agama: Islam

  • Ultimatum Serius Muslim AS soal Agresi Israel Bisa Bikin Biden Pusing

    Ultimatum Serius Muslim AS soal Agresi Israel Bisa Bikin Biden Pusing

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendapat kecaman sekaligus ultimatum serius dari pemimpin Muslim di negara bagian AS atas dukungannya soal agresi militer Israel ke Palestina.

    Ancaman itu disebut-sebut bisa bikin Biden pusing terkait peluangnya maju di pemilihan presiden AS 2024.

    Para pemimpin Muslim tersebut berjanji pada Sabtu (2/12) akan menggalang komunitas mereka untuk menolak terpilihnya kembali Biden sebagai presiden.

    Dilansir dari Al jazeera, kampanye #AbandonBiden mulai digaungkan saat warga Muslim Amerika di Minnesota menuntut Biden menyerukan gencatan senjata sejak 31 Oktober.

    Aksi ini menyebar hingga Michigan, Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, dan Florida.

    “Konferensi #AbandonBiden 2024 ini diadakan dengan latar belakang pemilihan presiden tahun 2024 mendatang dan keputusan untuk menarik dukungan kepada Presiden Biden karena keengganannya menyerukan gencatan senjata dan melindungi orang-orang tak berdosa di Palestina dan Israel,”  kata kelompok tersebut.

    Partai Demokrat di Michigan telah memperingatkan Gedung Putih terkait cara Biden menangani perang di Gaza dapat menghilangkan cukup banyak dukungan dari komunitas Arab-Amerika yang mempengaruhi hasil pemilihan presiden 2024, dikutip dari Press TV.

    Presiden dan wakil presiden Amerika Serikat dipilih oleh sekelompok pemilik suara yang sebagian besar dipilih oleh partai politik di negara bagian tersebut.

    “Kami tidak punya dua pilihan. Kami punya banyak pilihan,” kata Jaylani Hussein, direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Minnesota.

    Pernyataan ini dikeluarkan oleh Hussein saat ditanya mengenai alternatif Biden pada konferensi pers di Dearborn, Michigan.

    Dunia perpolitikan Amerika Serikat didominasi oleh dua partai, yaitu Demokrat dan Republik. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi kandidat independen untuk mencalonkan diri.

    Beberapa kandidat presiden Amerika Serikat menyampaikan penolakan mereka terhadap agresi Israel ke Gaza.

    Cornel West, Mantan profesor Harvard dan filsuf kulit hitam terkemuka yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menentang pendudukan Israel di Palestina.

    Jill Stein, yang ikut serta dalam platform Partai Hijau, juga menuntut adanya gencatan senjata di Gaza.

    Namun, sumbangan pihak swasta ke dalam sistem politik Amerika Serikat membuat kandidat independen lebih sedikit mendapatkan sokongan dana. Hal ini berarti kandidat independen akan sulit mengalahkan calon kandidat dari dua partai besar.

    Hingga saat ini, para pejabat Amerika Serikat menolak tekanan untuk menghentikan perang Israel dan Hamas secara permanen.

    Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris menegaskan pernyataan Biden bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri.

    Penolakan komunitas Muslim terhadap Biden bukan berarti mereka mengharapkan kembali kepemimpinan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    “Kami tidak mendukung Trump,” ungkap Muslim Amerika.

    Mereka menganggap penolakan suara terhadap Biden merupakan satu-satunya cara mengubah kebijakan negara tersebut.

    Survey yang baru-baru ini diakan menunjukkan bahwa terjadi penurunan drastis dukungan Arab-Amerika dari suara mayoritas menjadi hanya 17 persen.

    Penurunan suara ini berdampak penting di negara-negara bagian, seperti Michigan, di mana Biden memperoleh kemenangan dengan selisih 2,8 poin persentase dan warga Amerika keturunan Arab memperoleh 5 persen suara, menurut Arab American Institute.

    (cpa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Houthi Yaman Serukan Siap Kirim Ribuan Milisi ke Gaza Lawan Israel

    Houthi Yaman Serukan Siap Kirim Ribuan Milisi ke Gaza Lawan Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok pemberontak Houthi Yaman bersiap mengirimkan pasukan berjumlah ribuan milisi ke Gaza untuk membantu Palestina melawan Israel.

    Milisi tersebut sebelumnya menggelar parade unjuk kekuatan di Sanaa, Yaman, pada Sabtu (2/12) untuk menyatakan kesiapan mereka dikirim ke Gaza, seperti dilansir dari media Iran, Press TV.

    Dalam foto yang dirilis Reuters, para milisi yang mengenakan baju tradisional Yaman tampak mengangkat senjata api laras panjang di Alun-alun Al Sabeen, Sabtu.

    Terdapat pula spanduk dan poster bertuliskan seruan untuk memboikot Amerika Serikat dan Israel karena telah melancarkan agresi ke Palestina.

    Massa parade meneriakkan slogan “siap melayanimu Al Aqsa,” dan “Wahai Al Quds, tentaramu datang, Ansarullah datang,” hingga “Matilah Amerika dan Israel.”

    Teriakan itu sebagai ungkapan kemarahan atas kekejaman dan kejahayan pasukan Israel melakukan agresi di Gaza dan Tepi Barat, Palestina.

    Parade ribuan milisi Houthi Yaman itu disaksikan langsung oleh pemimpin polotik kelompok tersebut, Muhammad Ali Al Houthi.

    “Di hari yang bersejarah ini, orang-orang Yaman memastikan kesediaan mereka seperti pemimpin Ansarullah (Abdul Malik Al Houthi), semoga Tuhan melindunginya, mengatakan ‘buka jalan bagi kami dan kalian akan mendapati ratusan hingga ribuan orang-orang Yaman siap bergerak mempertahankan tempat suci Masjid Al Aqsa dan bergabung bersama orang-orang Palestina,’” ujar Muhammad Ali Al Houthi, dilansir dari Iran Press TV.

    “Massa ini menunjukkan kesiapan orang-orang Yaman dan kesadaran serta kecemasan mereka terhadap pangkal masalah bagi Muslim dunia,” ia menambahkan.

    Sebelumnya, para pemimpin Houthi Yaman bersumpah akan membantu Palestina melawan agresi Israel.

    Kelompok itu menyatakan siap bekerja sama dengan faksi lain dari “Poros Perlawanan” yang mencakup faksi-faksi Muslim Syiah bekingan Irak dan Hizbullah Lebanon.

    Gerakan Houthi Yaman sendiri pernah memerangi koalisi pimpinan Saudi sejak 2015. Saat itu ratusan ribu orang tewas.

    Ancaman serangan sejumlah faksi ini dilontarkan setelah AS menyatakan bakal memberikan amunisi tambahan ke Israel dan mengerahkan sekelompok kapal induk USS Gerald R Ford ke kawasan Mediterania Timur.

    Saat ini AS bahkan dilaporkan sudah mulai mengirim amunisi dan peralatan militer ke Israel.

    Mereka juga mengklaim bertanggung jawab atas rentetan aksi serangan kapal-kapal dagang Barat dan Israel di Laut Merah menggunakan rudal dan drone.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ledakan Diduga Serangan Bom di Misa Katolik Filipina, 3 Tewas

    Ledakan Diduga Serangan Bom di Misa Katolik Filipina, 3 Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ledakan diduga serangan bom terjadi saat misa Katolik di gimnasium Universitas Negeri Mindanao di Marawi, Filipina Selatan pada Minggu (3/12) pagi. Tiga orang dilaporkan tewas dan tujuh orang lainnya mengalami luka-luka.

    “Kami sedang menyelidiki apakah itu merupakan serangan IED (red,Improvised explosive deviceatau bom rakitan) atau pelemparan granat,” ujar Kepala Polisi Daerah Allan Nobleza, mengacu pada alat peledak rakitan, dikutip dari AFP, Minggu (3/12).

    Universitas Negeri Mindanao telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan kekerasan. Pihak kampus juga sudah meliburkan kelas-kelas dan mengerahkan lebih banyak personel keamanan di kampus.

    “Kami berdiri dalam solidaritas dengan komunitas Kristen kami dan semua orang yang terkena dampak tragedi ini,” jelas universitas tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Gubernur Mamintal Adiong tampak mengunjungi korban pemboman yang terluka di fasilitas medis. Hal itu ditampilkan melalui unggahan foto di halaman Facebook provinsi Lanao del Sur.

    Insiden itu terjadi setelah militer Filipina melancarkan serangan udara pada hari Jumat yang menewaskan 11 militan Islam dari organisasi Dawlah Islamiah-Filipina di Mindanao.

    Pihak militer, pada Sabtu, mengatakan bahwa kelompok tersebut berencana melancarkan serangan di Provinsi Maguindanao del Sur.

    Nobleza menjelaskan pihak kepolisian tengah menyelidiki apakah serangan hari Minggu tersebut bertalian dengan serangan udara hari Jumat lalu.

    (pop/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • Penikaman di Dekat Menara Eiffel, Seorang Turis Jerman Tewas

    Penikaman di Dekat Menara Eiffel, Seorang Turis Jerman Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seorang turis asal Jerman ditusuk hingga tewas di dekat Menara Eiffel, Paris, Prancis pada Sabtu (2/12) malam waktu setempat. Sementara dua orang lainnya mengalami luka-luka.

    Turis Jerman itu diketahui adalah seorang pria kelahiran Filipina.

    Video dari tempat kejadian perkara (TKP) menunjukkan mobil polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran tiba. Lalu lintas yang padat pun dialihkan. Banyak penjagaan juga dipasang. Warga diimbau menghindari kawasan tersebut.

    Seorang polisi mengatakan kepada AFP bahwa sosok penyerang tersebut dikenal sebagai seorang Islam radikal dan sedang dirawat karena penyakit mental.

    Sumber itu menyebut terduga pelaku itu sempat meneriakkan “Allahu Akbar” sebelum ditangkap.

    Kantor Kejaksaan Paris mengatakan identitas penyerang adalah orang Prancis kelahiran 1997. Dia sebelumnya pernah ditangkap dalam penyelidikan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.

    Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan pria tersebut telah dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada 2016 lantaran merencanakan serangan namun gagal dilakukan olehnya.

    “Seorang pria menyerang pasangan yang merupakan turis asing. Seorang turis Jerman kelahiran Filipina tewas akibat aksi penikaman tersebut,” ujar Damanin saat mengunjungi TKP di dekat jembatan Bir Hakeim di Sungai Seine, Paris, dilansir dari AFP.

    Darmanin mengklaim seorang sopir taksi yang menyaksikan kejadian itu turut turun tangan. Penyerang lantas menyeberangi Sungai Seine menyerang orang lain dan melukai satu orang dengan palu ketika polisi mengejarnya.

    Polisi menggunakan taser untuk menetralisir pria tersebut sebelum ditangkap.

    “Dia telah mengancam mereka dengan sangat kejam…Dia sekarang harus mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan keadilan,” kata Darmanin.

    Menurut Darmanin, terduga pelaku mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak tahan dengan pembunuhan umat Islam di Afghanistan dan Palestina.

    Keterangan saksi mata

    Seorang manager supermarket bernama Joseph S (37) mengaku menyaksikan peristiwa tersebut ketika duduk di sebuah bar.

    Joseph mendengar teriakan dan orang-orang menyerukan “tolong, tolong” saat mereka berlari. Seorang pria yang memegang sebuah benda menyerang seorang pria yang terjatuh. Ia menyebut polisi pun tiba dalam waktu 10 menit.

    Ucapan bela sungkawa

    [Gambas:Instagram]

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan bela sungkawa terhadap keluarga korban dalam peristiwa tersebut.

    “Saya mengirimkan belasungkawa kepada keluarga dan kerabat warga negara Jerman yang meninggal malam ini selama serangan teroris terhadap Paris,” tulis Macron melalui media sosial X.

    Macron juga berterima kasih kepada petugas yang segera menangkap terduga pelaku.

    Senada, Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne juga menyampaikan bela sungkawanya. Borne menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyerah pada terorisme.

    Prancis telah mengalami beberapa serangan oleh kelompok ekstremis, termasuk serangan bunuh diri dan serangan senjata di Paris pada November 2015 yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS.

    Situasinya relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir, walupun para pejabat telah memperingatkan bahwa ancaman masih ada.

    Kendati demikian, ketegangan meningkat di Prancis, yang merupakan rumah bagi banyak populasi Yahudi dan Muslim, menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan pemboman Israel di Jalur Gaza.

    Keamanan di Paris juga berada dalam pengawasan khusus menjelang persiapan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024.

    (pua/pua)

    [Gambas:Video CNN]

  • Perekrutan Orang Arab di Milter Israel Diduga Jadi Taktik Pecah Belah

    Perekrutan Orang Arab di Milter Israel Diduga Jadi Taktik Pecah Belah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Manuver perekrutan di tubuh militer Israel menjadi sorotan. Politikus Arab di Israel menilai pendaftaran warga Arab sebagai pasukan Israel bermotif politik.

    Adapun Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diduga bermaksud untuk memecah belah warga Arab di Israel.

    Anggota Knesset Arab-Israel, Hanin Zoabie, menggambarkan Israel berusaha mengincar orang-orang yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan untuk menjadi tentara.

    “Sembilan puluh persen orang Arab yang bertugas di tentara Israel tidak memiliki kesetaraan dengan orang Israel. Israel tidak membutuhkan mereka untuk melindungi keamanannya, ini adalah masalah politik, yang pertama adalah perpecahan dan pemerintahan.” ujar Zoabie.

    Zoabie menyebut selama ini masyarakat dunia mungkin sebenarnya salah paham terkait tentara Israel. Mayoritas orang percaya bahwa pasukan pertahanan ini didominasi oleh warga Yahudi.

    Organisasi Haganah, Palmach, Lehi dan Irgun adalah kelompok bersenjata yang awalnya ada saat kemerdekaan Israel.

    Berdasarkan laporan Al Majalla, Perdana Menteri pertama Israel David Ben-Gurion memutuskan untuk menyatukan angkatan tunggal dengan pembentukan IDF pada 26 Mei 1948.

    Kendati demikian, IDF berkembang tidak hanya mewakili warga Yahudi saja.

    IDF kini mewakili seluruh bangsa, yaitu Yahudi Israel, Druze, Muslim, Arab, Badui, dan Kristen semuanya bersaudara.

    Suku Druze yang termasuk kelompok minoritas berbahasa Arab merupakan pendaftar tertinggi IDF di Israel karena “Perjanjian Darah” pada 1956. Lebih dari 80 persen pria Druze mendaftarkan diri sebagai tentara IDF.

    Pemerintah menetapkan Suku Druze seagai komunitas etnis yang terpisah dari Muslim Palestina dan Kristen yang ada di Israel.

    Sementara itu, warga negara Arab yang ada di Israel disebut orang Arab Israel. Mereka adalah keturunan 160.000 warga Palestina yang tetap tinggal saat dideklarasikan kemerdekaan Israel 1948.

    Adapun orang Arab memenuhi seperlima populasi non-Yahudi di Israel.

    Hukum Israel tidak memaksa orang Arab Muslim, Kristen, atau Badui untuk mendaftarkan diri sebagai pasukan IDF.

    Namun, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, jumlah pria dan wanita Arab Israel yang mendaftar ke IDF meningkat drastis.

    “Merupakan suatu kehormatan, memegang senapan serbu di satu tangan dan Alquran di tangan lainnya, untuk membela tanah air saya, Israel” kata Sersan Emad, pemuda Arab Israel.

    Seorang Arab Israel bernama Ashraf Ashkar (35), mengaku teman-temannya bertugas dalam IDF di wilayah yang mendapat serangan Hamas 7 Oktober silam.

    “Saya berbicara dengan mereka sepanjang waktu, saya punya teman, seorang Arab, yang bergabung dengan cadangan minggu lalu,” ungkap Ashkar, dilansir dari CNN.

    Presiden Israel Izaac Herzog menyampaikan kebanggaan dan rasa salut bagi mereka yang mendaftar sebagai pasukan IDF.

    Sebagian dari orang Arab Israel merasa memiliki dan setia terhadap Israel yang menjadi pendorong mereka bergabung dengan IDF.

    “Karena ini adalah tanah air saya, saya adalah bagian dari negara ini dan saya ingin berkontribusi,” terang Sersan Sami Heib.

    “Fakta bahwa saya berasal dari kelompok minoritas mungkin menjadi alasan mengapa IDF memperlakukan saya lebih istimewa, karena mereka ingin saya merasa diterima di sini,” tambah dia.

    Tak hanya itu, sejumlah perwira Arab Israel juga menerima penghargaan ‘Pujian Pelayanan Terbaik’ pada Upacara Hari Kemerdekaan’ tahun lalu.

    “Saya dibesarkan dengan nilai-nilai Islam, dan nilai-nilai itu mengajarkan saya bahwa kesetiaan terhadap tanah air adalah sesuatu yang sakral dan merupakan suatu kewajiban. Inilah sebabnya saya membawa senjata saya untuk membela Israel.” kata Perwira Anas Safedi.

    IDF disebut sangat ahli untuk menjalankan strategi perekrutan anggotanya. Salah satu misi IDF, yakni merekrut sebanyak mungkin warga Arab Israel. Pandemi Covid-19 berperan penting bagi IDF menarik hati masyarakat Arab di Israel.

    “Selama pandemi, tentara IDF dikerahkan untuk mengantarkan makanan dan obat-obatan kepada orang lanjut usia dan orang sakit. Mereka mengambil bagian dalam kampanye kesadaran akan virus corona dan kemudian membantu mendirikan pusat vaksin dan sebagainya. Upaya IDF sangat dihargai oleh warga Muslim yang tinggal di desa dan kota tersebut. Bisa dibilang faktor ketakutan telah hilang, karena masyarakat dapat melihat dengan mata kepala sendiri betapa tanpa lelahnya IDF bekerja untuk menjaga seluruh penduduk Israel.” ungkap pejabat senior IDF.

    “Zaman telah berubah, generasi muda Arab Israel lebih sadar akan apa itu IDF dan apa yang dapat ditawarkan kepada mereka dalam hal peluang karir di angkatan bersenjata atau pendidikan lebih lanjut pasca-tentara. kehidupan. Masyarakat ingin bergabung dengan tentara untuk memperbaiki keadaan mereka dan pada saat yang sama mereka ingin berkontribusi dan memperkuat keamanan negara mereka, Israel.” kata pejabat senior IDF dari Direktorat Ketenagakerjaan.

    Lebih lanjut, IDF terus berupaya menjaring pasukan besar-besaran dengan cara menyebarkan undangan ke para pemuda Muslim di Israel melalui berbagai sarana media sosial.

    (pop/pua)

    [Gambas:Video CNN]

  • Orang Arab Mulai Gabung Pasukan Israel, Diduga Taktik Pecah Belah

    Orang Arab Mulai Gabung Pasukan Israel, Diduga Taktik Pecah Belah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Fakta orang-orang Arab kini mulai banyak gabung jadi tentara di pasukan militer Israel diduga sebagai taktik pecah belah.

    Politikus Arab di Israel menduga pendaftaran warga Arab sebagai pasukan Israel bermotif politik. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diduga bermaksud untuk memecah belah warga Arab di Israel.

    Anggota Knesset Arab-Israel, Hanin Zoabie, mengklaim bahwa Israel berusaha mengincar orang-orang yang miskin dan tidak memiliki pekerjaan untuk menjadi tentara.

    “Sembilan puluh persen orang Arab yang bertugas di tentara Israel tidak memiliki kesetaraan dengan orang Israel. Israel tidak membutuhkan mereka untuk melindungi keamanannya, ini adalah masalah politik, yang pertama adalah perpecahan dan pemerintahan.” ungkap Zoabie.

    Ia mengatakan selama ini masyarakat dunia mungkin salah paham terkait tentara Israel sebenarnya. Kebanyakan orang percaya bahwa pasukan pertahanan ini didominasi oleh warga Yahudi.

    Organisasi Haganah, Palmach, Lehi dan Irgun memang menjadi kelompok bersenjata yang awalnya ada saat kemerdekaan Israel. Perdana Menteri pertama Israel David Ben-Gurion memutuskan untuk menyatukan angkatan tunggal dengan pembentukan IDF pada 26 Mei 1948, dilansir dari Al Majalla.

    Namun, IDF berkembang tidak hanya mewakili warga Yahudi saja. Saat ini, IDF mewakili seluruh bangsa, yaitu Yahudi Israel, Druze, Muslim, Arab, Badui dan Kristen semuanya bersaudara.

    Suku Druze, kelompok minoritas berbahasa Arab, menjadi pendaftar tertinggi IDF di Israel karena “Perjanjian Darah” pada 1956. Lebih dari 80 persen pria Druze mendaftarkan diri sebagai tentara IDF.

    Suku Druze banyak gabung IDF

    Suku Druze ditetapkan oleh pemerintah Israel sebagai komunitas etnis yang terpisah dari Muslim Palestina dan Kristen yang ada di Israel. Sedangkan, warga negara Arab yang ada di Israel disebut orang Arab Israel.

    Mereka adalah keturunan 160.000 warga Palestina yang tetap tinggal saat dideklarasikan kemerdekaan Israel 1948.

    Orang Arab memenuhi seperlima populasi non-Yahudi di Israel. Hukum Israel tidak memaksa orang Arab Muslim, Kristen, atau Badui untuk mendaftarkan diri sebagai pasukan IDF.

    Namun, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, jumlah pria dan wanita Arab Israel yang mendaftar ke IDF meningkat drastis.

    “Merupakan suatu kehormatan, memegang senapan serbu di satu tangan dan Alquran di tangan lainnya, untuk membela tanah air saya, Israel” kata Sersan Emad, pemuda Arab Israel.

    Ashraf Ashkar, seorang Arab Israel 35 tahun, juga mengatakan bahwa teman-temannya bertugas dalam IDF di wilayah yang mendapat serangan Hamas 7 Oktober lalu.

    “Saya berbicara dengan mereka sepanjang waktu, saya punya teman, seorang Arab, yang bergabung dengan cadangan minggu lalu,” ungkap Ashkar, dikutip dari CNN.

    Presiden Israel soal orang Arab gabung IDF, bersambung ke halaman berikutnya…

    Presiden Israel Izaac Herzog mengungkapkan kebanggaan dan rasa salut bagi mereka yang mau mendaftar sebagai pasukan IDF.

    Sebagian dari orang Arab Israel merasa memiliki dan setia terhadap Israel yang menjadi pendorong mereka bergabung dengan IDF.

    “Karena ini adalah tanah air saya, saya adalah bagian dari negara ini dan saya ingin berkontribusi.” ungkap Sersan Sami Heib, pria 20 tahun.

    “Fakta bahwa saya berasal dari kelompok minoritas mungkin menjadi alasan mengapa IDF memperlakukan saya lebih istimewa, karena mereka ingin saya merasa diterima di sini,” imbuhnya.

    Sejumlah perwira Arab Israel juga menerima penghargaan ‘Pujian Pelayanan Terbaik’ pada Upacara Hari Kemerdekaan’ tahun lalu.

    “Saya dibesarkan dengan nilai-nilai Islam, dan nilai-nilai itu mengajarkan saya bahwa kesetiaan terhadap tanah air adalah sesuatu yang sakral dan merupakan suatu kewajiban. Inilah sebabnya saya membawa senjata saya untuk membela Israel.” kata Perwira Anas Safedi.

    Persuasi IDF rekrut orang-orang Arab

    IDF disebut sangat ahli untuk menjalankan strategi perekrutan anggotanya. Salah satu misi IDF adalah merekrut sebanyak mungkin warga Arab Israel.

    Pamdemi Covid-19 memainkan peran penting untuk IDF menarik hati masyarakat Arab di Israel.

    “Selama pandemi, tentara IDF dikerahkan untuk mengantarkan makanan dan obat-obatan kepada orang lanjut usia dan orang sakit. Mereka mengambil bagian dalam kampanye kesadaran akan virus corona dan kemudian membantu mendirikan pusat vaksin dan sebagainya. Upaya IDF sangat dihargai oleh warga Muslim yang tinggal di desa dan kota tersebut. Bisa dibilang faktor ketakutan telah hilang, karena masyarakat dapat melihat dengan mata kepala sendiri betapa tanpa lelahnya IDF bekerja untuk menjaga seluruh penduduk Israel.” ungkap pejabat senior IDF.

    “Zaman telah berubah, generasi muda Arab Israel lebih sadar akan apa itu IDF dan apa yang dapat ditawarkan kepada mereka dalam hal peluang karir di angkatan bersenjata atau pendidikan lebih lanjut pasca-tentara. kehidupan. Masyarakat ingin bergabung dengan tentara untuk memperbaiki keadaan mereka dan pada saat yang sama mereka ingin berkontribusi dan memperkuat keamanan negara mereka, Israel.” kata pejabat senior IDF dari Direktorat Ketenagakerjaan.

    IDF terus melakukan upaya penjaringan pasukan besar-besaran dengan menyebarkan undangan ke para pemuda Muslim di Israel melalui berbagai sarana media sosial.

  • Marah Agresi Israel, Erdogan Panggil Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    Marah Agresi Israel, Erdogan Panggil Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “tukang jagal Gaza” dan menuduhnya menyebarkan anti-Semitisme di seluruh dunia.

    Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional Turki, Erdogan menganggap keberadaan Netanyahu berbahaya tak hanya bagi Palestina, tapi juga bagi orang Yahudi di seluruh dunia.

    “Netanyahu telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai penjagal Gaza,” kata Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional pada Rabu (29/11).

    “Netanyahu membahayakan keamanan semua orang Yahudi di dunia dengan mendukung anti-Semitisme melalui pembunuhan yang dia lakukan di Gaza.”

    Dalam pidato itu, Erdogan bahkan mengancam Netanyahu bahwa dirinya akan merusak hubungan bilateral Israel dan Turki yang baru pulih beberapa tahun terakhir.

    Turki dan Israel baru saja menunjuk kembali duta besar mereka setelah hubungan keduanya sempat retak selama satu dekade terakhir.

    Ankara dan Tel Aviv juga tengah menjajaki pengembangan hubungan dagang yang lebih erat dan proyek energi baru yang dapat membantu membangun kepercayaan di antara kedua negara untuk jangka panjang.

    Namun, agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu membuat Turki kembali menarik utusannya di Tel Aviv sebagai protes terhadap langkah brutal Netanyahu di Gaza.

    Dalam pidato itu, Erdogan juga menuding Israel yang mempersulit upaya gencatan senjata di Jalur Gaza. Saat ini, Israel dan Hamas memang sedang menerapkan gencatan senjata sementara di Gaza.

    Gencatan senjata mulai berlaku pada Jumat (24/11) dan diperpanjang hingga Kamis (30/11). Terbaru, Hamas dan Israel digadang-gadang tengah dalam negosiasi alot untuk memperpanjang lagi gencatan senjata hingga setidaknya tiga hari ke depan.

    Wacana ini memungkinkan ada pembebasan lebih banyak sandera oleh Hamas dan tahanan Palestina di Israel.

    Erdogan mengatakan pemerintahan Netanyahu mempersulit upaya tersebut dengan terus membahas rencana untuk memberantas Hamas.

    “Namun, pernyataan yang dibuat oleh pemerintahan Netanyahu menghilangkan harapan kami agar jeda kemanusiaan diubah menjadi gencatan senjata yang langgeng,” kata Erdogan seperti dikutip AFP.

    Turki menjadi salah satu negara Muslim yang sangat vokal mengutuk Israel dan membela Palestina. Sebelumnya, Erdogan telah mendeklarasikan Israel sebagai negara teroris akibat agresi brutalnya ke Gaza yang kini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.

    Erdogan juga menentang klaim Israel saat ini bahwa kelompok Hamas bukan lah teroris, tetapi organisasi pembebasan yang berupaya memperjuangkan dan melindungi tanah serta bangsanya sendiri.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Menlu RI di PBB Sindir Negara-negara yang Masa Bodoh soal Derita Gaza

    Menlu RI di PBB Sindir Negara-negara yang Masa Bodoh soal Derita Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyindir negara-negara yang masa bodoh soal pembantaian di Jalur Gaza, Palestina, oleh Israel.

    Komentar itu mencuat saat Retno berpidato di Sidang Majelis Umum (SMU) PBB di New York pada Selasa (28/11).

    Retno mengawali pidato dengan kilas balik saat dia hadir di SMU PBB pada 26 Oktober. Ia lalu bercerita mondar-mandir mencari dukungan untuk kemanusiaan dan Palestina.

    “Saya tak bisa tetap diam melihat ribuan perempuan dan anak-anak tak bersalah meninggal. Saya tak bisa dia melihat rumah, sekolah, dan rumah sakit menjadi puing-puing,” kata Retno dalam rapat itu.

    Dia kemudian berujar, “Bisakah Anda tetap diam melihat semua situasi yang mengerikan ini?”

    Retno lalu menyinggung sikap Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang menyatakan posisinya secara jelas soal Palestina.

    Mereka juga menyerukan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza, gencatan senjata permanen, dan solusi dua negara.

    Seruan-seruan itu tercantum dalam resolusi Liga Arab-OKI yang terdiri dari 31 poin dan dikeluarkan pada 11 November.

    Retno lanjut bercerita bahwa dia dan sejumlah Menlu OKI melawat ke negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yakni China, Rusia, Inggris, dan Prancis, pada pekan lalu. Mereka mendesak negara-negara itu melakukan lebih banyak keadilan dan kemanusiaan di Palestina.

    “Dan saya akan terus melanjutkan upaya ini dan berdialog dengan sebanyak mungkin negara,” ucap Retno.

    Indonesia merupakan salah satu negara yang mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Pemerintah pun selalu mengecam serangan Israel di Palestina, tak hanya pada 7 Oktober.

    Israel melancarkan agresi ke Palestina pada 7 Oktober. Tel Aviv juga mendeklarasikan perang melawan Hamas.

    Selama operasi, Israel menggempur warga dan objek sipil seperti sekolah hingga rumah sakit. Imbas serangan itu, 14.800 orang di Palestina meninggal.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Sikapi Agresi Israel, Presiden Iran Raisi Sampai Sambangi Turki

    Sikapi Agresi Israel, Presiden Iran Raisi Sampai Sambangi Turki

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan kunjungan Turki pada Selasa (28/11) untuk merespons agresi Israel ke Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

    Ini merupakan kunjungan perdana Raisi secara kenegaraan ke Turki untuk menemui langsung Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Erdogan sendiri mencuat sebagai salah satu pemimpin muslim dunia yang paling keras menyuarakan kecaman atas pembantaian warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat oleh pasukan Israel.

    Ia secara tegas melabel Israel sebagai “negara teroris” dan menyebut Hamas yang didukung Iran sebagai kelompok pembebasan.

    Erdogan pula yang mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) menyeret para politikus dan pemimpin Israel segera diadili atas genosida di Gaza.

    Namun, negara-negara Arab dan mayoritas Muslim di Riyadh gagal mencapai kata sepakat di konferensi darurat Riyadh untuk melakukan sanksi ekonomi dan diplomatik atas agresi Israel itu.

    Analis Timur Tengah dari Pusat Kajian Iran di Istanbul, Hakki Uygur, menilai kunjungan Raisi ini untuk menekan Iran segera mewujudkan retorika dengan memutus kerja sama perdagangan serta energi dari Israel.

    “Iran ingin Turki mengakhiri perdagangan langsung maupun tidak langsung dengan Israel,” tutur Uygur, seperti dikutip dari AFP.

    “Di sisi lain, Turki secara hati-hati ingin memisahkan antara masalah politik (diplomatik) dengan perdagangan,” ia menambahkan.

    Sejauh ini pemerintah Gaza menyatakan hampir 15 ribu orang tewas akibat agresi Israel di Gaza. Sementara pemerintah Israel menyatakan 1.200 warganya tewas akibat serangan Hamas.

    Kunjungan Raisi ke Turki ini pun disebut-sebut hal yang jarang terjadi karena hubungan kedua negara yang kerap mengalami pasang-surut.

    Turki diklaim memberikan sokongan kepada kelompok pemberontak yang berusaha menjatuhkan pemerintahan Iran dan Suriah sebagai sekutunya.

    (tim/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Melihat Wajah Pelaku Penembakan Mahasiswa Palestina di Vermont

    VIDEO: Melihat Wajah Pelaku Penembakan Mahasiswa Palestina di Vermont

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tersangka penembakan 3 mahasiswa keturunan Palestina akhirnya ditangkap setelah mencoba melarikan diri.

    Tersangka, Jason J. Eaton, 48, hadir di sidang pengadilan dan mengaku tidak bersalah atas tuduhan percobaan pembunuhan tingkat dua.

    Hakim pengadilan di Burlington tetap menetapkan tersangka untuk menjalani sebagai tahanan tanpa jaminan.

    Eaton melakukan aksinya dengan pistol untuk menembak ketiga korban.

    Polisi pun masih mendalami motif penembakan, tapi dugaan kejahatan pelaku melakukan aksinya atas dasar hate crime.

    Penembakan ini terjadi di tengah maraknya insiden anti-Islam dan antisemit sejak konflik berdarah Israel-Hamas pada 7 Oktober.