agama: Katolik

  • Hari ke-13 Dirawat di RS, Paus Fransiskus Masih Kritis

    Hari ke-13 Dirawat di RS, Paus Fransiskus Masih Kritis

    Roma

    Vatikan mengatakan bahwa Paus Fransiskus yang sakit kritis, berjuang melawan pneumonia pada kedua paru-parunya, melewati malam yang tenang di rumah sakit.

    “Paus melewati malam yang tenang dan sedang beristirahat,” demikian pernyataan terbaru Vatikan pada hari ke-13 Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit, seperti dilansir AFP, Rabu (26/2/2025).

    Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari lalu karena kesulitan bernapas, setelah itu kondisinya sempat memburuk, sehingga memicu kekhawatiran luas di kalangan umat Katolik.

    Setelah mengalami serangan pernapasan pada akhir pekan, yang memerlukan oksigen dalam jumlah besar dan transfusi darah, Vatikan mengatakan kondisi Paus Fransiskus telah stabil, namun dia masih dalam kondisi kritis.

    Buletin medis yang dirilis Selasa (25/2) malam menyebutkan Paus Fransiskus dalam “kondisi klinis masih kritis namun stabil”.

    “Tidak ada episode pernapasan akut dan parameter hemodinamik tetap stabil,” jelas Vatikan dalam pernyataan terbarunya, merujuk pada pengukuran seperti detak jantung dan tekanan darah.

    Paus Fransiskus, menurut Vatikan, telah menjalani pemindaian baru “pada malam hari untuk pemantauan radiologi pneumonia bilateral”.

    “Prognosisnya masih belum jelas,” sebut Vatikan dalam pernyataannya.

    Meskipun kondisinya kritis, sebut Vatikan dalam pernyataannya, pemimpin umat Katolik sedunia ini tetap menangani urusan gereja dari kamar rumah sakitnya.

    “Pada pagi hari, setelah menerima Ekaristi, beliau melanjutkan aktivitas kerja,” demikian pernyataan Vatikan.

    Umat Katolik berbondong-bondong ke Vatikan dan Rumah Sakit Gemelli untuk mendoakan Paus Fransiskus. Para dokter telah memperingatkan bahwa pemulihan apa pun akan memakan waktu dan Paus Fransiskus kemungkinan masih dirawat di rumah sakit sepekan ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sempat Membaik, Begini Kondisi Terbaru Paus Fransiskus Hari Ini 26 Februari 2025

    Sempat Membaik, Begini Kondisi Terbaru Paus Fransiskus Hari Ini 26 Februari 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Paus Fransiskus, yang tengah berjuang melawan pneumonia ganda, masih berada dalam kondisi kritis untuk hari keempat berturut-turut. Meski demikian, kondisi pemimpin Gereja Katolik berusia 88 tahun ini tetap stabil dan tidak mengalami krisis pernapasan lebih lanjut, menurut pernyataan resmi Vatikan pada Selasa 26 Februari 2025.

    Kondisi Paus Fransiskus Hari Ini

    Paus Fransiskus telah menghabiskan malam ke-12 di Rumah Sakit Gemelli Roma, yang menjadi masa rawat inap terlama sepanjang masa kepausannya.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap kritis, tetapi stabil,” ucap laporan terbaru dari Vatikan.

    Meskipun prognosisnya masih dijaga, parameter hemodinamiknya – ukuran fungsi sistem peredaran darah – tetap stabil.

    Seorang pejabat Vatikan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus masih makan secara normal, bisa bergerak di sekitar kamar rumah sakitnya, serta terus menjalani perawatan medis.

    Bahkan, pada Senin 25 Februari 2025, Paus Fransiskus bertemu dengan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, serta wakilnya untuk membahas beberapa kasus beatifikasi dan kanonisasi yang tertunda. Selain itu, Vatikan juga mengumumkan adanya penunjukan baru yang memerlukan persetujuan langsung dari Paus.

    Meskipun masih sakit, Paus Fransiskus tetap menjalankan tugasnya dari rumah sakit. Seperti yang diketahui, ia telah bekerja secara terbatas karena roda pemerintahan Vatikan tetap harus berjalan meskipun ia dalam masa pemulihan.

    Perjuangan Melawan Pneumonia Ganda

    Pneumonia ganda adalah infeksi serius pada kedua paru-paru yang dapat menyebabkan peradangan serta kesulitan bernapas. Vatikan menjelaskan bahwa infeksi yang dialami Paus Fransiskus bersifat kompleks karena disebabkan oleh dua atau lebih mikroorganisme.

    Kondisi kesehatan Paus memang rentan terhadap infeksi paru-paru. Sebagai informasi, saat masih muda, ia pernah mengalami radang selaput dada yang menyebabkan bagian dari salah satu paru-parunya harus diangkat. Dalam dua tahun terakhir, ia beberapa kali mengalami masalah kesehatan yang cukup serius.

    Seorang teman dekatnya, Kardinal Honduras Oscar Rodriguez Maradiaga, mengungkapkan harapannya agar Paus dapat segera pulih.

    “Saya pikir… ini belum waktunya baginya untuk pergi ke surga,” katanya kepada surat kabar Italia, La Repubblica.

    Dukungan dan Doa dari Umat Katolik

    Di tengah kondisi yang masih kritis, ribuan umat Katolik berkumpul di Lapangan Santo Petrus pada Senin malam untuk mengadakan doa bersama demi kesembuhan Paus. Kebaktian doa ini dipimpin oleh Kardinal Luis Tagle, seorang pejabat senior Vatikan, dan akan terus diadakan setiap malam selama pekan ini.

    “Kami berdoa agar Bapa Suci merasakan solidaritas dan kedekatan komunitas Kristen di seluruh dunia,” ujar Kardinal Tagle dalam doa bersama yang berlangsung khidmat.

    Selain itu, pada Senin 25 Februari 2025, Vatikan juga menyampaikan bahwa kondisi Paus sempat mengalami “sedikit perbaikan” meskipun masih dalam keadaan kritis. Pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa insufisiensi ginjal ringan yang sebelumnya dilaporkan bukanlah penyebab utama kekhawatiran.

    Tetap Bekerja di Tengah Sakit

    Meskipun dalam kondisi yang belum pulih sepenuhnya, Paus Fransiskus tetap menjalankan tugasnya sebisa mungkin. Pada Senin malam, ia bahkan masih sempat melakukan panggilan telepon ke sebuah paroki Katolik di Gaza, sebuah rutinitas yang kerap ia lakukan di tengah perang Israel-Hamas.

    Seorang pejabat Vatikan menyatakan bahwa meskipun beberapa orang menilai Paus seharusnya lebih menjaga kesehatannya, semangat kerja dan dedikasi Fransiskus tetap tinggi.

    “Dia sadar bahwa dia memiliki misi yang harus dijalankan, dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Paus tidak menerima jabatan ini untuk beristirahat,” tutur Kardinal Maradiaga membela etos kerja Paus, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

    Dengan perkembangan kondisi yang terus dipantau secara ketat oleh tim medis, dunia kini menanti kabar baik mengenai kesembuhan Paus Fransiskus. Umat Katolik di seluruh dunia terus mengirimkan doa dan harapan terbaik bagi pemimpin spiritual mereka.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Roma Dipenuhi Doa, Harapan Bagi Kesembuhan Paus Fransiskus

    Roma Dipenuhi Doa, Harapan Bagi Kesembuhan Paus Fransiskus

    Jakarta

    Joaquín Mbana Nchama berjalan dengan penuh hormat menuju patung marmer putih Paus Yohanes Paulus II, yang menjulang di sebuah alun-alun kecil di luar Rumah Sakit Gemelli, Roma. Sebagai duta besar Guinea Khatulistiwa untuk Vatikan, ia duduk di sebuah blok dekat monumen, mengeluarkan sebuah buku doa merah kecil dan rosario, lalu mulai membisikkan doa untuk Paus Fransiskus.

    “Saya di sini bukan untuk menarik perhatian,” ujar Mbana Nchama kepada DW setelah doanya. “Saya hanya ingin berdoa untuk paus ini, karena dia benar-benar menginginkan keselamatan bagi seluruh ciptaan Tuhan.”

    Tidak lama setelahnya, sepasang suami istri muda asal Italia datang dengan bayi mereka. Sang ibu berdoa sambil menatap patung, lalu membungkuk untuk mencium anaknya yang berbaring di kereta bayi, dengan air mata mengalir di wajahnya.

    “Setelah lima tahun mencoba untuk hamil, saya berdoa untuk pertama kalinya saat misa kepausan di Vatikan, 18 bulan yang lalu,” ujar wanita berusia 42 tahun dari Roma yang meminta agar namanya tidak dipublikasikan. “Dua minggu kemudian, saya mengandung. Saya berterima kasih kepada Tuhan dan paus untuk keajaiban ini, itulah sebabnya saya datang untuk mendoakannya sekarang.”

    Sebelum pergi, sang suami meletakkan seikat bunga di dekat lilin, balon, surat tulisan tangan, dan foto-foto yang ditinggalkan para peziarah di sekitar patung Paus Fransiskus. Setiap hari, banyak orang datang untuk memanjatkan doa bagi kesembuhan paus.

    Alun-alun di sekitar patung kini dipenuhi tenda-tenda putih yang menaungi kamera para reporter yang melaporkan kondisi Paus secara langsung di televisi. Media dari seluruh dunia berkumpul di Roma, menantikan perkembangan terbaru mengenai kesehatannya.

    Liputan media di tengah kondisi kritis Paus

    Alun-alun yang mengelilingi patung kini dipenuhi tenda-tenda putih yang menaungi kamera para reporter yang sedang melaporkan kondisi paus secara langsung di televisi. Media dari seluruh dunia telah berkumpul di Roma, menunggu perkembangan terbaru mengenai kesehatannya.

    Hingga kini, rincian tentang kondisi paus masih minim. Setiap pagi, kantor pers Vatikan hanya mengeluarkan pernyataan singkat: “Paus tidur nyenyak sepanjang malam,” demikian pernyataan terbaru pada Selasa.

    Namun, laporan Senin (24/02) malam mengonfirmasi bahwa Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, masih dalam kondisi kritis di rumah sakit sejak dirawat pada 14 Februari.

    “Kondisi kritis bisa berarti banyak hal,” ujar seorang dokter spesialis perawatan intensif kepada DW News, berbicara secara anonim karena tidak memiliki akses langsung ke kasus paus.

    “Laporan menunjukkan bahwa paus masih dalam kondisi sadar dan bisa berbicara, jadi saya ragu dia memerlukan ventilator. Namun, dengan pneumonia ganda serta laporan infeksi virus, bakteri, dan jamur, situasi ini bisa berubah kapan saja.”

    Persiapan Vatikan untuk Yubileum 2025

    Kesehatan paus menjadi perhatian besar, terutama karena Vatikan tengah bersiap menyambut lebih dari 30 juta peziarah dalam rangka Yubileum 2025. Yubileum adalah momen istimewa bagi umat Katolik untuk mendapatkan pengampunan dosa dan mengukuhkan kembali iman mereka.

    “Yubileum mengingatkan kita bahwa pusat agama Katolik ada di Roma,” kata Pastor Roberto Regoli, direktur Departemen Sejarah Gereja di Universitas Kepausan Gregoriana. “Itulah mengapa ziarah ini sangat penting, dan akan terus berlangsung, apa pun kondisi paus.”

    Para peziarah yang datang diterima di pusat pendaftaran sebelum memulai perjalanan spiritual sejauh 800 meter menuju Pintu Suci Vatikan. Salah satu di antara mereka adalah Guido San Marco, pria 67 tahun dari Surabaya, Indonesia.

    “Saya di sini untuk memperkuat iman saya,” katanya.

    Doa dan harapan peziarah

    Di antara para peziarah lainnya, Sarah O’Neill, wanita 62 tahun dari Irlandia Utara, merasa sedih karena tidak bisa menghadiri misa kepausan yang biasanya diadakan pada Rabu (26/02).

    “Kami berdoa untuk kesehatan Paus,” ujarnya. “Namun, sangat menyedihkan bahwa kami tidak bisa melihat langsung misa kepausan yang kami nantikan.”

    Sementara itu, Bartosz Wawrzyczak, pria 42 tahun dari Gdansk, Polandia, mengungkapkan bahwa banyak peziarah Polandia masih merasa dekat dengan mendiang Paus Yohanes Paulus II.

    “Ketika saya berdoa, saya selalu membayangkan Yohanes Paulus II,” katanya. “Saya pribadi sedikit bingung dengan pendekatan Paus Fransiskus yang lebih progresif, namun kami mencoba memahami kata-kata dan ajarannya.”

    Paus Yohanes Paulus II, yang wafat pada 2005, digantikan oleh Paus Benediktus XVI, yang kemudian mengundurkan diri pada 2013 dan meninggal dunia pada 2022.

    Di tengah harapan dan doa yang terus mengalir dari seluruh dunia, umat Katolik menantikan kabar terbaru tentang pemimpin spiritual mereka, Paus Fransiskus, yang masih dalam perawatan intensif di Roma.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Vatikan: Kondisi Paus Fransiskus Masih Kritis, tapi Stabil

    Vatikan: Kondisi Paus Fransiskus Masih Kritis, tapi Stabil

    Vatikan

    Vatikan mengungkap kondisi Paus Fransiskus yang dirawat di rumah sakit akibat pneumonia di kedua paru-parunya. Paus disebut masih dalam kondisi kritis tetapi stabil dan bekerja dari tempat tidurnya.

    Dilansir AFP, Rabu (26/2/2025), Umat Katolik di seluruh dunia telah berdoa untuk pria berusia 88 tahun itu di tengah harapan bahwa ia mungkin akan segera pulih.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap kritis tetapi stabil,” kata Vatikan pada malam hari ke-12 Paus Fransiskus di ruang kepausan rumah sakit Gemelli di Roma.

    “Tidak ada episode pernapasan akut dan parameter hemodinamik terus stabil,” katanya dalam sebuah pernyataan, mengacu pada pengukuran seperti denyut jantung dan tekanan darah.

    Fransiskus, yang dirawat pada 14 Februari karena kesulitan bernapas, menderita serangan pernapasan asma pada akhir pekan yang membutuhkan oksigen tingkat tinggi dan transfusi darah untuk mengatasi anemia.

    Pada hari Selasa (25/2) malam waktu setempat akan menjalani CT Scan. “Beliau menjalani CT scan lanjutan terjadwal pada malam hari untuk pemantauan radiologis pneumonia bilateral. Prognosisnya masih belum pasti,” kata Vatikan.

    Meskipun kondisinya kritis, pemimpin hampir 1,4 miliar umat Katolik di dunia itu telah berusaha keras untuk mengikuti urusan Gereja dari kamar rumah sakitnya di lantai 10 Gemelli, menurut Vatikan.

    “Pagi harinya, setelah menerima Ekaristi, ia melanjutkan aktivitas kerja,” kata pernyataan itu.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Vatikan: Kondisi Paus Fransiskus Masih Kritis, tapi Stabil

    Vatikan: Kondisi Puas Fransiskus Masih Kritis, tapi Stabil

    Vatikan

    Vatikan mengungkap kondisi Paus Fransiskus yang dirawat di rumah sakit akibat pneumonia di kedua paru-parunya. Paus disebut masih dalam kondisi kritis tetapi stabil dan bekerja dari tempat tidurnya.

    Dilansir AFP, Rabu (26/2/2025), Umat Katolik di seluruh dunia telah berdoa untuk pria berusia 88 tahun itu di tengah harapan bahwa ia mungkin akan segera pulih.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap kritis tetapi stabil,” kata Vatikan pada malam hari ke-12 Paus Fransiskus di ruang kepausan rumah sakit Gemelli di Roma.

    “Tidak ada episode pernapasan akut dan parameter hemodinamik terus stabil,” katanya dalam sebuah pernyataan, mengacu pada pengukuran seperti denyut jantung dan tekanan darah.

    Fransiskus, yang dirawat pada 14 Februari karena kesulitan bernapas, menderita serangan pernapasan asma pada akhir pekan yang membutuhkan oksigen tingkat tinggi dan transfusi darah untuk mengatasi anemia.

    Pada hari Selasa (25/2) malam waktu setempat akan menjalani CT Scan. “Beliau menjalani CT scan lanjutan terjadwal pada malam hari untuk pemantauan radiologis pneumonia bilateral. Prognosisnya masih belum pasti,” kata Vatikan.

    Meskipun kondisinya kritis, pemimpin hampir 1,4 miliar umat Katolik di dunia itu telah berusaha keras untuk mengikuti urusan Gereja dari kamar rumah sakitnya di lantai 10 Gemelli, menurut Vatikan.

    “Pagi harinya, setelah menerima Ekaristi, ia melanjutkan aktivitas kerja,” kata pernyataan itu.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pintu Gereja Ditutup Ketua Dewan Stasi, Umat Katolik di Adonara Terpaksa Ibadat di Luar

    Pintu Gereja Ditutup Ketua Dewan Stasi, Umat Katolik di Adonara Terpaksa Ibadat di Luar

    Saat ini kepala desa telah berkoordinasi dengan camat wotan ulumado dan aparat keamanan untuk membantu menyelesaikan persoalan itu.

    Kapolsek Adonara Barat, Ipda Januardana Rambi mengaku anggotanya sudah ke lokasi guna melakukan mediasi.

    Sementara itu, Petrus Gehak saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa 25 Februari 2025 mengaku khilaf dan meminta maaf kepada seluruh umat katolik di wilayah itu.

    Menurutnya, aksinya itu merupakan spontanitas tanpa ia rencanakan sebelumnya.

    “Sebagai ketua dewan stasi, saya memohon maaf kepada seluruh umat katolik di Keuskupan Larantuka dan khususnya umat katolik di Stasi St Yoseph Bliko. Saya berjanji tidak akan ulangi,” ucapnya.

    Ia menambahkan, persoalan itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan bersama camat, kepala desa aparat keamanan serta umat katolik di desa Bliko.

  • KWI anugerahi tujuh Ketua Umum Organisasi Pemuda Lintas Iman

    KWI anugerahi tujuh Ketua Umum Organisasi Pemuda Lintas Iman

    Momentum seperti ini harus terus diciptakan dan digaungkan, serta diwujudnyatakan

    Jakarta (ANTARA) – Tujuh Ketua Umum Organisasi Pemuda Lintas Iman mendapat Penghargaan Anugerah Apresiasi Sehati Seperjalanan dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) karena dianggap memberikan contoh dalam membangun gerakan konkret lintas agama.

    “Momentum seperti ini harus terus diciptakan dan digaungkan, serta diwujudnyatakan melalui gerakan konkret dengan berkolaborasi dengan multipihak baik itu di tingkat nasional, maupun di tingkat akar rumput,” kata Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KOMHAK-KWI), Mgr. Christophorus Tri Harsono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

    Sementara itu Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) KWI, Romo Aloysius Budi Purnomo menyebutkan para ketua umum organisasi lintas agama tersebut telah menjadi contoh yang istimewa.

    “Teman-teman muda ini menjadi contoh istimewa dalam permenungan saya, menjawab apa yang dianjurkan dalam pedoman untuk dialog dalam kebenaran dan kasih. Disebutkan pentingnya bersama orang-orang muda membangun gerakan konkret lintas agama,” katanya.

    Ketua Umum Pemuda Katolik, Stefanus Gusma juga turut mengucapkan terimakasih atas penghargaan tersebut dan berharap menjadi sebuah motivasi.

    “Penghargaan ini bisa menjadi tambahan motivasi kepada seluruh kader Pemuda Katolik se-Indonesia untuk terus merangkul semua pihak lintas iman dan lintas sektor untuk mewujudkan persatuan dan kedamaian di bumi Nusantara ini, ” ucapnya.

    Dia juga berharap anugerah ini menjadi langkah awal dan nyata bagi kami para generasi muda untuk merangkul semua pihak demi kesatuan bangsa.

    Penerima penghargaan tersebut adalah tujuh tokoh muda yang merupakan ketua umum dari organisasi pemuda lintas iman, antara lain: Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketua Umum Pemuda Katolik (PK) Stefanus Gusma, Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Ketua Umum Pemuda Budha (Gemabudhi) Bambang Patijaya dan Ketua Umum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan.

    Pemberian penghargaan tersebut sendiri dilaksanakan di Aula KWI Jakarta, Jalan Cikini 2, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa malam.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • KWI Beri Anugerah untuk GP Ansor dan Muhammadiyah

    KWI Beri Anugerah untuk GP Ansor dan Muhammadiyah

    KWI Beri Anugerah untuk GP Ansor dan Muhammadiyah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Konferensi Waligereja Indonesia (
    KWI
    ) yang mencakup federasi para uskup di Indonesia memberikan anugerah apresiasi “Sehati Sejalan” pada Senin (25/2/2025) malam.
    Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) KWI, Romo Aloysius Budi Purnomo, menuturkan bahwa anugerah apresiasi ini ditujukan untuk tujuh organisasi
    pemuda lintas agama
    .
    Rinciannya, untuk Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin; Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla;
    Ketua Umum Pemuda Katolik (PK), Stefanus Asat Gusma; Ketua Umum Pemuda Kristen (GAMKI), Sahat MP Sinurat;
    Ketua Umum Pemuda Hindu (Peradah), I Gede Ariawan; Ketua Umum Pemuda Buddha (Gemabudhi), Bambang Patijaya; dan Ketua Umum Pemuda Khonghucu (Gemaku), JS Kristan.
    “Teman-teman muda ini menjadi contoh istimewa dalam permenungan saya, menjawab apa yang dianjurkan dalam pedoman untuk dialog dalam kebenaran dan kasih. Disebutkan pentingnya bersama orang-orang muda membangun gerakan konkret lintas agama,” kata Romo di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Senin.
    Untuk itu, KWI memberikan anugerah apresiasi kepada tujuh organisasi antarumat beragama sebagai langkah konkret membangun kebersamaan.
    “Mereka sangat menjawab anjuran itu, dan karena itu saya menganggap ini sebagai hal positif sehingga layak diberi apresiasi,” ucapnya.
    Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, mengucapkan terima kasih atas apresiasi tersebut. GP Ansor menilai bahwa apresiasi ini sebagai momentum bernilai positif dalam membangun bangsa ke depan.
    “Tentu kami ucapkan terima kasih. Ini suatu momentum bagus karena tantangan bangsa semakin besar. Nilai-nilai kebaikan setiap agama perlu disatukan sebagai fondasi nasional,” kata Addin.
    Ia berharap ke depannya memperluas perjumpaan serta
    dialog antaragama
    untuk membangun ekonomi dan sumber daya manusia (SDM).
    “Untuk spektrum yang lebih luas, pembangunan ekonomi bersama, pelatihan SDM, jadi kelihatan agama itu dapat membangun bangsa secara komprehensif,” katanya.
    Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla, menambahkan bahwa dialog serta pertemuan antarumat beragama ini akan terus dilakukan ke depannya.
    “Setiap diri anak bangsa punya identitas, keimanan, kebangsaan, dan kemanusiaan. Melalui dialog lintas iman ini akan terus kita lakukan dan semangat ini akan disampaikan kepada kader-kader kami,” ucap Dzulfikar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Paus Fransiskus yang Sedang Kritis Sempatkan Diri Jaga kontak dengan Gereja Gaza

    Paus Fransiskus yang Sedang Kritis Sempatkan Diri Jaga kontak dengan Gereja Gaza

    PIKIRAN RAKYAT – Paus Fransiskus, yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis akibat pneumonia di kedua paru-parunya, dikabarkan masih berupaya jaga kontak dengan pihak gereja Gaza.

    Kabar ini datang langsung dari Vatikan. Paus Fransiskus dilaporkan memang sempat menunjukkan tanda-tanda fisik yang sedikit membaik. Bahkan, Paus sempat bekerja pada Senin sore usai menerima Ekaristi pagi harinya.

    “Pada malam hari, beliau menelepon pastor paroki Gaza untuk menyampaikan kedekatannya sebagai seorang ayah,” ujar pernyataan Vatikan, dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 25 Februari 2025.

    Selama lebih dari setahun, Paus Fransiskus rutin melakukan panggilan video setiap hari dengan seorang pastor Argentina, Gabriel Romanelli, yang memimpin komunitas Katolik di gereja Gaza.

    Selama genosida Israel Penjajah, gereja itu digunakan sebagai tempat mengungsi dan tempat perlindungan bagi warga Palestina.

    Romanelli melaporkan bahwa ia mendengar kabar dari Paus segera setelah beliau dirawat di rumah sakit, namun tidak ada kabar lagi sejak itu. Setelah sempat agak membaik, sambungan telepon pun bersambut.

    “Romanelli telah mengirimkan video kepada Paus, dan Paus akhirnya menelepon balik untuk mengucapkan terima kasih,” ujar Vatikan.

    Gaza Hari Ini

    Berikut adalah rangkuman kejadian penting yang berlangsung hari ini, Selasa, 25 Februari 2025, dalam genosida Israel Penjajah terhadap Palestina, yang sedang dalam masa genjatan senjata:

    1. Quds News Network melaporkan, pasukan Israel Penjajah telah menyerbu Masjid Imam Ali, di Jalan al-Mamoun di kota Nablus, merobohkan pintunya dan menyita rekaman kamera pengawas.

    2. Pangeran Arab Saudi, Khalid bin Salman mengatakan bahwa ia dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pete Hegseth bertemu di Washington, DC, pada Senin, 24 Februari 2025. “Kami mengeksplore cara untuk memperkuat kerja sama pertahanan kami,” ujarnya.

    3. Senator AS Chris Van Hollen mengecam keputusan Presiden AS, Donald Trump yang hendak membatalkan perintah era Joe Biden, di mana pemerintah AS wajib melaporkan potensi pelanggaran hukum internasional pada kasus keterlibatan senjata suplai mereka untuk sekutu, termasuk Israel.

    4. Otoritas Air Palestina dan UNICEF telah mulai mengoperasikan 13 stasiun desalinasi bergerak di Gaza, di mana keluarga yang terlantar menghadapi krisis air yang parah setelah pasukan Israel menghancurkan 85 persen fasilitas air serta sanitasi di wilayah itu.

    5. Ynet News melaporkan, Israel Penjajah memberi tahu para mediator bahwa mereka akan membebaskan 620 tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan pada Sabtu lalu. Namun, dengan syarat, Hamas menyerahkan tubuh empat sandera Israel pada akhir pekan ini tanpa upacara yang memalukan. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Kondisi Terkini Paus Fransiskus Usai Dikabarkan Meninggal, Vatikan Singgung Telepon ke Gaza

    Kondisi Terkini Paus Fransiskus Usai Dikabarkan Meninggal, Vatikan Singgung Telepon ke Gaza

    PIKIRAN RAKYAT – Vatikan mengungkapkan kondisi terbaru Paus Fransiskus yang dinyatakan kritis sejak Sabtu 22 Februari 2025. Mereka mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus masih dalam kondisi kritis pada hari Senin 24 Februari 2025.

    Akan tetapi, dia menunjukkan sedikit perkembangan dalam tes laboratorium dan melanjutkan beberapa pekerjaan, termasuk menelepon sebuah paroki di Kota Gaza yang telah dia hubungi sejak genosida di sana dimulai.

    Buletin malam Vatikan lebih optimistis daripada beberapa hari terakhir, ketika Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun berjuang melawan pneumonia di kedua paru-paru di rumah sakit Gemelli Roma.

    Laporan dikeluarkan sesaat sebelum Vatikan No. 2 memimpin umat beriman dalam pembacaan doa Rosario di malam hari yang suram di Lapangan Santo Petrus yang membangkitkan berjaga-jaga ketika St. Yohanes Paulus II sekarat.

    “Selama 2.000 tahun umat Kristen telah berdoa untuk paus ketika dia dalam bahaya atau sakit,” kata Kardinal Pietro Parolin kepada piazza di tengah rintik hujan.

    Berdiri di panggung yang sama tempat Paus Fransiskus biasanya memimpin, Pietro Parolin mengatakan bahwa sejak Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit, paduan suara doa untuk pemulihannya telah membengkak dari seluruh dunia.

    “Mulai malam ini, kami ingin menyatukan diri secara terbuka untuk doa ini di sini, di rumahnya,” ucapnya, berdoa agar Paroos “di saat sakit dan cobaan ini” akan pulih dengan cepat.

    Kondisi Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus, yang memiliki bagian dari satu paru-paru yang diangkat saat masih muda, telah dirawat di rumah sakit sejak 14 Februari 2025. Dokter mengatakan bahwa kondisinya tidak dapat disentuh, mengingat usia, kerapuhan, dan penyakit paru-paru yang sudah ada sebelumnya.

    Akan tetapi, dalam pembaruan pada Senin 24 Februari 2025, mereka mengatakan bahwa Paus Fransiskus tidak mengalami krisis pernapasan lagi sejak Sabtu 22 Februari 2025, dan oksigen tambahan yang dia gunakan terus berlanjut tetapi dengan aliran dan konsentrasi oksigen yang sedikit berkurang.

    Sedikit insufisiensi ginjal yang terdeteksi pada Minggu 23 Februari 2025 tidak menyebabkan kekhawatiran saat ini, kata dokter, sambil mengatakan prognosisnya tetap dijaga.

    Paus Fransiskus dilaporkan menerima Ekaristi Senin 24 Februari 2025 pagi dan kembali bekerja pada sore hari.

    “Pada malam hari dia menelepon pastor paroki di paroki Gaza untuk mengungkapkan kedekatan kebapaannya,” kata pernyataan itu.

    ‘Misa yang Suram’

    Selama lebih dari setahun, Paus Fransiskus telah melakukan panggilan video dengan imam Argentina, Pendeta Gabriel Romanelli, yang memimpin komunitas Katolik di gereja, yang selama genosida Israel penjajah telah berfungsi sebagai tempat berlindung bagi warga Palestina.

    Romanelli telah melaporkan, mendengar kabar dari Paus Fransiskus segera setelah dia dirawat di rumah sakit, tetapi tidak sejak itu. Dia telah mengirim video kepada Fransiskus, dan paus menelepon untuk berterima kasih kepadanya.

    “Paus Fransiskus dalam semangat yang baik, tidak kesakitan, dan tidak menerima nutrisi buatan, ujar Vatikan.

    Pekerjaan yang dia lakukan termasuk membaca dan menandatangani dokumen, dan memang buletin siang harian Vatikan telah memasukkan nominasi uskup baru hampir setiap hari, meskipun sebagian besar diputuskan sebelumnya.

    Di rumah sakit Gemelli, suasananya tetap suram. Uskup Claudio Giuliodori memimpin Misa yang emosional dan hanya berdiri di kapel yang dinamai Yohanes Paulus, yang dirawat di rumah sakit di sana berkali-kali.

    Beberapa dari sekitar 200 orang yang hadir mengenakan jas dokter putih atau scrub bedah hijau; beberapa berlutut dalam doa.

    “Kami sangat menyesal. Paus Fransiskus adalah paus yang baik, mari kita berharap bahwa dia berhasil. Mari kita berharap,” tutur Filomena Ferraro yang tersedak, yang mengunjungi seorang kerabat di Gemelli.

    “Kami bergabung dengannya dengan doa kami, tetapi apa lagi yang bisa kami lakukan?” ucapnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari AP News.

    Dokter telah memperingatkan bahwa ancaman utama yang dihadapi Francis adalah sepsis, infeksi serius yang dapat terjadi sebagai komplikasi pneumonia. Sampai saat ini belum ada referensi tentang timbulnya sepsis dalam pembaruan medis yang diberikan oleh Vatikan.

    Pada 10 hari penuh, rawat inap ini sekarang berdiri sebagai yang terlama bagi Fransiskus sebagai paus. Dia menghabiskan 10 hari di rumah sakit Gemelli Roma pada tahun 2021 setelah dia mengangkat 33 sentimeter (13 inci) usus besarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News