agama: Katolik

  • Praktisi Hukum Soroti Kewenangan Intelijen-Perampasan Aset di RUU Kejaksaan

    Praktisi Hukum Soroti Kewenangan Intelijen-Perampasan Aset di RUU Kejaksaan

    loading…

    Sejumlah pakar dan praktisi hukum menyoroti daftar penambahan kewenangan dalam Revisi UU Kejaksaan dalam diskusi publik, Kamis (20/3/2025). Foto/Dok. SindoNews

    JAKARTA – Sejumlah pakar dan praktisi hukum menyoroti daftar penambahan kewenangan dalam Revisi UU Kejaksaan . Dosen Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan Valerianus Beatae Jehanu misalnya, mewanti-wanti adanya fungsi kewenangan intelijen bagi Kejaksaan yang diatur dalam revisi UU tersebut.

    Ia menyoroti peran jaksa dalam yang bisa mengawasi ruang media. Sementara dalam revisi itu tidak diatur apakah fungsi pengawasan multimedia itu hanya bisa dilakukan dalam konteks pro justicia atau tidak.

    “Fungsi Intelijen Kejaksaan dalam penegakan hukum ini keliru karena harusnya hanya bisa dalam hal pro justicia,” katanya dalam diskusi publik, Kamis (20/3/2025).

    Di sisi lain, ia juga turut menyoroti masih lemahnya fungsi pengawasan terhadap Korps Adhyaksa dalam Revisi UU Kejaksaan. Kondisi itu, kata dia, justru rentan menimbulkan potensi impunitas bagi jaksa.

    Ia mencontohkan salah satunya terkait frasa pemeriksaan terhadap anggota Korps Adhyaksa hanya bisa dilakukan jika ada persetujuan dari Jaksa Agung . “Kontrol Kejaksaan semakin lemah karena memiliki imunitas yaitu Jaksa hanya bisa dipanggil dan diperiksa atas izin Jaksa Agung,” tegasnya.

    Sementara itu, Direktur Advokasi dan Kebijakan De Jure Awan Puryadi turut menyoroti sejumlah penambahan kewenangan bagi Kejaksaan dalam revisi UU tersebut. Ia mencontohkan penambahan kewenangan baru bagi jaksa dalam revisi itu untuk melakukan penelusuran, perampasan, dan pengembalian aset tindak pidana melalui pembentukan Badan Pemulihan Aset.

    Kendati demikian, ia menyebut penambahan kewenangan baru itu tidak diikuti dengan penguatan pengawasan. Padahal, kata dia, belum lama ini ada jaksa yang terjerat korupsi terkait hasil rampasan aset di kasus robot trading.

    Selanjutnya, Awan juga menyoroti penambahan fungsi intelijen bagi Kejaksaan. Menurutnya penambahan kewenangan itu sangat berbahaya dalam konteks penegakan hukum dan demokrasi. Ia khawatir kewenangan itu disalahgunakan jaksa untuk memanggil pihak-pihak tertentu tanpa proses penyelidikan.

    Sementara perbuatan itu tidak akan bisa digugat ke praperadilan lantaran bukan dalam proses penegakan hukum. “Pernah kejadian, sebanyak 43 guru honorer yang jadi PNS diundang oleh kejaksaan Padang Sidempuan karena diduga ada informasi korupsi. Bupati, tiba-tiba dipanggil hanya berdasarkan informasi. Bisa jadi seperti itu,” jelasnya.

    Awan juga turut menyoroti kewenangan penghentian kasus di luar proses pengadilan atau Restorative Justice (RJ). Tanpa ada pengawasan yang jelas ia khawatir kewenangan itu justru disalahgunakan untuk memainkan kasus.

  • Temuan Arkeologi Kuliner Muslim Bertahan di Zaman Rezim Katolik Spanyol

    Temuan Arkeologi Kuliner Muslim Bertahan di Zaman Rezim Katolik Spanyol

    Jakarta

    Granada, di wilayah Andalusia di Spanyol selatan, merupakan sisa terakhir dari Iberia Islam yang dikenal sebagai Al-Andalus, wilayah yang pernah membentang di sebagian besar Spanyol dan Portugal. Pada 1492, kota tersebut jatuh ke tangan penaklukan Katolik.

    Setelah itu, penduduk asli Andalusia, yang beragama Islam, diizinkan untuk terus menjalankan agama mereka. Setelah satu dekade pengawasan agama yang semakin ketat dari rezim Katolik yang baru, menjalankan tradisi dan ritual Islam menjadi dilarang.

    Namun, penggalian arkeologi terkini di Granada telah mengungkap bukti bahwa praktik pengolahan kuliner Muslim terus berlanjut secara rahasia selama beberapa dekade setelah penaklukan.

    Penelitian ini dibeberkan tiga ahli, Aleks Pluskowski Associate Professor Arkeologi Abad Pertengahan di University of Reading, Guillermo García-Contreras Ruiz Profesor Arkeologi Abad Pertengahan dan Pasca-Abad Pertengahan dari Universidad de Granada, dan Marcos García García Peneliti Pascadoktoral dari University of York.

    “Istilah ‘Morisco’ yang berarti ‘rawa kecil’, digunakan untuk merujuk pada penduduk asli Muslim yang dipaksa pindah agama ke Katolik pada 1502, menyusul dekrit yang dikeluarkan oleh Kerajaan Castile. Dekrit serupa dikeluarkan di Kerajaan Navarre dan Aragon pada dekade berikutnya, yang memicu pemberontakan bersenjata,” tulis ketiganya seperti dikutip dari The Conversation.

    Akibatnya, antara 1609 hingga 1614, kaum Morisco diusir dari berbagai kerajaan di Spanyol. Umat Muslim diusir dari Portugal pada akhir abad ke-15. Jadi, ini mengakhiri lebih dari delapan abad budaya Islam di Iberia.

    Bagi banyak orang, penaklukan Granada dilambangkan oleh Alhambra. Benteng di puncak bukit ini, yang dulunya merupakan kediaman megah para penguasa Nasrid Islam, menjadi istana kerajaan di bawah rezim Katolik yang baru.

    Kini, benteng ini merupakan monumen bersejarah yang paling banyak dikunjungi di Spanyol dan contoh arsitektur Islam abad pertengahan yang paling terpelihara di dunia. Arkeologi juga memberi kita peluang baru untuk melihat sekilas dampak penaklukan tersebut terhadap masyarakat Andalusia setempat, jauh di luar tembok Alhambra.

    Mengungkap sisa-sisa sejarah di Cartuja

    Penggalian menjelang pembangunan kampus Universidad de Granada, sebuah bukit di pinggiran kota modern, mengungkap jejak aktivitas manusia yang berasal dari periode Neolitikum (3400-3000 SM).

    Antara abad ke-13 hingga ke-15 Masehi, masa kejayaan Granada Islam, banyak cármenes (rumah kecil dengan taman dan kebun buah) dan almunias (istana kecil milik kaum elit Nasrid) dibangun di bukit ini. Kemudian, dalam beberapa dekade setelah penaklukan Katolik, sebuah biara Carthusian dibangun di sini dan lingkungan sekitarnya diubah sepenuhnya, dengan banyak bangunan sebelumnya dihancurkan.

    Para arkeolog menemukan sebuah sumur yang menempel pada sebuah rumah dan lahan pertanian. Sumur tersebut digunakan sebagai tempat pembuangan sampah untuk membuang material konstruksi yang tidak diinginkan. Sampah lain juga ditemukan, termasuk koleksi unik tulang hewan yang berasal dari kuartal kedua abad ke-16.

    Jejak arkeologis praktik kuliner

    Limbah yang dibuang dari persiapan dan konsumsi makanan di endapan arkeologi, kebanyakan berupa fragmen tulang hewan serta sisa-sisa tanaman dan peralatan makan keramik. Temuan ini memberikan catatan tak ternilai tentang praktik kuliner rumah tangga di masa lalu. Tulang hewan, khususnya, terkadang dapat dihubungkan dengan diet khusus yang dianut oleh berbagai komunitas agama.

    Sebagian besar tulang di sumur di Cartuja berasal dari domba dan ada sejumlah kecil dari sapi. Usia hewan yang lebih tua, sebagian besar jantan yang dikebiri, dan adanya bagian tubuh yang kaya daging menunjukkan bahwa tulang-tulang tersebut merupakan potongan daging yang disiapkan oleh tukang daging profesional dan diperoleh dari pasar, bukan hasil peternakan lokal.

    Keramik yang ditemukan di samping tulang-tulang tersebut mencerminkan praktik makan Andalusia, yang melibatkan sekelompok orang yang berbagi makanan dari mangkuk besar yang disebut ataifores.

    Keberadaan mangkuk-mangkuk ini dengan cepat berkurang di Granada pada awal abad ke-16. Bejana-bejana yang lebih kecil, yang mencerminkan pendekatan makan yang lebih individualistis yang disukai oleh rumah tangga Katolik, menggantikan ataifores.

    Jadi, kombinasi mangkuk-mangkuk besar, tulang-tulang domba yang dipasangkan, dan tidak adanya babi (karena umat Muslim tidak memakan daging babi) menunjukkan temuan itu ada bukti praktik kuliner rumah tangga Morisco.

    Mempolitisasi dan mengawasi tempat makan

    Rezim Katolik tidak menyetujui praktik makan bersama ini, yang dikaitkan dengan identitas Muslim Andalusia, dan akhirnya melarangnya. Konsumsi daging babi menjadi ekspresi paling terkenal dari pengawasan kebiasaan makan oleh Kantor Suci, yang lebih dikenal sebagai Inkuisisi.

    Gema revolusi makan ini dapat dilihat saat ini dalam peran daging babi dalam masakan Spanyol, termasuk dalam daging olahan yang diekspor secara global seperti chorizo dan jamón.

    Sebelumnya, Inkuisisi berfokus pada mereka yang dicurigai menganut praktik Yahudi yang dilarang pada 1492. Lalu pada paruh kedua abad ke-16, perhatian semakin tertuju pada orang Morisco yang dicurigai mempraktikkan Islam secara rahasia, termasuk menghindari daging babi.

    Di mata hukum, kaum Muslim ini secara resmi beragama Katolik sehingga dianggap musuh jika mereka tetap berpegang pada keyakinan mereka sebelumnya. Selain itu, karena kesetiaan agama dan politik disamakan, mereka juga menjadi musuh negara.

    Sampah yang dibuang dari Cartuja, contoh arkeologi pertama dari rumah tangga Morisco, menunjukkan bagaimana beberapa keluarga Andalusia berpegang teguh pada budaya makan tradisional mereka saat dunia mereka berubah, setidaknya selama beberapa dekade.

    (rns/fay)

  • Kesehatan Paus Fransiskus Mulai Membaik, Tak Lagi Butuh Masker Oksigen

    Kesehatan Paus Fransiskus Mulai Membaik, Tak Lagi Butuh Masker Oksigen

    Jakarta

    Vatikan mengabarkan kondisi kesehatan Paus Fransiskus mulai membaik dan tak lagi membutuhkan masker oksigen secara terus menerus. Dokter di Rumah Sakit Gemelli Roma tempat paus dirawat mengatakan kondisi paus lebih stabil, setelah melalui masa kritis terutama pada masalah pernapasan akibat sakit pneumonia yang ia alami.

    “Kondisi Paus Fransiskus tetap stabil dalam kerangka klinis yang kompleks dan ada sedikit perbaikan pada fungsi motorik dan pernapasannya,” tulis Vatikan dalam keterangannya pada Selasa (18/3/2025).

    Penggunaan masker oksigen dan terapi pernapasan juga disebut mulai dikurangi. Kondisi pemimpin tertinggi umat Katolik itu juga disebut mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

    “Dia terus mengikuti pola makan yang ditentukan secara medis, yang sekarang mencakup makanan padat,” ungkap Vatikan.

    Diberitakan APNews, Paus berusia 88 tahun itu kini dapat menghabiskan waktu di siang hari tanpa aliran oksigen yang tinggi dan hanya menggunakan oksigen tambahan biasa yang diberikan melalui selang hidung. Dokter juga berusaha mengurangi jumlah waktu ia menggunakan masker ventilasi mekanis noninvasif di malam hari, untuk memaksa paru-parunya bekerja lebih keras.

    Meskipun hal tersebut merupakan “sedikit perbaikan,” Vatikan belum memberikan jadwal kapan Fransiskus akan keluar dari rumah sakit Gemelli atau mengonfirmasikan acara apa pun yang akan datang.

    Selama seminggu terakhir, kondisi Paus mulai stabil dan dokter mengatakan bahwa ia tidak lagi dalam bahaya kematian. Dengan perbaikan bertahap, Vatikan telah menghentikan pembaruan pagi dan menerbitkan buletin medis yang lebih jarang.

    (kna/kna)

  • Lafadz NC Gelar Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik, Gandeng DMI Tangsel hingga Paroki St. Barnabas

    Lafadz NC Gelar Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik, Gandeng DMI Tangsel hingga Paroki St. Barnabas

    TRIBUNJAKARTA.COM – Lafadz Nusantara Center menggelar acara buka puasa bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) hingga pengurus Paroki Gereja Katolik Santo Barnabas.

    Acara buka puasa bersama dan dialog publik untuk membangun solidaritas antarumat beragama itu digelar di Megantara Edupark, Pamulang, Tangsel, Senin (17/3/2025).

    “Jadi, acara Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik ini, kami selenggarakan sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa empati dan rasa saling menghormati, antar umat beragama, terlebih umat Islam dan umat Katolik,” kata Deni, Direktur Eksekutif Lafadz Nusantara Center, Senin (17/03) di Pamulang.

    Mahasiswa Magister Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu menjelaskan bahwa, saat ini ada dua pemeluk agama di Indonesia, yang tengah melakukan Puasa, diantaranya umat Islam dan umat Katolik. 

    “Kemudian juga momentumnya juga pas dan saat inikan, umat muslim sedang berpuasa di bulan Ramadan, dan orang-orang Katolik juga setahu saya, sedang puasa juga, yakni puasa pra paskah, jika tidak salah yah. Tadi juga Romo Petrus menjelaskan beliau sedang Puasa juga,” jelasnya.  

    Acara buka Puasa Bersama dan Dialog Publik itu juga dihadiri oleh banyak Komunitas, pemuda, dan organisasi kepemudaan, di antaranya. Komunitas Pemuda Poncol Lestari (KPPL), Generasi Muda Rempoa dan Cempaka Putih (GAREM PUTIH), Komunitas Flobamora NTT Kota Tangerang Selatan, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Se-Pamulang, Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamulang Timur, serta umat muslim dan umat Katolik. 

    Kepala Paroki Santo Barnabas Pamulang, Romo Petrus Cipto Nugroho, menyambut baik, acara Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik yang diselenggarakan oleh Lafadz Nusantara Center itu. 

    “Kami tentu sangat menyambut baik, terima kasih juga untuk semuanya yang telah hadir. Prinsipnya, umat beragama harus terus bergandengan tangan, dan terus melakukan dialog dan juga kolaborasi. Sejauh ini, kami melakukan hal itu. Karena tantangan kita hari ini adalah Kemiskinan, orang-orang putus sekolah, juga soal Lingkungan di Tangerang Selatan, harus kita jaga,” Kata Romo Petrus. 

    Senada, Lurah Pamulang Timur, Ade Heri Sutiawan dalam sambutannya mengatakan bahwa, pihaknya mengapresiasi langkah Lafadz Nusantara Center, yang telah menginisiasi acara Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik yang melibatkan banyak pihak. 

    Ade Heri menjelaskan bahwa, Pamulang Timur menjadi contoh wilayah yang rukun dan damai di Kota Tangerang Selatan, begitu juga dengan kehadiran Megantara Edupark yang terletak di kawasan Pamulang Timur itu, menjadi laboratorium dan tempat pertemuan dan pelatihan dan tempat tersebut adalah tempat yang terbuka. 

    “Jadi memang di kegiatan Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik yang diselenggarakan oleh Lafadz Nusantara Center di Megantara Edupark ini sudah pas, karena tempat ini juga salah satu icon di Pamulang Timur, yakni tempat pelatihan dan pertemuan.” Kata Lurah Pamulang Timur. 

    Informasi, dalam acara Buka Puasa Bersama dan Dialog Publik itu juga dihadiri oleh banyak narasumber, diantaranya, Perwakilan Kantor Kemenag Kota Tangsel, Pastor Paroki St. Barnabas Pamulang Romo Mario, Tokoh Muda Nahdhatul Ulama Yudi Adiyatna, DMI Kota Tangsel, Ustadz Mahmud, dan Founder studiagama.id, Tri Indah Annisa. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Perdana, Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus di Rumah Sakit

    Perdana, Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus di Rumah Sakit

    Jakarta

    Vatikan merilis foto pertama Paus Fransiskus sejak masuk rumah sakit pada Februari 2025. Dalam foto tersebut, ia terlihat duduk di kursi roda mengenakan jubah dan stola.

    Kantor pers Vatikan menyatakan bahwa Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, sedang “merayakan Misa Kudus di kapel apartemennya di lantai 10 Poliklinik Gemelli.”

    Paus Fransiskus telah dirawat di sana sejak 14 Februari 2025 karena komplikasi pneumonia di paru-parunya.

    “Saya sedang mengalami masa cobaan, dan saya senasib dengan saudara dan saudari yang sakit,” kata Paus dalam postingan yang diunggah di akun resmi Instagramnya, sambil menambahkan bahwa meskipun tubuhnya lemah, “tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk mencintai, berdoa, berusaha untuk diri sendiri, dan saling mendampingi satu sama lain dalam iman.”

    Paus juga ikut berdoa bagi para korban yang terluka akibat perang di Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan dan Republik Demokratik Kongo.

    Kondisi Paus Fransiskus disebut berangsur membaik

    Dalam laporan medis terbaru Paus Fransiskus yang dikeluarkan pada Sabtu (15/03), Takhta Suci mengatakan bahwa paus berangsur-angsur membaik dan menggunakan lebih sedikit ventilasi mekanis di malam hari untuk membantu pernapasan.

    Kantor Pers Takhta Suci menggambarkan kondisi Paus Fransiskus dalam keadaan stabil, tetapi belum diketahui kapan dia akan keluar dari rumah sakit.

    Paus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio ini dianggap rentan terhadap infeksi paru-paru karena menderita selaput dada saat muda dan sebagian paru-parunya telah diangkat.

    Sinyal kuat akan terus menjabat

    Paus Fransiskus telah menerima fisioterapi untuk membantu pernapasannya dan terapi fisik untuk mobilitasnya. Dia telah menggunakan kursi roda dalam beberapa tahun terakhir karena sakit lutut dan punggung.

    Pada Kamis (13/03), Bergoglio merayakan 12 tahun kepausannya, dari rumah sakit.

    Para dokter yang tidak dilibatkan dalam perawatan paus mengatakan kalau Paus kemungkinan akan menghadapi jalan panjang menuju pemulihan, mengingat usia dan kondisi medis lainnya.

    Namun pada Sabtu (16/03), Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah menyetujui perpanjangan tiga tahun yang baru untuk proses formasi Gereja Katolik dunia. Terlepas dari masalah kesehatannya, hal ini dapat dilihat sebagai niat Paus Fransiskus untuk terus memimpin Takhta Suci.

    Doa bersama besar-besaran di kampung halaman Paus Fransiskus

    Di negara asalnya, Argentina, ribuan orang berkumpul di sebuah gereja di pinggiran Buenos Aires untuk mendoakan paus. Hal itu dilaporkan oleh kantor berita Reuters.

    Mereka datang sambil membawa drum, simbal, bendera, dan kaleng-kaleng berisi air suci.

    “Hidup Paus Fransiskus,” kata seorang imam kepada para jemaat.

    Dilihat dari banyaknya para pengunjung yang datang dari lingkungan miskin, pastor menyebut hal itu menandakan kalau jemaat menyukai paus.

    “Beginilah seharusnya kita menghidupi gereja seperti yang diajarkan oleh Paus Fransiskus, gereja yang miskin untuk yang miskin,” ujarnya.

    Paus Fransiskus mendapat julukan “Paus Kumuh” saat menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires. Hal itu dikarenakan kedekatannya dengan orang miskin dan kurang mampu.

    mh/mel (dpa, Reuters)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus untuk Pertama Kali sejak Dirawat di RS Selama Satu Bulan – Halaman all

    Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus untuk Pertama Kali sejak Dirawat di RS Selama Satu Bulan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Untuk pertama kalinya, Vatikan merilis foto Paus Fransiskus sejak dirawat di rumah sakit selama satu bulan, Minggu (16/3/2025).

    Dalam foto tersebut, pria berusia 88 tahun itu sedang menghadap altar setelah merayakan misa di sebuah kapel di rumah sakit, dikutip dari Al Jazeera.

    Menurut Vatikan, foto ini dirilis lantaran banyak wartawan dan umat yang ingin melihat kondisi Paus Fransiskus saat ini.

    Sebelumnya, foto Paus Fransiskus terakhir kali dipublikasikan lebih dari satu bulan lalu.

    Pada bulan ini, umat katolik hanya dapat mendengar suara Paus Fransiskus melalui rekaman audio yang dirilis pada 6 Maret 2025.

    Dalam rekaman audio tersebut, terdeangar suara Paus yang masih lemah, namun tetap memberikan ucapan terima kasih kepada semua yang telah mendoakan dirinya.

    Seperti diketahui, Paus Fransiskus dirawat di RS karena mengalami Pneumonia Ganda.

    Meski Paus terlihat sudah dapat melakukan aktivitas dan dalam kondisi stabil, Vatikan melaporkan saat ini Paus masih dalam kondisi kesehatan yang kompleks.

    Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dokter yang merawat Paus Fransiskus.

    Sang dokter mengatakan Paus saat ini tidak dalam kondisi kritis, namun tetap dalam kondisi yang harus dalam pantauan.

    Dokter mengungkapkan ini karena usia, dan sebagian paru-parunya yang sudah hilang sejak ia masih muda.

    Meskipun tengah berjuang melawan penyakitnya, Paus Fransiskus tetap melakukan tugasnya.

    Di mana ia baru-baru ini telah menyetujui proses implementasi dan evaluasi selama tiga tahun untuk proyek reformasi yang bertujuan untuk membuat Gereja Katolik Roma lebih ramah dan tanggap.

    Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari lalu.

    Ia dirawat setelah didiagnosis menderita infeksi saluran pernapasan dan pneumonia di kedua paru-parunya.

    Paus lebih rentan terhadap infeksi paru-paru karena saat muda ia pernah mengalami radang selaput dada.

    Ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya di Argentina ketika masih menjalani pelatihan untuk menjadi pendeta.

    Vatikan menegaskan, Paus akan tetap menjalani perawatan di rumah sakit selama diperlukan untuk memastikan pemulihan yang optimal.

    Seluruh umat Katolik di dunia terus berharap dan berdoa agar Paus Fransiskus segera kembali dalam kondisi yang lebih baik.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus

  • PDIP Dinilai Terus Serang Jokowi, PSI Anggap Provokasi untuk Meraup Simpati Tapi Gagal 

    PDIP Dinilai Terus Serang Jokowi, PSI Anggap Provokasi untuk Meraup Simpati Tapi Gagal 

    TRIBUNJAKARTA.COM – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menanggapi pernyataan politikus PDI Perjuangan, Deddy Yevri Sitorus.

    Deddy Sitorus mengungkapkan bahwa seorang utusan menemui jajaran pengurus PDIP. Utusan itu meminta agar Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi tidak dipecat sebagai kader PDIP

    Juru Bicara DPP PSI Beny Papa menegaskan tudingan Deddy Sitorus yang terus menyerang dan mengaitkan Jokowi terkait kasus Hasto Kristiyanto sebagai sikap orang yang tidak siap kalah. 

    “Apa yang dilakukan Dedy Sitorus dan teman-teman PDIP yang terus menyerang Pak Jokowi adalah cara-cara murahan, mencoba memprovokasi untuk meraup simpati dengan menyebar hoax. Pola ini biasanya dilakukan orang-orang yang tidak siap kalah dan pasti gagal,” kata Benny dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/3/2025).

    Benny mengatakan kasus yang menyandung Hasto Kristiyanto adalah murni masalah hukum, persoalan suap-menyuap dan menghalangi penyidikan.

    “Maka kalau PDIP selalu membawa-bawa Pak Jokowi itu salah alamat, tidak ada andil dan kepentingan beliau di sana,” kata Benny.

    Oleh karena itu, Benny menyarankan agar Hasto Kristiyanto untuk fokus menghadapi kasusnya dengan argumentasi hukum.

    “Jangan gunakan para kaki tangannya untuk terus menyebar fitnah dan hoax di masyarakat,” ujar Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) ini.

    Jokowi Tantang Deddy Sitorus

    Joko Widodo (Jokowi) menantang politikus PDI Perjuangan, Deddy Yevri Sitorus, untuk mengungkap identitas “utusan” yang disebut-sebut meminta pembatalan pemecatannya dari PDIP serta pencopotan Hasto Kristiyanto dari jabatan Sekretaris Jenderal PDIP.

    Dalam keterangannya di Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (14/3/2025), Jokowi dengan tegas membantah tudingan tersebut.

    “Enggak ada (permintaan seperti itu), apa iya? Harusnya disebutkan siapa (utusannya) gitu loh biar jelas,” ujar Jokowi. 

    Jokowi juga menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki keterkaitan dengan kasus hukum yang menyeret Hasto Kristiyanto. 

    Mantan kader PDIP itu mempertanyakan logika di balik tuduhan yang dilontarkan kepadanya. 

    “Kepentingannya apa saya mau mengutus untuk itu, kepentingannya apa? Coba logikanya,” ujarnya dengan nada tegas. 

    Jokowi mengungkapkan bahwa selama ini ia memilih diam terhadap berbagai tuduhan yang ditujukan kepadanya. 

    Namun, ia memperingatkan bahwa kesabarannya ada batasnya. 

    “Saya itu sudah diam loh ya. Difitnah saya diam. Dicela saya diam. Dijelekkan saya diam. Dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus loh, tapi ada batasnya ya,” lanjutnya. 

    Klaim Deddy

    Sebelumnya, Deddy Yevri Sitorus mengungkapkan bahwa seorang utusan menemui jajaran pengurus PDIP pada 14 Desember 2024. 

    “Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember itu ada utusan yang menemui kami, memberitahu bahwa sekjen harus mundur, lalu jangan pecat Jokowi,” ujar Deddy dalam keterangan yang diterima Kompas TV pada Kamis (13/3/2025). 

    Selain itu, Deddy juga mengklaim bahwa utusan tersebut menyampaikan informasi mengenai sembilan kader PDIP yang disebut-sebut menjadi target aparat penegak hukum. 

    “Ada sekitar 9 orang dari PDIP yang menjadi target dari pihak kepolisian dan KPK,” ungkapnya. 

    Deddy meyakini bahwa kasus yang menyeret Hasto Kristiyanto merupakan bentuk politisasi hukum. 

    Ia menegaskan bahwa tuduhannya memiliki dasar kuat, merujuk pada pernyataan seorang anggota Komisi II DPR RI yang menyebut utusan itu sebagai sosok berwenang. 

    “Itulah juga yang menjadi keyakinan kami bahwa seutuhnya persoalan ini adalah persoalan yang dilandasi oleh itikad tidak baik oleh kesewenang-wenangan,” ujarnya. 

    “Kasus Mas Hasto jelas adalah kasus politisasi hukum, kriminalisasi jahat, dan itulah kenapa kami sebagai partai, baik DPP maupun Fraksi, akan bersama-sama melawan kesewenang-wenangan ini,” lanjutnya. (TribunJakarta/Kompas.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sebulan Dirawat di RS, Gimana Kondisi Paus Fransiskus Kini?

    Sebulan Dirawat di RS, Gimana Kondisi Paus Fransiskus Kini?

    Jakarta

    Paus Fransiskus kembali melewati “malam yang tenang” di rumah sakit Roma, Italia, tempat ia berjuang melawan pneumonia di kedua paru-parunya selama sebulan ini.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (14/3/2025), Vatikan mengatakan, meskipun kondisinya tidak lagi kritis, Paus berusia 88 tahun itu masih menerima bantuan pernapasan melalui kanula hidung pada siang hari dan masker oksigen pada malam hari.

    Vatikan mengatakan Fransiskus menjalani fisioterapi pada hari Kamis (13/3) serta perawatan lanjutannya di Rumah Sakit Gemelli.

    Ia juga mencicipi kue untuk merayakan 12 tahun kepausannya, berdoa, dan melakukan latihan pernapasan.

    Kantor pers Vatikan mengatakan akan menerbitkan buletin medis lainnya pada Jumat malam, tetapi mungkin berhenti mengirimkan pembaruan harian pagi.

    Pembicaraan sekarang beralih ke kapan ia akan pulang. Namun, perawatannya di rumah sakit yang dimulai pada tanggal 14 Februari — masa terlama dan terberat selama masa kepausannya — telah menimbulkan keraguan tentang kemampuannya untuk memimpin hampir 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    “Butuh waktu bagi tubuh berusia 88 tahun yang terkena pneumonia untuk pulih, juga dalam hal energi dan kekuatan,” kata kantor pers Vatikan.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Masih Dirawat di RS, Paus Fransiskus Peringati 12 Tahun Jabatannya sebagai Kepala Gereja Katolik – Halaman all

    Masih Dirawat di RS, Paus Fransiskus Peringati 12 Tahun Jabatannya sebagai Kepala Gereja Katolik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus menandai 12 tahun masa jabatannya sebagai pemimpin Gereja Katolik pada Kamis (13/3/2025).

    Pada 13 Maret 2013, setelah pengunduran diri Paus Benediktus XVI, Kardinal Jorge Mario Bergoglio dari Argentina terpilih sebagai Paus baru.

    Selama 12 tahun masa jabatannya, Paus Fransiskus dikenal karena belas kasih dan seruan perdamaian, Al Jazeera melaporkan.

    Ia telah mereformasi pemerintahan Vatikan dan mengambil tindakan keras terhadap kasus pelecehan anak oleh pendeta.

    Terhitung sudah empat minggu setelah Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit akibat pneumonia ganda.

    Ia dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari

    “Paus telah menghabiskan malam yang tenang,” menurut pernyataan dari Vatikan.

    Hasil rontgen dada mengonfirmasi adanya perbaikan pada kondisinya.

    Dokter menyatakan kalau Paus Fransiskus tidak lagi di ambang kematian.

    Meski demikian, kondisinya masih dipantau dengan cermat.

    Lebih lanjut, masa jabatan Paus Fransiskus tidak lepas dari tantangan dan kritik, baik dari dalam Gereja maupun luar.

    Diplomasi dan Aksi Internasional

    Fransiskus melakukan 47 perjalanan ke luar negeri.

    Selama kunjungannya, Paus memprioritaskan negara-negara dengan komunitas Katolik yang kecil atau terpinggirkan.

    Ia terus menyerukan perdamaian di wilayah rawan konflik seperti Sudan, Gaza, dan Ukraina.

    Pada November 2023, ia menyerukan penyelidikan mengenai tuduhan genosida yang dilakukan Israel di Gaza.

    Sebagai putra imigran Italia di Argentina, Paus Fransiskus juga membela hak-hak migran dan mengkritik kebijakan deportasi massal Presiden AS Donald Trump.

    Fransiskus juga seorang juru kampanye vokal untuk lingkungan hidup.

    Dalam ensikliknya yang terkenal, “Laudato Si” (Semoga Engkau Selalu Terpuji), yang diterbitkan pada 2015, ia mendesak dunia untuk bertindak cepat terhadap perubahan iklim, dengan menekankan tanggung jawab negara-negara kaya.

    Kasih Sayang, Keadilan Sosial, dan Reformasi Gereja

    Sebagai seorang liberal, Paus Fransiskus berupaya membangun Gereja Katolik yang lebih inklusif.

    Ia mendukung perubahan dalam aturan perceraian dan lebih terbuka terhadap anggota LGBTQ.

    Keputusannya pada 2023 untuk mengizinkan pemberkatan pasangan sesama jenis dalam beberapa kasus sempat memicu kontroversi, terutama di Afrika dan Amerika Serikat.

    Fransiskus juga telah melaksanakan reformasi mendasar di Kuria Roma, pemerintahan pusat Vatikan.

    Reformasi tersebut mencakup desentralisasi kekuasaan, meningkatkan transparansi, serta memberikan peran lebih besar kepada kaum awam dan perempuan.

    Pada 2022, ia mengesahkan konstitusi yang mengatur ulang departemen-departemen Vatikan.

    Salah satu langkah utamanya adalah membersihkan keuangan Vatikan yang ternoda oleh skandal dan korupsi.

    Fransiskus juga membentuk sekretariat khusus untuk ekonomi Vatikan pada tahun 2014, yang berupaya memberantas korupsi serta meningkatkan pengawasan terhadap investasi dan Bank Vatikan.

    Dalam reformasi kelembagaannya, Paus Fransiskus juga melibatkan lebih banyak anggota awam, termasuk perempuan, dalam Sinode, badan diskusi Katolik yang melihat masa depan Gereja.

    Beberapa keputusan penting, seperti perempuan diakon, akan diputuskan pada Juni 2025.

    Tantangan dan Pertentangan

    Meskipun banyak mendapat pujian atas reformasinya, Paus Fransiskus juga menghadapi kritik, terutama dari kalangan tradisionalis.

    Beberapa menganggapnya bertindak tirani, terutama terkait kebijakan dan perubahan yang ia lakukan dalam Gereja.

    Paus Fransiskus tetap melanjutkan misinya untuk mengubah Gereja Katolik menjadi lebih terbuka dan inklusif, meski tak lepas dari pertentangan keras dari beberapa pihak.

    Perjuangan Paus Fransiskus Melawan Pelecehan Seksual di Gereja Katolik

    Paus Fransiskus dihadapkan pada tantangan besar sejak awal masa jabatannya pada tahun 2013, yaitu pelecehan seksual oleh pendeta dan upaya penutupan kasus-kasus tersebut di seluruh dunia.

    Salah satu momen penting dalam perjuangannya terjadi pada 2018 saat ia mengunjungi Cile.

    Awalnya, Paus Fransiskus membela seorang uskup Cile yang dituduh menutupi kejahatan seorang pendeta.

    Paus Fransiskus bahkan menuntut agar para penuduh menunjukkan bukti yang jelas.

    Namun, setelah kritik yang keras, Paus Fransiskus mengakui telah membuat “kesalahan serius” dan meminta maaf atas tindakannya.

    Ini adalah pengakuan pertama dari seorang Paus yang mengakui kesalahan dalam penanganan kasus pelecehan.

    Sebagai langkah lanjutan, Paus memanggil semua uskup Cile ke Vatikan, dan mereka semua mengajukan pengunduran diri sebagai bentuk pertanggungjawaban.

    Pada tahun yang sama, Paus Fransiskus mencabut gelar kardinal dari Theodore McCarrick, seorang pendeta asal AS yang terbukti melakukan pelecehan.

    Pada 2019, McCarrick juga kehilangan statusnya sebagai pendeta.

    Tak hanya itu, Paus Fransiskus juga mengadakan pertemuan puncak yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendengarkan keluhan dari para korban pelecehan, dan berjanji untuk melakukan “pertempuran habis-habisan” melawan pelecehan oleh pendeta.

    Sebagai langkah nyata, Vatikan membuka arsip gereja terkait pelecehan dan memperkenalkan pengadilan awam untuk kasus-kasus ini.

    Paus Fransiskus juga mewajibkan pelaporan segala dugaan pelecehan seksual kepada otoritas Gereja untuk mencegah upaya penutupan kasus tersebut.

    Meskipun sudah ada beberapa perubahan signifikan, aktivis seperti Anne Barrett Doyle mengkritik langkah-langkah Paus.

    Dia mengatakan bahwa secara struktural, Gereja Katolik masih memiliki banyak masalah terkait transparansi, pengawasan eksternal, dan kurangnya sanksi tegas bagi pelaku, AFP melaporkan.

    Anne menilai bahwa meskipun ada niat baik, gereja masih belum melakukan cukup banyak untuk memberantas masalah ini secara mendalam.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Paus Fransiskus Kian Membaik, Vatikan Harap Rawat Inap Segera Berakhir

    Paus Fransiskus Kian Membaik, Vatikan Harap Rawat Inap Segera Berakhir

    Jakarta

    Kondisi Pemimpin umat Katolik dunia Paus Fransiskus kian membaik. Vatikan berharap rawat inap segera berakhir.

    Dilansir AFP, Selasa (11/3/2025), dokter tidak lagi mengkhawatirkan keselamatannya, kata Vatikan pada hari Senin waktu setempat. Kabar tersebut mengindikasikan Paus akan segera meninggalkan rumah sakit tempat ia dirawat karena mengidap pneumonia di kedua paru-parunya.

    Pemimpin umat Katolik dunia berusia 88 tahun itu dirawat di rumah sakit Gemelli di Roma sejak tanggal 14 Februari karena bronkitis. Belakangan, penyakit tersebut berubah menjadi pneumonia di kedua paru-parunya.

    Paus sempat dilaporkan dalam kondisi krisis yang memicu kekhawatiran serius akan keselamatannya.

    Namun setelah seminggu mengalami perbaikan yang stabil, pada Senin malam, Takhta Suci mengatakan prognosisnya tidak lagi dianggap “tidak pasti”.

    “Kondisi klinis Bapa Suci terus stabil,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Ditambahkan pula bahwa “mengingat kompleksitas gambaran klinis” dan kondisinya saat dirawat di rumah sakit, “perlu untuk melanjutkan, selama beberapa hari ke depan, terapi medis farmakologis di lingkungan rumah sakit”.

    Ini menunjukkan bahwa setelah terapi ini selesai, Paus akan kembali ke rumah.

    Paun Fransiskus menghabiskan hari Senin dengan melakukan terapi fisik dan pernapasan di kamarnya di lantai 10 di rumah sakit Gemelli, kata Vatikan.

    Seperti pada pagi-pagi sebelumnya, ia juga mengganti masker oksigen yang ia gunakan setiap malam dengan kanula–tabung plastik yang dimasukkan ke dalam lubang hidung– yang memberikan oksigen aliran tinggi, katanya.

    (taa/taa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu