agama: Islam

  • Tangkal Kerusuhan, Demonstran Anti-Rasisme Turun ke Jalanan Inggris

    Tangkal Kerusuhan, Demonstran Anti-Rasisme Turun ke Jalanan Inggris

    London

    Ribuan demonstran anti-rasisme dan pro-Palestina turun ke jalanan berbagai wilayah Inggris pada Rabu (7/8) untuk menantang kelompok sayap kanan yang memicu kerusuhan selama sepekan terakhir di negara tersebut. Aksi protes sayap kanan yang diperkirakan akan berlangsung pada hari yang sama tidak terjadi.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (8/8/2024), Inggris dilanda rentetan kerusuhan sejak awal pekan lalu setelah tiga bocah perempuan tewas dalam penikaman di Southport, yang diikuti dengan informasi palsu yang beredar secara online soal pelaku yang secara keliru disebut sebagai seorang migran Muslim.

    Beberapa postingan online yang beredar menyebut para demonstran sayap kanan yang anti-Muslim dan anti-imigrasi akan kembali beraksi untuk menargetkan sejumlah pusat imigrasi, pusat dukungan migran dan firma hukum spesialis pada Rabu (7/8) waktu setempat.

    Postingan itu mendorong banyak bisnis tutup lebih awal dan beberapa toko menutup jendela mereka. Ribuan polisi antihuru-hara juga dipersiapkan oleh otoritas Inggris sebagai langkah antisipasi. Namun hingga waktu pelaksanaan aksi tiba, tidak ada tanda-tanda massa mengamuk dan merusuh seperti sebelumnya.

    Justru ribuan demonstran anti-rasisme dan pro-Palestina yang hadir di jalanan London sambil membawa poster bertuliskan “Lawan rasisme” dan “Hentikan kelompok sayap kanan”, serta “Akan menukar rasis dengan pengungsi”.

    Para demonstran dengan seruan serupa juga berkumpul Bristol, Birmingham, Liverpool dan Hastings. Aksi para demonstran yang menyebut dirinya Stand Up to Racism” ini berlangsung damai, riuh dan mirip karnaval.

    Para demonstran anti-rasisme dan pro-Palestina yang dikawal ribuan personel kepolisian bersorak dan bertepuk tangan setelah tidak melihat keberadaan massa sayap kanan yang sepekan terakhir mendalangi serangan rasis menargetkan warga Muslim dan para migran.

    Demonstran yang turun ke jalanan pada Rabu (7/8) waktu setempat terdiri atas beragam kelompok, mulai dari kelompok warga Muslim, anti-rasisme, anti-fasis, hingga anggota serikat pekerja, organisasi sayap kiri, dan warga lokal yang terkejut dengan kerusuhan yang melanda negaranya.

    “Saya tinggal di wilayah ini dan kami tidak ingin orang-orang ini muncul di jalanan kami… mereka tidak mewakili kami,” ucap salah satu warga lokal bernama Sara Tresilian (58) yang bergabung dengan kerumunan demonstran anti-rasisme di Walthamstow pada Rabu (7/8) malam.

    Demonstran pro-Palestina juga ikut turun ke jalanan Inggris menentang para perusuh yang menyerang masjid-masjid selama sepekan terakhir Foto: AFP/BENJAMIN CREMEL

    “Anda harus hadir untuk menyampaikan pesan itu… Saya pikir penting bagi Anda untuk tampil di depan teman dan tetangga Anda,” imbuhnya.

    Maz (40) yang menolak untuk memberitahukan nama keluarganya, menuturkan dirinya turut serta sembari membawa bendera Palestina bersama ratusan warga Muslim lainnya dari area sekitar.

    “Kami warga lokal, kami ada di sini untuk satu sama lain karena para rasis ini menyatakan mereka akan menghancurkan komunitas kami. Jadi kami berada di sini untuk menjaga perdamaian,” tuturnya.

    Hingga pukul 21.00 waktu setempat, pada Rabu (7/8), tidak ada laporan adanya gangguan serius. Kepolisian setempat menyebut sekitar 50 orang di Croydon, London selatan, melemparkan botol dan berupaya memicu keributan.

    Stetson Matthew (64) yang berprofesi sebagai pengumpul sampah, turut bergabung dengan ribuan demonstran di Walthamstow dan mengatakan bahwa orang-orang memiliki hak untuk melakukan aksi protes tapi penyerangan terhadap kelompok minoritas telah membuat Inggris dalam bahaya.

    “Setiap orang memiliki hak untuk melakukan apa yang perlu mereka lakukan, tetapi yang seharusnya mereka lakukan adalah menyuarakan pendapat mereka secara damai, tanpa tekanan, atau kekerasan apa pun,” sebutnya.

    Para perusuh dalam aksinya sejak pekan lalu terlibat bentrokan dengan polisi dan menyerang hotel-hotel yang menampung para pencari suaka. Para perusuh juga melempari masjid-masjid setempat dengan batu, yang membuat organisasi Muslim merilis imbauan keselamatan masyarakat.

    Perdana Menteri (PM) Keir Starmer, yang mantan kepala jaksa, telah memperingatkan para perusuh bahwa mereka akan menghadapi hukuman penjara yang lama ketika dia berupaya meredakan kerusuhan, yang tercatat sebagai kekerasan terburuk dalam 13 tahun terakhir di Inggris.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Iran Tegaskan Tak Punya Pilihan Selain Balas Israel Atas Kematian Haniyeh

    Iran Tegaskan Tak Punya Pilihan Selain Balas Israel Atas Kematian Haniyeh

    Jeddah

    Iran menegaskan pihaknya tidak mempunyai pilihan selain memberikan respons terhadap Israel atas pembunuhan yang terjadi di wilayahnya terhadap pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pekan lalu. Teheran menyatakan pihaknya memiliki hak melekat untuk melancarkan pembalasan atas kematian Haniyeh.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (8/8/2024), penegasan ini disampaikan oleh pelaksana tugas (Plt) Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Bagheri-Kani saat menghadiri pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di Jeddah, Arab Saudi, pada Rabu (7/8) waktu setempat.

    “Dengan tidak adanya tindakan yang tepat oleh Dewan Keamanan (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) terhadap agresi dan pelanggaran-pelanggaran oleh rezim Israel, Republik Islam Iran tidak mempunyai pilihan selain menggunakan hak yang melekat untuk pertahanan yang sah terhadap tindakan rezim ini,” tegasnya.

    Pertemuan luar biasa OKI itu digelar sebagian atas permintaan Iran, menyusul pembunuhan Haniyeh di Teheran pada 31 Juli lalu. Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan Haniyeh, meskipun Tel Aviv sejauh ini belum memberikan komentar apa pun.

    Bagheri-Kani dalam pernyataannya menjelaskan bahwa pembalasan Iran “diperlukan untuk mencegah pelanggaran lebih lanjut oleh rezim ini (Israel-red) terhadap kedaualtan, warga negara, dan wilayah Republik Islam Iran”.

    Dia menambahkan bahwa pembalasan dari Teheran untuk Tel Aviv akan dilakukan “pada waktu yang tepat dan dengan cara yang proporsional”.

    Lebih lanjut, Bagheri-Kani juga mengatakan bahwa pembunuhan Haniyeh tidak mungkin terjadi tanpa “persetujuan dan dukungan intelijen AS (Amerika Serikat)”. Oleh karena itu, menurut Bagheri-Kani, tanggung jawab AS atas serangan itu “tidak boleh diabaikan”.

    Menlu AS Antony Blinken sebelumnya telah menegaskan bahwa Washington tidak mengetahui atau terlibat dalam pembunuhan Haniyeh. “Ini adalah sesuatu yang tidak kami ketahui atau terlibat di dalamnya,” kata Blinken dalam wawancara dengan media Channel News Asia di Singapura, dilansir AFP, Rabu (31/7).

    Haniyeh tewas dalam serangan rudal yang menghantam wisma tamu yang ditinggalinya saat berada di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Ancaman pembalasan yang disampaikan Teheran dan Hamas semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang awalnya berkecamuk di Jalur Gaza akan meluas menjadi perang regional di Timur Tengah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Israel Bertanggung Jawab Penuh Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh

    Israel Bertanggung Jawab Penuh Atas Pembunuhan Ismail Haniyeh

    Jeddah

    Para diplomat Muslim terkemuka dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sepakat menyebut Israel “bertanggung jawab penuh” atas pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pekan lalu. OKI memperingatkan hal itu bisa mengganggu stabilitas kawasan.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (8/8/2024), pernyataan itu dimuat dalam deklarasi bersama yang dirilis oleh negara-negara OKI pada akhir pertemuan luar biasa yang digelar di Arab Saudi pada Rabu (7/8) waktu setempat. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Iran yang bersumpah akan membalas kematian Haniyeh.

    Israel belum memberikan komentar apa pun terkait kematian Haniyeh, yang selama ini tinggal di Qatar dan menjadi pemain utama dalam perundingan untuk mengakhiri perang yang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Setelah para Menteri Luar Negeri (Menlu) negara-negara OKI bertemu di Jeddah, organisasi negara-negara Muslim itu merilis pernyataan bersama yang menyatakan mereka “menuntut Israel, kekuatan pendudukan ilegal, bertanggung jawab penuh atas serangan keji”.

    Pernyataan negara-negara OKI itu menyebut pembunuhan Haniyeh di Teheran sebagai “pelanggaran serius” terhadap kedaulatan wilayah Iran.

    Dalam seremoni pembukaan, Menlu Gambia Mamadou Tangara yang kini memegang posisi Ketua OKI menyebut kematian Haniyeh berisiko memperdalam dan memperluas pertumpahan darah yang sedang berlangsung di kawasan Timur Tengah.

    “Tindakan keji ini hanya akan meningkatkan ketegangan yang sudah ada dan berpotensi mengarah pada konflik yang lebih luas, yang bisa melibatkan seluruh kawasan,” sebutnya.

    Ditegaskan juga oleh Tangara bahwa pembunuhan Haniyeh “tidak akan memadamkan perjuangan Palestina, namun justru memperkuat perjuangan tersebut, menggarisbawahi pentingnya keadilan dan hak asasi manusia bagi rakyat Palestina”.

    Sementara pelaksana tugas (Plt) Menlu Iran Ali Bagheri-Kani, yang hadir dalam pertemuan OKI itu, menegaskan kembali pandangan Teheran bahwa negaranya perlu merespons.

    “Saat ini, dengan tidak adanya tindakan yang tepat oleh Dewan Keamanan (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) terhadap agresi dan pelanggaran oleh rezim Israel, Republik Islam Iran tidak memiliki pilihan selain menggunakan hak yang melekat pada mereka untuk melegitimasi pertahanan terhadap agresi rezim ini,” cetusnya.

    Dalam forum yang sama, Wakil Menlu Arab Saudi Walid al-Khuraiji mengecam pembunuhan Haniyeh sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Iran dan terhadap hukum internasional. Ini menjadi komentar pertama yang disampaikan Riyadh sejak pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli lalu.

    “(Pembunuhan Haniyeh) Merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional,” tegas al-Khuraiji dalam pernyataannya.

    Haniyeh tewas dalam serangan rudal yang menghantam wisma tamu yang ditinggalinya saat berada di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Israel belum memberikan komentar apa pun terhadap kematian Haniyeh, yang menjadi salah satu pemimpin Hamas yang diburunya sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza akhir tahun lalu. Namun baik Hamas maupun Iran bersumpah untuk melancarkan pembalasan terhadap Israel atas kematian Haniyeh.

    Situasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang awalnya berkecamuk di Jalur Gaza akan meluas menjadi perang regional di Timur Tengah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Arab Saudi Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh: Langgar Kedaulatan Iran!

    Arab Saudi Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh: Langgar Kedaulatan Iran!

    Jeddah

    Arab Saudi mengecam pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran pekan lalu. Riyadh menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan Iran dan terhadap hukum internasional.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Kamis (8/8/2024), kecaman yang disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Saudi Walid al-Khuraiji ini menjadi komentar pertama yang disampaikan Riyadh sejak pembunuhan Haniyeh di Teheran, yang diduga didalangi oleh Israel, memicu kecaman banyak negara.

    Kecaman Saudi ini disampaikan al-Khuraiji saat menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di Jeddah pada Rabu (7/8) waktu setempat.

    “(Pembunuhan Haniyeh) Merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan, integritas wilayah, dan keamanan nasional Republik Islam Iran… dan merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional,” tegas al-Khuraiji dalam pernyataannya.

    Kecaman yang berikan Riyadh ini dinilai menggarisbawahi parahnya pelanggaran yang terjadi. Saudi sama sekali tidak menyebut Israel dalam kecamannya atas pembunuhan pemimpin politik Hamas tersebut.

    Haniyeh tewas dalam serangan rudal yang menghantam wisma tamu yang ditinggalinya saat berada di Teheran pada 31 Juli lalu, setelah dia menghadiri seremoni pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian sehari sebelumnya.

    Israel belum memberikan komentar apa pun terhadap kematian Haniyeh, yang menjadi salah satu pemimpin Hamas yang diburunya sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza akhir tahun lalu. Namun baik Hamas maupun Iran bersumpah untuk melancarkan pembalasan terhadap Israel atas kematian Haniyeh.

    Situasi ini semakin meningkatkan kekhawatiran bahwa perang yang awalnya berkecamuk di Jalur Gaza akan meluas menjadi perang regional di Timur Tengah. Upaya-upaya diplomatik sedang dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya konflik.

    Al-Khuraiji dalam pernyataannya, menyebut nama Israel saat melontarkan kritikan untuk negara Yahudi itu terkait peningkatan tindak kekerasan terhadap warga sipil Palestina, Dia menyoroti pengabaian perjanjian dan resolusi internasional oleh Israel, yang memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

    Ditekankan juga oleh al-Khuraiji dalam pernyataannya soal situasi mengerikan yang dihadapi warga Palestina, termasuk kekurangan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, serta beban berat pada sektor kesehatan.

    Dia mengulangi kembali kecaman Saudi atas serangan Israel terhadap warga sipil dan seruannya kepada komunitas internasional untuk menuntut pertanggungjawaban pasukan Israel atas tindakan mereka.

    Tidak hanya itu, al-Khuraiji dalam pernyataannya juga menegaskan kembali dukungan Saudi terhadap resolusi komprehensif terhadap masalah Palestina, mengadvokasi diakhirinya pendudukan Israel dan tercapainya solusi yang memungkinkan pembentukan negara Palestina yang merdeka sejalan dengan legitimasi internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Kerusuhan Meluas, Inggris Selidiki Peran Negara Asing Sebar Disinformasi

    Kerusuhan Meluas, Inggris Selidiki Peran Negara Asing Sebar Disinformasi

    London

    Pemerintah Inggris sedang menyelidiki peran negara asing dalam menyebarkan dan memperkuat disinformasi atau informasi keliru via online, yang menghasut kerusuhan yang kini meluas. London memperingatkan perusahaan media sosial untuk melakukan lebih banyak hal untuk menghentikan penyebaran informasi keliru.

    Seperti dilansir Sky News dan Politico, Selasa (6/8/2024), Inggris dilanda berbagai tindak kekerasan anti-imigran dan anti-Muslim dalam beberapa hari terakhir, dengan para demonstran sayap kanan terlibat bentrok dengan polisi, menargetkan masjid, dan menyerbu hotel-hotel yang menampung para pencari suaka.

    Situasi memanas sejak pekan lalu setelah terjadi penikaman yang menewaskan tiga bocah perempuan di sebuah kelas dansa bertema Taylor Swift yang digelar di Southport, kota tepi laut di Inggris bagian utara.

    Menyusul pembunuhan itu, beredar informasi palsu di media sosial yang mengidentifikasi pelaku penikaman sebagai seorang migran Muslim dan pencari suaka.

    Unjuk rasa pun digelar oleh kelompok anti-Islam dan anti-imigrasi dan meluas ke beberapa kota lainnya di Inggris. Dalam aksinya, para demonstran menyerbu masjid dan hotel yang menampung para migran, hingga memicu bentrokan sengit dengan polisi setempat.

    Laporan Politico menyebut outlet berita yang pertama mendorong klaim palsu itu, menyebut diri sebagai “Channel3 Now”, yang memposting informasi bahwa tersangka “ada dalam daftar pengawasan (dinas keamanan) MI6” dan “telah dikenal dalam layanan kesehatan mental”.

    Klaim palsu itu, menurut Politico, semakin dikobarkan oleh beberapa influencer sayap kanan terkenal di Inggris, termasuk Andrew Tate dan Tommy Robinson.

    Laporan media Inggris, Daily Mail, dalam beberapa hari terakhir menyebut Channel3 Now mulai aktif sejak 11 tahun lalu sebagai saluran YouTube Rusia. Disebutkan juga bahwa postingan Channel3 Now yang memuat klaim palsu itu ditonton lebih dari 2 juta orang sebelum dihapus, yang diikuti dengan permintaan maaf.

    Direktur Kebijakan dan Penelitian di Institut Dialog Strategis (ISD), Jacob Davey, seperti dilansir Reuters, mengatakan bahwa membanjirnya informasi keliru via online dan peran perusahaan media sosial menjadi faktor kunci.

    “Saya rasa kita tidak bisa meremehkan betapa pentingnya penyebaran informasi ini terhadap peristiwa mengerikan pada akhir pekan,” ucapnya kepada Reuters.

    Pemerintah Inggris, yang selama bertahun-tahun menuduh negara-negara seperti Rusia berupaya mengobarkan perselisihan, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki seberapa besar dampak yang diberikan negara-negara asing dalam mempromosikan klaim palsu semacam itu.

    Badan Kejahatan Nasional dan Departemen Ilmu Pengetahuan, Inovasi dan Teknologi Inggris sedang menyelidiki masalah tersebut, ketika pemerintah London berupaya menindak bot online otomatis.

    “Jelas kita telah melihat aktivitas bot online, yang sebagian besar mungkin diperkuat, dengan keterlibatan aktor negara, yang menguatkan beberapa disinformasi dan misinformasi yang telah kita lihat,” ucap juru bicara Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dalam pernyataannya.

    Juru bicara Starmer menolak untuk menyebut negara mana saja yang mungkin terlibat. Dia hanya mengatakan bahwa: “Ini jelas merupakan sesuatu yang sedang diselidiki”.

    Dia menambahkan bahwa hal semacam itu sedang dikaji oleh Badan Kejahatan Nasional (NCA) dan Departemen Sains, Inovasi dan Teknologi (DSIT).

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Horor 109 Orang Tewas dalam Kerusuhan Saat PM Bangladesh Digulingkan

    Horor 109 Orang Tewas dalam Kerusuhan Saat PM Bangladesh Digulingkan

    Dhaka

    Horor! Sedikitnya 109 orang dilaporkan tewas dalam sehari, atau pada Senin (5/8) waktu setempat, ketika ribuan demonstran yang marah, membanjiri jalanan ibu kota Bangladesh, Dhaka. Di hari itulah, Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dari jabatannya dan kabur ke luar negeri.

    Pihak kepolisian dan para dokter di rumah sakit setempat melaporkan 109 kematian dalam sehari, yang menjadikan Senin (5/8) kemarin sebagai hari paling mematikan sejak aksi protes menyelimuti Bangladesh sejak awal Juli lalu. Demikian seperti dilansir AFP, Selasa (6/8/2024).

    Dengan tambahan kematian itu, menurut penghitungan AFP yang didasarkan data kepolisian, pejabat pemerintah dan dokter-dokter rumah sakit setempat, total 409 orang tewas di Bangladesh sejak unjuk rasa marak pada Juli lalu.

    Unjuk rasa yang awalnya memprotes kuota pekerjaan pegawai negeri dari pemerintah, telah meluas menjadi kerusuhan terburuk dalam 15 tahun pemerintahan Hasina dan berubah menjadi seruan yang lebih luas agar wanita berusia 76 tahun itu mundur dari jabatannya.

    Pada Senin (5/8) waktu setempat, Hasina meninggalkan istananya di Dhaka setelah para demonstran, yang mengabaikan jam malam tanpa batas waktu yang diberlakukan militer, nekat membanjiri jalanan ibu kota Bangladesh.

    Usai Hasina kabur dari Dhaka, ribuan demonstran menerobos masuk dan mengacak-acak kantor dan kediaman PM Bangladesh tersebut.

    Kerusuhan tak terbendung meskipun jam malam tanpa batas waktu diberlakukan dan akses internet dibatasi ketat, dengan perkantoran ditutup dan lebih dari 3.500 pabrik yang melayani industri garmen yang penting secara ekonomi di Bangladesh juga ditutup.

    Tentara dan polisi dengan kendaraan lapis baja dikerahkan di berbagai area Dhaka, dengan barikade yang disertai kawat berduri dipasang pada ruas jalanan menuju ke kantor PM Bangladesh. Namun massa dalam jumlah besar membanjiri jalanan hingga merobohkan barikade yang dipasang.

    Para demonstran dan para pendukung pemerintah juga dilaporkan saling berkelahi di berbagai wilayah, dengan melibatkan tongkat dan pisau. Situasi itu mendorong pasukan keamanan Bangladesh untuk melepaskan tembakan ke arah kerumunan massa.

    Mahasiswa Ingin Peraih Nobel Pimpin Pemerintah Interim Bangladesh

    Para demonstran mahasiswa Bangladesh mendesak agar peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan interim negara tersebut setelah Hasina dilengserkan dan militer mengambil alih kekuasaan.

    “Kami telah memutuskan bahwa pemerintahan interim akan dibentuk di mana peraih Nobel yang terkenal secara internasional, Dr Muhammad Yunus, yang diterima secara luas, akan menjadi penasihat utama,” ucap pemimpin utama kelompok demonstran Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), Nahid Islam, dalam pesan video pada Selasa (6/8).

    Pernyataan itu dirilis setelah panglima militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengatakan dalam siaran televisi pemerintah bahwa Hasina mundur sebagai PM dan militer akan membentuk pemerintahan interim. Waker diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin mahasiswa pada Selasa (6/8).

    Yunus yang seorang ekonom terkemuka dan kini berusia 84 tahun, banyak menuai pujian karena dianggap berhasil mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan melalui bank keuangan mikro yang dirintisnya. Namun dia juga mendapat permusuhan dari Hasina, yang menuduhnya “menghisap darah” orang-orang miskin.

    Saat ini, Yunus berada di Eropa dan seorang pembantu dekatnya mengatakan pada Senin (5/8) malam bahwa dia belum menerima tawaran apa pun dari militer untuk memimpin pemerintahan interim Bangladesh.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Mahasiswa Ingin Peraih Nobel Pimpin Pemerintah Interim Bangladesh

    Mahasiswa Ingin Peraih Nobel Pimpin Pemerintah Interim Bangladesh

    Dhaka

    Para demonstran mahasiswa Bangladesh mendesak agar peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan interim negara tersebut setelah PM Sheikh Hasina dilengserkan dan militer mengambil alih kekuasaan.

    Dilansir AFP, Selasa (6/8/2024), seruan itu disampaikan oleh pemimpin utama kelompok demonstran Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), Nahid Islam, setelah Hasina meninggalkan istananya di Dhaka pada Senin (5/8) waktu setempat usai dituntut mundur oleh para demonstran yang membanjiri jalanan.

    “Kami telah memutuskan bahwa pemerintahan interim akan dibentuk di mana peraih Nobel yang terkenal secara internasional, Dr Muhammad Yunus, yang diterima secara luas, akan menjadi penasihat utama,” ucap Islam dalam pesan video pada Selasa (6/8) waktu setempat.

    Pernyataan Islam itu dirilis setelah panglima militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengatakan dalam siaran televisi pemerintah bahwa Hasina telah mengundurkan diri sebagai PM dan militer akan membentuk pemerintahan sementara.

    Waker diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin mahasiswa pada Selasa (6/8) malam.

    Pesan dukungan untuk Yunus juga disampaikan oleh pemimpin kelompok SAD lainnya, Asif Mahmud, dalam pernyataan via Facebook. “Kami percaya pada Dr Yunus,” tulis Mahmud dalam pernyataannya.

    Yunus yang seorang ekonom terkemuka dan kini berusia 84 tahun, banyak menuai pujian karena dianggap berhasil mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan melalui bank keuangan mikro yang dirintisnya. Namun dia juga mendapat permusuhan dari Hasina, yang menuduhnya “menghisap darah” orang-orang miskin.

    Saat ini, Yunus berada di Eropa dan seorang pembantu dekatnya mengatakan pada Senin (5/8) malam bahwa dia belum menerima tawaran apa pun dari militer untuk memimpin pemerintahan interim Bangladesh.

    Sementara itu, Hasina yang berusia 76 tahun, telah berkuasa di Bangladesh sejak tahun 2009 dan dituduh melakukan kecurangan dalam pemilu Januari lalu yang memberikannya periode kelima sebagai PM.

    Unjuk rasa yang dimulai sejak bulan lalu untuk memprotes kuota pekerjaan pegawai negeri, telah meluas menjadi kerusuhan terburuk dalam 15 tahun pemerintahan Hasina dan berubah menjadi seruan yang lebih luas agar dia mundur dari jabatannya.

    Jutaan orang nekat turun ke jalanan dalam unjuk rasa selama sebulan terakhir, dengan baru-baru ini menuntut Hasina mundur. Pada Senin (5/8) waktu setempat, para demonstran mengabaikan jam malam tanpa batas waktu yang diberlakukan militer dan membanjiri jalanan Dhaka.

    Situasi itu memaksa Hasina untuk kabur dari istananya di Dhaka dan dia dilaporkan meninggalkan ibu kota Bangladesh dengan helikopter, sebelum istananya diserbu para demonstran yang kemudian mengacak-acak isinya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ratusan Orang Ditangkap Usai Kerusuhan di Inggris, WNI Diminta Waspada

    Ratusan Orang Ditangkap Usai Kerusuhan di Inggris, WNI Diminta Waspada

    Jakarta

    Hampir 400 orang telah ditangkap setelah kerusuhan yang meluas di sejumlah wilayah di Inggris dan Irlandia Utara enam hari terakhir, kata polisi. Warga negara Indonesia (WNI) di Inggris diimbau untuk “meningkatkan kewaspadaan”.

    Dirjen perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa KBRI London telah menyampaikan imbauan kepada WNI di Inggris, menyusul kerusuhan yang terjadi di beberapa kota di Inggris yang dipicu penikaman dalam sebuah kelas tari di Southport pada Senin (29/07).

    “Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi yang berpotensi jadi tempat berkumpulnya demonstran,” ujar Judha Nugraha dalam keterangan tertulis yang diterima BBC News Indonesia, Selasa (06/08).

    Merujuk data Kementerian Luar Negeri, tercatat ada ribuan WNI di Inggris, di antaranya 3.279 orang di London, 134 orang di Liverpool, 228 orang di Bristol, 290 orang di Nottingham, 467 orang di Leeds, 532 orang di Manchester, dan 18 orang di Sunderland.

    Pada Senin (05/08) malam, polisi diserang oleh massa di Plymouth ketika mereka berupaya memisahkan pengunjuk rasa, sementara bom molotov dilemparkan ke petugas polisi di Belfast dan polisi menghadapi demonstrasi di Birmingham.

    Selama sepekan terakhir puluhan aparat polisi terluka, sedangkan toko-toko dan rumah rusak parah di Inggris.

    Kerusuhan ini terjadi pada malam setelah tiga anak terbunuh di Southport dalam serangan penikaman Senin (29/08) silam. Kerusuhan ini menyusul rumor yang menyebar secara online bahwa tersangka penikaman seorang pencari suaka muslim.

    Anjing polisi dikerahkan untuk menghalau massa di Plymouth. (Getty Images)

    Akhir pekan silam, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengutuk kerusuhan tersebut dengan menyebut kerusuhan itu sebagai “premanisme sayap kanan” dan pada Senin (05/08) dia berjanji “meningkatkan” undang-undang untuk menangani kekerasan seksual.

    Pada Senin (05/08) polisi di Plymouth mengatakan telah terjadi “peningkatan kekerasan” terhadap petugas dan sebuah mobil polisi telah dirusak.

    “Kami mengambil tindakan terhadap individu yang berniat melakukan kriminalitas,” ujar Inspektur Polisi Devon dan Cornwall, Russ Dawe.

    Dawe menambahkan “beberapa” petugas terluka dan sejumlah penangkapan telah dilakukan karena “berbagai pelanggaran ketertiban umum dan penyerangan”.

    Getty ImagesDemonstrasi di Plymouth pada Senin, 5 Agustus 2024.

    Berbicara dalam konferensi pers, Dawes mengatakan dia ingin meyakinkan masyarakat bahwa pasukannya “bersumber daya penuh saat ini, dengan kehadiran polisi yang kuat”.

    Dawe kemudian menambahkan bahwa mereka yang berniat melakukan kejahatan dan melanggar ketertiban umum akan “ditangani dengan tegas”.

    Dia melanjutkan sejumlah penangkapan telah dilakukan karena “berbagai pelanggaran dan penyerangan ketertiban umum”.

    Sementara itu, pada Senin (05/08) malam di Birmingham terjadi keributan setelah ratusan orang berkumpul di kawasan Bordesley Green, menyusul laporan palsu bahwa demonstrasi sayap kanan telah direncanakan digelar di sana.

    Bendera Palestina dikibarkan dan nyanyian anti-Liga Pertahanan Inggris terdengar.

    Sekelompok pemuda kemudian memisahkan diri dari kerumunan dan melakukan serangan terhadap beberapa kendaraan dan sebuah pub.

    Aktivis sayap kanan mengadakan demonstrasi “Enough is Enough” pada 2 Agustus 2024 di Sunderland, Inggris. Setelah pembunuhan tiga gadis di Southport, misinformasi menyebar melalui media sosial dan memicu aksi kerusuhan yang dilakukan oleh kelompok sayap kanan di seluruh Inggris. (Getty Images).

    Kepolisian West Midlands merilis pernyataan pada Senin (05/08) malam yang menyatakan petugas sedang menyelidiki laporan penyerangan dan kerusakan pada sebuah pub.

    Kepolisian mengatakan: “Belum ada penangkapan yang dilakukan pada tahap ini tapi ada sejumlah insiden yang sporadis dan kami sedang menyelidiki laporan penyerangan, tindakan kriminal yang merusak sebuah pub di Stoney Lane, sebuah mobil yang jendelanya pecah di Alcombe Grove, Stechford, dan kerusakan akitab tindakan kriminal pada kendaraan yang bannya rusak di Belchers Lane, Bordesley Green.

    “Kami juga menyelidiki laporan tentang seorang pria yang memiliki senjata ofensif.”

    Kepala Inspektur Richard North menambahkan: “Untungnya rumor tentang aktivitas demonstrasi di kota tidak menjadi kenyataan.

    “Ada beberapa insiden kriminalitas yang sporadis pada malam hari dan kami akan bekerja keras untuk menangkap mereka yang bertanggung jawab.”

    Di Belfast Selatan, petugas petugas kepolisian Irlandia Utara diserang saat tim anti huru hara dikerahkan di Sandy Row.

    Hal ini menyusul kericuhan yang terjadi pada akhir pekan silam yang menyebabkan tempat usaha rusak setelah demonstrasi anti-imigrasi di kota tersebut pada Sabtu (03/08).

    Pada Senin (05/08), sedikitnya satu bom molotov dan batu dilemparkan ke arah petugas.

    Polisi kemudian membubarkan diri tepat setelah tengah malam.

    Pada Senin (05/08), sepekan setelah serangan di Southport di Merseyside, massa berkumpul untuk memperingati kematian tiga anak perempuan yang tewas terbunuh.

    Bebe King, Elsie Dot Stancombe, dan Alice Dasilva Aguiar masing-masing berusia 6,7 dan 9 tahun diserang saat mereka menghadiri kelas tari bertema Taylor Swift. Sebanyak 10 orang lainnya terluka parah.

    Chris Rimmer, sepupu Leanne Lucas guru yoga yang menggelar kelas dansa tersebut mengatakan kepada BBC bahwa kerusuhan harus dihentikan dan hal itu “menjijikkan”.

    Dia mengatakan kepada BBC: “Mengapa terjadi kerusuhan, itu tidak akan membantu,” seraya menambahkan bahwa dia akan meminta para perusuh untuk “menghentikannya. Menyedihkan Pulang saja”.

    Sebaliknya dia mengatakan bahwa penghormatan, bunga, peringatan dan dukungan telah memberikan “kekuatan” kepada keluarganya dan telah membuat dia “tersenyum”.

    Kerusuhan di Belfast, Plymouth dan Birmingham pada Senin (05/08) terjadi satu hari setelah sejumlah orang yang didakwa terkait kerusuhan tersebut muncul di pengadilan.

    Di antara mereka adalah Leanne Hodgson, 43, dari Holborn Road, Sunderland, dan Josh Kellett, 29, dari Southcroft, Washington, yang mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di Sunderland dalam sidang di Pengadilan Magistrat South Tyneside.

    Andrew Smith, 41, dari High Street East di Sunderland, juga mengakui pelanggaran yang sama di Pengadilan Newcastle Crown. Ketiganya akan dijatuhi vonis bulan depan.

    Menyusul kekacauan di Liverpool pada Sabtu (04/08), seorang anak laki-laki berusia 14 tahun termasuk di antara mereka yang juga hadir di pengadilan pada Senin (05/08).

    Dia mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di pengadilan pemuda di Liverpool.

    Sebanyak 378 penangkapan sejauh ini telah dilakukan secara nasional sejak kerusuhan bermula pada Selasa (30/08), menurut Dewan Kepolisian Nasional Inggris.

    Polisi mengatakan mereka bekerja “sepanjang waktu” untuk mengidentifikasi dan menangkap lebih banyak orang. Berikut ini adalah sejumlah penangkapan yang dilakukan di sejumlah wilayah di Inggris:

    Southport: Sepuluh tersangka telah hadir di Pengadilan Magistrat Liverpool sehubungan dengan kekacauan di Southport pada 30 Juli dan di Liverpool selama akhir pekan.London: Polisi Metropolitan mengatakan 111 orang ditangkap di pusat kota London pada Rabu malam selama demonstrasi di Whitehall. Pelanggaran yang dilakukan termasuk kekacauan akibat kekerasan, penyerangan terhadap petugas, kepemilikan pisau dan senjata ofensif, dan pelanggaran ketentuan protes.Middlesbrough: Polisi Cleveland mengonfirmasi pada Senin (05/08) bahwa total 43 penangkapan telah dilakukan sejauh ini sehubungan dengan kekacauan di daerah tersebut.Sunderland: Polisi mengatakan 14 orang telah ditangkap. Enam orang telah hadir di Pengadilan Hakim Tyneside Selatan.Manchester: Polisi Greater Manchester mengonfirmasi bahwa 19 orang ditangkap dan delapan orang, termasuk remaja, telah didakwa, setelah demonstrasi saingan diadakan pada akhir pekan. Dakwaan tersebut termasuk kepemilikan senjata dan penyerangan.Bristol: Polisi mengatakan sedikitnya 16 orang telah ditangkap. Dua pria telah didakwa dengan pelanggaran ketertiban umum Bagian 4 , satu orang didakwa tambahan atas kepemilikan obat kokain Kelas A.Hartlepool: Setidaknya 11 orang dilaporkan telah ditangkap. Seorang pria telah mengaku bersalah atas kekacauan kekerasan di Pengadilan Magistrat Teeside, sementara seorang perempuan yang didakwa melakukan pelanggaran yang sama tidak mengajukan pembelaan.Rotherham: Setidaknya enam orang telah ditangkap. Satu orang telah didakwa, dan enam orang masih ditahan.Hull: Polisi Humberside mengkonfirmasi pada Senin (05/08) bahwa 29 orang telah ditangkap sejauh ini. Seorang pria telah hadir di pengadilan dengan dakwaan kekerasan, tiga dakwaan perampokan, dua dakwaan perampokan dan tindak pidana pengrusakan.Hampshire: Polisi mengatakan pada akhir pekan bahwa lima pria ditangkap karena kekacauan selama protes di sebuah hotel yang menampung pencari suaka di Aldershot pada Rabu (31/07).Belfast: Empat pria telah ditangkap dan didakwa dengan serangkaian pelanggaran.

    Getty ImagesSebuah mobil polisi dibakar saat aktivis sayap kanan menggelar demonstrasi pada 2 Agustus 2024 di Sunderland, Inggris.

    Perdana Menteri Keir Starmer telah mengumumkan pada Senin bahwa “pasukan tetap” yang terdiri dari petugas polisi spesialis akan siap dikerahkan jika terjadi kerusuhan lebih lanjut.

    Berbicara setelah rapat kabinet darurat, Starmer mengatakan dia ingin nama tersangka diungkap “sedini mungkin”, dan sistem peradilan pidana akan “ditingkatkan”.

    “Apapun motivasinya, ini bukan demonstrasi, ini murni kekerasan dan kami tidak akan mentolerir serangan terhadap masjid atau komunitas Muslim kami,” katanya.

    Sir Keir tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan pasukan tetap.

    Juru bicara pemerintah Inggris kemudian mengatakan tidak ada rencana untuk melibatkan militer dalam perisitiwa ini.

    Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan media sosial untuk memastikan misinformasi dan disinformasi dihilangkan, kata juru bicara tersebut.

    Neil Basu mantan kepala kontra-terorisme di Kepolisian Metropolitan mengatakan kepada BBC bahwa menurutnya sebagian dari kerusuhan tersebut merupakan “tindakan kekerasan serius yang dirancang untuk menimbulkan teror pada sebagian komunitas”.

    Basu menambahkan bahwa dia merasa beberapa tindakan telah “melewati batas dan menjadi teror”.

    (ita/ita)

  • Gempuran Israel Tewaskan Komandan Senior Jihad Islam di Gaza

    Gempuran Israel Tewaskan Komandan Senior Jihad Islam di Gaza

    Gaza City

    Militer Israel mengklaim seorang komandan senior kelompok militan Jihad Islam tewas dalam serangan udara mereka di Jalur Gaza bagian utara. Pasukan Israel terus melanjutkan operasi militer di area Rafah dan Koridor Netzarim, yang dibangun Tel Aviv untuk menghubungkan timur dan barat Jalur Gaza.

    Seperti dilansir The Times of Israel, Jumat (2/8/2024), Angkatan Bersenjata Israel (IDF), nama resmi militer Israel, menyebut Muhammad al-Jabari yang merupakan wakil kepala unit manufaktur senjata pada kelompok Jihad Islam telah tewas dalam serangan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Disebutkan oleh militer Israel bahwa Al-Jabari yang merupakan salah satu komandan senior Jihad Islam juga bertanggung jawab atas keuangan unit tersebut.

    Tidak disebutkan secara jelas soal kapan serangan yang menewaskan Al-Jabari itu dilancarkan. Jihad Islam merupakan sekutu kelompok Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.

    “Dia (Al-Jabari) dipercayakan dengan produksi senjata organisasi tersebut di Jalur Gaza bagian utara, distribusi gaji dan uang kepada para teroris dari organisasi tersebut, dan mengambil bagian secara aktif dalam upaya memulihkan kemampuan dan infrastruktur produksi roket organisasi tersebut,” sebut militer Israel.

    Militer Israel mengatakan bahwa “banyak langkah” telah dilakukan untuk mengurangi kerugian warga sipil dalam serangannya tersebut, termasuk menggunakan pengintaian udara dan amunisi presisi.

    Belum ada tanggapan kelompok Jihad Islam atas klaim Israel tersebut.

    Kematian Al-Jabari diumumkan Israel setelah kematian dua pejabat tinggi kelompok Hamas dan Hizbullah pekan ini.

    Pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7), sedangkan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr tewas dalam serangan terpisah di pinggiran Beirut, Lebanon, pada Selasa (30/7).

    Tel Aviv mengklaim bertanggung jawab atas serangan udara yang menewaskan Shukr, yang diyakini oleh Israel sebagai dalang di balik serangan roket yang menewaskan 12 remaja dan anak-anak di area Dataran Tinggi Golan pada Sabtu (27/7) lalu.

    Hizbullah telah membantah keterlibatan dalam serangan itu, meskipun pada awalnya kelompok itu mengklaim telah melancarkan serangan terhadap pangkalan militer Israel di area tersebut, yang memicu dugaan bahwa serangan itu tidak tepat sasaran.

    Namun untuk kematian Haniyeh di Teheran, Israel belum juga memberikan komentarnya. Baik Iran maupun Hamas menuduh Tel Aviv sebagai dalang utama di balik pembunuhan Haniyeh.

    Terlepas dari itu, militer Israel dalam pernyataannya melaporkan bahwa pasukannya melanjutkan operasi di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, yang diyakini menjadi benteng terakhir Hamas. Tel Aviv bersumpah menghancurkan Hamas setelah serangan mematikan pada Oktober tahun lalu.

    Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut pasukan Divisi ke-162 telah menewaskan lebih dari 30 pria bersenjata dalam pertempuran jarak dekat dan dengan menyerukan serangan udara di area Rafah dalam sehari terakhir.

    Di Koridor Netzarim yang ada di Jalur Gaza bagian tengah, yang menjadi lokasi pasukan Divisi ke-252 dikerahkan, menurut militer Israel, pasukan cadangan Brigade Yerusalem dari divisi tersebut melihat sekelompok pria bersenjata muncul dari sebuah terowongan, dan menyerukan serangan drone di area tersebut.

    Pada area yang sama, sebut militer Israel, Brigade Lapis Baja Cadangan Harel menggelar operasi, dengan sebuah helikopter tempur menghantam sebuah bangunan yang digunakan sebagai gudang senjata oleh militan Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bukti Lain dari Sifat Teroris Israel

    Bukti Lain dari Sifat Teroris Israel

    Jakarta

    Kedutaan Besar Iran di Jakarta menyampaikan kecaman keras terhadap pembunuhan pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan di Teheran pada Rabu (31/7). Iran menyalahkan rezim Zionis atau Israel sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut.

    “Pembunuhan Syahid Ismail Haniyeh oleh rezim Zionis adalah bukti lain dari sifat teroris, agresif, pelanggar hukum dan kriminal dari rezim pendudukan Al-Quds,” demikian pernyataan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, seperti keterangan pers yang diterima detikcom, Jumat (2/8/2024).

    “Aksi teroris ini tidak hanya melanggar prinsip dan aturan hukum internasional dan Piagam PBB; melainkan hal ini dianggap sebagai ancaman serius terhadap perdamaian serta keamanan regional dan internasional,” imbuh pernyataan tersebut.

    Kelompok Hamas telah mengonfirmasi Haniyeh tewas dalam serangan Israel di Teheran, setelah menghadiri pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian. Garda Revolusi Iran juga telah mengumumkan kematian Haniyeh dalam serangan di wilayahnya.

    Selain menyampaikan kecaman, Kedutaan Besar Iran dalam pernyataannya juga menyebut langkah merespons pembunuhan Haniyeh menjadi “hak yang melekat”. Teheran juga menyerukan negara-negara lainnya bertindak tegas untuk menghukum Israel.

    “Republik Islam Iran Iran dengan mengutuk keras tindakan kriminal rezim Zionis dalam pembunuhan Syahid Ismail Haniyeh,” tegas Kedutaan Besar Iran dalam pernyataannya.

    “Menganggap respons yang tepat terhadap tindakan agresif Israel terhadap kedaulatan dan integritas wilayahnya sebagai hak yang melekat dan menyerukan semua negara dan organisasi internasional untuk mengambil tindakan politik dan hukum untuk menghukum rezim palsu dan illegal Zionis Israel,” cetus pernyataan tersebut.

    Sementara itu, meskipun Iran dan Hamas menuduh Israel mendalangi serangan yang menewaskan Haniyeh, Tel Aviv belum juga memberikan komentarnya, bahkan mengaku bertanggung jawab, atas kematian pemimpin Hamas tersebut.

    Hal itu memicu ancaman balas dendam terhadap Israel dari Hamas, Iran dan proksi-proksinya, yang semakin menambah kekhawatiran meluasnya perang yang berkecamuk di Jalur Gaza menjadi perang besar-besaran di kawasan Timur Tengah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)