agama: Katolik

  • Refleksi Spiritual Visualisasi Jalan Salib di Gereja St Matius Penginjil Bintaro – Halaman all

    Refleksi Spiritual Visualisasi Jalan Salib di Gereja St Matius Penginjil Bintaro – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Antusias Umat Katolik Gereja St. Matius Penginjil Bintaro menyaksikan tablo visualisasi jalan salib pada Jumat Agung, 18 April 2025 pukul 08.00 WIB sangat terasa.

    Tablo visualisasi jalan salib tahun ini jadi pertunjukan perdana dari Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Bintaro setelah sempat terhenti sejak 2019 akibat pandemi covid-19.

    Visualisasi jalan salib ini dimulai dari Lapangan Parkir GKP Matius Bintaro dan berakhir di kanopi gereja.

    Drama jalan salib mengenang kisah sengsara Yesus Kristus ini jadi tontonan penuh haru bagi umat Paroki Bintaro. 

    Tablo jalan salib ini bukan hanya sekedar pertunjukan teatrikal semata tapi momen refleksi spiritual tersendiri bagi umat Kristiani.

    Para OMK yang mengambil bagian dari Tablo ini sukses membuat haru umat, banyak juga yang meneteskan air mata utamanya saat pemeran Yesus disiksa hingga disalibkan.

    Perayaan Tablo dan Jumat Agung di Gereja St. Matius Penginjil Bintaro tahun ini menjadi momen yang mendalam bagi umat untuk merenungkan kasih dan pengorbanan Kristus, serta mempererat kebersamaan dalam iman.

     

    Jumat Agung di Gereja St. Matius Penginjil Bintaro

    ​Jumat Agung adalah hari suci dalam tradisi Katolik yang diperingati pada hari Jumat sebelum Minggu Paskah.

    Hari ini menandai penyaliban dan wafat Yesus Kristus di Bukit Golgota sebagai pengorbanan-Nya untuk menebus dosa umat manusia.

    Dan peristiwa ini menjadi inti dari iman Katolik, karena melalui kematian-Nya, Yesus membuka jalan keselamatan bagi semua orang yang percaya pada-Nya

    Jumat Agung memiliki makna mendalam sebagai hari pengorbanan dan kasih yang tak terbatas dari Yesus Kristus.

    Meskipun disebut “Agung”,  hari ini adalah momen berkabung dan refleksi atas penderitaan dan kematian Yesus Kristus.

    Dalam penderitaan tersebut, umat Katolik menemukan harapan akan kebangkitan dan kehidupan kekal yang dijanjikan.​

    Selama ibadat, altar pun dibiarkan kosong dan tanpa hiasan sama sekali.

    Hal ini mencerminkan suasana duka dan penantian akan kebangkitan.​

    Selain ibadat di gereja, umat Katolik juga menjalani puasa dan pantang sebagai bentuk pertobatan dan solidaritas dengan penderitaan Kristus.

    Jumat Agung bukan hanya untuk mengenang kematian Yesus, tetapi juga mengajak umat untuk merenungkan makna pengorbanan, kasih, dan harapan akan kehidupan baru dalam kebangkitan-Nya.

    Ibadat Jumat Agung juga diselenggarakan di Gereja St. Matius Penginjil Bintaro pada Jumat, 18 April 2025.

    Rangkaian ibadat hari ini pukul 18.00 WIB dipimpin oleh Rm. Yakobus Sriyatmoko,SX dan didampingi oleh 3 orang Romo lain yakni Rm Petrus Hardiyanto, SX, Rm Fabien Kalehezo T’Chiribuka,SX dan Rm FX. Sudarmanto,SX

    Dalam homilinya Rm FX. Sudarmanto, SX menjelaskan alasan mengapa Tuhan Yesus mau menderita dan meninggal dunia dengan cara yang mengerikan dan menyedihkan.

    Menurut Romo Sudarmanto, itu semua karena Yesus bersedia merelakan dirinya menjadi silih atas dosa-dosa kita umat manusia.

    Atau dengan kata lain, Yesus menyerahkan diriNya demi menyelamatkan umat manusia dari dosa demi untuk memulihkan hubungan antara manusia dan Allah.

    Pengorbanan Yesus di salib adalah bukti kasih Allah yang tak terhingga kepada manusia.

    Seperti tertulis dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.” Melalui penderitaan dan kematian-Nya, Yesus menunjukkan betapa besar kasih-Nya kepada umat manusia.

    Sepanjang pelaksanaan ibadat, berlangsung dengan khidmat dan penuh makna, untuk mengenang sengsara dan wafat Yesus Kristus.

    Rangkaian ibadat mencakup Liturgi Sabda, Penghormatan Salib, dan Komuni Kudus.  

    Suasana ibadat yang tenang dan penuh perenungan mengajak umat untuk merenungkan pengorbanan Kristus dan memperdalam iman mereka dalam menyambut kebangkitan-Nya.

     

  • Kamis Putih, Tuguran, Ritual Pencucian Altar dengan Anggur di Gereja Santo Bartolomeus Bekasi – Halaman all

    Kamis Putih, Tuguran, Ritual Pencucian Altar dengan Anggur di Gereja Santo Bartolomeus Bekasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Rangkaian Tri Hari Suci jadi bagian inti dari perayaan liturgi umat Katolik jelang Paskah. 

    Kamis Putih jadi penanda awal dimulainya Tri Hari Suci, dilanjutkan dengan Jumat Agung, Vigili Paskah dan Minggu Paskah.

    Kamis Putih tahun ini jatuh pada 17 April 2025. 

    Kamis Putih merupakan hari mengenang perjamuan terakhir Yesus bersama para murid-Nya sebelum ditangkap, disiksa hingga disalibkan.

    Dalam tradisi Gereja Katolik, Kamis Putih juga diperingati dengan ritual pembasuhan kaki oleh imam kepada umatnya.

    Pembasuhan kaki ini adalah simbol dari kerendahan hati, kasih yang tulus dan semangat melayani.

    Menutup Kamis Putih, setelah selesai misa ada pemindahan Sakramen Mahakudus.

     

    Umat Katolik Gereja Santo Bartolomeus Paroki Taman Galaxi Bekasi, Jawa Barat merayakan Kamis Putih dengan hikmat.

    Misa Kamis Putih di Gereja Santo Bartolomeus digelar dua kali, Kamis (17/4/2025) pukul 17.00 WIB dan 21.00 WIB.

    Dilanjutkan dengan Tuguran hingga Ibadat Pencucian Altar dengan Anggur pukul 23.59 WIB.

     

    Ibadat Pencucian Altar dengan Anggur digelar tengah malam jelang dini hari, usai Tuguran.

    Tribunnews.com ikut dalam ibadat Pencucian Altar dengan Anggur ini.

    Selama proses pencucian altar dengan anggur, suasana gereja sangat hening.

    Lampu-lampu juga redup, hanya lampu sekitar panti imam yang dinyalakan sehingga menambah sakral prosesi pencucian altar. 

    Tiga romo serta dua frater ikut dalam pencucian altar dengan anggur. 

    PENCUCIAN ALTAR – Ibadat Pencucian Altar dengan Anggur usai Misa Kamis Putih di Gereja Santo Bartolomeus, Paroki Taman Galaxi, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025). (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

    Mengawali ibadat, rombongan Imam yang mengenakan stola hitam berjalanan dari sakristi sampai di depan altar dengan hening lalu membungkuk hormat lanjut berlutut.

    Pastor Paroki, Romo Pungki Setiawan SVD yang memimpin ibadat kemudian membacakan doa.

    “Ya Allah pada malam menjelang hari penderitaan-Mu, kami berkumpul untuk mengenangkan perintah-Mu untuk saling melayani dan mengasihi satu sama lain sebagai murid-murid-Mu. Berilah kami kekuatan untuk sanggup memikul salib kami masing-masing, bukan sebagai beban hidup melainkan rahmat dan kesempatan untuk jadi semakin serupa dengan-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan penyelamat kami,” 

    Umat yang masih berlutut menjawab Amin. 

    Lanjut petugas koor yang terdiri dari empat pria mendaraskan mazmur dan kidung.

    PENCUCIAN ALTAR – Ibadat Pencucian Altar dengan Anggur usai Misa Kamis Putih di Gereja Santo Bartolomeus, Paroki Taman Galaxi, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025). (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

    Ritual pencucian altar dengan anggur dimulai dengan pastor menuangkan anggur ke atas altar yang kondisi kosong.

    Lalu menggosoknya dengan tangan, kemudian menuangkan air dan mencucinya dengan aspergium, sikat atau kuas halus.

    Setelah itu Pastor mengeringkan altar dengan spons dan kain halus, berikutnya misdinar membantu Pastor membersihkan tangan.

    Ritual pencucian altar diakhiri dengan Kidung Kristus Taat Sampai Mati, doa Bapa Kami dan doa Penutup.

    Umat pun meninggalkan gereja dengan hening.

    Ditemui usai ibadat di halaman gereja, seorang umat bernama Endang mengaku sudah dua kali mengikuti ritual pencucian altar dengan anggur tersebut.

    “Ini kedua kalinya digelar di gereja kami, Santo Bartolomeus. Ini kali kedua juga saya ikut. Memang selama pencucian altar suasananya sangat hening, benar-benar sakral. Tidak semua gereja menggelar pencucian altar dengan anggur,” ucap Endang, Jumat (18/4/2025) dini hari. 

    Umat lainnya, Anton mengaku baru pertama kali ikut dan menyaksikan ritual pencucian altar dengan anggur.

    Rasa penasaran lah yang mendorongnya ikut ibadat yang digelar tengah malam usai Tuguran.

    Terlebih Anton sempat mencari tahu di internet bahwa ritual ini sangat kuno dan tradisional, upacara ini biasanya digelar di Basilika Santo Petrus pada Kamis Putih.

    “Awalnya dengar pengumuman gereja soal pencucian altar dengan anggur, terus penasaran seperti apa. Makanya malam ini saya gereja mau lihat seperti apa prosesnya,” tambah Anton.

  • Ibadat Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta Dihadiri 13.000 Umat

    Ibadat Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta Dihadiri 13.000 Umat

    Jakarta, Beritasatu.com – Ibadat Jumat Agung di Gereja Katedral Jakarta berlangsung khidmat dan tertib. Lebih dari 10.000 umat Katolik memadati gereja yang terletak di kawasan Sawah Besar tersebut untuk mengikuti rangkaian Trihari Suci 2025.

    “Kalau melihat dari pagi tadi, kelihatannya hampir penuh, sekitar 4.600 umat. Sesi kedua juga demikian. Jadi diperkirakan hari ini total umat yang hadir bisa mencapai 10.000 hingga 13.000 orang. Kemarin pun sekitar 12.000 lebih,” ujar Kepala Humas Gereja Katedral Jakarta, Susyana Suwadie, saat ditemui pada Jumat (18/4/2025).

    Ibadat Jumat Agung digelar dalam tiga sesi, yakni pukul 12.00 WIB, 15.00 WIB, dan 18.00 WIB. Setiap sesi diikuti oleh sekitar 4.600 umat yang hadir langsung di gereja.

    Susyana menyampaikan bahwa seluruh rangkaian ibadat berjalan lancar, tertib, dan kondusif. Ia pun berterima kasih atas dukungan berbagai pihak yang turut serta menjaga kenyamanan dan keamanan.

    “Pengamanan berjalan baik berkat dukungan penuh dari TNI dan Polri. Pos pengamanan dari Polsek Sawah Besar juga didirikan untuk mendukung kelancaran umat yang hadir,” jelasnya.

    Tak hanya aparat keamanan, pihak Masjid Istiqlal yang berseberangan dengan Katedral juga turut membantu pelaksanaan ibadat, seperti dengan menyediakan lahan parkir dan penjagaan di Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan kedua rumah ibadah.

    “Teman-teman dari Masjid Istiqlal juga membantu umat yang datang, terutama karena hujan tadi. Umat dapat parkir di Istiqlal dan menyeberang melalui terowongan dengan aman dan nyaman,” ujar Susyana.

    Rangkaian ibadat Trihari Suci di Gereja Katedral telah dimulai sejak Kamis (17/4/2025) dengan Misa Kamis Putih. Pada hari ini digelar Jumat Agung dan selanjutnya pada Sabtu (19/4/2025) malam akan digelar Misa Malam Paskah dalam dua sesi, pukul 17.40 WIB dan 20.30 WIB. Puncak perayaan Paskah akan berlangsung pada Minggu (20/4/2025).

  • Warga Arcamanik Kembali Demo Tolak Alih Fungsi Gedung Serbaguna Jadi Tempat Ibadah
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        18 April 2025

    Warga Arcamanik Kembali Demo Tolak Alih Fungsi Gedung Serbaguna Jadi Tempat Ibadah Bandung 18 April 2025

    Warga Arcamanik Kembali Demo Tolak Alih Fungsi Gedung Serbaguna Jadi Tempat Ibadah
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Forum Komunikasi Warga Arcamanik Berbhineka kembali menggelar unjuk rasa di depan Gedung Serba Guna (GSG) Arcamanik, Jalan Ski Air, Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (18/4/2025) sore.
    Aksi tersebut bertujuan untuk menolak alih fungsi gedung yang sebelumnya merupakan fasilitas umum masyarakat menjadi tempat ibadah bagi umat dari Persatuan Gereja Amal Katolik (PGAK) Santa Odilia.
    Koordinator Aksi, Budi Haryono, menegaskan bahwa unjuk rasa ini bukanlah upaya untuk melarang ibadah di gedung tersebut, tetapi sebagai pengingat bahwa GSG Arcamanik adalah milik masyarakat, bukan kelompok tertentu, meskipun dikelola oleh pihak swasta.
    “Hanya mengingatkan, kita saling mengingatkan di antara kita bahwa GSG itu kembalikan seperti aspek kelegalannya, seperti fungsinya, artinya belum berubah oleh fungsi, itu saja,” ujarnya, Jumat.
    Budi menjelaskan bahwa sejak awal, gedung tersebut merupakan bagian dari fasilitas umum dan sosial yang dibangun oleh pengembang untuk warga perumahan.
    Namun, sejak 2022, sertifikat hak milik (SHM) GSG Arcamanik telah dimiliki oleh segelintir pihak, yang menyebabkan warga perumahan dilarang menggunakan gedung tersebut.
    “Jadi GSG itu sampai detik ini, yang kita lihat di dalam aspek legal, masih dengan fungsinya gedung serba guna, itu saja. Jadi kita cuma mengingatkan ke teman-teman, kita orasi,” tambahnya.
    Warga juga mengungkapkan keresahan terkait aktivitas umat yang mayoritas bukan berasal dari lingkungan perumahan sekitar.
    Mereka khawatir akan munculnya masalah di kemudian hari.
    “Keresahannya kesibukan ini tidak sewajarnya datang dan bukan teman kita loh di area sini dari luar, jauh. Hari Minggu tiap minggu. Sebelumnya saat sebulan sekali sama hari besar kami tidak masalah, ini tiap minggu ada kegiatan kita
    nggak
    bisa adakan kegiatan di blok kita,” paparnya.
    Budi mengaku bahwa upaya untuk mengembalikan fungsi gedung tersebut dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari aspek hukum, birokrasi, hingga aksi massa.
    Warga pun tidak pernah melarang umat PGAK untuk melaksanakan ibadah, tetapi meminta agar mereka tidak melarang warga untuk menggunakan gedung tersebut.
    “Kita siap untuk dialog, birokrasi kita udah jalan, jalur hukum kita udah jalan kemudian germas yang mengingatkan itu tapi kalau dia berani bener, keluar, saya punya dokumen, dia dokumen ada ayo kita duduk bersama,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Remaja Masjid Ikut Amankan Misa Paskah di Manggarai Timur
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 April 2025

    Remaja Masjid Ikut Amankan Misa Paskah di Manggarai Timur Regional 18 April 2025

    Remaja Masjid Ikut Amankan Misa Paskah di Manggarai Timur
    Tim Redaksi
    MANGGARAI TIMUR, KOMPAS.com
    – Potret nyata toleransi dan kerukunan antarumat beragama terlihat jelas saat perayaan Paskah 2025 di
    Manggarai Timur
    , Nusa Tenggara Timur.
    Di tengah suasana khidmat Misa
    Jumat Agung
    , sejumlah
    remaja masjid
    terlihat ikut membantu menjaga keamanan jalannya ibadah di Desa Satar Padut, Kecamatan Lamba Leda Utara, Jumat (18/4/2025).
    Perayaan Misa berlangsung di Paroki St. Petrus dan Paulus Dampek dan dihadiri sekitar 2.000 umat, yang dipimpin oleh Pater Bernaldus Raho, SVD.
    Menurut Kapolsek Lamba Leda Utara, Iptu Aris Ahmad, Misa dijaga oleh personel kepolisian, Babinsa, Orang Muda Katolik (OMK), dan juga para remaja masjid.
    “Ada remaja masjid juga,” ujar Aris saat dihubungi Jumat sore.
    Kehadiran remaja masjid dalam pengamanan ini bukan hal baru. Menurut Aris, kolaborasi semacam ini sudah menjadi tradisi di wilayah tersebut, terutama dalam momen perayaan besar keagamaan.

    Remaja masjid
    selalu terlibat saat Hari Raya umat Katolik. Begitu juga sebaliknya. Ini sebagai wujud toleransi dan persaudaraan,” jelasnya.
    Iptu Aris berharap semangat toleransi lintas agama di Lamba Leda Utara bisa terus dipertahankan dan menjadi contoh bagi daerah lain.
    “Secara umum perayaan Misa Jumat Agung di Gereja Paroki dan Gereja Stasi yang ada di wilayah hukum Polsek Lamba Leda Utara berakhir pada pukul 17.50 WITA terpantau aman dan kondusif,” imbuhnya.
    Selain di Paroki Dampek, pengamanan dan pemantauan juga dilakukan di sejumlah gereja stasi di wilayah tersebut.
    Misa sendiri berlangsung mulai pukul 15.10 WITA hingga 17.50 WITA dalam suasana aman dan tertib.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gua Maria Belinyu, Destinasi Wisata Religi dan Permenungan Peristiwa Penyaliban Yesus

    Gua Maria Belinyu, Destinasi Wisata Religi dan Permenungan Peristiwa Penyaliban Yesus

    Pada pemberhentian keenam di Jalan Salib, pengunjung akan melihat penggambaran peristiwa Veronika mengusap wajah Yesus. Hingga kini, 14 tersebut dijadikan tempat berdoa sekaligus tempat untuk lebih menghayati pengorbanan Yesus.

    Jalan salib tersebut berakhir di tempat yang diberi nama Bukit Golgota. Para pengunjung dapat menyaksikan patung Yesus yang sedang disalib dan disaksikan oleh Bunda Maria.

    Gua Maria Belinyu juga memiliki rumah ibadah yang diberi nama Bilik Keheningan yang dibangun pada 2009. Usai beribadah, biasanya para jemaat akan mengambil air yang diyakini berkhasiat sebagai obat untuk meminta keturunan.

    Gua Maria Belinyu juga memiliki patung Bunda Maria yang sedang memangku Yesus. Patung ini dibuat dari bahan dasar fosfor, sehingga akan tampak menyala pada malam hari.

    Selain sebagai tempat wisata, ibadah, dan permenungan, Gua Maria Belinyu juga kerap mengadakan perhelatan keagamaan bagi umat Katolik. Pada bulan-bulan tertentu setiap tahunnya, digelar Bulan Mali pada bulan Mei untuk memperingati kenaikan Yesus Kristus. Selain itu, ada juga Bulan Rosario setiap Oktober dan Perayaan Pentakosta pada 50 hari setelah wafatnya Yesus.

    Gua Maria Belinyu menjadi salah satu destinasi wisata religi yang wajib dikunjungi saat perayaan besar, salah satunya libur Paskah. Tak hanya wisatawan domestik, destinasi wisata ini juga dikunjungi wisatawan mancanegara dari Swedia, Kanada, Singapura, dan Amerika.

    Penulis: Resla

  • Sikap IKA Smansa Soal Telah Keluarnya Putusan Sengketa Lahan SMAN 1 Bandung

    Sikap IKA Smansa Soal Telah Keluarnya Putusan Sengketa Lahan SMAN 1 Bandung

    JABAR EKSPRES – Ikatan Alumni (IKA) SMAN 1 (Smansa) Kota Bandung mengaku prihatin atas keluarnya pengkabulan putusan yang dikeluarkan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung, terkait sengketa lahan yang dilayangkan oleh Perkumpulan Lyceum Kristen (PLK).

    Lewat amar putusan selepas sidang yang dilaksanakan pada Kamis (17/4/ 2025) PTUN Bandung menyatakan dalam eksepsi bahwa tergugat I dan tergugat II intervensinya tidak diterima seluruhnya.

    Ketua IKA Smansa Bandung, Inyo Tanius Saleh menuturkan, pihaknya tak akan tinggal diam soal putusan yang dinilai memberatkan pihak SMAN 1 Kota Bandung tersebut.

    “Putusan pengadilan memang tidak berpihak pada SMAN 1 Bandung.
    Namun bagi kami, ini bukan akhir. Ini justru awal dari perjuangan yang lebih besar,” kata Inyo, saat dikonfirmasi Jumat (18/4).

    BACA JUGA: Melihat Khidmatnya Jumat Agung di Gereja Kapel Katolik Hati Kudus Yesus Borromeus

    Maka dari itu, pihaknya menegaskan, IKA Alumni Smansa menolak tunduk pada ketidakadilan, dan menolak diam terhadap mafia tanah yang coba merebut hak-hak belajar anak bangsa.

    “Kami, Ikatan Alumni SMANSA Bandung, berdiri satu barisan. Menolak tunduk pada ketidakadilan. Menolak diam terhadap mafia tanah yang mencoba merebut ruang belajar anak bangsa,” tegasnya.

    Menurutnya, sekolah adalah warisan ilmu dan bukan objek rebutan antar pihak. Maka, sudah seharusnya hak-hak pendidikan tidak boleh diganggu gugat oleh kepentingan tangan-tangan kotor.

    “Kami akan terus bersuara, untuk guru-guru kami, untuk adik-adik kelas kami, untuk masa depan pendidikan yang seharusnya suci dan bersih dari kepentingan kotor,” ujarnya.

    BACA JUGA: Program MBG Bukan Sekadar Tambah Gizi tapi Bangun Ekonomi Masyarakat

    “Jangan pernah anggap kami lemah hanya karena kalah hari ini. Kami sedang bersiap untuk esok,” tambahnya.

    Dirinya meminta atensi kepada seluruh pemangku kepentingan, berkenaan dengan telah inkrahnya putusan di PTUN Bandung.

    Menurutnya, hal ini telah merenggut hak pendidikan siswa khususnya Smansa Bandung.

    “Kami Memohon dan Meminta Untuk Di Atensi Official.kpk, Humas mahkamah agung, Komisi Yudisial, Komisi X Dpr Ri, Kementrian Pendidikan, Komisi V Dprd Jabar, Pa Gubernur Jabar Kdm,” pungkasnya (Dam)

  • Melihat Khidmatnya Jumat Agung di Gereja Kapel Katolik Hati Kudus Yesus Borromeus

    Melihat Khidmatnya Jumat Agung di Gereja Kapel Katolik Hati Kudus Yesus Borromeus

    JABAR EKSPRES — Suasana khidmat tampak dari jamaat yang menjalani peringatan Jumat Agung pada Jumat (18/4) pagi.

    Ratusan umat Kristiani memadati area dalam dan luar gereja untuk menyaksikan Drama Jalan Salib Tablo, di Gereja Kapel Katolik Hati Kudus Yesus Borromeus.

    Lantunan nyanyian syahdu dari paduan suara menyambut jemaat yang hadir sejak pukul delapan pagi.

    Para aktor dengan jubah dan atribut khas zaman Yesus Kristus memainkan adegan demi adegan sengsara sang Juru Selamat.

    BACA JUGA: Program MBG Bukan Sekadar Tambah Gizi tapi Bangun Ekonomi Masyarakat

    Terlihat sorot mata para penonton tak lepas dari panggung, sebagian memejamkan mata, larut dalam doa.

    “Drama Tablo ini kami buat sebagai bentuk perenungan rohani, bukan sekadar ritual,” ujar Christian Diarsa, sutradara pertunjukan yang juga anggota jemaat.

    Drama berdurasi satu jam delapan belas menit ini merupakan produksi tahun kedua, dengan total 30 pemain dan 12 orang pengiring musik.

    Cerita diangkat dari kisah-kisah Injil, dimulai dari doa Yesus di Taman Getsemani hingga penyaliban dan penurunan-Nya dari salib.

    BACA JUGA: Usai Pelajar Sebrangi Sungai di Kecamatan Dramaga, Bupati Bogor Bakal Bangun Jembatan

    “Kami menyeleksi naskah dari kitab suci. Tiap pemeran mempelajari latar belakang karakter masing-masing melalui studi teks,” kata Christian.

    Ia menambahkan, pendekatan ini penting agar para pemain memahami esensi spiritual peran yang dibawakan.

    Di sela drama, umat yang hadir terlihat merenung.

    “Kami ingin memfasilitasi umat agar tak hanya merayakan secara simbolik, tapi benar-benar mengalami peristiwa iman ini,” tutur Christian.

    BACA JUGA: MBG Dinilai Belum Berdampak Signifikan pada Nilai Siswa tapi Bangun Kebiasaan Makan Sehat Sejak Dini

    Sekira 180 jemaat hadir dalam perayaan tersebut. Meski tanpa tata cahaya teatrikal atau sistem suara profesional, suasana berlangsung khusyuk.

    Para aktor memainkan peran tanpa dialog, mengandalkan ekspresi dan gerak tubuh, disertai narasi dan musik yang memperkuat kesan dramatis.

    Menjelang Minggu Paskah, Christian menyampaikan pesan reflektif bagi umat Kristiani “Tinggalkan masa lalu, songsong kehidupan baru.”

  • Melihat Kisah Jalan Salib Berbudaya Jawa di Gereja Katolik Surabaya Saat Perayaan Paskah

    Melihat Kisah Jalan Salib Berbudaya Jawa di Gereja Katolik Surabaya Saat Perayaan Paskah

    Surabaya (beritajatim.com) – Gereja Katolik Santo Vincentius a Paulo Surabaya memadukan adat dan budaya Jawa dalam rangkaian Ibadah Paskah 2025, Jumat (18/4) hari ini.

    Pihak Gereja secara kreatif memvisualisasi kisah Jalan Salib menggunakan wayang orang dan iring – iringan musik gamelan. Untuk mengenang peristiwa penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus.

    Ratusan umat Katolik Surabaya yang hadir hanyut dalam visualisasi 14 pemberhentian Yesus, mulai dari penyaliban hingga kebangkitan. Mereka merapal doa dan meneteskan air mata menangis.

    Ketua Panita Ibadah Paskah Gereja Katolik Santo Vincentius a Paulo Kota Surabaya, Ni Ketut Santhi Wilyawati menyampaikan, visualisasi kisah Jalan Salib ini menceritakan tentang penderitaan Yesus Kristus, demi menebus dosa – dosa para umatnya di dunia.

    “Ibadah jalan salib ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus itu melakukan penebusan dosa. Jadi mulai awal dia disiksa itu gunanya untuk menebus dosa umat manusia,” kata Santhi di Gereja Katolik Santo Vincentius a Paulo, hari Jumat (18/4/2025) pagi.

    Santhi turut menjelaskan bahwa, visualisasi kisah Jalan Salib ini juga memiliki sebuah tujuan supaya umat Katolik di dunia mampu memahami pengorbanan Yesus Kristus. Sehingga para umat Katolik senantiasa mendekatkan diri serta ibadah kepada Tuhan-nya.

    “Ini tadi ibadah Jalan Salib. Nanti sore itu Ibadah Penghormatan Salib, tujuannya sama, yaitu untuk mengenang pengorbanan Yesus untuk penebusan dosa umat manusia, mulai jam 15.00 WIB sampai 18.00 WIB,” ujar Ketua Panitia Santhi.

    Tentang konsep adat budaya Jawa yang diusung dalam ibadah visualisasi Jalan Salib tadi, Santhi menjelaskan alasannya, katanya hal ini bertujuan agar kita tidak melupakan budaya sendiri sekaligus mengenalkan budaya ini kepada Gen-Z (generasi muda).

    “Tujuannya ini untuk menunjukkan kearifan lokal, mengenalkan budaya Jawa ke generasi semuanya, terutama Generasi Z mungkin ya, yang mereka ini belum tentu mengenalnya,” tandasnya.

    Diketahui, tema besar umat Katolik dalam Ibadah Paskah 2025 ini adalah “Mewujudkan Tri Tugas Kristus Dalam Hidup Berparoki”. Tema ini memaknai tugas dan peran umat Katolik sebagai murid-murid Kristus untuk menjalani kehidupan yang mencerminkan Tri Tugas Kristus, yakni sebagai Imam, sebagai Nabi, dan sebagai Raja. [ram/aje]

  • Gereja Katedral Surabaya Gelar Perayaan Trihari Suci Paskah 2025 dengan Semangat Peziarah Pengharapan

    Gereja Katedral Surabaya Gelar Perayaan Trihari Suci Paskah 2025 dengan Semangat Peziarah Pengharapan

    Surabaya (beritajatim.com) – Umat Katolik memasuki Perayaan Paskah 2025 dengan mengawali Trihari Suci, yaitu Kamis Putih, Jumat Agung, dan Sabtu Suci. Trihari Suci Paskah berpuncak pada perayaan Minggu Paskah, yang menjadi lambang kemenangan Kristus atas maut dan pengharapan baru bagi umat beriman.

    Tahun ini, Keuskupan Surabaya mengangkat tema Arah Dasar 2025: “Mewujudkan Tri Tugas Kristus dalam Mendewasakan Paroki.” Umat diajak semakin memahami dan menghayati Tritugas Kristus sebagai Imam, Nabi, dan Raja dalam kehidupan menggereja. Dalam misa krisma dan pemberkatan minyak krisma, Uskup Surabaya menyampaikan pesan Paskah: “Kita semua diajak untuk bangkit dan berjalan bersama sebagai peziarah pengharapan,” sejalan dengan penetapan tahun ini sebagai Tahun Yubileum, Tahun Pengharapan.

    Kamis Putih diperingati sebagai hari rekonsiliasi dan pertobatan. Pada hari ini, Gereja menyambut para pertobat yang kembali berdamai dengan Allah dan jemaat. Usai Perayaan Ekaristi meriah, Sakramen Maha Kudus diarak dan dilanjutkan dengan tuguran atau malam berjaga di hadapan Sakramen.

    Jumat Agung adalah hari kedua Trihari Suci, di mana Gereja Katolik mengenang sengsara dan wafat Yesus Kristus. Tidak ada misa, namun dilaksanakan ibadat sabda pada pukul 15.00 WIB, bertepatan dengan jam wafatnya Yesus di kayu salib. Umat juga menjalani puasa Paskah yang sangat dianjurkan untuk dilanjutkan hingga Sabtu Suci.

    Sabtu Suci atau Malam Paskah adalah puncak dari seluruh rangkaian Trihari Suci. Gereja berjaga-jaga di malam hari untuk menantikan kebangkitan Kristus. Pada malam ini, Gereja juga membaptis para katekumen, calon anggota baru dalam komunitas Gereja.

    Perayaan Paskah di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus (HKY) Surabaya tahun ini diperkirakan dihadiri ribuan umat. Kapasitas tempat duduk ditingkatkan menjadi 3.400 orang dengan menambah tenda dan bangku di luar gedung gereja. Panitia menyiapkan tim keamanan secara swadaya yang terdiri dari security dan umat.

    Dukungan juga datang dari berbagai elemen masyarakat, antara lain ORMAS BANSER, Pramuka, ORARI, Satpol PP, tim Medis, dan dinas terkait. Gereja menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam mempersiapkan dan mengamankan perayaan Paskah.

    Jadwal Perayaan Trihari Suci 2025 di Gereja Katedral HKY Surabaya:

    Kamis Putih: Kamis, 17 April | Pukul 18.00 WIB dan 21.00 WIB
    Jumat Agung: Jumat, 18 April | Ibadat Jalan Salib pukul 08.00 WIB, Ibadat Sabda pukul 15.00 WIB dan 18.00 WIB
    Vigili Malam Paskah: Sabtu, 19 April | Pukul 18.00 WIB dan 21.30 WIB
    Minggu Paskah: Minggu, 20 April | Pukul 07.00 WIB, 10.00 WIB, 16.30 WIB dan 18.30 WIB

    [fyi/beq]