agama: Katolik

  • Paus Fransiskus Lewatkan Doa Angelus 2 Pekan Berturut Karena Sakit

    Paus Fransiskus Lewatkan Doa Angelus 2 Pekan Berturut Karena Sakit

    Jakarta

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, bakal melewatkan Doa Angelus pada Minggu di pekan kedua. Paus kini masih dirawat di rumah sakit karena pneumonia.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (23/2/2025), Vatikan mengatakan pria berusia 88 tahun masih dirawat di rumah sakit Gemelli, Roma. Vatikan menyebut Doa Angelus nantinya hanya dipublikasikan.

    “Paus Fransiskus akan melewatkan Doa Angelus pada hari Minggu untuk minggu kedua berturut-turut karena pria berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit karena pneumonia,” kata kantor Vatikan

    “Teks tersebut hanya akan dipublikasikan, tidak dibacakan, seperti yang terjadi akhir pekan lalu,” imbuhnya.

    Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari karena menderita bronkitis. Namun, penyakit tersebut berkembang menjadi pneumonia di kedua paru-parunya, sehingga menimbulkan kekhawatiran luas.

    Para dokter Paus mengatakan pada konferensi pers bahwa tidak ada risiko yang mengancam nyawanya tetapi belum keluar dari bahaya. Laporan terbaru Vatikan pada Sabtu pagi menyatakan dengan singkat bahwa Paus Fransiskus beristirahat dengan baik.

    “Paus Fransiskus beristirahat dengan baik,” ujarnya.

    (whn/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sri Mulyani Bakal Isi Materi di Acara Retret Kepala Daerah Hari Ini

    Sri Mulyani Bakal Isi Materi di Acara Retret Kepala Daerah Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengungkapkan agenda pelaksanaan retret kepala daerah di Akademi Militer alias Akmil Magelang pada hari ini, Minggu (23/2/2025). 

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendgari) Bima Arya Sugiarto menyampaikan hari ini dari jam 10.00 WIB sampai sore dengan dengan materi dari Lemhanas.

    Kemudian jam 19.00 WIB ada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani akan hadir memberikan materi yg sangat ditunggu para kepala daerah. “Akan banyak bertanya pasti teman-teman soal efisiensi,” katanya dilansir dari Antara.

    Adapun para peserta retret kepala daerah di kompleks lingkungan Akademi Militer (Akmil) mengikuti ibadah sesuai agamanya masing-masing.

    Berdasarkan pantauan di Magelang, Jawa Tengah, Minggu, bagi yang beragama Islam di masjid depan ruang Sudirman, bagi yang beragama Kristen/Katolik di gereja lingkungan Akmil, yang beragama Buddha di Vihara Buddha Dhamma Magelang.

    Bupati Mappi Papua Selatan Kristosimus Yohanes Agawemu menyampaikan terima kasih kepada panitia yang memperhatikan ibadah para peserta.

    “Kami ingin melihat suasana yang baru di luar wilayah, secara khusus kami di Provinsi Papua Selatan, ada suasana keakraban dan keharmonisan, yang kami lihat bahwa ada kerinduan dari setiap orang untuk mendekatkan diri pada Tuhan,” katanya.

    Menurut dia, kegiatan ini bisa menghadirkan kebhinekaan untuk membangun nilai-nilai Pancasila dengan keharmonisan untuk membangun bangsa ini lebih maju ke depan.

  • Trombosit Rendah, Paus Fransiskus Jalani Transfusi Darah

    Trombosit Rendah, Paus Fransiskus Jalani Transfusi Darah

    Jakarta

    Kesehatan Paus Fransiskus telah memburuk selama 24 jam terakhir, kata Vatikan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu. Lebih dari seminggu setelah ia dirawat di rumah sakit karena kesulitan bernapas.

    Dokter harus memberikan aliran tinggi oksigen karena ‘krisis’ pernapasan yang dialami Paus. Ia juga menjalani transfusi darah karena tes menunjukkan bahwa Paus memiliki jumlah trombosit rendah yang terkait dengan anemia.

    “Bapa Suci tetap waspada dan menghabiskan hari di kursi, meskipun kondisinya lebih buruk daripada kemarin. Saat ini, prognosisnya masih belum jelas,” tulis Vatikan, dikutip DW.

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis lanjut pernyataan itu. “Paus belum sepenuhnya aman.”

    Sebelumnya, pemimpin agama itu dibawa ke rumah sakit di Roma pada hari Jumat, minggu lalu karena pneumonia dan infeksi paru-paru kompleks. Pneumonia ganda dapat menyebabkan peradangan dan jaringan parut pada kedua paru-paru, sehingga menyulitkan pernapasan.

    Vatikan sebelumnya menggambarkan infeksi yang dialami Paus sangat “kompleks”, yang disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme.

    Vatikan juga mengumumkan bahwa Fransiskus tidak akan tampil di depan umum pada hari Minggu untuk memimpin doa Angelis bersama para peziarah.

    Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus telah menjadi kepala Gereja Katolik sejak 2013. Ia telah mengalami sejumlah masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk operasi usus besar dan operasi hernia.

    Paus juga mengalami nyeri pinggul dan lutut yang konstan, yang memaksanya menggunakan kursi roda hampir sepanjang waktu.

    Penyakit terbarunya ini telah menimbulkan keraguan atas kemampuannya untuk melanjutkan kepemimpinan hampir 1,4 miliar umat Katolik di dunia, sehingga memicu spekulasi tentang siapa yang akan mengambil alih.

    Menteri Luar Negeri Vatikan Pietro Parolin mengatakan kepada harian Italia Corriere della Sera bahwa diskusi semacam itu adalah hal yang wajar, tetapi ia mengatakan ia tidak akan terlibat.

    Sebelum sakit terakhirnya, Paus menjalani jadwal kerja yang padat, yang membuatnya menyelesaikan tour 12 hari di Asia-Pasifik pada bulan September.

    (suc/suc)

  • Dampak UU Minerba Sangat Berpengaruh untuk Perputaran Ekonomi Nasional

    Dampak UU Minerba Sangat Berpengaruh untuk Perputaran Ekonomi Nasional

    PIKIRAN RAKYAT – Kalangan akademisi menyambut positif keputusan pemerintah dan DPR mengesahkan revisi UU Minerba. Salah satunya, mengenai perubahan skema untuk pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) ataupun Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).

    Sebab, IUP dan WIUP yang semula sepenuhnya melalui mekanisme lelang, kini terdapat skema tambahan, yakni skema prioritas. Skema itu diterapkan dalam rangka memberikan keadilan pembagian sumber daya alam kepada semua komponen bangsa, baik bagi pengusaha usaha mikro kecil menengah (UMKM) maupun koperasi, termasuk BUMD.

    Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Katolik Parahyangan (FISIP Unpar), Kristian Widya Wicaksono mengatakan bahwa pemberian izin konsesi tambang untuk UMKM dan koperasi bisa menunjang perputaran ekonomi nasional dan menaikkan daya ekonomi yang selama ini kalah oleh entitas korporasi atau perusahaan.

    “Bagus. Saya sepakat kalau mereka sumber dayanya menunjang untuk mengelola tambang. Ini undang-undang [minerba akan bikin] ekonomi bakal bagus,” ucapnya dalam diskusi ekonomi Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Bandung pada Kamis 20 Februari 2025 pagi.

    Menurut Kristian Widya Wicaksono, upaya pemerintah untuk memberdayakan UMKM dalam mengelola tambang harus diapresiasi kendati harus dipilah dan dipilih UMKM mana saja yang layak mendapatkan konsesi. Sebab, tidak semua UMKM punya kompetensi itu.

    “Oke, UU Minerba kita ingin berdayakan UMKM, ya, pasti UMKM yang mana dulu lah. Ada porsinya dan itu nggak bisa. Mungkin enggak semua UMKM harus terlibat. Itu yang pertama, hanya UMKM yang punya kompetensi,” tuturnya.

    Oleh karena itu, pemerintah harus memastikan bahwa para UMKM dan koperasi yang diberi izin konsesi harus memiliki kompetensi. Salah satu caranya dengan diberi pelatihan, pendampingan, hingga disediakan infrastruktur pendukung.

    “Jadi pemerintah harus konsisten,kalau menurut saya. Jangan kita ngomong ini (kasih izin tambang ke UMKM dan koperasi), kemudian di lapangannya tidak tidak diimplementasikan juga susah,” kata Kristian Widya Wicaksono.

    “Jadi harus jelas sisi perencanaan program dengan kapasitas di lapangan. Karena lagi-lagi nanti aktor di lapangan yang menentukan ini akan bisa berhasil atau enggak,” ujarnya menambahkan.

    Dosen komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD), Encep Dulwahab pun mengamini pendapat Kristian Widya Wicaksono. Menurutnya, dari sisi komunikasi publik, pemerintah harus membangun pola sosialisasi yang memiliki semangat dalam rangka peningkatan ekonomi UMKM dan koperasi di sektor tambang.

    “Itu seharusnya pemerintah terus menjelaskan ke publik bahwa ini adalah penyemangat ekonomi untuk UMKM dan koperasi agar dapat pemerataan ekonomi. Apalagi jika memang kebijakan ini awalnya diniatkan untuk pemerataan ekonomi lebih cepat,” katanya.

    “Harus ada penjelasan dari pemerintah yang benar-benar kompeten di bidangnya secara intensif. Karena bagaimana pun media adalah tangan panjang pemerintah. Dan jangan sekali reaktif dalam merespons kritik publik,” tutur Encep Dulwahab menambahkan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Paus Fransiskus Dalam Kondisi Kritis karena Pneumonia, tapi Masih Sadar

    Paus Fransiskus Dalam Kondisi Kritis karena Pneumonia, tapi Masih Sadar

    Jakarta

    Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus, dalam kondisi kritis akibat menderita penyakit pneumonia. Pihak Vatikan menyatakan Paus Fransiskus dalam keadaan yang kritis.

    “Kondisi Paus Fransiskus terus kritis setelah menderita krisis pernapasan seperti asma yang berkepanjangan” kata Vatikan dilansir BBC, Minggu (23/2/2025).

    “Paus lebih tidak sehat daripada kemarin dan telah menerima transfusi darah,” lanjut pernyataan itu.

    Meski begitu, Vatikan memastikan pria berusia 88 tahun itu tetap sadar dan duduk di kursinya. Namun, Paus Fransiskus membutuhkan aliran oksigen yang tinggi dan prognosisnya masih belum pasti.

    “Paus sedang dirawat karena pneumonia di kedua paru-parunya di Rumah Sakit Gemelli di Roma. Transfusi darah dianggap perlu karena jumlah trombosit yang rendah, yang terkait dengan anemia,” kata Vatikan.

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis. Paus belum keluar dari bahaya. Bapa Suci terus waspada dan menghabiskan hari di kursi meskipun dia menderita lebih dari kemarin,” tambah pernyataan itu.

    Paus telah meminta keterbukaan tentang kesehatannya, jadi Vatikan telah mulai merilis pernyataan harian. Nada dan panjang pengumuman tersebut bervariasi, terkadang membuat para pengamat Paus mencoba membaca yang tersirat.

    Namun, ini adalah penilaian yang paling tajam sejauh ini dan sangat terperinci. Penilaian tersebut menolak memberikan prognosis apa pun. Hal ini terjadi hanya sehari setelah dokter yang merawat Paus mengatakan untuk pertama kalinya bahwa ia merespons pengobatan, meskipun mereka jelas bahwa kondisinya rumit.

    Mereka mengatakan pada hari Jumat bahwa perubahan keadaan sekecil apa pun akan mengganggu apa yang disebut sebagai keseimbangan yang rapuh.

    Sebagai informasi, Paus pertama kali dirawat di rumah sakit pada tanggal 14 Februari setelah mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari. Ia sangat rentan terhadap infeksi paru-paru karena mengalami radang selaput dada, peradangan di sekitar paru-paru, saat dewasa dan menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru pada usia 21 tahun.

    Selama 12 tahun menjadi pemimpin gereja Katolik Roma, pria Argentina tersebut telah dirawat di rumah sakit beberapa kali termasuk pada bulan Maret 2023 ketika ia menghabiskan tiga malam di rumah sakit karena bronkitis. Berita terbaru ini akan membuat umat Katolik di seluruh dunia khawatir, yang mengikuti berita tentang kondisi Paus dengan saksama.

    (maa/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Viva Yoga Ajak Alumni Kelompok Cipayung Plus Kolaborasi Bangun Bangsa

    Viva Yoga Ajak Alumni Kelompok Cipayung Plus Kolaborasi Bangun Bangsa

    JAKARTA – Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) yang juga politikus Viva Yoga Mauladi mengajak alumni kelompok Cipayung Plus untuk dapat berkolaborasi dan bersinergi membangun bangsa.

    Demikian disampaikan Viva Yoga, saat menghadiri pembukaan Munas VII Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) di Jakarta, Jumat (21/1), sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

    “Karena visi kelompok Cipayung adalah membangun demokrasi dan peradaban bangsa,” kata Viva Yoga.

    Menurut dia, kelompok Cipayung Plus dapat berkolaborasi membangun bangsa karena dinilai mampu melahirkan tunas-tunas muda bangsa, dan turut mengembangkan kualitas kehidupan demokrasi.

    Selain itu, dia mengatakan bahwa kelompok tersebut merupakan himpunan organisasi mahasiswa yang strategis. Terlebih, kata dia, di masa awal Orde Baru, mereka menjadi kekuatan mahasiswa yang berpengaruh dalam transisi kekuasaan dari masa Orde Lama ke Orde Baru.

    “Pada masanya, kelompok Cipayung mendorong agar pemerintahan yang ada melaksanakan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni dan konsekuen,” ujar Viva yang pernah menjabat Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.

    Ia juga mengatakan bahwa kelompok tersebut dapat diajak berkolaborasi karena dapat berkontribusi terhadap program pembangunan.

    “Banyak alumni Kelompok Cipayung Plus ada di berbagai lembaga negara dan berperan penting dalam proses mencerahkan serta meningkatkan kualitas demokrasi,” katanya.

    Adapun kelompok Cipayung Plus terdiri atas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

  • Legenda Cinta dalam Sejarah yang Terkenal dan tak Dikenal – Halaman all

    Legenda Cinta dalam Sejarah yang Terkenal dan tak Dikenal – Halaman all

    Mereka mungkin hanya “teman tapi mesra”. Apakah Aleksander Agung dan penasihat yang juga pengawalnya, Hephaestion, terlibat asmara masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan hingga kini. Selama masa kepemimpinan Aleksander, yakni pada abad ke-4 sebelum masehi, hubungan sesama jenis bukanlah hal yang aneh. Ada juga bukti sejarah yang menyatakan bahwa Aleksander dan Hephaestion sering bekerja sama dalam pertempuran-pertempuran besar.

    Tulisan-tulisan sejarawan kuno mengklaim bahwa Aleksander sangat berduka atas kematian Hephaestion. Aleksander memberikan gelar manusia setengah dewa padanya, tidak mengizinkan festival dilangsungkan di seluruh kerajaan, membantai seluruh suku karena kesedihannya, hingga memerintahkan untuk menyiksa dan membunuh dokter pribadi Hephaistion. Tapi sulit memverifikasi kisah-kisah sejarah ini.

    Cleopatra dan Caesar: Hubungan cinta dan aliansi politik

    Tahun 48 Sebelum Masehi, perebutan kekuasaan di Mesir Kuno antara Cleopatra dan saudara laki-lakinya yang juga adalah suaminya, Ptolemy, telah meletus menjadi perang saudara yang sengit. Mencari dukungan dari Roma, Cleopatra berusaha memikat jenderal Romawi setempat, Julius Caesar, dengan pesona dan kecantikannya. Caesar menerima bujukan itu: selain terhubung dengan perempuan “tercantik dan terkuat “di zamannya, ia juga bisa mendapatkan kekuatan yang lebih besar, karena aliansi Romawi dengan Mesir akan memungkinkannya mempertahankan kekuasaan di Mediterania timur.

    Dengan pasukannya, Julius Caesar mengakhiri perang saudara di Mesir untuk kepentingan Cleopatra. Ptolemy mengalami kecelakaan mematikan. Caesar kemudian tinggal bersama Cleopatra di Roma, di mana hubungan dekatnya dengan sang ratu ‘asing’ tersebut menimbulkan kegemparan di Roma. Namun, banyak orang Romawi mengakui manfaat politik dari hubungan tersebut – yang berakhir dengan pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM. Cleopatra kemudian memulai hubungan cinta lainnya di Roma, yang secara politis tidak kalah hebat.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Heloise dan Abelard: Kisah cnta abad pertengahan yang penuh pesona

    Abad ke-12: Peter Abelard, 40 tahun, dianggap sebagai cendekiawan paling cerdas di seluruh Eropa, sedangkan Heloise, 18 tahun, adalah gadis tercantik di Paris. Abelard ingin memenangkan hati si gadis cantik ini, tetapi harus melewati paman dan pelindungnya, sang pendeta Fulbert. Abelard pun memberikan pengajaran privat kepada Heloise. Abelard tidak hanya mengajarkan Heloise sains, tapi juga seni cinta. Heloise menunjukkan kemampuan yang berkembang pesat, sehingga Abelard turut membanggakan hal itu kepada murid-muridnya yang lain. Tak lama kemudian, seluruh Paris mengetahui hal ini – dan Fulbert adalah orang terakhir yang mengetahuinya.

    Ketika kemarahan Fulbert mereda, dia dan Abelard menegosiasikan sebuah kesepakatan: pernikahan segera Abelard dengan Heloise. Pernikahan itu harus tetap dirahasiakan, karena peran sebagai suami di abad pertengahan akan merusak reputasi Abelard sebagai bintang di antara kaum cendekiawan. Hal yang sama dirasakan Heloise. Ketika Fulbert mengingkari janjinya dan mengumumkan pernikahan Abelard dan Heloise kepada publik, Abelard yang jengkel mengirim Heloise ke sebuah biara. Fulbert kembali marah dan melihat hal ini sebagai upaya Abelard untuk menghindari kewajiban pernikahan dengan Heliose. Dia memerintahkan agar cendekiawan itu dikebiri. Abelard melarikan diri ke sebuah biara dan menjadi seorang biarawan, sedang Heloise tidak punya banyak pilihan selain menjadi biarawati. Meskipun dipisahkan oleh jarak dan sumpah agama, keduanya tetap erat terhubung selama sisa hidup mereka.

    Anne Boleyn dan Henry VIII: Cinta di ujung tanduk

    Tahun 1527: Raja Henry VIII dari Inggris menikah dengan Catherine dari Aragon. Namun, ia belum dapat melahirkan seorang putra bagi Henry. Sang raja pun merasa bahwa dayang-dayangnya, Anne Boleyn jauh lebih menarik dari istrinya. Dia merayu Anne dengan surat-surat cinta yang membara, tetapi Anne menjelaskan kepadanya bahwa dia tidak akan meneruskan hubungan lebih jauh sebelum mereka menikah. Henry sangat terobsesi dengan Anne, ia meninggalkan Gereja Katolik Roma lantas menceraikan Catherine dan menikahi Anne. Namun pernikahan itu juga gagal melahirkan pewaris takhta laki-laki. Pasangan ini pun terasing dan Henry mengetahui kabar perselingkuhan Anne. Dia memenjarakan mantan dayang-dayangnya tersebut di Menara London.

    Anne kemudian dinyatakan bersalah atas pengkhianatan besar dan dieksekusi di pagi hari tanggal 19 Mei 1536. Ribuan orang menyaksikan algojo memenggal kepala Anne Boleyn dengan pedang. Henry tidak termasuk di antara para penonton. Setelahnya, Henry menikah empat kali lagi. Ia juga memenggal kepala istri kelimanya karena selingkuh.

    Shah Jahan dan Mumtaz Mahal: Kisah cinta yang monumental

    Ini adalah kisah cinta pada pandangan pertama yang terjadi di tahun 1607, ketika Pangeran Khurram, 15 tahun, bertemu Arjumand Banu Begum, yang berusia 14 tahun. Lima tahun kemudian, mereka menikah. Sejak saat itu, Arjumand dijuluki “Mumtaz Mahal” – permata istana – dan menjadi istri kesayangan Shah Jahan. Sepanjang hayat, Arjumand menemani suaminya dan melahirkan 14 anak. Setelah kelahiran anak terakhir, ia mengalami pendarahan parah hingga akhirnya meninggal. Di ranjang kematiannya, dia meminta sebuah makam besar dan megah yang belum pernah ada di dunia.

    Pangeran Khurram pun menjadi Raja Dinasti Mughal India. Sepeninggal istrinya, ia menyiapkan sebuah masoleum terindah dalam sejarah yang dinamakan Taj Mahal. Berlokasi di Agra, India, Taj Mahal hingga saat ini masih merefleksikan cahaya marmer putih yang cemerlang.

    Gertrude Stein dan Alice B. Toklas: Pasangan yang berkuasa di Paris

    Para tokoh dan seniman terbaik Paris biasanya bertemu di Salon 27 rue de Fleurus yang dimiliki seorang Yahudi-Amerika, Gertude Stein, yang lahir 3 Februar 1874 dan meninggal 27 Juli 1946 di Paris. Gertrude Stein merupakan seorang penulis dan kolektor seni yang sangat peka terhadap tren. Di dinding salonnya tergantung lukisan-lukisan karya pelukis ternama seperti Gauguin, Picasso dan Delacroix. Para penulis terkenal seperti Ernest Hemingway, T.S. Eliot, menjadi pengunjung tetap salonnya. Di belakang kesuksesan Gertrude Stein ada seorang wanita lain yang merupakan cinta sejatinya: penulis Alice B. Toklas.

    Kedua perempuan telah jatuh cinta pada tahun 1907. Namun Alice bukan hanya kekasih Gertrude, dia juga juru masak, sekretaris, penasihat, editor, dan kritikusnya – dan mereka hidup bersama selama hampir 40 tahun hingga kematian Gertrude pada tahun 1946. Alice hidup 21 tahun lebih lama dari Gertrude. Alice dimakamkan di samping makam Gertrude di Paris, namanya tertera dalam huruf emas di bagian belakang batu nisan Gertrude Stein.

    Diadaptasi dari artikel DW Bahasa Inggris.

  • Review Film Conclave: Terlalu Banyak Intrik dalam Drama Politik ala Vatikan

    Review Film Conclave: Terlalu Banyak Intrik dalam Drama Politik ala Vatikan

    Jakarta, Beritasatu.com – Bagaimana jika pemilihan Paus digambarkan layaknya sebuah thriller politik penuh intrik? Conclave, film terbaru karya Edward Berger, menyajikan kisah menegangkan di balik pemilihan pemimpin Gereja Katolik. Dengan Ralph Fiennes sebagai pemeran utama, film ini mengajak penonton masuk ke dalam dunia politik Vatikan, dengan para kardinal beradu strategi demi meraih takhta kepausan.

    Film yang meraih delapan nominasi Oscar 2025 ini rencananya mulai tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai Jumat (28/2/2025). Beritasatu.com mendapatkan kesempatan mengikuti screening perdana film ini, Kamis (20/2/2025).

    Diangkat dari novel berjudul sama karya Robert Harris, Conclave mengikuti kisah Kardinal Lawrence (Ralph Fiennes) yang menjabat sebagai kepala dewan kardinal. Tugas berat menantinya setelah Paus meninggal dan dirinya bertanggung jawab mengawasi jalannya konklaf (berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti dengan kunci), proses pemilihan Paus baru yang dilakukan secara tertutup.

    Sosok Kardinal Lawrence digambarkan sebagai kardinal yang tak memiliki ambisi pribadi. Ia hanya menginginkan pemilihan yang adil dan menghasilkan paus yang layak. Namun, tugas ini ternyata jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan.

    Para kardinal kandidat paus rupanya mengusung kepentingan masing-masing. Kardinal Tedesco (Sergio Castellitto) mewakili kubu konservatif yang ingin mengembalikan gereja ke tradisi lama. Sementara itu, Kardinal Bellini (Stanley Tucci) adalah sosok progresif yang mendorong pengakuan lebih luas bagi hak-hak perempuan dan kaum LGBTQ+. Selain mereka, ada Kardinal Tremblay (John Lithgow) dan Kardinal Adeyemi (Lucian Msamati) yang juga memiliki ambisi menduduki takhta suci.

    Seiring berjalannya waktu, berbagai rahasia mulai terungkap. Para kardinal yang terlihat penuh wibawa ternyata menyimpan rahasia kotor yang tersembunyi. Pada saat situasi pemilihan menjadi buntu, Kardinal Benitez (Carlos Diehz) yang misterius mulai mencuri perhatian.

    Dari segi sinematografi, film ini menyajikan visual yang megah. Hasil rekaan St Peter’s Basilica dan interior Kapel Sistina yang menjadi latar belakang film ditampilkan dengan detail yang mengesankan. Nuansa cahaya temaram dan warna-warna klasik menciptakan kesan misterius yang memperkuat alur cerita Conclave.

    Akting para pemeran utama juga patut diacungi jempol. Ralph Fiennes tampil sebagai Kardinal Lawrence dengan penuh wibawa, tetapi tetap menyisakan sisi manusiawi yang membuat penonton terus bertanya-tanya tentang ambisinya. Stanley Tucci, John Lithgow, dan Sergio Castellitto masing-masing membawakan karakter mereka dengan karisma yang kuat.

    Meski demikian, pendekatan cerita Conclave yang terlalu fiktif terasa berlebihan. Film ini menggambarkan para kardinal lebih sebagai politisi yang haus kekuasaan, terlalu membesar-besarkan elemen skandal dan manipulasi. Alih-alih menampilkan gambaran realistis tentang proses konklaf sebenarnya, Conclave justru menjadi thriller misteri ala Angels & Demons (2009) minus Tom Hanks.

    Dalam durasi sekitar 2 jam, film ini terlalu sibuk menyampaikan pesan moral dan kritik terhadap gereja. Momen puncak yang seharusnya menghadirkan ledakan dramatis, justru menjadi terlalu dingin dan tanpa bobot emosional. Twist pada bagian akhir juga seolah hanya menjadi pesan terselubung liberalis yang membuat film ini kehilangan pesan religi yang sejatinya bisa tersampaikan.

    Secara keseluruhan, dengan sinematografi indah dan dukungan akting para pemainnya yang solid, Conclave memang layak mendominasi nominasi Academy Awards 2025. Sayangnya, terlalu banyak intrik dalam Conclave justru menjadikan film ini kurang menggigit sebagai drama politik.

  • Kondisi Paus Fransiskus Berangsur Stabil, Bisa Bangun dari Tempat Tidur Lalu Sarapan Sambil Duduk – Halaman all

    Kondisi Paus Fransiskus Berangsur Stabil, Bisa Bangun dari Tempat Tidur Lalu Sarapan Sambil Duduk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kondisi Paus Fransiskus berangsur stabil.

    Saat ini pemimpin gereja Katolik itu dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma, setelah mengalami bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia ganda, VOA melaporkan.

    Pada Kamis (20/2/2025) pagi, Vatikan mengonfirmasi Paus Fransiskus bisa “menghabiskan malam dengan tenang” dan setelah bangun dari tempat tidurnya, ia sarapan di kursi berlengan.

    Kondisi klinisnya dinyatakan stabil oleh juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, yang juga menyatakan bahwa Paus bernapas sendiri dan jantungnya stabil.

    Pada hari yang sama, Bruni menginformasikan Paus menderita pneumonia fokal, yang berarti infeksi terbatas pada area tertentu di paru-parunya.

    Dikutip dari Sky News, tes darah menunjukkan sedikit perbaikan, terutama pada indeks peradangan, meskipun para dokter masih memantau efek dari terapi yang diberikan.

    Paus Fransiskus saat ini mengonsumsi kombinasi antibiotik dan kortison untuk mengobati infeksi tersebut.

    Perawatan Paus mendapat perhatian dari banyak tokoh penting, termasuk Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, yang mengunjungi Paus pada Rabu (19/2/2025) malam.

    Meloni melaporkan selama kunjungan, mereka bercanda seperti biasa, menandakan bahwa Paus masih memiliki selera humor meski dalam kondisi kesehatan yang cukup serius.

    Uskup Agung Giuseppe Satriano dari Bari, Italia, mengaku yakin Paus Fransiskus akan pulih karena “karakter kuatnya sebagai seorang pejuang”.

    Paus Fransiskus, yang kini berusia 88 tahun, memiliki riwayat penyakit pernapasan dan pernah kehilangan sebagian paru-parunya akibat radang selaput dada saat muda.

    Meskipun pernah mengalami pneumonia akut pada 2023, Paus Fransiskus selalu menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi masalah kesehatan.

    Dalam memoarnya, ia bahkan mengungkapkan menulis surat pengunduran diri jika suatu saat nanti kondisinya tidak memungkinkan untuk menjalankan tugasnya sebagai Paus.

    Meski dalam perawatan, ia tetap melanjutkan tugas kepausannya.

    Kardinal Jean-Marc Aveline dari Marseille menanggapi pertanyaan terkait kemungkinan pengunduran diri Paus Fransiskus.

    Ia mengatakan bahwa “semuanya mungkin,” mengingat kondisi kesehatannya.

    Infeksi Polimikroba

    Dikutip dari NBC, Paus Fransiskus mengalami infeksi polimikroba, yang merupakan gabungan dari beberapa virus, bakteri, jamur, dan parasit yang menyerang saluran pernapasan

    Penyakit ini menyebabkan pneumonia di kedua paru-parunya, yang memperburuk kondisi Paus Fransiskus.

    Selain itu, Paus juga didiagnosis dengan bronkitis asma, yang membutuhkan pengobatan dengan kortikosteroid dan antibiotik.

    Meskipun penyakit ini cukup kompleks, hasil tes darah menunjukkan sedikit perbaikan pada penanda inflamasi, yang menjadi tanda bahwa pengobatan Paus mulai memberikan hasil positif.

    Paus juga sudah bisa bernapas tanpa bantuan ventilator dan dapat duduk di kursi berlengan di kamar rumah sakit.

    Kondisi Kesehatan Paus yang Rentan

    Paus Fransiskus berusia 88 tahun, memiliki riwayat masalah kesehatan, terutama terkait dengan saluran pernapasan.

    Di masa mudanya, ia pernah menderita radang selaput dada yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru.

    Kondisi ini membuatnya lebih rentan terhadap infeksi paru-paru, seperti yang sedang ia alami saat ini.

    Paus juga sering menggunakan kursi roda akibat nyeri punggung dan lutut.

    Baru-baru ini sempat menjalani operasi untuk masalah hernia.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Paus Fransiskus Dijenguk PM Italia di RS, Sarapan Pagi hingga Terima Telepon

    Paus Fransiskus Dijenguk PM Italia di RS, Sarapan Pagi hingga Terima Telepon

    JAKARTA – Paus Fransiskus, yang menghabiskan hari ketujuh di rumah sakit saat ia berjuang melawan pneumonia.

    Paus bangun dari tempat tidurnya dan sarapan pada Kamis pagi, kata Vatikan.

    Paus berusia 88 tahun itu menjalani perawatan di rumah sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari setelah mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari.

    Juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan Paus tidur nyenyak dan sarapan sambil duduk di kursi berlengan.

    Kondisi Paus stabil dan menunjukkan “sedikit perbaikan” dalam hasil tes darahnya baru-baru ini, kata Vatikan dilansir Reuters, Kamis, 20 Februari.

    Paus Fransiskus menderita pneumonia ganda, infeksi serius yang dapat meradang dan melukai kedua paru-paru serta membuat sulit bernapas.

    Dua uskup senior Katolik menyatakan harapannya untuk kesembuhan Paus.

    “Saya pikir ada harapan, dan dia akan berhasil melewatinya, terima kasih Tuhan,” kata Kardinal Spanyol Juan Jose Omella. Uskup Agung Italia Giuseppe Satriano menyebut Paus sebagai “pejuang” dan mengatakan, “Dia akan memenangkan pertempuran ini.”

    Vatikan mengatakan sebelumnya Paus menderita infeksi polimikroba, yang terjadi ketika dua atau lebih mikroorganisme terlibat.

    Paus Fransiskus akan dirawat di rumah sakit selama diperlukan untuk mengatasi “situasi klinis yang kompleks”.

    Paus dapat beraktivitas di sekitar kamar rumah sakitnya, menerima beberapa panggilan telepon dan terus mengerjakan beberapa dokumen.

    Gelombang pesan dukungan terhadap Paus Fransiskus datang dari seluruh dunia, lapor media resmi Vatikan.

    Adele Cucinotta, warga Roma, berada di luar rumah sakit Gemelli pada hari Kamis dan mengatakan dia bersyukur mendengar kondisinya membaik.

    “Saya sangat senang dia sedikit lebih baik,” katanya.

    Paus Fransiskus menerima kunjungan pada Rabu dari Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, pengunjung VIP pertamanya yang diketahui di rumah sakit.

    Paus bercanda dengan Meloni tentang beberapa orang yang bertaruh pada kematiannya, surat kabar Italia Corriere della Sera melaporkan pada Kamis.

    “Dia tidak kehilangan selera humornya,” kata Meloni.

    Penyakit terbaru Paus ini merupakan penyakit terbaru dalam sejarah panjang masalah kesehatan yang dideritanya selama bertahun-tahun.