agama: Katolik

  • Apakah Paus Fransiskus Meninggal? Ini Daftar Pemimpin Gereja Katolik sejak Dulu

    Apakah Paus Fransiskus Meninggal? Ini Daftar Pemimpin Gereja Katolik sejak Dulu

    PIKIRAN RAKYAT – Kabar Paus Fransiskus meninggal muncul, hal ini sudah diklarifikasi Vatikan bahwa sang pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedang dalam kondisi kritis akibat pneumonia. Tim dokter menyebut sempat ada gagal ginjal ringan ketika dilakukan tes darah.

    “Kompleksitas gambaran klinis, dan perlunya menunggu terapi obat untuk memberikan umpan balik, menentukan bahwa prognosisnya masih belum pasti,” ujar Tim Dokter Vatikan, dilansir dari laman AP News.

    Pernyataan Vatikan tentang Paus Fransiskus ini membantah kabar yang menyatakan sang Paus sudah meninggal dunia. Kondisinya sedang kritis sehingga perawatan intensif dilakukan tim dokter terhadap pria 88 tahun tersebut.

    Ternyata Paus Fransiskus bukan pemimpin pertama Gereja Katolik. Ia adalah pemimpin ke-266 terhitung sejak abad ke-2 Masehi atau tahun 30-67 Masehi. Pada masa itu, umat Katolik seluruh dunia dipimpin St. Petrus, lalu St, Linus, sampai sekarang oleh Pope Francis.

    Daftar pemimpin Gereja Katolik sejak abad ke-20

    Gereja Katolik total sudah dipimpin 265 paus sebelum Paus Fransiskus. Berikut daftar Paus yang meimpin sejak abad ke-20 sampai sekarang:

    St. Pius X (1903-1914) Benediktus XV (1914-1922) Pius XI (1922-1939) Ven. Pius XII (1939-1958)
    St. Yohanes XXIII (1958-1963) St. Paulus VI (1963-1978) B. Yohanes Paulus I (1978) St. Yohanes Paulus II (1978-2005) Benediktus XVI (2005-2013) Paus Fransiskus (2013 – sekarang) Profil Paus Fransiskus pemimpin ke-266 Gereja Katolik Nama lengkap: Jorge Mario Bergoglio TTL: Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936 Kewarganegraan: Argentina dan Vatikan Pendidikan Paus Fransiskus Kolese Maksimum San José Fakultas Filsafat dan Teologi San Miguel Institut Teologi dan Filsafat Milltown Sekolah Pascasarjana Filsafat dan Teologi Sankt Georgen

    Paus Fransiskus Kritis Sakit Apa? Perlu Transfusi Darah dengan Ancaman Terbesar Komplikasi Infeksi

    Pesan Paus Fransiskus Selama di Indonesia: Singgung Penguasa hingga Tambang Emas

    Jabatan Paus Fransiskus di Gereja Katolik Uskup Tituler Auca (1992-1997) Uskup Auksilier Buenos Aires (1992-1997) Ordinaris Katolik Timur di Argentina (1998–2013) Kardinal-Imam Gereja San Roberto Bellarmino (2001–2013) Uskup Agung Buenos Aires (1998-2013) Pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia (2013 – sekarang)

    Demikian daftar pemimpin tertinggi Gereja Katolik selain Paus Fransiskus. Sang paus adalah pemimpin ke-266 berdasarkan data terkini. Umat katolik sudah dipimpin paus sejak abad ke-2 Masehi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kondisi Paus Fransiskus Dikabarkan Stabil usai Kena Serangan Asma

    Kondisi Paus Fransiskus Dikabarkan Stabil usai Kena Serangan Asma

    JAKARTA – Paus Fransiskus, yang saat ini dirawat di rumah sakit karena pneumonia, bisa beristirahat semalaman setelah terserang asma yang membuat kondisinya kritis.

    “Malam berlalu dengan tenang, Paus beristirahat,” kata Tahta Suci Vatikan dalam pernyataannya pada Minggu.

    Sehari sebelumnya, Fransiskus mengalami kesulitan bernapas sehingga harus diberi oksigen dan transfusi darah.

    Kondisinya masih kritis, tetapi dia masih sadar, kata Tahta Suci.

    Usai memimpin misa pagi pada 14 Februari, Paus menjalani diagnostik dan perawatan bronkitis di Rumah Sakit Gemelli, Roma.

    Pemimpin Gereja Katolik berusia 88 tahun itu didiagnosis menderita infeksi pernapasan dan pneumonia sehingga harus dirawat.

  • Benarkah Paus Fransiskus Meninggal? Vatikan Berikan Klarifikasi

    Benarkah Paus Fransiskus Meninggal? Vatikan Berikan Klarifikasi

    PIKIRAN RAKYAT – Paus Fransiskus kritis usai terserang asma. Ia sekarang ini dirawat di rumah sakit karena pneumonia.

    Namun, Paus Fransiskus dapat beristirahat semalaman usai terserang asma yang membuat kondisinya kritis.

    “Malam berlalu dengan tenang, Paus beristirahat,” ucap Tahta Suci Vatikan dalam pernyataannya pada Minggu, 23 Februari 2025 seperti dikutip dari Antara.

    Paus Fransiskus Kritis

    Sehari sebelumnya, Pemimpin Takhta Suci Vatikan tersebut diketahui mengalami kesulitan bernapas.

    Bahkan, Paus Fransiskus harus diberi oksigen dan transfusi darah. Menurut Tahta Suci, kondisinya masih kritis namun masih sadar.

    Fransiskus menjalani diagnostik dan perawatan bronkitis di Rumah Sakit Gemelli, Roma setelah memimpin misa pagi pada 14 Februari 2025 yang lalu.

    Diagnosis Paus Fransiskus

    Pemimpin Gereja Katolik berusia 88 tahun tersebut didiagnosis menderita infeksi pernapasan dan pneumonia sehingga harus dirawat.

    Sebagai informasi, Paus Fransiskus pernah menyapa jemaat di Indonesia pada Kamis, 5 September 2024.

    Paus menyapa dari mobil Maung MV3, ketika memasuki area Misa Akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kondisi Terbaru Paus Fransiskus: Masih Kritis, Alami Gagal Ginjal Ringan – Halaman all

    Kondisi Terbaru Paus Fransiskus: Masih Kritis, Alami Gagal Ginjal Ringan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Fransiskus masih dalam keadaan kritis sejak 14 Februari 2025 lalu.

    Kantor Pers Tahta Suci melaporkan bahwa kondisi Paus Fransiskus di hari kesepuluh perawatan di rumah sakit masih kritis.

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis, tetapi sejak kemarin malam, ia tidak mengalami krisis pernapasan lebih lanjut,” tulis Vatikan, dikutip dari Vatican News.

    Paus yang berusia 88 tahun itu saat ini telah menerima dua unit sel darah merah dengan efek menguntungkan dan kadar hemoglobinnya meningkat.

    Namun, lanjut kantor tersebut, beberapa tes darah menunjukkan Paus Fransiskus mengalami gagal ginjal ringan dan dini.

    “Bapa Suci tetap waspada dan berorientasi dengan baik.”

    “Kompleksitas situasi klinis dan waktu yang dibutuhkan agar perawatan farmakologis menunjukkan hasil mengharuskan prognosis tetap dijaga,” terang Vatikan.

    Meski dalam keadaan kritis, Paus Fransiskus masih mengikuti Misa Kudus bersama dengan para perawat.

    “Pagi ini, di apartemen lantai sepuluh, ia mengikuti Misa Kudus bersama dengan mereka yang telah merawatnya selama hari-hari dirawat di rumah sakit,” ungkap pernyataan itu.

    Sebelumnya pada hari Minggu, Vatikan mengatakan Fransiskus telah menerima aliran oksigen yang tinggi setelah mengalami krisis pernapasan tetapi menjalani malam yang tenang di rumah sakit.

    Vatikan mengatakan Paus Fransiskus akan tetap berada di rumah sakit setelah didiagnosis menderita pneumonia di kedua paru-parunya dan tidak menyampaikan doa Angelus mingguan pada hari Minggu – untuk ketiga kalinya dalam hampir 12 tahun masa kepausannya.

    Paus mengatakan perawatannya terus berlanjut dan berterima kasih kepada staf medis atas dedikasi mereka dalam teks khotbah hari Minggu, yang dikirimkan kepada pers sebelumnya.

    Kondisi Paus Fransiskus tampak membaik pada awal minggu ini, dan Vatikan menggambarkannya sebagai respons “positif” terhadap perawatan medis untuk pneumonia pada hari Kamis.

    Dr. Jamin Brahmbhatt dari Orlando Health Medical Group Urology, yang mengkhususkan diri dalam bedah ginjal, mengatakan kepada CNN bahwa orang tidak perlu khawatir dengan pembaruan terkini Vatikan tentang kesehatan ginjal Paus.

    “Saya tidak menganggapnya sesuatu yang signifikan, tetapi kami dapat melihat kondisinya masih cukup kritis,” kata Brahmbhatt.

    “Ginjal itu sendiri adalah organ yang sangat rapuh tetapi juga sangat tangguh,” lanjutnya.

    Ia mengatakan bahwa pada orang dewasa yang lebih tua, “infeksi dapat memburuk dengan cepat jika respons imun tubuh meningkat secara berlebihan—yang kita sebut sepsis”.

    Ketika pneumonia menyebabkan sepsis, peradangan yang meluas dapat merusak banyak organ, termasuk ginjal, imbuh Brahmbhatt.

    “Dalam kasus Paus Fransiskus, hal itu terlihat sebagai gagal ginjal ringan. Kerusakan ginjal bisa bersifat sementara dan membaik dengan pengobatan, atau bisa juga permanen,” katanya.

    Paus Sakit, Siapa yang Memimpin Vatikan?

    Meskipun Vatikan memiliki hukum dan ritual terperinci untuk memastikan pengalihan kekuasaan saat seorang paus meninggal atau mengundurkan diri, hukum dan ritual tersebut tidak berlaku jika paus sakit atau bahkan tidak sadarkan diri.

    Dan tidak ada norma khusus yang menguraikan apa yang terjadi pada kepemimpinan Gereja Katolik jika seorang paus benar-benar tidak mampu menjalankan tugasnya.

    Hasilnya, meskipun Paus Fransiskus masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis karena infeksi paru-paru yang kompleks, ia masih seorang Paus dan memegang kendali penuh.

    Namun, perawatan Paus Fransiskus di rumah sakit menimbulkan pertanyaan yang jelas tentang apa yang terjadi jika ia kehilangan kesadaran untuk waktu yang lama, atau apakah ia akan mengikuti jejak Paus Benediktus XVI dan mengundurkan diri jika ia tidak mampu memimpin.

    Usia dan penyakitnya yang berkepanjangan telah membangkitkan kembali minat tentang bagaimana kekuasaan kepausan dijalankan di Tahta Suci, bagaimana kekuasaan itu dialihkan dan dalam keadaan apa.

    Dan hal itu menunjukkan celah legislatif yang saat ini ada dalam apa yang harus dilakukan jika seorang paus sakit parah sehingga ia tidak dapat memerintah.

    Dikutip dari Time, Paus Fransiskus mungkin yang bertanggung jawab, tetapi ia sudah mendelegasikan pengelolaan Vatikan dan gereja sehari-hari kepada sebuah tim pejabat yang beroperasi baik ia berada di Istana Apostolik atau tidak, dan baik ia sadar atau tidak.

    Hukum kanon memang memiliki ketentuan mengenai kapan seorang uskup jatuh sakit dan tidak dapat menjalankan keuskupannya, tetapi tidak ada ketentuan untuk seorang paus.

    Kanon 412 menyatakan bahwa keuskupan dapat dinyatakan “terhambat” jika uskupnya — karena “ditawan, dibuang, diasingkan, atau tidak mampu” — tidak dapat memenuhi fungsi pastoralnya.

    Dalam kasus seperti itu, pengelolaan keuskupan sehari-hari dialihkan ke uskup pembantu, vikaris jenderal, atau orang lain.

    Meskipun Fransiskus adalah uskup Roma, tidak ada ketentuan eksplisit yang berlaku bagi Paus jika ia juga menjadi “terhalang”.

    Kanon 335 menyatakan secara sederhana bahwa ketika Tahta Suci “kosong atau sepenuhnya terhalang”, tidak ada yang dapat diubah dalam tata kelola gereja.

    Namun, tidak disebutkan apa artinya bagi Tahta Suci untuk “sepenuhnya terhalang” atau ketentuan apa yang mungkin berlaku jika memang demikian.

    Pada tahun 2021, sekelompok ahli hukum kanon mulai mengusulkan norma-norma untuk mengisi kesenjangan legislatif tersebut.

    Mereka membuat inisiatif pengumpulan dana kanonik untuk menyusun hukum gereja baru yang mengatur jabatan paus yang sudah pensiun serta norma-norma yang akan diterapkan ketika paus tidak dapat memerintah, baik untuk sementara maupun selamanya.

    Norma yang diusulkan menjelaskan bahwa, dengan kemajuan medis, sangat mungkin suatu saat nanti seorang paus akan hidup tetapi tidak dapat memerintah.

    Norma ini menyatakan bahwa gereja harus menyediakan deklarasi “tahta yang sepenuhnya terhalang” dan pengalihan kekuasaan demi kesatuannya sendiri.

    Berdasarkan norma yang diusulkan, tata kelola gereja universal akan diserahkan kepada Dewan Kardinal.

    Jika terjadi hambatan sementara, mereka akan menunjuk sebuah komisi untuk mengatur, dengan pemeriksaan medis berkala setiap enam bulan untuk menentukan status paus.

    “Pada awalnya, kelompok promotor dituduh secara tidak bijaksana memilih topik yang terlalu sensitif dan kontroversial,” kata salah satu koordinator, pengacara kanon Geraldina Boni.

    Namun kemudian, “terbentuklah konsensus yang luas,” katanya kepada The Associated Press.

    Bahkan pengacara kanon Fransiskus sendiri, Kardinal Gianfranco Ghirlanda, mengakui beberapa jenis norma diperlukan jika Paus “tidak dapat disembuhkan, dan tidak dapat dipulihkan lagi, kehilangan kesadaran atau kemampuan untuk melakukan tindakan manusia”.

    “Masalahnya adalah, siapa yang menyatakan bahwa Paus berada dalam situasi di mana ia tidak dapat memerintah?” ungkapnya kepada harian Italia Il Giornale pada tahun 2022.

    Ghirlanda sebagian besar mendukung gagasan inisiatif penggalangan dana tersebut, dengan mengusulkan pembentukan komite yang terdiri dari para ahli medis untuk menentukan apakah kondisi Paus tidak dapat disembuhkan.

    Jika mereka mengonfirmasi hal itu, para kardinal yang bermarkas di Roma akan dipanggil untuk menyatakan bahwa Paus tidak dapat memerintah, yang akan memicu konklaf. (*)

  • Deretan Penyakit yang Diderita Paus Fransiskus, Kondisinya Makin Kritis?

    Deretan Penyakit yang Diderita Paus Fransiskus, Kondisinya Makin Kritis?

    PIKIRAN RAKYAT – Paus Fransiskus saat ini tengah berjuang melawan pneumonia ganda, sebuah infeksi serius yang menyerang kedua paru-parunya. Untuk hari kedua berturut-turut, kondisi kesehatannya dilaporkan masih kritis, dengan adanya indikasi penurunan awal pada fungsi ginjalnya.

    Pneumonia Ganda dan Krisis Pernapasan

    Paus berusia 88 tahun ini pertama kali dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma pada 14 Februari 2025. Vatikan mengungkapkan bahwa kondisinya memburuk pada 22 Februari 2025.

    Menurut pernyataan resmi dari Vatikan, Paus Fransiskus mengalami krisis pernapasan yang mirip dengan asma berkepanjangan dan harus menerima transfusi darah sebanyak dua unit pada hari Sabtu, 22 Februari 2025.

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis, tetapi sejak tadi malam dia tidak mengalami krisis pernapasan lebih lanjut,” ujar perwakilan Vatikan pada Minggu, 23 Februari 2025.

    Meskipun telah mendapatkan perawatan intensif, tes darah terbaru menunjukkan adanya tanda-tanda insufisiensi ginjal. Vatikan menegaskan bahwa kondisi ini masih dalam kendali tim medis.

    “Kompleksitas gambaran klinis, dan menunggu yang diperlukan untuk terapi farmakologis untuk menunjukkan beberapa efek, mengharuskan prognosis tetap dijaga,” ucap Vatikan.

    Paus Fransiskus juga menerima terapi oksigen aliran tinggi melalui tabung di bawah hidungnya guna membantunya bernapas lebih baik.

    Riwayat Kesehatan yang Rentan

    Paus Fransiskus telah mengalami berbagai masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai seorang anak muda, dia pernah menderita radang selaput dada yang parah, yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya. Kondisi inilah yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi paru-paru seperti pneumonia ganda yang sedang dialaminya saat ini.

    Selain itu, Vatikan menyebutkan bahwa Paus mengalami jumlah trombosit yang rendah, yang berkaitan dengan anemia. Oleh karena itu, dia membutuhkan transfusi darah untuk menstabilkan kadar hemoglobin dalam tubuhnya.

    “Transfusi telah menunjukkan dampak yang positif, dan kadar hemoglobin Paus mengalami peningkatan yang signifikan,” tutur Vatikan.

    Namun, dokter yang menangani Paus memperingatkan bahwa ada risiko tinggi infeksi paru-paru dapat menyebar ke aliran darah dan berkembang menjadi sepsis, suatu kondisi yang sangat berbahaya.

    “Ada risiko infeksi paru-paru dapat menyebar ke aliran darahnya dan berkembang menjadi sepsis, yang bisa sangat sulit untuk ditangani,” kata Dr. Sergio Alfieri, anggota senior staf Rumah Sakit Gemelli.

    Doa dan Dukungan dari Para Peziarah

    Di dekat Vatikan, banyak peziarah yang mengungkapkan keprihatinan mereka atas kondisi Paus Fransiskus. Mereka berkumpul untuk berdoa, menyalakan lilin, dan meninggalkan pesan harapan agar Paus segera pulih.

    “Saya sangat, sangat sedih. Saya tidak tahu bagaimana bisa menjalani hari seperti biasa saat ini,” ujar Elvira Romana, seorang peziarah asal Italia.

    Sementara itu, Matteo Licari, seorang peziarah dari Sardinia, menambahkan, “Mari kita berharap dia bisa terus hidup. Kami menunggu dia kembali ke sini.”

    Di luar Rumah Sakit Gemelli, sejumlah orang berkumpul di dekat patung mendiang Paus Yohanes Paulus II, yang juga pernah dirawat di rumah sakit yang sama beberapa kali selama masa kepemimpinannya. Mereka meninggalkan bunga, catatan, dan doa untuk kesembuhan Paus Fransiskus.

    Dalam sebuah pesan tertulis yang biasanya dibacakan untuk doa Minggu di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus menuliskan bahwa dia tetap “percaya diri” dengan perawatannya di rumah sakit. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada para dokter dan orang-orang yang telah mengirimkan doa serta dukungan kepadanya.

    Upaya Gereja untuk Mendoakan Paus

    Sebagai bentuk dukungan, Uskup Agung Rino Fisichella mengajak seluruh umat Katolik untuk meningkatkan doa bagi Paus Fransiskus.

    “Kita harus melantunkan doa dengan lebih kuat dan lebih intens untuk kesembuhan Paus kita,” ucapnya di hadapan umat yang berkumpul di Basilika Santo Petrus, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Selain itu, Keuskupan Roma mengadakan Misa khusus pada Minggu, 23 Februari 2025 malam, guna mendoakan kesehatan dan kekuatan bagi Paus agar ia dapat melewati masa sulit ini.

    Meskipun kondisinya masih kritis, dunia terus menaruh harapan agar pemimpin tertinggi umat Katolik ini bisa segera pulih dan kembali menjalankan tugasnya sebagai kepala Gereja Katolik Roma.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kabar Kesehatan Paus Fransiskus yang Jalani Perawatan Pneumonia

    Kabar Kesehatan Paus Fransiskus yang Jalani Perawatan Pneumonia

    Jakarta

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita pneumonia. Paus Fransiskus dalam kondisi kritis tapi sadar.

    Dirangkum detikcom dari kantor berita AFP, Minggu (23/2/2025), Paus Fransiskus masih dalam kondisi kritis. Paus Fransiskus disebut dalam kondisi sadar tetapi menderita serangan pernapasan sehingga memerlukan oksigen aliran tinggi dan transfusi darah.

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis, oleh karena itu, seperti yang dijelaskan kemarin, Paus belum sepenuhnya pulih,” kata Vatikan.

    “Pagi ini Paus Fransiskus mengalami krisis pernapasan asma yang berkepanjangan, yang juga memerlukan pemberian oksigen aliran tinggi,” katanya.

    Paus Fransiskus didiagnosa dengan pneumonia ganda. Hasil tes darah harian menunjukkan trombositpenia.

    “Menunjukkan trombositopenia, yang terkait dengan anemia, yang memerlukan pemberian transfusi darah”, tambahnya.

    “Bapa Suci tetap waspada dan menghabiskan hari di kursi malas meskipun ia lebih menderita daripada kemarin,” sambungnya.

    Vatikan sebelumnya mengonfirmasi bahwa Paus asal Argentina itu tidak akan menyampaikan doa Angelus mingguan seperti biasanya pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa teksnya akan dipublikasikan, seperti yang dilakukan pada akhir pekan lalu.

    Paus Lewatkan Doa Angelus

    Foto: Paus Fransiskus (AFP/TIZIANA FABI).

    Paus Fransiskus melewatkan Doa Angelus pada Minggu di pekan kedua. Paus kini masih dirawat di rumah sakit karena pneumonia.

    Dilansir kantor berita AFP, Vatikan mengatakan pria berusia 88 tahun masih dirawat di rumah sakit Gemelli, Roma. Vatikan menyebut Doa Angelus nantinya hanya dipublikasikan.

    “Paus Fransiskus akan melewatkan Doa Angelus pada hari Minggu untuk minggu kedua berturut-turut karena pria berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit karena pneumonia,” kata kantor Vatikan.

    “Teks tersebut hanya akan dipublikasikan, tidak dibacakan, seperti yang terjadi akhir pekan lalu,” imbuhnya.

    Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari karena menderita bronkitis. Namun, penyakit tersebut berkembang menjadi pneumonia di kedua paru-parunya, sehingga menimbulkan kekhawatiran luas.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Paus Fransiskus dalam Masa Kritis, Vatikan Ungkap Kondisi Terkini..

    Paus Fransiskus dalam Masa Kritis, Vatikan Ungkap Kondisi Terkini..

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kesehatan Paus Fransiskus dilaporkan tengah memburuk selama 24 jam terakhir. Vatikan mengatakan kondisi pemimpin tertinggi gereja Katolik sedunia itu memasuki masa kritis.

    Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (22/2/2025) malam waktu setempat, Vatikan menyebut Paus membutuhkan oksigen tambahan dan transfusi darah.

    “(Paus menderita) krisis pernapasan seperti asma yang berkepanjangan pada pagi hari yang membutuhkan pemberian oksigen aliran tinggi,” demikian pernyataan Vatikan, seperti dikutip Reuters pada Minggu (23/2/2025).

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis,” kata pernyataan itu. “Paus belum keluar dari bahaya.”

    “Bapa Suci tetap waspada dan telah menghabiskan hari di kursi, meskipun ia menderita lebih dari kemarin. Saat ini, prognosisnya masih belum jelas,” tambahnya.

    Selain oksigen tambahan, Vatikan mengatakan bahwa Paus juga membutuhkan transfusi darah karena hasil tes menunjukkan bahwa ia memiliki jumlah trombosit yang rendah, yang berhubungan dengan anemia.

    Paus, yang berusia 88 tahun, dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma pada tanggal 14 Februari setelah mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari, dan kemudian didiagnosis menderita pneumonia di kedua paru-parunya.

    Seorang dokter yang berkantor di AS mengatakan bahwa tim Gemelli mungkin menggunakan transfusi tersebut untuk meningkatkan kadar sel darah merah dan trombosit Paus Fransiskus, yang merupakan fragmen sel kecil dalam darah yang membantu membentuk gumpalan dan menghentikan atau mencegah pendarahan.

    Dr. Andrea Vicini, seorang pendeta Jesuit dan profesor di Boston College, menekankan bahwa ia hanya mengetahui kasus Paus Fransiskus melalui pernyataan publik Vatikan.

    “Tampaknya kondisinya terkendali, tetapi tubuhnya menunjukkan tanda-tanda kesulitan untuk mengatasi situasi tersebut,” katanya.

    Vatikan mengumumkan sebelumnya pada hari Sabtu bahwa Paus Fransiskus tidak akan muncul di depan umum pada hari Minggu untuk memimpin doa bersama para peziarah. Ini merupakan minggu kedua berturut-turut Paus tidak hadir dalam acara tersebut.

    Ini adalah pertama kalinya Paus tidak hadir dalam dua doa Angelus berturut-turut karena alasan kesehatan. Setelah menjalani operasi usus pada tahun 2021, ia memimpin Angelus hanya seminggu kemudian, dan melewatkan satu doa Minggu umum pada tahun 2023 setelah operasi lainnya.

    Pneumonia ganda adalah infeksi serius yang dapat menyebabkan radang dan luka pada kedua paru-paru, sehingga sulit bernapas. Vatikan menggambarkan infeksi paus sebagai “kompleks” dan mengatakan bahwa infeksi tersebut disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme.

    Dalam pengarahan pada hari Jumat, dua dokternya mengatakan paus sangat rentan karena usia dan kelemahannya.

    Dr. Sergio Alfieri, anggota senior staf Gemelli, mengatakan ada risiko infeksi paru-paru dapat menyebar ke aliran darahnya dan berkembang menjadi sepsis, yang “bisa sangat sulit diatasi”.

    Fransiskus, yang telah menjadi paus sejak 2013, telah menderita sakit parah dalam dua tahun terakhir. Ia sangat rentan terhadap infeksi paru-paru karena ia menderita radang selaput dada saat dewasa muda dan sebagian dari salah satu paru-parunya telah diangkat.

    (pgr/pgr)

  • Momen Kepala Daerah Bernyanyi "Hidup Ini adalah Kesempatan" di Gereja Kristen saat Retret
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Februari 2025

    Momen Kepala Daerah Bernyanyi "Hidup Ini adalah Kesempatan" di Gereja Kristen saat Retret Regional 23 Februari 2025

    Momen Kepala Daerah Bernyanyi “Hidup Ini adalah Kesempatan” di Gereja Kristen saat Retret
    Tim Redaksi
    MAGELANG, KOMPAS.com –
    Sejumlah kepala daerah melaksanakan ibadah di
    Gereja Persekutuan Oikoumene
    Umat Kristen (POUK) saat mengikuti retret di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, pada Minggu (23/2/2025).
    Dalam kesempatan tersebut, mereka menyanyikan lagu “Hidup Ini adalah Kesempatan,” yang ditulis oleh Pendeta Wilhelmus Latumahina.
    Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, dan Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus Lumbaa Komaling, terlihat turut menyenandungkan lagu tersebut.
    Hari ketiga kegiatan
    retret kepala daerah
    ini diisi dengan ibadah di berbagai tempat ibadah yang berada di sekitar Akademi Militer.
    Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, menjelaskan bahwa agenda ibadah untuk semua agama akan berlangsung hingga pukul 10.00 WIB.
    Untuk jemaat Kristen, ibadah dilaksanakan di Gereja Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (POUK) Akmil, sementara jemaat Katolik berkumpul di Gereja Katolik Santo Mikael, Panca Arga.
    Umat Buddha melakukan ibadah di Vihara Buddha Dhamma, umat Khonghucu di kelenteng Liong Hok Bio, dan umat Islam di masjid dekat Ruang Sudirman, Akmil.
    “Kami siapkan juga masjid untuk tausiah,” ujar Bima dalam keterangannya.
    Namun, berdasarkan pantauan Kompas.com di kelenteng Liong Hok Bio hingga pukul 09.30 WIB, tidak ada kepala daerah yang berkunjung ke lokasi tersebut.
    Bupati Mappi, Papua Selatan, Kristosimus Yohanes Agawemu, menyampaikan antusiasmenya melihat lingkungan di luar wilayah Papua, termasuk Magelang sebagai lokasi retret.
    Ia juga mengucapkan terima kasih kepada panitia pembekalan atas kesempatan untuk melaksanakan ibadah.
    “Kami harap sarana persiapan puasa, minggu ke empat pesta Paskah dapat memberikan kesejukan bagi kami yang ada di tempat retret dan bisa menjadi satu semangat bagi setiap kegiatan retret ke depan,” ungkap Agawemu dalam keterangannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Vatikan Jawab Rumor Paus Fransiskus Mengundurkan Diri, Sudah Sepekan Lebih Dirawat di RS – Halaman all

    Vatikan Jawab Rumor Paus Fransiskus Mengundurkan Diri, Sudah Sepekan Lebih Dirawat di RS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Dalam wawancara dengan surat kabar Italia Corriere della Sera, Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin menjawab isu yang beredar bahwa pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus, mengundurkan diri.

    Menurut dia satu-satunya hal yang perlu diperhatikan saat ini adalah kesehatan Paus Fransiskus.

    Bagaimana agar Paus segera pulih dari sakitnya dan kepulangannya ke Vatikan.

    Prefek Dikasteri untuk Doktrin Iman juga mengatakan berita tentang seruan agar Paus mengundurkan diri tidak berdasar.

    “Semua ini menurut saya hanya spekulasi yang tidak berdasar. Saat ini, fokus kami adalah pada kesehatan Bapa Suci, pemulihannya, dan kepulangannya ke Vatikan ini, hal-hal ini yang penting,” ujarnya dikutip dari Vatikan News. 

    Pietro Parolin  menanggapi laporan dalam beberapa hari terakhir yang membahas kemungkinan pengunduran diri Paus Fransiskus.

    Paus Fransiskus telah dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma sejak Jumat, 14 Februari 2025 lalu, karena infeksi saluran pernapasan.

    Artinya sudah sepekan lebih Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit.

    Rumor yang belum diverifikasi

    Ketika ditanya tentang suasana terkait penyebaran berita palsu dan spekulasi seputar Vatikan, Kardinal menjawab,

    “Sejujurnya, saya tidak mengetahui adanya manuver semacam itu, dan dalam hal apa pun, saya berusaha untuk tidak terlibat. Di sisi lain, saya pikir cukup normal dalam situasi seperti ini jika rumor yang tidak diverifikasi beredar atau komentar yang salah tempat dibuat—ini tentu bukan pertama kalinya. Namun, saya tidak yakin ada gerakan khusus dalam hal ini dan sejauh ini, saya belum mendengar hal semacam itu.”

    Kardinal Parolin, yang baru-baru ini kembali dari kunjungannya ke negara Afrika Barat Burkina Faso, telah meminta izin untuk mengunjungi Paus di rumah sakit.

    “”Tapi saat ini lebih baik baginya untuk tetap terlindungi dan melakukan kunjungan sesedikit mungkin sehingga ia dapat beristirahat, sehingga pengobatan dapat berjalan lebih efektif,” ujarnya.

    Tidak ada tekanan

    Sementara itu, Prefek Dikasteri untuk Doktrin Iman, Kardinal Víctor Manuel Fernández, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Argentina La Nación , menyatakan bahwa “tidak masuk akal bagi beberapa kelompok tertentu untuk memberikan tekanan agar pengunduran diri dilakukan. 

    “Saya tidak merasakan adanya suasana pra-konklaf dan saya juga tidak melihat adanya lebih banyak diskusi tentang kemungkinan pengganti daripada yang terjadi setahun yang lalu—tidak ada yang luar biasa,” imbuhnya.

    Penjelasan tim dokter

    Dalam konferensi pers di rumah sakit Gemelli di Roma, Dr. Sergio Alfieri, kepala tim dokter yang merawat Paus, dan Dr. Luigi Carbone, Wakil Direktur layanan kesehatan Vatikan, berbicara selama sekitar empat puluh menit di hadapan wartawan yang memadati ruangan.

    Keduanya mengatakan bahwa mereka yakin Paus akan dirawat di rumah sakit “setidaknya” selama seminggu ke depan. 

    Dr. Alfieri menekankan bahwa Paus tidak menggunakan ventilator, meskipun ia masih kesulitan bernapas  akibat pergerakan fisiknya terbatas.

    Meski demikian, kata dokter tersebut, Paus duduk tegak di kursi, bekerja, dan bercanda seperti biasa.

    Alfieri mengatakan bahwa ketika salah seorang dokter menyapa Paus dengan mengatakan, “Halo, Bapa Suci”, ia menjawab dengan, “Halo, Putra Suci”.

    Ketika ditanya oleh seorang wartawan tentang ketakutan terbesar mereka, para dokter tersebut menyatakan bahwa ada risiko kuman di saluran pernapasan Paus dapat memasuki aliran darahnya, yang menyebabkan sepsis.

    Namun, Dr. Alfieri mengatakan bahwa ia yakin Paus Fransiskus akan meninggalkan rumah sakit pada suatu saat dan kembali ke Casa Santa Marta di Vatikan.

     

  • Kabar Kesehatan Paus Fransiskus yang Jalani Perawatan Pneumonia

    Kondisi Terkini Paus Fransiskus yang Dirawat di RS Karena Pneumonia

    Jakarta

    Pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus, masih dalam kondisi kritis. Paus Fransiskus disebut dalam kondisi sadar tetapi menderita serangan pernapasan sehingga memerlukan oksigen aliran tinggi dan transfusi darah.

    “Kondisi Bapa Suci masih kritis, oleh karena itu, seperti yang dijelaskan kemarin, Paus belum sepenuhnya pulih,” kata Vatikan dalam pembaruan rutinnya di sore hari, dilansir AFP, Minggu (23/2/2025).

    “Pagi ini Paus Fransiskus mengalami krisis pernapasan asma yang berkepanjangan, yang juga memerlukan pemberian oksigen aliran tinggi,” katanya.

    Paus Fransiskus didiagonsa dengan pneumonia ganda. Hasil tes darah harian menunjukkan trombositpenia.

    “Menunjukkan trombositopenia, yang terkait dengan anemia, yang memerlukan pemberian transfusi darah”, tambahnya.

    “Bapa Suci tetap waspada dan menghabiskan hari di kursi malas meskipun ia lebih menderita daripada kemarin,” sambungnya

    Vatikan sebelumnya mengonfirmasi bahwa Paus asal Argentina itu tidak akan menyampaikan doa Angelus mingguan seperti biasanya pada hari Minggu, dengan mengatakan bahwa teksnya akan dipublikasikan, seperti yang dilakukan pada akhir pekan lalu.

    (yld/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu