agama: Islam

  • Tragis! Bocah Gaza Tewas karena Panik Saat Serangan Udara Israel

    Tragis! Bocah Gaza Tewas karena Panik Saat Serangan Udara Israel

    Jakarta

    Tragis! Seorang bocah laki-laki Palestina berusia 5 tahun meninggal setelah dia mengalami serangan panik (panic attack) yang parah akibat serangan udara Israel di Gaza.

    Dilansir media Gulf Today, Kamis (11/5/2023), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa jantung Tamim Daoud yang berusia 5 tahun tidak tahan dan dia meninggal karena serangan panik di Gaza.

    Kementerian tersebut mengatakan 20 warga Palestina, termasuk 5 anak-anak dan 4 wanita, telah tewas dan 42 orang lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza.

    Media lokal melaporkan bahwa serangan-serangan udara Israel juga menewaskan bocah perempuan Palestina berusia 10 tahun, Layan Madoukh di Jalur Gaza.

    Serangan Israel juga telah menewaskan bocah Palestina bernama Mayar Ezzdin bersama ayah dan saudara laki-lakinya.

    Sebelumnya, kelompok milisi Palestina, Jihad Islam mengumumkan kematian salah satu pemimpin militernya dalam serangan udara yang dilakukan oleh pasukan Israel di Jalur Gaza pada Kamis (11/5) dini hari waktu setempat.

    “Ali Ghali…komandan unit peluncuran roket… tewas di selatan Jalur Gaza bersama dengan para martir lainnya,” demikian menurut sebuah pernyataan dari Brigade Al-Quds, unit bersenjata kelompok Jihad Islam.

  • Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Bertambah Jadi 12 Orang

    Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Bertambah Jadi 12 Orang

    Jakarta

    Korban jiwa akibat serangan udara Israel di wilayah Gaza telah bertambah menjadi 12 orang. Militer Israel menyebut serangan udara pada Selasa (9/5) dini hari waktu setempat itu menargetkan kelompok milisi Palestina, Jihad Islam.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (9/5/2023), Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai kelompok Hamas, mengatakan bahwa wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas para korban.

    Seorang jurnalis gedung AFP di Gaza melihat bagian atas sebuah gedung terbakar setelah serangan itu serta sejumlah ambulans mengevakuasi korban.

    Militer Israel mengatakan telah menargetkan tiga pemimpin Jihad Islam, dan telah menyerang “lokasi pembuatan senjata” milik kelompok tersebut. Pemerintah Israel telah menyatakan kelompok itu sebagai organisasi teroris.

    Dalam sebuah pernyataan, Jihad Islam mengonfirmasi tiga pejabat seniornya tewas, mengidentifikasi mereka sebagai Jihad Ghannam, sekretaris dewan militer Brigade Al-Quds dan Khalil al-Bahtini, juga anggota dewan dan komandan sayap militer di Gaza utara.

    Yang ketiga, Tareq Ezzedine, dijelaskan oleh Jihad Islam sebagai “salah satu pemimpin aksi militer” di Tepi Barat, yang beroperasi dari Gaza.

    Di Rafah, di selatan Jalur Gaza, seorang fotografer AFP melihat mayat seorang pria yang diidentifikasi sebagai Ghannam.

    Lihat Video ‘Serangan Udara Israel di Gaza Menewaskan 3 Komandan Senior Palestina’:

  • Israel Bombardir Gaza, 9 Orang Tewas

    Israel Bombardir Gaza, 9 Orang Tewas

    Jakarta

    Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap kelompok milisi Palestina, Jihad Islam di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan wilayah Gaza yang dikuasai kelompok Hamas, mengatakan sembilan orang tewas dalam serangan yang dilancarkan pada Selasa (9/5) dini hari waktu setempat.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (9/5/2023), Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas. Namun, pihak kementerian tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas para korban.

    Seorang jurnalis AFP di Gaza melihat bagian atas sebuah gedung terbakar setelah serangan tersebut serta sejumlah ambulans mengevakuasi para korban.

    Militer Israel mengatakan telah menargetkan tiga pemimpin Jihad Islam, yang dianggapnya sebagai organisasi teroris. Dalam pernyataannya, militer Israel mengidentifikasi targetnya sebagai Jihad Ghannam dan Khalil Al-Bahtani di Jalur Gaza, dan Tareq Ezzdine di Tepi Barat.

    Di Rafah, di selatan Jalur Gaza, seorang fotografer AFP melihat mayat seorang pria yang diidentifikasi sebagai Ghannam.

    Serangan udara, yang dimulai setelah pukul 02.00 dini hari waktu setempat itu, masih berlangsung hampir dua jam kemudian, menurut wartawan AFP, dengan ledakan baru terdengar di timur.

    Operasi itu dilakukan kurang dari seminggu setelah Jihad Islam mengumumkan gencatan senjata di sekitar Gaza — yang dimediasi dengan bantuan dari Mesir — menyusul gejolak kekerasan baru setelah salah satu anggotanya, yang telah melakukan mogok makan selama hampir tiga bulan, meninggal di sebuah penjara Israel.

    (ita/ita)

  • Bersejarah! Presiden Iran Berkunjung ke Suriah

    Bersejarah! Presiden Iran Berkunjung ke Suriah

    Damaskus

    Presiden Iran Ebrahim Raisi tiba di Damaskus, pada Rabu (3/5) waktu setempat, dalam kunjungan bersejarah ke Suriah. Ini menjadi kunjungan pertama seorang kepala negara dari Republik Islam Irak sejak konflik Suriah pecah sekitar 12 tahun lalu.

    Seperti dilansir AFP, Rabu (3/5/2023), Raisi dijadwalkan bertemu langsung dengan Presiden Bashar al-Assad ketika lebih banyak pemerintah negara-negara kawasan yang kembali berusaha memulihkan hubungan dengan rezim Suriah setelah bertahun-tahun terputus akibat konflik.

    Selama konflik Suriah merajalela, Teheran diketahui memberikan dukungan ekonomi, politik dan militer untuk Damaskus. Iran bahkan membantu Suriah dalam merebut kembali sejumlah wilayahnya yang dikuasai pemerintah dan menempatkan diri dalam peran utama saat Assad fokus pada rekonstruksi negaranya.

    Kunjungan Raisi ke Suriah selama dua hari ini dilakukan beberapa pekan setelah kesepakatan penting dicapai oleh Iran dan Arab Saudi, dengan dimediasi China, untuk memulihkan hubungan yang terputus selama bertahun-tahun.

    Raisi yang didampingi oleh delegasi banyak menteri, menurut kantor berita SANA, akan bertemu Assad untuk melakukan ‘diskusi politik dan ekonomi secara luas … dilanjutkan dengan penandatanganan sejumlah perjanjian’.

    Delegasi Iran itu mencakup Menteri Luar Negeri (Menlu), Menteri Pertahanan (Menhan), Menteri Urusan Perminyakan, Menteri Urusan Pembangunan Jalan dan Perkotaan, juga Menteri Telekomunikasi.

    Persiapan untuk kunjungan Raisi disusun selama beberapa hari di distrik Damaskus, yang menjadi lokasi Kedutaan Besar Iran, dengan pembatas beton yang ada di depan kompleks itu dipindahkan. Baik Teheran maupun Damaskus sama-sama dijatuhi sanksi Barat.

  • Serangan Udara Israel Tewaskan 1 Orang di Gaza, 5 Luka-luka

    Serangan Udara Israel Tewaskan 1 Orang di Gaza, 5 Luka-luka

    Jakarta

    Seorang warga Palestina tewas dan lima orang lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Gaza pada Rabu (3/5) sebelum fajar waktu setempat.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/5/2023), Kementerian Kesehatan Gaza pria yang tewas tersebut berumur 58 tahun. Kementerian menyebut warga Palestina itu tewas dalam serangan udara Israel di utara Kota Gaza.

    Serangan Israel itu terjadi tak lama sebelum kelompok milisi Palestina, Jihad Islam mengumumkan gencatan senjata telah dicapai setelah para milisi menembakkan puluhan roket ke Israel menyusul kematian seorang tahanan Palestina di penjara Israel. Tahanan tersebut meninggal usai melakukan aksi mogok makan selama hampir 3 bulan.

    Gencatan senjata diberlakukan setelah terjadi aksi saling serang antara para gerilyawan Gaza dengan Israel menyusul kematian seorang tahanan Palestina yang mogok makan di penjara Israel.

    Dilansir AFP, Rabu (3/5/2023), pengumuman itu disampaikan oleh juru bicara Jihad Islam, Tariq Salmi dalam pernyataan terbaru pada Rabu (3/5) waktu setempat.

    “Satu putaran konfrontasi telah berakhir, namun gerakan perlawanan berlanjut dan tidak akan berhenti,” ujar Salmi dalam pernyataannya.

    “Para petempur kami yang berani telah membuktikan loyalitas dan komitmen mereka dalam membela rakyat,” tegasnya.

  • Jihad Islam Umumkan Gencatan Senjata di Gaza Usai Serangan Israel

    Jihad Islam Umumkan Gencatan Senjata di Gaza Usai Serangan Israel

    Sedangkan sejumlah saksi mata di Gaza menuturkan kepada AFP bahwa beberapa roket ditembakkan ke arah Israel sekitar waktu tersebut.

    Aksi saling serang antara gerilyawan Gaza dan Israel itu terjadi setelah kematian Khader Adnan, seorang tahanan Palestina yang meninggal di dalam tahanan Israel. Adnan, menurut sejumlah sumber, merupakan salah satu pemimpin politik Jihad Islam, salah satu kelompok militan berpengaruh di Gaza.

    Dia ditemukan tidak sadarkan diri di dalam sel tahanannya pada Selasa (2/5) pagi setelah melakukan aksi mogok makan selama 87 hari berturut-turut, atau nyaris tiga bulan. Setelah dilarikan ke rumah sakit dan menjalani upaya-upaya untuk menyelamatkan nyawanya, Adnan dinyatakan meninggal dunia.

    Adnan menjadi tahanan Palestina, yang pertama dalam 30 tahun terakhir, yang meninggal saat melakukan aksi mogok makan di dalam penjara Israel.

    Selama sedikitnya 13 kali ditahan oleh Israel, Adnan beberapa kali menggelar aksi mogok makan yang membuat dirinya menjadi sosok pahlawan nasional. Ratusan orang turun ke jalanan di Gaza dan Tepi Barat untuk berkabung atas kematian Adnan, yang disebut oleh para pemimpin Palestina sebagai pembunuhan.

    Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh menuntut agar Israel menyerahkan jenazah Adnan kepada keluarganya. “Kami menekankan — dan seperti yang telah kami informasikan kepada semua mediator yang melakukan intervensi — soal perlunya menyerahkan jenazah Khader Adnan kepada keluarganya,” cetusnya.

    Sejak Selasa (2/5) pagi, menurut Jihad Islam, sekitar 100 roket ditembakkan oleh kelompok-kelompok milisi di Gaza ke arah wilayah Israel.

    Israel selalu menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua roket yang ditembakkan dari wilayah Gaza, terlepas militan mana yang sebenarnya meluncurkannya. Hamas menguasai Gaza sejak menggulingkan loyalis Presiden Palestina Mahmud Abbas tahun 2007 lalu.

    (nvc/ita)

  • Roket Ditembakkan dari Gaza ke Israel Usai Kematian Tahanan Palestina

    Roket Ditembakkan dari Gaza ke Israel Usai Kematian Tahanan Palestina

    Jakarta

    Para gerilyawan Gaza menembakkan roket ke Israel pada Selasa (2/5) setelah kematian seorang tokoh terkemuka kelompok Jihad Islam dalam tahanan Israel, yang telah melakukan mogok makan selama hampir tiga bulan.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (2/5/2023), seorang jurnalis AFP menyaksikan tembakan roket ke arah Israel dari wilayah Gaza. Sementara militer Israel melaporkan tiga roket diluncurkan dari Gaza dan “jatuh di area terbuka”.

    Roket-roket tersebut ditembakkan setelah kematian Khader Adnan, yang melakukan mogok makan sejak penahanannya oleh pasukan Israel pada Februari lalu di Tepi Barat utara.

    “Seorang tahanan keamanan, yang didakwa atas pelanggaran teror dan melakukan mogok makan sejak 5 Februari 2023, meninggal pagi ini,” kata layanan penjara Israel dalam sebuah pernyataan.

    Dalam sebuah pernyataan, kelompok Jihad Islam memperingatkan Israel akan “membayar harga untuk kejahatan ini”.

    “Pahlawan, Khader Adnan, mati syahid dalam kejahatan yang dilakukan oleh musuh di depan dunia,” kata kelompok militan itu dalam pernyataannya.

    Pria berusia 45 tahun itu ditahan di bawah prosedur penahanan administratif – tindakan Israel yang kontroversial di mana orang-orang ditahan tanpa dakwaan.

    Lihat juga Video: Suasana Terkini Masjid Al-Aqsa: Polisi Israel Berseliweran

  • 3 Bulan Mogok Makan, Tahanan Palestina Tewas di Penjara Israel

    3 Bulan Mogok Makan, Tahanan Palestina Tewas di Penjara Israel

    Tel Aviv

    Seorang tahanan Palestina, Khader Adnan, yang berafiliasi dengan militan Jihad Islam ditemukan tewas di dalam penjara Israel pada Selasa (2/5) pagi. Adnan tewas setelah melakukan aksi mogok makan di dalam penjara selama nyaris tiga bulan terakhir.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (2/5/2023), otoritas penjara Israel dalam pernyataannya menyebut Adnan ‘ditemukan tidak sadarkan diri di dalam sel tahanannya’ pada Selasa (2/5) pagi waktu setempat. Disebutkan juga bahwa Adnan sebelumnya ‘menolak untuk menjalani tes medis dan menerima perawatan medis’.

    Adnan memulai aksi mogok makan sesaat setelah ditangkap pada 5 Februari.

    Sebelum itu, dia pernah beberapa kali ditahan otoritas Israel dan melakukan beberapa kali aksi mogok makan.

    Salah satunya mogok makan selama 55 hari tahun 2015 lalu untuk memprotes penangkapan dirinya di bawah aturan penahanan administratif — tersangka ditahan tanpa batas waktu dan tanpa dakwaan atau persidangan.

    Otoritas Israel, menurut kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel, saat ini menahan lebih dari 1.000 tahanan Palestina tanpa dakwaan atau persidangan yang adil. Angka itu tercatat sebagai yang tertinggi sejak tahun 2003 lalu.

    “Khader Adnan telah dieksekusi dengan darah dingin,”sebut Asosiasi Tahanan WAED di Gaza kepada Reuters usai mendengar kabar meninggalnya Adnan.

  • DK PBB Tuntut Taliban Cabut Larangan untuk Wanita Afghanistan

    DK PBB Tuntut Taliban Cabut Larangan untuk Wanita Afghanistan

    Rusia turut mendukung resolusi itu, namun Duta Besar Moskow untuk PBB, Vasily Nebenzia, mengkritik naskah resolusi itu yang dinilai tidak cukup jauh pembahasannya dan menyalahkan Barat atas situasi di Afghanistan.

    “Kami sangat menyesalkan dan kecewa bahwa langkah-langkah dan pendekatan yang lebih ambisius dan naskahnya diblokir oleh rekan-rekan Barat,” sebutnya.

    “Jika Anda tulus, mengapa tidak mengembalikan aset-aset yang telah Anda curi dari negara itu dan tanpa prasyarat apapun,” cetus Nebenzia, merujuk pada aset Bank Sentral Afghanistan sebesar US$ 7 miliar yang dibekukan oleh Amerika Serikat (AS) setelah Taliban mengambil alih kekuasaan tahun 2021 lalu.

    Pada September lalu, AS mengumumkan pembentukan sebuah badan dana yang berbasis di Swiss untuk mengelola separuh aset itu.

    Sejak berkuasa kembali di Afghanistan tahun 2021, Taliban kembali pada interpretasi Islam yang radikal yang diberlakukan selama periode pertama kekuasaan mereka tahun 1996-2001. Serentetan pembatasan diberlakukan terhadap wanita Afghanistan, termasuk melarang mereka mengakses pendidikan tinggi dan pekerjaan di sektor pemerintahan.

    Pengumuman PBB pada 4 April lalu menyebut Taliban juga melarang warga Afghanistan untuk bekerja pada kantor-kantor PBB di negara tersebut, setelah pada Desember lalu melarang wanita bekerja untuk organisasi nonpemerintah (NGO) baik domestik maupun asing.

    (nvc/ita)

  • Taliban Larang Perempuan di 2 Distrik Afghanistan Ikut Perayaan Idul Fitri

    Taliban Larang Perempuan di 2 Distrik Afghanistan Ikut Perayaan Idul Fitri

    Kabul

    Taliban melarang perempuan di dua distrik di Afghanistan untuk ikut dalam perayaan Idul Fitri. Para perempuan di dua distrik itu dilarang untuk berpartisipasi dalam gathering atau pertemuan saat Lebaran.

    Dilansir Independent, Sabtu (22/4/2023), larangan itu dikeluarkan para pemimpin Taliban setempat di distrik Baghlan utara dan distrik Takhar di timur laut. Larangan itu dikeluarkan pada Jumat (21/4) kemarin waktu setempat.

    “Perempuan dilarang keluar berkelompok selama hari-hari Idul Fitri,” demikian bunyi larangan itu.

    Kendati demikian, perintah tersebut tidak berlaku di seluruh Afghanistan, tetapi hanya di dua distrik.

    Larangan ini keluar hanya beberapa minggu setelah serangkaian pembatasan terbaru Taliban yang melarang keluarga dan perempuan mengunjungi restoran dengan taman atau ruang hijau di provinsi Herat barat laut Afghanistan.

    Seorang pejabat mengatakan perintah tersebut melarang perempuan mengunjungi restoran dengan taman setelah ada keluhan dari ulama dan anggota masyarakat yang menentang pencampuran gender di ruang tersebut.

    Awal pekan ini, pemimpin tertinggi Afghanistan, Hibatullah Akhundzada, merilis pesan Idul Fitri ke negara itu dalam lima bahasa – Arab, Dari, Inggris, Pashto dan Urdu.

    “Efek intelektual dan moral yang buruk dari pendudukan 20 tahun akan segera berakhir,” katanya dan memuji “hidup dalam terang” Syariah atau hukum Islam.

    Pemimpin tersebut diyakini telah memainkan peran yang kuat dalam mendikte undang-undang dan kebijakan domestik di Afghanistan, terutama yang melarang pendidikan anak perempuan setelah kelas enam dan melarang perempuan Afghanistan dari kehidupan publik dan bekerja di organisasi non-pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Perempuan di Afghanistan telah dilarang oleh di ruang publik seperti taman dan pusat kebugaran. Langkah-langkah tersebut telah memicu kegemparan internasional yang sengit, meningkatkan isolasi negara pada saat ekonominya runtuh-dan memperburuk krisis kemanusiaan.

    (mae/dhn)