangan Partai Hijau yang berhaluan lingkungan, pemangkasan besar terhadap pembangunan dan bantuan darurat adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.

    “Tidak ada yang mengklaim bahwa kita sendirian bisa menutup kesenjangan yang ditinggalkan oleh AS dengan penarikannya,” kata anggota Bundestag Jamila Schäfer.

    “Namun kenyataan bahwa kita bahkan tidak berusaha sedikit pun untuk menutup kesenjangan itu benar-benar menyakitkan, terutama bagi orang-orang yang terdampak langsung.”

    Sementara itu, partai konservatif Demokrat Kristen dan partai saudara Bavariannya, Uni Sosial Kristen, memiliki pandangan yang sepenuhnya berbeda tentang efektivitas bantuan pembangunan Jerman dan internasional.

    “Saya pikir menebar ketakutan global itu salah,” kata anggota CDU Inge Grässle dalam debat Bundestag.

    Kaum konservatif ingin menunjukkan bahwa hasil yang baik tetap bisa dicapai dalam kerja sama pembangunan dengan dana €10 miliar (sekitar Rp191,39 triliun).

    AfD ingin memangkas bantuan pembangunan lebih parah lagi

    Jika partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) yang menentukan, anggaran Kementerian Pembangunan akan dipangkas menjadi €2,5 miliar (Rp47,85 triliun).

    Kenyataannya, anggaran tersebut sekitar empat kali lipat lebih tinggi meski ada pemangkasan. Mirco Hanker menganggapnya sebagai “pemborosan uang pembayar pajak.”

    Sebagai contoh, ia menyinggung konsep elektromobilitas yang didukung Jerman di India.

    “Seseorang setidaknya bisa mempertanyakan apakah India, sebagai bangsa besar dan kekuatan yang sedang bangkit yang berhasil mendaratkan probe di bulan, tidak bisa membiayai sendiri konsep dan infrastrukturnya?” tanya Hanker.

    Menteri Pembangunan, Reem Alabali Radovan, sebagian besar tidak terpengaruh oleh pandangan AfD dan suara-suara kritis lainnya.

    “Setiap euro yang diinvestasikan secara bijak di seluruh dunia mempromosikan keamanan dan perdamaian, termasuk bagi kita di Eropa dan Jerman,” katanya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • Resmi, Ini Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026

    Resmi, Ini Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah telah menetapkan dan menandatangani Surat Keputusan Bersama tentang hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2026.

    Hal itu tertuang dalam Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 5 Tahun 2025 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersamа Tahun 2026.

    Menteri PANRB Rini Widyantini menambahkan bahwa cuti bersama bagi aparatur sipil negara (ASN).

    “Sesuai ketentuan dalam PP 11/2017, penetapannya akan dituangkan dalam Keppres. Keppres inilah yang nantinya menjadi dasar resmi penetapan tanggal cuti bersama khusus ASN,” ujarnya.

    Menteri Agama Nasaruddin Umar menambahkan, pembagian hari libur nasional tahun 2026 disusun secara adil untuk seluruh pemeluk agama.

    “Islam 5 kali hari liburnya, Kristen dan Katolik 4 kali, kemudian Hindu 1 kali, Buddha 1 kali, Khonghucu 1 kali. Jadi penyebarannya merata, sehingga semua pihak bisa lebih menikmati dan menerima,” pungkasnya.

    Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Pratikno menjelaskan, libur nasional sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan, sementara cuti bersama diputuskan melalui koordinasi lintas kementerian.

    “Cuti bersama tahun 2026 ditempatkan berdampingan dengan hari besar keagamaan dan nasional,” ujar Pratikno.

    Adapun cuti bersama ditetapkan pada 16 Februari berdekatan dengan Tahun Baru Imlek, 18 Maret berdekatan dengan Nyepi, serta 20, 23, dan 24 Maret berdekatan dengan Idul Fitri.
    Selain itu, cuti bersama juga ditetapkan pada 15 Mei berdekatan dengan Kenaikan Yesus Kristus, 28 Mei berdekatan dengan Idul Adha, dan 24 Desember berdekatan dengan Natal.

  • Profil Yurike Sanger, Istri Ketujuh Presiden Soekarno yang Wafat di Amerika

    Profil Yurike Sanger, Istri Ketujuh Presiden Soekarno yang Wafat di Amerika

    GELORA.CO – Kabar duka datang dari keluarga besar Bung Karno.

    Yurike Sanger, istri ketujuh Presiden pertama RI, Soekarno, meninggal dunia di Amerika Serikat, Rabu (17/9/2025) waktu USA.

    Ia tutup usia setelah berjuang melawan kanker payudara di San Gorgonio Memorial Hospital, California.

    Kabar berpulangnya Yurike disampaikan putranya, Yudhi Sanger, melalui unggahan di media sosial.

    Perempuan kelahiran Poso, Sulawesi Tengah, 22 Mei 1945 itu menutup usia di umur 80 tahun.

    Jenazahnya direncanakan akan dipulangkan ke Tanah Air dan disemayamkan di Rumah Duka RS Fatmawati, Jakarta Selatan.

    Namun jadwal kepulangannya masih menunggu konfirmasi lebih lanjut.

    Pernikahan dengan Bung Karno

    Yurike pertama kali bertemu Presiden Soekarno pada 1963 ketika dirinya terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

    Dari pengalaman itulah ia berkesempatan dekat dengan sang kepala negara.

    Setahun kemudian, tepatnya pada 6 Agustus 1964, Soekarno resmi mempersunting Yurike yang kala itu masih berstatus siswi di Sekolah Guru Pendidikan Jasmani (SGPD).

    Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang putra bernama Yudhi Sanger. 

    Momen Yurike menjadi pengibar bendera ternyata menjadi titik balik besar dalam perjalanan hidupnya.

    Ketika menikah dengan Soekarno, Yurike memilih untuk berpindah keyakinan dan memeluk Islam sebagai wujud penghormatan kepada agama yang dianut suaminya.

    Namun, setelah rumah tangga mereka berakhir, ia kembali pada ajaran Kristen.

    Pernikahan Yurike dan Soekarno berlangsung selama sekitar empat tahun, hingga 1968.

    Setelah berpisah dari Soekarno, Yurike menikah kembali dengan seorang pria bernama Subekti, dan memiliki anak dari pernikahan keduanya, di antaranya Didi, Lita, Wahyu, dan Eka.

    Hidup di Negeri Paman Sam

    Usai berpisah, Yurike memilih jalannya sendiri.

    Ia hijrah dan menetap di Amerika Serikat, hidup jauh dari sorotan publik.

    Meski demikian, namanya tetap tercatat dalam sejarah perjalanan hidup Bung Karno.

    Kini, kepergian Yurike menutup salah satu lembar kisah keluarga besar Bung Karno.

    Sosoknya menjadi pengingat bahwa di balik riwayat panjang seorang proklamator, ada kisah pribadi yang tak kalah penting untuk dikenang.

  • Jenazah Yurike Sanger Istri Soekarno Segera Dipulangkan ke Indonesia – Page 3

    Jenazah Yurike Sanger Istri Soekarno Segera Dipulangkan ke Indonesia – Page 3

    Yurike Sanger lahir di Poso, Sulawesi Tengah, pada tahun 1945. Dia memiliki latar belakang keturunan campuran Jerman dan Manado. Pertemuan pertamanya dengan Presiden Soekarno terjadi pada tahun 1963, saat Yurike masih seorang pelajar SMA.

    Pada waktu itu, Yurike Sanger adalah anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika, sebuah kelompok yang bertugas menyambut tamu negara pada acara kenegaraan. Dia terpilih sebagai wakil yang biasa menyambut tamu internasional, termasuk tamu agung dari Soviet. Yurike Sanger sendiri pernah menyatakan, “Saya terpilih sebagai salah satu dari barisan bhinneka tunggal ika.”

    Soekarno, yang saat itu menjabat sebagai Presiden Indonesia, terpikat oleh Yurike Sanger ketika melihatnya mengenakan kebaya. Pertemuan ini menjadi titik awal terjalinnya hubungan pribadi antara Yurike Sanger dan sang proklamator.

    Hubungan antara Yurike Sanger dan Soekarno berlanjut hingga keduanya memutuskan untuk menikah pada tahun 1964. Saat itu, Yurike Sanger masih berusia sangat muda, yakni 19 tahun, sementara Soekarno berusia 64 tahun. Pernikahan ini menjadikan Yurike Sanger sebagai istri ketujuh Soekarno.

    Pernikahan mereka berlangsung selama empat tahun, dari tahun 1964 hingga berakhir pada tahun 1968. Selama masa pernikahan, Yurike Sanger sempat memutuskan untuk menjadi mualaf dan memeluk agama Islam setelah menikah dengan Soekarno. Dia mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi menjadi Muslim.

    Meskipun menjalani kehidupan dalam sorotan publik sebagai istri presiden, Yurike Sanger lebih memilih untuk berada di balik layar. Dia tidak seperti beberapa istri Soekarno lainnya yang kerap tampil di ruang publik, melainkan lebih dikenal melalui kiprahnya dalam kegiatan sosial.

    Setelah empat tahun menikah, Yurike Sanger dan Soekarno memutuskan untuk bercerai secara baik-baik pada tahun 1968. Perceraian ini terjadi di tengah situasi politik Indonesia yang memanas pasca-peristiwa G30S PKI.

    Meskipun demikian, nama Yurike tetap tercatat dalam sejarah keluarga besar Presiden Pertama RI sebagai bagian dari perjalanan panjang kehidupan pribadinya.

    Setelah bercerai dari Soekarno, Yurike Sanger menemukan tambatan hati baru dan menikah untuk kedua kalinya. Dia kemudian memutuskan untuk tinggal di Amerika Serikat bersama keluarganya.

    Dalam perjalanan hidupnya, Yurike Sanger juga kembali memeluk agama Kristen, yang merupakan agama yang dianutnya sebelum menikah dengan Soekarno. Sebelum meninggal, Yurike Sanger didiagnosis mengidap kanker payudara.

  • Israel Gali Situs Arkeologi Diduga Tempat Makam Nabi

    Israel Gali Situs Arkeologi Diduga Tempat Makam Nabi

    Jakarta

    Sekelompok arkeolog mulai melakukan penggalian di Khirbet Tibnah di Tepi Barat, Israel pada Agustus 2022. Di sana ada sebuah situs di mana manusia menetap sekitar empat ribu tahun dan yang diyakini sebagai tempat tinggal dan dimakamkannya Nabi Yosua (dalam ajaran Kristen) alias Nabi Yusya (dalam ajaran Islam).

    Nabi Yusya adalah sosok yang disebut dalam Hadits Nabi Muhammad SAW, Alkitab, dan Tanakh. Dia adalah murid Nabi Musa dan sosok yang mewarisi kepemimpinannya atas Bani Israil sepeninggalnya. Dalam ajaran Yahudi dan Kristen, sosok ini disebut Yosua.

    Penggalian dipimpin oleh Dr Dvir Raviv dan mahasiswa dari Department of Land of Israel Studies and Archaeolog Bar-Ilan, bersama dengan sukarelawan dari Israel dan luar negeri.

    Khirbet Tibnah terletak di sebuah bukit di barat daya wilayah Samaria, timur Shoham dekat Halamish. Situs ini dihuni dari Zaman Perunggu hingga awal periode Ottoman, menurut Bar-Ilan.

    Dikutip dari The Jerusalem Post, situs ini juga diidentifikasi sebagai Timnat-sini atau Timnat-serah, sebuah kota yang menurut Kitab Yosua, diberikan oleh orang Israel kepada sang nabi dan di mana dia tinggal dan dimakamkan. Makam Caleb juga diyakini berada di situs tersebut.

    Situs ini disurvei pada tahun 1800-an dan disebutkan dalam sejumlah dokumen sejarah. Sisa-sisa dari periode Alkitab, periode Hasmonean, periode Romawi dan periode Ottoman, ditemukan di situs ini sepanjang tahun 1900-an.

    Pemetaan rinci situs dilakukan oleh Raviv pada tahun 2015. Ia membuat sketsa makam, mengumpulkan pecahan tembikar dan mendokumentasikan berbagai sisa-sisa dan gua pemakaman. Temuan ini menunjukkan bukti keberadaan pemukiman Yahudi di daerah tersebut di masa lalu.

    Penggalian arkeologi pertama Khirbet Tibnah

    Khirbet Foto: Israel Antiquities Authority

    Sementara survei dilakukan di permukaan, ini adalah penggalian arkeologi pertama di Khirbet Tibnah. Pekan lalu, selama persiapan dan survei yang dilakukan di situs puncak bukit menjelang pembukaan musim penggalian, para arkeolog menemukan sejumlah artefak, termasuk kepala tombak Romawi yang berasal dari abad ke-2 Masehi. Ujung tombaknya bengkok, menandakan benda itu mengenai sesuatu.

    “Mungkin ini adalah bukti perjuangan. Pada titik ini, kami hanya bisa menebak,” kata Raviv dalam pernyataan pers Bar-Ilan, seraya menambahkan bahwa penemuan senjata Romawi dianggap langka di Israel.

    “Biasanya, temuan jenis ini ditemukan di gua-gua penampungan yang digunakan oleh para pemberontak tentara Romawi. Dalam penggalian saat ini, saya harap kita dapat menghubungkan temuan itu dengan kehadiran militer Romawi atau dengan pemberontakan Bar Kochba,” sambungnya.

    Tembikar dan 18 koin juga ditemukan di situs tersebut, dengan empat koin terawetkan dengan cukup baik untuk memungkinkan identifikasi. Salah satu koin adalah koin Romawi dari tahun 58-59 M, sementara yang lain adalah koin perak dari periode Mamluk (1260-1277) yang di atasnya terpampang patung singa. Sosok singa adalah simbol dari Sultan Baibars Mamluk.

    “Daerah ini adalah yang terbesar dan paling mudah diakses di antara Yerusalem dan Samaria. Selain itu, ini adalah ibu kota sebuah distrik dan merupakan situs benteng penting selama banyak periode,” kata Raviv.

    Dia menambahkan, tujuan proyek penggalian ini adalah untuk memahami garis besar arsitektur pemukiman: apakah memang dibentengi seperti yang dijelaskan dalam sumber.

    “Siapa yang tinggal di sana pada periode pra-Hasmonean? Apakah pemukiman menyebar di luar puncak gundukan, menuju lereng? Akankah kita menemukan barang-barang di dalamnya yang dapat dikaitkan dengan kehadiran militer di periode yang berbeda? Tampaknya Khirbet Tabna akan menghasilkan temuan yang signifikan dan menarik,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video POV: Lihat Langsung Koleksi Artefak Bersejarah di BRIN”
    [Gambas:Video 20detik]
    (rns/rns)

  • Nabi Sulaiman Menombak Iblis Ada di Liontin Berumur 1.600 Tahun

    Nabi Sulaiman Menombak Iblis Ada di Liontin Berumur 1.600 Tahun

    Jakarta

    Tim arkeologi di Turki menemukan bandul kalung berusia 1.600 tahun. Gambarnya adalah Nabi Sulaiman menunggang kuda sambil menusuk iblis.

    Bandul kalung ini berumur 1.600 tahun atau dari abad kelima. Benda ini merupakan satu-satunya yang ditemukan di Anatolia, wilayah yang meliputi sebagian besar wilayah Turki modern, hingga saat ini.

    Kedua sisi liontin perunggu tersebut memiliki tulisan dalam bahasa Yunani kuno. Tulisan di sisi Raja Solomon diterjemahkan menjadi, “Tuan kita mengalahkan kejahatan,” sementara sisi lainnya menyebutkan nama empat malaikat yaitu Azrael, Gabriel, Michael, dan Israfil. Dalam Islam mereka disebut Izrail, Jibril, Mikail, dan Israfil.

    “Itu adalah simbol agama dan kekuasaan,” kata Ersin Çelikbaş, arkeolog di Universitas Karabük di Turki yang mengawasi penggalian tersebut, dikutip dari Live Science.

    Bandul kalung itu tampaknya digunakan sebagai jimat yang dianggap dapat melindungi pemiliknya dari kejahatan atau bahaya, tambah Çelikbaş dalam pernyataan resminya.

    Menurut Alkitab Ibrani, Raja Salomo adalah penguasa Israel kuno selama abad ke-10 SM, tetapi hanya ada sedikit bukti arkeologi yang mengonfirmasi kisah Alkitab tersebut. Namun Çelikbaş yakin bahwa artefak tersebut adalah liontin Kristen.

    “Salomo adalah tokoh penting dalam tiga agama suci. Meskipun ia disebut sebagai penguasa dalam Taurat dan Alkitab, ia juga dikenal sebagai nabi dalam Islam. Penggambaran Salomo pada (liontin) ini mengejutkan kami dan mengungkapkan pentingnya artefak tersebut bagi arkeologi Anatolia,” jelasnya.

    Para arkeolog menemukan bandul kalung tersebut selama penggalian di Hadrianopolis, pemukiman kuno di Paphlagonia, sebuah wilayah di Turki utara-tengah di pesisir Laut Hitam, menjadi kota di bawah kekuasaan Romawi.

    Kota ini disebut Hadrianopolis untuk menghormati kaisar Romawi Hadrian, yang memerintah dari 117 hingga 138 M, dan dibangun kembali pada periode Bizantium Awal. Sekarang, kota ini terletak di sekitar kota Karabük.

    Situs kota kuno itu terkenal dengan mosaik hewan dan penggalian telah mengungkap keberadaan pemandian, gereja, benteng, pemakaman, teater, vila, dan bangunan lainnya.

    Tim arkeologi di Turki menemukan bandul kalung berusia 1.600 tahun. Gambarnya adalah Nabi Sulaiman menunggang kuda sambil menusuk iblis. Foto: Universitas Karabük

    Adapun liontin itu ditemukan di sebuah bangunan yang mungkin terkait dengan aktivitas militer, meskipun fungsinya masih belum diketahui.

    “Dalam penggalian kami sebelumnya, kami telah menentukan keberadaan unit kavaleri di sini,” kata Çelikbaş dalam pernyataannya.

    “Nabi Sulaiman juga dikenal sebagai panglima tentara. Kami memahami bahwa ia juga dianggap sebagai tokoh pelindung bagi kavaleri Romawi dan Bizantium di Hadrianopolis,” ujarnya.

    Çelikbaş menduga bandul itu milik seorang prajurit kavaleri. Berdasarkan lapisan arkeologi tempat mereka menemukan liontin tersebut, para arkeolog memperkirakan artefak tersebut berasal dari abad kelima, saat Hadrianopolis menjadi bagian dari Kekaisaran Bizantium.

    Kaisar Konstantinus, yang memerintah beberapa abad setelah Hadrian, kemudian membagi Kekaisaran Romawi menjadi dua, yang berujung pada pembentukan Kekaisaran Bizantium pada 330 M.

    Meskipun liontin tersebut merupakan liontin pertama yang ditemukan di Anatolia, Çelikbaş mengetahui adanya liontin yang sebelumnya ditemukan di Yerusalem.

    “Keberadaan artefak serupa di dua lokasi yang jauh ini menunjukkan bahwa Hadrianopolis merupakan pusat keagamaan penting di zaman kuno,” katanya.

    (rns/rns)

  • Dasar Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah Diungkap Sains

    Dasar Ilmiah Nabi Musa Membelah Laut Merah Diungkap Sains

    Jakarta

    Umat Islam, Kristen, dan Yahudi menganggap aksi Nabi Musa membelah Laut Merah sebagai salah satu mukjizat Tuhan yang paling mengesankan. Penelitian terbaru menunjukkan dasar ilmiah kisah keagamaan tersebut.

    Al-Qur’an dan Alkitab mengisahkan bahwa Musa, seorang nabi utusan Allah SWT, memerintahkan perairan terdalam di Laut Merah untuk membuka jalan bagi bangsa Israel melarikan diri dari Fir’aun Mesir yang menindas, yang kemudian pasukannya langsung tersapu oleh gelombang yang datang.

    Namun, menurut para ahli di National Center for Atmospheric Research, untuk mencapai hal ini, angin yang bertiup pada kecepatan dan sudut yang tepat secara layak dapat membuka sebuah saluran. Sehingga, orang dapat lewat dengan berjalan kaki, kemudian menelan siapa pun yang ada di sana begitu angin bertiup dengan kekuatan tsunami.

    “Penyeberangan Laut Merah adalah fenomena supranatural yang mengandung komponen alamiah, keajaibannya terletak pada waktu yang tepat,” kata ahli kelautan Carl Drews dikutip dari Daily Mail.

    Model komputer memperkirakan fenomena seperti itu memerlukan angin berkecepatan lebih dari 96 km per jam untuk menghantam air pada sudut tertentu, sehingga membuka terowongan air selebar 4 km

    “Ketika angin kencang bertiup ke arah selatan dari hulu Teluk selama sekitar satu hari, air akan terdorong ke arah laut, sehingga dasar yang sebelumnya terendam air akan tersingkap,” kata Nathan Paldor, ilmuwan kelautan dari Hebrew University of Jerusalem.

    Kisah Nabi Musa membelah Laut Merah konon terjadi di Teluk Aqaba, yang memisahkan Semenanjung Sinai di Mesir dari Arab Saudi dan selatan Yordania. Bagian Laut Merah ini merupakan salah satu yang terdalam dengan kedalaman maksimum 1.800 meter.

    Akan tetapi, penelitian geologi membantah pernyataan ini karena angin badai sebesar apa pun tidak akan dapat membantu orang menyeberangi Teluk Aqaba yang berbahaya.

    Cerita itu juga menyatakan bahwa angin yang memecah laut itu datang dari timur, sedangkan perhitungan ilmiah menunjukkan angin itu pasti datang dari barat daya.

    Sebaliknya, para arkeolog telah mengajukan hipotesis lokasi alternatif untuk peristiwa cuaca ekstrem yang dapat membuka jalan bagi mukjizat Musa.

    Citra Google Earth Laut Merah, terletak di antara Mesir dan Jazirah Arab. Foto: Doron Norf dan Nathan Paldor

    Terletak di antara daratan Mesir dan semenanjung, Teluk Suez hanya memiliki kedalaman hingga 30 meter dengan dasar yang relatif datar, yang diketahui dapat terjadi jika ada pasang surut yang kuat di bagian ini.

    Bruce Parker, mantan kepala ilmuwan di National Oceanic and Atmospheric Administration, meyakini Musa menggunakan pengetahuannya tentang pasang surut untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.

    “Musa hidup di alam liar di dekat situ pada masa kecilnya, dan dia tahu di mana kafilah menyeberangi Laut Merah saat air surut,” tulis Park untuk The Wall Street Journal pada 2014.

    “Dia tahu langit malam dan metode kuno untuk memprediksi pasang surut, berdasarkan posisi Bulan di atas kepala dan seberapa penuh Bulan itu,” jelasnya.

    Namun, teori Suez tidak dapat mendukung klaim Book of Exodus (Kitab Keluaran atau kitab kedua dalam Alkitab Perjanjian Lama) bahwa angin timur bertiup membelah laut.

    Dalam laporan yang diterbitkan di PLOS One, Drews mengusulkan Danau Tannis di Delta Nil sebagai lokasi yang paling masuk akal untuk peristiwa tersebut, sesuai dengan terjemahan alternatif Alkitab Ibrani yang merujuk pada lautan ‘alang-alang’ yang tumbuh rapat di perairan payau tersebut, bukan ‘Laut Merah’.

    “Pemodelan samudra, dan sebuah laporan dari 1882, menunjukkan bahwa angin kencang di atas delta Nil bagian timur akan menerbangkan air setinggi dua meter, sehingga daratan yang kering tersingkap untuk sementara waktu berkat struktur unik danau tersebut yang menyediakan ‘mekanisme hidrolik untuk membagi air’,” kata peneliti samudra tersebut.

    Meskipun teori ilmiahnya masuk akal, Drews mengakui bahwa sebagai penganut Kristen, imannya membuatnya percaya bahwa kisah itu tetaplah ajaib.

    “Secara pribadi, saya seorang Lutheran yang selalu memahami bahwa iman dan sains dapat dan harus selaras. Adalah wajar dan tepat bagi seorang ilmuwan untuk mempelajari komponen alami dari narasi ini,” tutupnya.

    (rns/rns)