agama: Katolik

  • Paus Fransiskus Tulis Surat di Tengah Sakit, Titip Pesan Damai ke Palestina

    Paus Fransiskus Tulis Surat di Tengah Sakit, Titip Pesan Damai ke Palestina

    Jakarta

    Paus Fransiskus masih berjuang dalam menghadapi sakit pneumonia yang dideritanya. Di tengah kondisi sakit, pemimpin gereja Katolik dunia itu mengirimkan pesan kepada tiap orang yang telah mendoakannya.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025), Paus Fransiskus telah dirawat selama dua pekan di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari silam. Selama terbaring sakit, Paus Fransiskus melewatkan doa mingguan tradisional yang biasa dilakukan Vatikan tiap pekannya.

    Vatikan lalu merilis surat yang ditulis Paus Fransiskus hari ini. Dalam surat tersebut, Paus mengucapkan terima kasih atas dukungan doa masyarakat kepadanya.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dari hati umat beriman dari berbagai belahan dunia. Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda dan, pada saat ini, saya merasa seolah-olah saya ‘dibawa’ dan didukung oleh seluruh umat Tuhan. Terima kasih semuanya,” tulis Paus asal Argentina itu.

    Paus Fransiskus juga konsisten menyerukan perdamaian di tengah sakit yang dideritanya. Ia menitipkan pesan damai kepada negara yang saat ini masih terlibat konflik.

    “Saya terutama berdoa untuk perdamaian. Dari sini, perang tampak semakin tidak masuk akal. Mari kita berdoa untuk Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan dan Kivu yang tersiksa,” tulis Paus.

    Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus telah dirawat di rumah sakit selama dua minggu karena pneumonia ganda. Vatikan mengungkapkan Paus berada dalam kondisi stabil sambil kembali menolak memberikan prognosis.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap stabil,” tulis Vatikan.

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sempat Muntah, Kondisi Paus Fransiskus Stabil dan Beristirahat di Rumah Sakit

    Sempat Muntah, Kondisi Paus Fransiskus Stabil dan Beristirahat di Rumah Sakit

    Jakarta, Beritasatu.com – Kondisi kesehatan Paus Fransiskus terus menjadi perhatian dunia. Vatikan menginformasi, pemimpin tertinggi umat Katolik seluruh dunia itu tidur dengan nyenyak dan memanfaatkan sebagian pagi hari untuk beristirahat. 

    “Setelah malam yang tenang, Paus sedang beristirahat,” demikian bunyi pernyataan singkat dari Kantor Pers Takhta Suci, yang dikutip pada Minggu (2/3/2025).

    Lebih lanjut, Paus Fransiskus tidak mengalami kondisi kritis lebih lanjut setelah bronkospasme yang terjadi sehari sebelumnya. Pada Sabtu (1/3/2025), Paus makan pagi, menikmati kopi, dan membaca surat kabar.

    Namun demikian,Vatikan menyebut kondisi Paus Fransiskus tetap kompleks, dan prognosisnya masih belum dapat dipastikan.

    Paus Fransiskus tidur dengan nyenyak dan sedang beristirahat, menurut keterangan dari Kantor Pers Takhta Suci pada Sabtu pagi.

    Sebelumnya, pada Jumat malam, kondisi pernapasan Paus memburuk setelah mengalami bronkospasme terisolasi. Beliau langsung diberikan bantuan ventilasi mekanis non-invasif, yang berhasil menstabilkan kondisinya.

    Dalam pernyataan resminya, Vatikan menjelaskan krisis pernapasan ini disebabkan oleh Paus Fransiskus yang menghirup muntahannya sendiri sehingga menyebabkan gangguan pernapasan akut.

    “Setelah muntah, Paus mengalami kesulitan bernapas yang mengakibatkan penurunan mendadak pada kondisi paru-parunya,” kata Vatikan dalam pernyataannya.

    Berkat ventilasi mekanis non-invasif, pertukaran gas dalam tubuh Paus kembali ke tingkat yang mendekati normal sebelum kejadian tersebut. Namun, dibutuhkan waktu sekitar 24 hingga 48 jam untuk mengevaluasi kondisi klinisnya lebih lanjut.

    Pernyataan ini disampaikan saat Paus masih menerima perawatan untuk pneumonia bilateral di Rumah Sakit Gemelli, Roma. Ia dirawat sejak 14 Februari 2025, setelah terinfeksi saluran pernapasan.

    Paus Fransiskus yang kini berusia 88 tahun, memiliki riwayat masalah paru-paru sejak muda. Saat masih menjalani pendidikan sebagai imam di Argentina, dirinya pernah menderita pleuritis, yaitu peradangan pada selaput paru-paru.

  • Ramadan Menggemakan Toleransi Beragama

    Ramadan Menggemakan Toleransi Beragama

    Jakarta,  Beritasatu.com – Bulan Ramadan di Indonesia merupakan momen keagamaan dan sosial yang sangat penting. Nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan secara damai di antara berbagai agama  termanifestasi selama Ramadan. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki keragaman agama dan budaya. Umat muslim hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain, seperti Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha secara harmonis dan saling menghormati. 

    Toleransi Beragama Selama Ramadan

    Ramadan merupakan kesempatan untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi dan cinta kasih di antara sesama. Di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta, hidup berdampingan antarumat beragama diwujudkan dengan berbagai cara. Umat non-muslim yang menghormati praktik-praktik beribadah umat Islam selama berpuasa  tidak makan di tempat umum pada siang hari. Hal ini merupakan sebuah bentuk penghormatan. Umat Islam pun berinisiatif mengundang tetangga non-muslim saat buka puasa bersama.

    Lembaga-lembaga keagamaan, baik muslim maupun non-muslim, juga berperan dalam mempromosikan persatuan sosial selama Ramadan. Mereka mengadakan kegiatan amal bersama, seperti pembagian bantuan kepada masyarakat miskin tanpa memandang agama. Hal ini mencerminkan semangat kasih sayang dan kemanusiaan yang terkandung dalam Ramadan. 

    Yang menarik adalah seruan dari pendakwah intelektual Nusantara, habib Husein Ja’far.  Habib Husein dikenal karena kegigihannya menyerukan toleransi beragama dan hidup berdampingan secara damai. Salah satu pesannya yang paling menonjol adalah “Ramadan bukan hanya bulan puasa, juga bulan kasih sayang dan komunikasi. Ramadan seharusnya menjadi kesempatan untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang sama di antara agama-agama, tidak hanya di antara umat Islam sendiri”. 

    Habib Husein Ja’far selalu menekankan pentingnya menyebarkan Islam dengan semangat cinta kasih dan moderasi yang tecermin dalam atmosfer Ramadan di Indonesia. Toleransi diwujudkan dalam acara berbuka puasa bersama, kegiatan amal lintas agama, dan dialog yang tenang di antara berbagai aliran yang berbeda. Habib Husein juga menyerukan agar Ramadan menjadi kesempatan untuk memperkuat persatuan umat dan tidak menimbulkan perbedaan atau perpecahan. 

    Pendekatan ini sejalan dengan ajaran Islam yang menyerukan toleransi, sebagaimana firman Allah Swt: 

    وَقُوۡلُوۡا لِلنَّاسِ حُسۡنًا

    “Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia” (Al-Baqarah: 83)

    Sebuah pesan yang mendorong umat Islam untuk memperlakukan semua orang dengan kebaikan dan rasa hormat. Inilah esensi dari semangat toleransi Ramadan di Indonesia. 

  • Dirawat 2 Minggu di RS, Kondisi Paus Fransiskus Stabil

    Dirawat 2 Minggu di RS, Kondisi Paus Fransiskus Stabil

    Jakarta

    Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus telah dirawat di rumah sakit selama dua minggu karena pneumonia ganda. Vatikan mengungkapkan Paus berada dalam kondisi stabil sambil kembali menolak memberikan prognosis.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025), pria berusia 88 tahun itu menderita “krisis” pernapasan pada Jumat (28/2), tetapi laporan malam hari mengatakan hal ini tidak terulang, menambahkan bahwa ia masih menerima oksigen tetapi tidak mengalami demam.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap stabil,” katanya.

    Paus Fransiskus telah “bergantian menggunakan ventilasi mekanis non-invasif” (masker oksigen) dengan “periode panjang oksigen aliran tinggi”.

    “Parameter hemodinamik selalu tetap stabil,” tambahnya, mengacu pada pengukuran seperti denyut jantung dan tekanan darah.

    “Ia terus makan dan secara teratur menjalani fisioterapi pernapasan, bekerja sama secara aktif,” katanya.

    “Bapa Suci masih waspada dan berorientasi. Pada sore hari ia menerima Ekaristi, kemudian membaktikan dirinya untuk berdoa.

    “Prognosisnya masih belum jelas.”

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kondisi Terkini Paus Fransiskus, Sulit Bernapas hingga Muntah

    Kondisi Terkini Paus Fransiskus, Sulit Bernapas hingga Muntah

    Jakarta

    Paus Fransiskus, yang dirawat di rumah sakit karena pneumonia, sempat mengalami “krisis” pernapasan yang menyebabkannya muntah pada Jumat (28/2).

    Paus berusia 88 tahun itu saat ini dirawat di rumah sakit di Roma akibat pneumonia di kedua paru-parunya. Setelah kejadian tersebut, ia segera diberikan ventilasi mekanis non-invasif yang menunjukkan respon baik dalam pertukaran gas, setelah saluran napasnya dibersihkan.

    Sumber-sumber Vatikan mengatakan dokter Paus membutuhkan waktu 24-48 jam untuk menentukan apakah ada kerusakan atau kemunduran pada kondisinya. Untuk saat ini mereka belum memberikan prognosis apa pun.

    “Bapa Suci mengalami krisis bronkospasme yang terisolasi, yang kemudian menyebabkan episode muntah saat menghirup udara dan kondisi pernapasan yang tiba-tiba memburuk,” kata Vatikan, dikutip dari BBC.

    “Bapa Suci segera menjalani bronkoaspirasi dan memulai ventilasi mekanis non-invasif, dengan respons yang baik terhadap pertukaran gas.”

    “Krisis pernapasan” terakhir terjadi sekitar pukul 14.00 waktu setempat, tetapi tidak diketahui berapa lama kondisi itu berlangsung. Kondisi terbaru ini muncul setelah beberapa hari Vatikan mengabarkan bahwa kondisi Paus mengalami “sedikit perbaikan”.

    Sebelumnya, Paus dirawat di rumah sakit pada tanggal 14 Februari setelah mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari. Ia pertama kali dirawat karena bronkitis sebelum didiagnosis mengidap pneumonia pada kedua paru-parunya.

    Kemudian, pada tanggal 22 Februari, Vatikan mengatakan bahwa Paus telah mengalami krisis pernapasan dan berada dalam kondisi “kritis”, namun kemudian pada hari Minggu, 23 Februari, merilis pembaruan yang mengatakan bahwa ia “tidak menunjukkan krisis pernapasan lebih lanjut”.

    Keesokan harinya, Paus mengeluarkan pernyataan yang meminta umat Katolik untuk berdoa untuknya setelah ia tidak dapat menyampaikan doa Angelus tradisional secara langsung selama minggu kedua berturut-turut .

    (suc/suc)

  • Muncul Spekulasi Pengganti Paus Fransiskus bila Beliau Wafat, Ada 8 Nama Kardinal – Halaman all

    Muncul Spekulasi Pengganti Paus Fransiskus bila Beliau Wafat, Ada 8 Nama Kardinal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus, yang saat ini berusia 88 tahun, sedang dalam kondisi kritis akibat pneumonia yang menyerang kedua paru-parunya.

    Vatikan mengatakan kondisi Paus Fransiskus menunjukkan sedikit peningkatan saat dia berjuang melawan pneumonia bilateral yang diidapnya.

    “Gagal ginjal ringan yang diamati dalam beberapa hari terakhir telah mereda,” ungkap Vatikan dalam pembaruan terakhirnya.

    “Pemindaian CT dada yang dilakukan tadi malam menunjukkan perkembangan normal dari peradangan paru-paru,” lanjut keterangan Vatikan.

    Vatikan menambahkan, tes darah yang dilakukan Paus Fransiskus kali terakhir mengonfirmasi peningkatan (kondisinya membaik).

    “Kondisi klinis Bapa Suci dalam 24 jam terakhir telah menunjukkan sedikit peningkatan lebih lanjut,” kata pernyataan itu tanpa menyebutkan apakah kondisinya masih kritis.

    Jika Paus Fransiskus wafat, secara teknis, setiap pria Katolik Roma dapat dipilih sebagai pewaris Santo Petrus.

    Namun, biasanya salah satu dari 253 kardinal dari seluruh dunia akan terpilih untuk memimpin umat Katolik.

    Berikut adalah daftar kandidat terdepan untuk menggantikan Paus Fransiskus.

    Sekretaris negara Vatikan, Pietro Parolin bertugas di Vatikan selama 11 tahun.

    Ia yang paling dinominasikan menggantikan Paus Fransiskus. 

    Parolin dianggap moderat secara politik. Ia menghabiskan kariernya dengan berpartisipasi dalam sayap diplomatik Vatikan.

    Ia menghabiskan sebagian kariernya di Nunsiatur Nigeria dan Meksiko lalu diangkat menjadi kardinal pada 2014 oleh Paus Fransiskus.

    Parolin akan dianggap sebagai perpanjangan dari warisan Fransiskus.

    2. Kardinal Fridolin Ambongo Besungu

    Presiden Simposium Konferensi Episkopal Afrika dan Madagaskar, Fridolin Ambongo Besungu, menjadi berita utama ketika ia menolak deklarasi kontroversial Paus Fransiskus.

    Kapusin yang konservatif itu menyatakan doktrin Fiducia supplicans, yang mengizinkan para pendeta memberkati pasangan yang belum menikah dan pasangan sejenis, batal demi hukum di benua Afrika.

    Besungu mendapat berkat dari Paus Fransiskus dalam sebuah pertemuan darurat pada 2023 tak lama setelah ajaran itu dirilis, demikian dilaporkan Catholic Herald.

    Kepausan Besungu akan dipandang sebagai teguran keras terhadap prinsip-prinsip Paus Fransiskus yang condong ke kiri.

    Paus saat ini mengangkat Besungu sebagai kardinal pada 2019.

    3. Kardinal Wim Eijk 

    Willem Jacobus Eijk adalah seorang mantan dokter medis.

    Ia dianggap sebagai salah satu kandidat terdepan yang paling konservatif.

    Pada 2015, Eijk membantu menulis “Sebelas Kardinal Berbicara tentang Pernikahan dan Keluarga: Esai dari Sudut Pandang Pastoral”.

    Artikel itu dengan tegas menentang dukungan Paus Fransiskus terhadap pernikahan sipil ulang jika tidak menerima pembatalan pernikahan pertama.

    Eijk menulis bahwa hal itu adalah suatu bentuk perzinahan yang terstruktur dan dilembagakan.

    Eijk juga mengkritik ketidakmampuan Paus saat ini untuk melawan usulan Konferensi Uskup Jerman yang mengizinkan kaum Protestan menerima Ekaristi di gereja-gereja Katolik.

    Dalam sebuah tajuk rencana, Eijk menyebut keputusan Paus tentang masalah tersebut tidak bisa dipahami.

    Eijk diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2012.

    4. Kardinal Peter Erdo

    Peter Erdo dari Hungaria telah lama menjadi tokoh penting dalam politik gereja kontemporer.

    Sebagai seorang konservatif, Erdo sebelumnya menentang praktik umat Katolik yang bercerai atau menikah lagi untuk menerima Komuni Kudus.

    Erdo juga vokal menentang negara-negara Eropa yang menerima pengungsi, dengan menyatakan bahwa hal itu sama saja dengan perdagangan manusia.

    Erdo diangkat menjadi kardinal pada 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II.

    5. Kardinal Luis Antonio Tagle

    Luis Antonio Tagle berasal dari Filipina. Ia menjabat sebagai wakil prefek untuk Bagian Evangelisasi Pertama di Departemen Evangelisasi dan sebagai presiden Komisi Antar Departemen untuk Religius yang Ditahbiskan.

    Tagle dijuluki Paus Fransiskus Asia. Ia dianggap condong ke kiri dan kritis terhadap perlakuan gereja terhadap kaum LGBT dan umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi. 

    Dalam sebuah wawancara pada 2015, ia mengatakan sikap keras gereja terhadap kaum gay, janda yang cerai, dan ibu tunggal telah merusak tujuannya untuk menyebarkan Injil.

    Tagle adalah orang Filipina ketujuh yang diangkat menjadi kardinal dan akan menjadi paus pertama yang berasal dari benua Asia jika terpilih. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2012.

    6. Kardinal Raymond Burke

    Raymond Burke dianggap sebagai tokoh konservatif terkemuka di gereja tersebut.

    Ia adalah pendukung misa Latin dan kerap mengkritik Paus Fransiskus yang dianggap liberal.

    Warga asli Wisconsin dan mantan uskup agung St. Louis itu menentang kesediaan Paus Fransiskus untuk mengizinkan pasangan yang bercerai dan menikah lagi menerima Ekaristi.

    Burke juga menentang bahasa baru Gereja seputar kontrasepsi buatan, kaum gay, dan pernikahan sipil. Ia menyatakan hal itu sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima.

    Burke diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2010.

    7. Kardinal Mario Grech

    Sekretaris jenderal Sinode Uskup saat ini, Mario Grech dianggap sebagai calon penerus Paus Fransiskus yang moderat.

    Sebelumnya, ia pernah berbicara tentang perlunya menjangkau mereka yang dikucilkan dari Gereja karena seksualitas atau status perkawinan.

    Dalam pidatonya pada 2014 di Sidang Umum Luar Biasa Sinode Para Uskup, Grech menyoroti perlunya gereja untuk menjaga kesinambungan pengajaran sambil memberi ruang bagi kreativitas dalam metodologi berbicara kepada umat.

    Grech diangkat menjadi kardinal pada 2020 oleh Paus Fransiskus.

    8. Kardinal Matteo Zuppi

    Presiden Konferensi Episkopal Italia, Matteo Zuppi lahir di Roma dan menjabat posisi penting sebagai uskup agung Bologna, Italia. Ini menjadikannya orang dalam di Vatikan pimpinan Fransiskus.

    Sebagai orang kepercayaan Fransiskus, Zuppi diminta pada 2023 untuk melaksanakan misi perdamaian penting di Ukraina. Iabertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.

    Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2019.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Kondisi Terkini Paus Fransiskus, Vatikan Beri Kabar Bahagia

    Kondisi Terkini Paus Fransiskus, Vatikan Beri Kabar Bahagia

    PIKIRAN RAKYAT – Kabar duka Paus Fransiskus yang alami sakit keras hingga kritis di rumah sakit mengirimkan gelombang pilu ke seluruh dunia, sejak beberapa hari lalu. Bagaimana kabar terkininya?

    Hari ini, Kamis, 27 Februari 2025, Vatikan mengirim kabar baik via laman berita resminya. Mereka mengumumkan kondisi Paus Fransiskus yang terus berangsur membaik.

    Menurut laporan Vatikan, Paus Gereja Katolik ke-266 bernama asli asli Jorge Mario Bergoglio itu sudah bisa tidur nyenyak setelah melewati kondisi kritisnya.

    Paus disebut terus dipantau agenda istirahatnya per Kamis pagi, 27 Februari 2025. karena kondisinya menunjukkan sedikit perbaikan dalam beberapa hari terakhir.

    “Paus tidur nyenyak semalam dan sekarang sedang beristirahat,” demikian pernyataan singkat oleh Kantor Pers Takhta Suci, dikutip dari laman Vatikan, 27 Februari 2025.

    Selamat dari Gagal Fungsi Ginjal

    Pada Rabu malam, 26 Februari 2025, Kantor Pers mengatakan kondisi kesehatan Paus telah sedikit membaik dalam 24 jam ke belakang.

    “Kekurangan fungsi ginjal ringan yang terlihat dalam beberapa hari terakhir telah mereda. Pemeriksaan CT scan dada yang dilakukan (pada Selasa) malam menunjukkan perkembangan normal pada peradangan paru-paru. Tes darah yang dilakukan (pada Rabu) mengonfirmasi perbaikan yang terlihat (pada Selasa),” kata pernyataan itu.

    Paus Fransiskus tetap menjalani terapi oksigen aliran tinggi, namun hingga Rabu malam, beliau belum mengalami krisis pernapasan seperti asma. Menurut Kantor Pers Takhta Suci, prognosisnya tetap “terjaga.”

    Sebelumnya, Paus dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma sejak hari Jumat, 14 Februari lalu, setelah mengalami bronkitis, yang kemudian kena diagnosa mengidap pneumonia bilateral.

    Sudah Sempat Tulis Surat Pengunduran Diri

    Paus Fransiskus sudah mempersiapkan surat pengunduran diri sejak 2013 tahun pertamanya menjabat, yang akan digunakan jika terpaksa mengundurkan diri karena kesehatannya yang buruk, menurut sebuah laporan pada Minggu, 23 Februari 2025.

    Hal tersebut disampaikan Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara berdasarkan laporan New York Post yang dilakukan tahun 2022.

    “Saya telah menandatangani surat pengunduran diri, saat Tarcisio Bertone menjadi Menteri Luar Negeri. Saya menandatanganinya dan mengatakan kepadanya: Jika ada halangan karena alasan medis atau apa pun, ini pengunduran diri saya,” ucap Paus seperti dikutip dari Antara. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ketum GP Ansor Terima Penghargaan Sehati Seperjalanan dari KWI

    Ketum GP Ansor Terima Penghargaan Sehati Seperjalanan dari KWI

    loading…

    Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menganugerahkan penghargaan Sehati Seperjalanan kepada Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharuddin. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menganugerahkan penghargaan Sehati Seperjalanan kepada Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Addin Jauharuddin . Pria yang akrab disapa Bang Addin ini dianggap berkomitmen membangun kerukunan dan perdamaian di Indonesia dan dunia melalui Deklarasi Jakarta – Vatikan yang ditandatangani Paus Fransiskus di Vatikan pada 21 Agustus 2024.

    Selain itu, Bang Addin juga dinilai telah menerapkan Pedoman dalam Kebenaran dan Kasih (PDKK). “Dengan pemberian anugerah ini, Komisi HAK KWI ingin mengucapkan terima kasih dan ingin menjadi Teman Sehati Seperjalanan,” ujar Sekretaris Kom HAK KWI Romo Aloysius Budi Purnomo Pr dalam Rapat Pleno Nasional Komisi HAK KWI di Kantor KWI Jakarta, Selasa (25/2/2025).

    Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharuddin mengucapkan syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Dia menegaskan semua kader Ansor akan senantiasa berkomitmen menjalankan Deklarasi Jakarta – Vatikan dan menjaga Indonesia.

    “Penghargaan ini memacu dan memicu kami untuk bekerja lebih maksimal lagi, menjadi perekat sekaligus penggerak anak-anak bangsa untuk semakin berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Mengonsolidasikan nilai-nilai kebaikan yang ada pada diri kita masing-masing,” katanya.

    “Peristiwa-peristiwa kelam bangsa ini seperti penggunaan isu SARA tidak boleh terjadi lagi, mempersulit beribadah agama lain tidak boleh lagi, intimidasi kelompok-kelompok minoritas tidak boleh lagi,” sambungnya.

    Addin menegaskan ke depan toleransi beragama harus diperluas lagi spektrumnya menjadi toleransi sosial dan ekonomi sehingga tidak ada ketimpangan dan harmoni yang terbangun di masyarakat memiliki pondasi yang kokoh. “Kita perkokoh toleransi, baik toleransi antar umat beragama, sosial maupun toleransi ekonomi,” katanya.

    Selain Ketum GP Ansor Addin Jauharuddin, Romo Aloysius menambahkan, penghargaan teman Sehati Seperjalanan juga diberikan kepada sejumlah Ketua Umum Ormas Pemuda Lintas Agama lain. Yaitu Ketum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Ketum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketum Pemuda Kristen (GAMKI) Sahat MP Sinurat, Ketum Pemuda Hindu (Peradah) I Gede Ariawan, Waketum Pemuda Buddha (Gemabudhi) Wiryawan, dan Ketum Pemuda Konghucu (Gemaku) JS Kristan.

    Usai penandatanganan Deklarasi Jakarta -Vatikan para ketua umum Ormas Lintas Iman di atas telah melakukan sejumlah kegiatan secara bersama-sama sebagai perwujudan deklarasi. Di antaranya, silaturahmi ke Gereja Kristen Jawa Minomartani dan Gereja Katolik St Petrus dan Paulus Minomartani, Sleman, Yogyakarta pada 20 Desember 2024.

    Kemudian penanaman pohon di Nawang Jagad, Kaliurang di Sleman Yogyakarta. Terakhir, para perwakilan GP Ansor berkunjung ke Pertapaan Katolik Rawaseneng, untuk belajar mengelola peternakan dan pengolahan susu segar dalam upaya mengembangkan kesejahteraan.

    (rca)

  • Hasil Tes Kesehatan Terbaru Paus Fransiskus yang Dirawat karena Pneumonia

    Hasil Tes Kesehatan Terbaru Paus Fransiskus yang Dirawat karena Pneumonia

    Jakarta

    Vatikan mengatakan kondisi Paus Fransiskus menunjukkan sedikit peningkatan saat dia berjuang melawan pneumonia bilateral yang diidapnya.

    “Gagal ginjal ringan yang diamati dalam beberapa hari terakhir telah mereda. Pemindaian CT dada yang dilakukan tadi malam menunjukkan perkembangan normal dari peradangan paru-paru. Tes darah yang dilakukan hari ini mengonfirmasi peningkatan yang terlihat kemarin. Vatikan mengatakan dalam pembaruan terakhirnya.

    Paus berusia 88 tahun, yang sebagian paru-parunya diangkat saat masih muda, masih menerima aliran oksigen tambahan yang tinggi tetapi tidak mengalami krisis pernapasan lagi sejak Sabtu.

    Tes darah, yang menunjukkan beberapa jumlah trombosit rendah dan anemia, telah mengonfirmasi adanya peningkatan dan sedikit gagal ginjal yang terdeteksi beberapa hari lalu telah surut, kata pernyataan itu.

    “Kondisi klinis Bapa Suci dalam 24 jam terakhir telah menunjukkan sedikit peningkatan lebih lanjut,” kata pernyataan itu tanpa menyebutkan apakah kondisinya masih kritis.

    Paus Fransiskus menghabiskan malam ke-13 di rumah sakit Gemelli di Roma dan disebut sudah bisa melakukan beberapa aktivitas. Seorang pejabat Vatikan mengatakan ia dibanjiri surat dan kartu ucapan selamat untuknya.

    Pemimpin tertinggi umat Katolik ini telah dirawat di rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir. Ia dirawat di rumah sakit pada Maret 2023 karena apa yang akhirnya didiagnosis sebagai pneumonia.

    Ia juga menjalani operasi usus besar pada Juni 2021. Paus juga sering terlihat menggunakan kursi roda atau tongkat jalan akibat nyeri saraf skiatik dan masalah lutut.

    (kna/kna)

  • Kondisi Terkini Paus Fransiskus, Sulit Bernapas hingga Muntah

    Vatikan Sebut Kondisi Paus Fransiskus Mulai Membaik

    Jakarta

    Vatikan mengungkap kondisi Paus Fransiskus yang saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita pneumonia. Vatikan menyebut kondisi pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan itu mulai membaik.

    “Kondisi klinis Bapa Suci dalam 24 jam terakhir menunjukkan sedikit peningkatan,” kata Vatikan dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa pemindaian CT pada dadanya menunjukkan “perkembangan normal kondisi peradangan paru-paru” seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/2/2025).

    Sebelumnya, Vatikan mengatakan bahwa Paus Fransiskus yang sakit kritis, berjuang melawan pneumoniapada kedua paru-parunya, melewati malam yang tenang di rumah sakit.

    “Paus melewati malam yang tenang dan sedang beristirahat,” demikian pernyataan terbaru Vatikan pada hari ke-13 Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit, seperti dilansirAFP, Rabu (26/2).

    Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari lalu karena kesulitan bernapas, setelah itu kondisinya sempat memburuk, sehingga memicu kekhawatiran luas di kalangan umat Katolik.

    Setelah mengalami serangan pernapasan pada akhir pekan, yang memerlukan oksigen dalam jumlah besar dan transfusi darah, Vatikan mengatakan kondisi Paus Fransiskus telah stabil, namun dia masih dalam kondisi kritis.

    Buletin medis yang dirilis Selasa (25/2) malam menyebutkan Paus Fransiskus dalam “kondisi klinis masih kritis namun stabil”.

    “Tidak ada episode pernapasan akut dan parameter hemodinamik tetap stabil,” jelas Vatikan dalam pernyataan terbarunya, merujuk pada pengukuran seperti detak jantung dan tekanan darah.

    Paus Fransiskus, menurut Vatikan, telah menjalani pemindaian baru “pada malam hari untuk pemantauan radiologi pneumonia bilateral”.

    “Prognosisnya masih belum jelas,” katanya.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu