agama: Islam

  • Mahasiswi UINSA Surabaya Tewas saat Kejar Jambret, Ini Barang yang Ditemukan

    Mahasiswi UINSA Surabaya Tewas saat Kejar Jambret, Ini Barang yang Ditemukan

    Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswi UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel) Surabaya, Maya Dwi Ramdani tewas saat mengejar jambret di Jalan Semarang, Kamis (23/5/2024) malam. Ia menjadi korban jambret di Jalan Arjuno, Sawahan arah ke Jalan Semarang.

    Dari Informasi yang dihimpun beritajatim.com, petugas yang melakukan evakuasi tidak menemukan handphone beserta dompet yang berisikan identitas di lokasi tewasnya mahasiswi  itu. Dari data laporan yang dikeluarkan oleh command center 112, petugas hanya menemukan tas warna ungu berisikan alat-alat make up dan sepeda motor Honda PCX L 2657 ME yang dikendarai Maya.

    “Tidak ada saksi yang mengetahui peristiwa penjambretan itu secara utuh. Kami baru memeriksa satu saksi dan mengamankan rekaman CCTV di sekitar lokasi,” ujar Kapolsek Sawahan Kompol Domingos de Ximenes, Jumat (24/5/20240 malam.

    Dari informasi yang dihimpun, Maya saat itu melintas di Jalan Arjuno usai bertransaksi bahan untuk kegiatan Jumat berkah. Dua pelaku yang mengendarai sepeda motor berkopling berhasil merampas tas Maya. Korban yang kaget langsung mengejar dua pelaku yang mengarah ke Jalan Semarang.

    Saat berada di Jalan Semarang, tidak ada yang tahu pasti bagaimana Maya bisa jatuh dan tergeletak. Warga sekitar dan pengendara yang kebetulan melintas hanya mendengar suara sepeda motor yang jatuh dan teriakan dari Maya.

    Sejumlah warga sekitar hanya mengetahui Maya yang mengenakan baju lengan panjang warna abu-abu dan celana hitam sudah tergeletak di pinggir jalan Semarang tepatnya di depan Indomaret dengan luka pendarahan di bagian kepala kanan.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono berkomitmen untuk segera menangkap pelaku jambret yang menewaskan mahasiswi UINSA itu. dirinya akan mengerahkan anggotanya untuk segera menangkap pelaku. “Perkara jambret tetap kami atensi karena sangat meresahkan warga Kota Surabaya,” pungkasnya.

    Diketahui, dalam waktu sebulan telah terjadi 2 kali peristiwa jambret di Jalan Arjuno. Aksi pertama terjadi di dekat simpang empat Jalan Arjuno-Jalan Pasar Kembang. Dalam peristiwa itu, korban berhasil mempertahankan tasnya dan pelaku kabur setelah diteriaki.

    Peristiwa kedua dialami oleh Maya, Mahasiswi program studi Manajemen Dakwah yang dikenal sebagai aktivis kampus itu menjadi korban jambret oleh dua pelaku mengendarai sepeda motor kopling. Maya sempat mengejar kedua pelaku sebelum akhirnya jatuh di Jalan Semarang dan mengalami pendarahan kepala. [ang/suf]

  • Jalan Arjuno Lokasi Favorit Pelaku Jambret, Mahasiswi Tewas Jadi Korban

    Jalan Arjuno Lokasi Favorit Pelaku Jambret, Mahasiswi Tewas Jadi Korban

    Surabaya (beritajatim.com) – Jalan Arjuno Surabaya tampaknya masih menjadi tempat favorit bagi para pelaku jambret untuk melancarkan aksinya. Terbaru, Mahasiswi UINSA Maya Dwi Ramdani tewas di Jalan Semarang setelah sebelumnya menjadi korban jambret di Jalan Arjuno, Kamis (23/05/2024) malam. Maya reflek mengejar pelaku sampai ke Jalan Semarang dan terjatuh di jalan.

    Kapolsek Sawahan, Kompol Domingos de Fatima Ximenes mengatakan dalam sebulan terakhir sudah ada 2 kejadian jambret di Jalan Arjuno. Pada aksinya yang pertama, pelaku gagal melakukan aksinya setelah korban berhasil menarik kembali tas miliknya. Kejadian itu terjadi di dekat perempatan Jalan Arjuno-Jalan Pasar Kembang.

    “Di sepanjang jalan (Arjuno) itu sudah kejadian 2 kali. Kemarin beberapa waktu sempat terjadi namun pelaku gagal,” kata Domingos, Jumat (24/05/2024).

    Domingos menjelaskan, Jalan Arjuno tampaknya menjadi favorit para pelaku jambret karena track jalan yang lurus dan panjang. Kalaupun korban mengejar pelaku, banyak jalan tembusan untuk kabur. Selain itu, penerangan di Jalan Arjuno juga redup jika malam hari.

    “Jalan Arjuno itu kan track nya lurus. Lalu penerangannya kan juga kurang. Itu yang dibuat pelaku menjadi celah biar bisa beraksi. Selain itu jalan untuk kabur juga banyak. Bisa masuk Pakis, Petemon sampai Jalan Semarang,” imbuh Domingos.

    Selain itu, menurut analisa Domingos selama menjadi Kapolsek Sawahan, pelaku jambret kerap kali menjadikan ibu-ibu dan perempuan remaja menjadi sasaran. Oleh sebab itu, ia menghimbau kepada masyarakat Surabaya khususnya perempuan untuk tidak keluar pada jam rawan. “Himbauan kita itu keluar tidak kepentingan jangan keluar sampai tengah malam. Remaja perempuan itu jadi incaran. Kebanyakan menjadi korban itu ibu-ibu atau remaja perempuan,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan bahwa kejahatan jalanan seperti jambret selalu menjadi perhatian khusus pihaknya. Karena kejahatan jalanan seperti jambret meresahkan warga Kota Surabaya dan berpeluang besar menghilangnkan nyawa. “Perkara jambret tetap kami atensi. Krn sangat meresahkan,” tegasnya.

    Diketahui, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas di RSUD dr. Soetomo setelah jatuh dari motornya pada Kamis (23/05/2024) malam di Jalan Semarang. Sebelum jatuh dari motornya, Mahasiswi bernama Maya Dwi Ramdani itu menjadi korban jambret di Jalan Arjuno dan memutuskan untuk mengejar pelaku jambret sampai di Jalan Semarang. Dari keterangan saksi di lapangan diduga pelaku berjumlah 2 orang dan mengendarai sepeda motor berkopling. (ang/kun)

  • Mahasiswi Surabaya Tewas Kecelakaan Usai Dijambret

    Mahasiswi Surabaya Tewas Kecelakaan Usai Dijambret

    Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tewas di RSUD dr. Soetomo setelah jatuh dari motornya pada Kamis (23/5/2024) malam di Jalan Semarang. Sebelum jatuh dari motornya, mahasiswi bernama Maya Dwi Ramdani itu menjadi korban jambret di Jalan Arjuno dan memutuskan untuk mengejar pelaku jambret sampai di Jalan Semarang.

    Parno salah satu saksi di lokasi mengatakan bahwa Maya saat itu melaju dari arah Jalan Pasar Kembang menuju ke arah Jalan Semarang. Saat melintas di Jalan Arjuno, korban dipepet dua orang yang mengendarai sepeda motor kopling.

    “Pelaku dua orang mas. Saat itu korban sempat teriak lalu dikejar sendiri sama korban,” kata Parno, Jumat (24/5/2024) malam.

    Saat tiba di Jalan Semarang, korban kehilangan kendali atas motornya karena terserempet mobil hingga terjatuh. Korban terjatuh ke arah trotoar jalan. Maya sempat dilarikan ke RS Soewandi sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD dr. Soetomo dan meninggal dunia pada Jumat (24/05/2024) subuh.

    Sementata itu, Kapolsek Sawahan Kompol Domingos Xe Ximenes mengatakan pihaknya sudah mengetahui kejadian penjambretan itu. Saat ini polisi masih menganalisa rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) di sekitar lokasi untuk menangkap pelaku.

    “Tadi kami sudah minta rekaman CCTV. Saat ini masih kami selidiki untuk menangkap pelaku,” kata Domingos.

    Domingos menjelaskan sampai saat ini keluarga belum membuat laporan di Polsek Sawahan. Namun, pihaknya tetap menyelidiki kasus ini agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.

    “Keluarga belum melapor karena masih berduka. Namun, kita sudah melakukan pemeriksaan pada 1 saksi dan mengamankan CCTV di lokasi,” pungkasnya.

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukmono mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja maksimal untuk menangkap pelaku. Apalagi, kejahatan jambret merupakan tindakan yang meresahkan warga Kota Surabaya.

    “Perkara jambret tetap kami atensi. Krn sangat meresahkan,” tutupnya. [ang/beq]

  • 1.117 JCH Kabupaten Mojokerto Diingkatkan Jaga Kesehatan

    1.117 JCH Kabupaten Mojokerto Diingkatkan Jaga Kesehatan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jelang pemberangkatan JCH Kabupaten Mojokerto, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati memberikan pemantapan sekaligus melepas secara simbolis kepada 1.117 JCH.

    Pemantapan dan pelepasan jemaah calon haji 2024 itu berlangsung di Pendopo Graha Maja Tama (GMT), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto.

    Pelepasan JCH tersebut dilaksanakan untuk mengefektifkan pemberangkatan CJH secara serentak yang akan dilaksanakan pada 28 Mei 2024 di Kantor Pemkab Mojokerto mendatang. Pada kesempatan tersebut, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini menghimbau kepada para JCH agar fokus dan khusyuk dalam menjalankan ibadah.

    Hal tersebut diutarakan karena menurutnya ibadah haji merupakan ibadah yang tidak semua muslim bisa menjalankannya, karena untuk menunaikannya tidak cukup hanya dengan finansial yang berlebih. Namun niat hati dan kebugaran jasmani ibadah haji juga merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh JCH.

    “Ketika tahun ini diizinkan oleh Allah SWT berangkat (ibadah haji), maka ini adalah kesempatan yang sangat luar biasa di saat yang lain masih belum diizinkan untuk berangkat ke tanah suci dan hal ini harus kita syukuri dan menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Tidak perlu oleh-oleh, fokus untuk ibadah saja. Supaya ibadahnya lancar dan menjadi haji mabrur,” ungkapnya.

    Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini juga kembali mengingatkan kepada para JCH agar tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Pasalnya, tegas Bupati, diperkirakan suhu udara pada saat ibadah wukuf di Arafah bisa sangat tinggi, sehingga menuntut kondisi fisik yang bugar.

    “Nanti saat ibadah haji, saat wukuf suhunya diperkirakan akan melebihi 40° celcius, jadi mohon dijaga kesehatannya, karena ibadah haji ini menuntut kondisi fisik yang betul-betul fit, tapi kalau memang dirasa kondisi fisik menurun jangan dipaksakan, cukup ikuti rukun (ibadah haji) nya saja,” pungkasnya.

    Turut hadir pada acara Pemantapan dan Pelepasan Jamaah Calon Haji 2024, Wakil Bupati Cabup) Mojokerto, Sekertaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Mojokerto, Kepala Kantor Kementrian Agama Mojokerto, Para Asisten Sekda beserta Staff Ahli Bupati dan Jajaran Kepala OPD Kabupaten Mojokerto. [tin/ted]

  • Guru Agama Islam Meninggal dalam Posisi Duduk

    Guru Agama Islam Meninggal dalam Posisi Duduk

    Malang (beritajatim.com) – Satu guru SMP PGRI 01 Wonosari meninggal dunia dalam kecelakaan di Jalan Tol Jombang-Mojokerto. Korban meninggal atas nama Edi Krisnahandoko, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

    Kepala Sekolah SMP PGRI 01 Wonosari, Hartono pada beritajatim.com menjelaskan, rombongan bus study tour berangkat pada Senin (20/5/2024) pukul delapan malam dengan tujuan Jogya.

    “Tujuan kami ke Parangtritis, Candi Prambanan, Tebing Breksi, dan Malioboro,” ungkap Hartono, Rabu (22/5/2024) siang.

    Hartono menceritakan, saat kecelakaan terjadi, dirinya sedang tidur. “Saat kejadian semua sudah tidur, situasi dalam bus senyap. Saya juga tidur, kaget pas ada hentakann itu,” tuturnya.

    Upacaya pemakaman Edi Krisnahandoko, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

    Hartono mengaku, siswa selamat 30 orang, luka ringan 1, dengan jumlah guru dan pendamping 11 orang. “Satu guru meninggal dunia, guru yang luka ada 5, luka ringan, semua sudah pulang di rumah masing masing,” tegasnya.

    Guru yang meninggal atas nama Edi Kresna Handaka, guru PGAI dan Bahasa Jawa. “Pak Edi duduk di sebelah kiri saya. Posisi duduk kami di baris pertama belakang sopir. Pak Edi meninggal dunia dalam posisi duduk, wajahnya banyak darah karena mungkin terkena serpihan kaca,” pungkas Hartono. [yog/but]

  • Kakek Buruh Tani di Blitar Berangkat Haji di Usia Hampir 100 Tahun

    Kakek Buruh Tani di Blitar Berangkat Haji di Usia Hampir 100 Tahun

    Blitar (beritajatim.com) –  Makrus menjadi calon jemaah haji tertua asal Kabupaten Blitar yang bakal berangkat pada tahun ini. Saat ini kakek  Makrus berasal dari Jatinom Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar tersebut telah berusia hampir 100 tahun tepatnya saat ini berumur  97 tahun.

    Diusia senjanya Makrus kini bisa tersenyum bahagia karena cita-citanya untuk pergi ke tanah suci bakal segera terwujud. Sejak ia bekerja sebagai buruh tani dulu, Makrus memang bercita-cita menunaikan rukun Islam ke 5 yakni Haji.

    Kini Makrus pun terus berupaya menjaga kondisi tubuhnya agar ia bisa menunaikan ibadah Haji hingga selesai.

    “Sudah siap (Mbah siap berangkat haji). Persiapan kesehatan ya? kalo pagi jalan jalan sama masih sepedaan,” kata Makrus saat ditemui di rumahnya.

    Kakek 13 cucu itu pun sudah mendaftar sejak tahun 2012 lalu. Ia menyisihkan sebagian uang hasil kerjanya dulu sebagai buruh tani untuk membayar biaya haji.

    Kakek Makrus yang akan pergi haji di usia jelang 100 tahun

    Kini setelah 12 tahun menunggu, Kakek 97 tahun tersebut bisa mewujudkan mimpinya pergi ke tanah suci. Raut bahagia pun tidak bisa ditutupi Makrus saat mendengar jadwal keberangkatan ke tanah suci.

    “Kalo lahir tahun 27, tapi di dokumen 1 juli 28. Setahu saya cuma tahu 27, tanggalnya nggak tau, kalau kondisi masih, cuma mata agak kabur dan pendengaran kurang,” Ceritanya.

    Kondisi Makrus sendiri masih terbilang prima. Diusianya yang sudah menginjak 97 tahun, Makrus masih sehat dan kuat berjalan jauh.

    Namun kakek 13 cucu itu memiliki kekurangan yakni penglihatan matanya mulai memudar seiring dengan usianya yang terus bertambah. Meski demikian Makrus tetap yakin dan semangat untuk menunaikan ibadah di Ka’bah.

    Makrus pun akan berangkat sendiri ke tanah suci. Ia tidak akan didampingi oleh anak atau cucunya saat ibadah haji 2024 mendatang. [owi/aje]

  • Ribuan CJH Banyuwangi Gelar Manasik, Jemaah Tertua Usianya Segini

    Ribuan CJH Banyuwangi Gelar Manasik, Jemaah Tertua Usianya Segini

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Calon Jemaah Haji (CJH) Banyuwangi tahun ini berjumlah 1238 orang. Mereka tergabung dalam kloter 57, 58, 59, dan 60 dijadwalkan berangkat mulai 26 Mei 2024 dari embarkasi Surabaya.

    Dari jumlah itu, terdapat 282 jemaah lansia yang berusia di atas 65 tahun. Sementara, CJH usia tertua adalah Samiran (99) asal Kecamatan Sempu. Sedangkan yang termuda adalah Havid Nur Yasin (19) asal Kecamatan Srono.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berpesan agar para CJH saling menjaga. Termasuk kesehatan jemaah selama menjalani ibadah rukun Islam kelima tersebut.

    “Saya minta para jemaah selama berada di Arab Saudi, untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain. Jaga kesehatan semua dari sekarang agar bisa berangkat dan beribadah dengan baik,” ungkap Bupati Ipuk.

    Tak lupa, kata Ipuk, menitipkan doa kepada para jemaah. Mendoakan Banyuwangi agar selalu selamat dan sejahtera.

    “Jangan lupa juga saat salat atau ketika berada di tempat-tempat mustajab, untuk mendoakan Banyuwangi agar selalu diberi keselamatan dan kesejahateraan. Mohon doakan Banyuwangi menjadi daerah yang dirahmati Allah SWT,” tambah Ipuk.

    Selain itu, Ipuk juga berharap agar jemaah haji bisa menjadi duta bagi Banyuwangi. Saat haji akan berkumpul dengan jemaah dari seluruh daerah di Indonesia, bahkan mungkin akan berinteraksi dengan berbagai negara. Itu bisa menjadi momen untuk memperkenalkan Banyuwangi.

    “Para jemaah bisa menjadi duta untuk mengabarkan berbagai hal yang baik tentang Banyuwangi. Berikan jawaban yang baik ketika ada jemaah dari daerah lain yang menanyakan tentang Banyuwangi,” harapnya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Chaironi Hidayat, mengatakan manasik haji bertujuan untuk memantapkan kesiapan jemaah. Dalam manasik haji, calon jemaah diajarkan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.

    “Seperti rukun haji, persyaratan, hal wajib, hal yang disunahkan, maupun hal-hal yang dilarang selama pelaksanaan ibadah haji,” katanya.  [rin/aje]

  • Kursi Ketua MUI Banyuwangi Berganti, Gelar Pendidikannya Jadi Sorotan

    Kursi Ketua MUI Banyuwangi Berganti, Gelar Pendidikannya Jadi Sorotan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Secara resmi KH. Muhaimin Asmuni menempati posisi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan itu berdasarkan keputusan melalui Musyawarah Daerah X di Aula Kantor Kementerian Agama Banyuwangi.

    KH. Muhaimin Asmuni terpilih setelah 11 tim formatur mengambil keputusan. Mereka terdiri dari tiga orang pengurus lama, empat orang Ketua MUI Kecamatan, dua orang perwakilan pesantren dan dua orang utusan Ormas Islam.

    “Saya tidak menyangka akan mengemban amanat ini. Semoga kami mampu menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap KH. Muhaimin Asmuni.

    Sosoknya bukanlah orang sembarangan. Kini, Kiai Asmuni begitu biasa disapa merupakan Pengasuh Pesantren Manbaul Hikam, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.

    Dia juga dikenal sebagai ulama yang memiliki keilmuan mumpuni di bidang agama. Sosok kelahiran 1957 itu, mendapatkan pendidikannya di Saudi Arabia sejak 1977.

    Setelah menamatkan strata satunya di Universitas Madinah pada 1984, Kiai Asmuni lantas mengabdikan diri di Banyuwangi. Sejumlah posisi di pendidikan pernah diembannya.

    Salah satunya menjadi dosen di IAI Ibrahimy, Genteng dan menggelar pengajian di kediaman mendiang istrinya di Genteng pula.

    “Semoga kami bisa melanjutkan program-program yang baik dari kepengurusan sebelumnya dan melakukan hal-hal lain yang lebih baik lagi,” terang Kiai Asmuni.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka Musyda X MUI tersebut, berharap kepengurusan ke depan dapat menjadi oase di tengah umat muslim Banyuwangi.

    “MUI bisa menjadi rumah besar yang bisa menaungi seluruh elemen umat Islam di Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

    Tidak hanya itu, kata Ipuk, MUI bisa terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam menjalankan program-program kemasyarakatan yang telah dicanangkan.

    “Selama ini, MUI telah banyak berkontribusi dalam mendukung program-program pemda. Kami berharap hal ini terus kita jalin,” kata Ipuk.

    Struktur MUI Banyuwangi periode 2024-2029 sendiri akan disusun selambat-lambatnya hingga 30 hari mendatang.

    “Akan disusun oleh ketua terpilih dan formatur,” terang Sekretaris Formatur, Abdul Azis. [rin/aje]

  • Geger Video Mesum Diduga Mahasiswa UINSA, Masih Maba ?

    Geger Video Mesum Diduga Mahasiswa UINSA, Masih Maba ?

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah video mesum beredar di sejumlah WhatsApp Grup. Diduga, tindakan asusila tersebut terjadi di Kampus 2 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Gunung Anyar, Surabaya.

    Dalam video berdurasi 44 detik itu, tampak sepasang muda-mudi yang disinyalir sebagai mahasiswa baru itu tengah asyik bermesraan di sebuah gedung kampus setempat.

    Perekam video tersebut terdengar meneriaki tindakan keduanya. “Woy, iclik (mesum), woy, ojok iclik (jangan mesum),” teriak perekam dalam video itu seperti dilihat Jumat (17/5/2024).

    Dari informasi yang dihimpun, tindakan tak senonoh itu terjadi pada Selasa (14/5/2024). Kemudian menjadi viral sehari setelahnya usai diunggah oleh salah satu akun instagram. Namun, saat ini video tersebut telah dihapus.

    Dikonfirmasi perihal ini, Wakil Rektor III UINSA Prof Abdul Muhid mengaku jika kasusnya kini tengah diproses. Ia juga tak menampik, berdasarkan video yang beredar, kejadian itu memang tampak di gedung Kampus 2 UINSA.

    “Jadi, kejadian itu masih proses investigasi. Kalau lihat gedungnya tempatnya, karena itu diambil dari jarak jauh kan, dan gedungnya seperti di UINSA, di kampus Gunung Anyar,” ungkap Prof Muhid, Jumat (17/5/2024).

    Pihaknya juga memastikan akan memproses kejadian tersebut dan akan memberikan sanksi kepada yang bersangkutan sesuai kode etik mahasiswa.

    “Kita akan proses karena kita punya kode etik mahasiswa. Ada pasal-pasal di situ yang menyangkut apa yang dilakukan, pelanggaran apa, kan sudah ada. Nanti kita serahkan ke komite etik. Di UINSA itu ada senat yang nanti minta petunjuk atau minta telaah secara etik,” tandasnya. [ipl/ted]

  • Pemuda asal Kebraon 2 Surabaya Trending di X Gegara Teror Nimas Selama 10 Tahun?

    Pemuda asal Kebraon 2 Surabaya Trending di X Gegara Teror Nimas Selama 10 Tahun?

    Surabaya (beritajatim.com) – Trending “Nimas” di sosial media, X, tampaknya semakin ramai dibahas. Berawal dari cuitan seorang perempuan bernama Nimas yang mengaku telah diteror oleh teman prianya selama 10 tahun.

    Dalam akunnya yang bernama @runeh_, ia  menceritakan awal terjadinya hal tidak mengenakan tersebut. Di mana pria bernama Adi Pradita, yang dianggap sebagai peneror tersebut merupakan teman sekalasnya dulu di salah satu SMP Negeri di Surabaya Selatan.

    “Banyak yang tanya berawal dari apa? Singkatnya gini, Adi itu anak pendiam, tidak punya teman sama sekali dan jarang ke kantin. Suatu hari aku tanya, “Di, gak ke kantin ta?”, dia jawab “Gak, Nim, tidak bawa uang saku,”. Aku kasih Rp5 ribu buat dia makan. AKU CUMA KASIH KAMU UANG 5000 DI, KAMU KASIH AKU NERAKA 10 TAHUN.,” ungkapnya.

    Sejak saat itu, Nimas merasa bahwa Adi salah paham terhadapnya. Perhatian kecil yang ditujukan karena iba, dianggap sebagai rasa suka. Bahkan selama 10 tahun belakangan, Nimas merasa rerganggu oleh cara Adi mendekatinya.

    Menurut pengakuan Nimas juga, teror yang dilakukan Adi sudah kelewat batas. Mulai dari membuat ratusan akun di Instagram, Twitter, menghina layaknya perempuan murahan hingga yang paling parah Adi juga mengirim foto alat kelaminnya.

    Menurut Nimas, dirinya juga sudah berusaha berbicara baik-baik dengan Adi. Namun, saat ditemui, Adi hanya diam dan tetap melakukan aksi terornya tersebut. Hingga ada sutu momen mengancam akan melakukan aksi bunuh diri.

    Dalam cuitannya, Nimas tidak hanya mengunggah foto Adi, tetapi juga menyebutkan bahwa Adi tinggal di daerah Kebraon 2 Surabaya. Selain itu, Nimas juga menunjukkan beberapa bukti berupa foto beberapa buku, kue, dan bouqet bunga, yang hendak dijadikan kado untuknya.

    Tak hanya itu, ada bukti berupa tangkapan layar yang menunjukkan bahwa Adi cukup obsesi terhadapnya. Dalam unggahan akun X Adi, terdapat foto yang menunjukkan beberapa kartu perdana. Dalam narasinya tertulis, “Horre bisa gangguin Nimas. Kartu 50 ribu baru datang. Maafkan Adi yah menghilang beberapa hari. Soalnya gak bisa buat Twitter sayang. Nikah yuk Sayang.”

    Melihat hal ini, banyak warganet yang merasa iba sekaligus prihatin terhadap Nimas. Hingga tak sedikit yang mengkhawatirkan keselamatannya.

    “Mbak Nimas, semoga ada jalan keluar ya dari masalah ini. Stay safe mbaa yaallah ngeri pisan. Kalo mbak nya islam, coba perbanyak zikir dan doa pengusir santet dan ilmu hitam. Nauzubillahimindzalik takut dia nekat,” ujar @glow***. [fyi/aje]