agama: Islam

  • Pesan Toleransi dari Grebeg Sudiro: Kisah di Balik Harmoni Akulturasi, Persatuan, dan Kebhinekaan – Halaman all

    Pesan Toleransi dari Grebeg Sudiro: Kisah di Balik Harmoni Akulturasi, Persatuan, dan Kebhinekaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di tengah hiruk-pikuk Pasar Gede Solo, tatapan Wiharto tertuju pada ornamen lampion khas Imlek yang berbaris rapi di depan pasar.

    Tempo bicaranya terdengar lebih cepat, raut wajahnya penuh semangat menceritakan momen lebih dari 17 tahun silam yang selalu dia ingat.

    Wiharto yang merupakan Koordinator Komunitas Paguyuban Pasar Gede (Komppag) ini adalah salah satu inisiator event Grebeg Sudiro yang pertama kali diadakan pada 2007.

    “Awalnya Grebeg Sudiro berawal dari pembicaraan kecil warga Sudiroprajan yang ingin bergabung dalam kegiatan-kegiatan di Pasar Gede.”

    “Melihat potensi kawasan wilayahnya, kami jadikan kegiatan ini berdiri sendiri, meskipun lokasinya tetap di kawasan Pasar Gede yang masuk wilayah Kelurahan Sudiroprajan,” cerita Wiharto saat dijumpai Tribunnews di Pasar Gede Solo, Selasa (14/1/2025).

    Karnaval Budaya Grebeg Sudiro 2024. (Tribunnews)

    Potensi kawasan Sudiroprajan dinilai memiliki kekuatan akulturasi budaya Tionghoa-Jawa.

    Seperti adanya Pasar Gede, Kelenteng Tien Kok Sie, toko sinshe, hingga bangunan khas arsitektur Tionghoa di sepanjang aliran Kali Pepe.

    Masih jelas tergambar di ingatan Wiharto, kala itu ia mewakili Pasar Gede saat membahas cikal bakal Grebeg Sudiro.

    Sejumlah pihak bertukar pikiran, mulai dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pihak Kelurahan Sudiroprajan, dan sejumlah tokoh masyarakat, termasuk dari Kelenteng Tien Kok Sie.

    “Waktu itu dengan beberapa tokoh Sudiroprajan, Pak Lurah waktu itu namanya Pak Sigit, ada Pak Lilik, ada tokoh dari Kelenteng, total ada 5-10 orang. Saya paparkan tentang historisitas kawasan, bagaimana karakteristik arsitektur Pecinan,” ujar Wiharto.

    Koordinator Komunitas Paguyuban Pasar Gede (Komppag) Solo, Wiharto di Pasar Gede, Selasa (14/1/2025). (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

    Grebeg Sudiro kemudian dipilih menjadi nama kegiatan yang mencerminkan nilai akulturasi itu. 

    Dalam tradisi Jawa, grebeg biasanya diadakan pada hari-hari besar Islam seperti Grebeg Suro, Grebeg Maulid, atau Grebeg Idul Adha. 

    “Nah sehingga kami mengadopsi itu menjadi kultur masyarakat di wilayah Pecinan. Kemasan bentuk akulturasi budaya, sehingga yang kami jadikan gunungan bukan tumpeng, tetapi kue keranjang dan jajanan-jajanan khas Tionghoa,” ungkap Wiharto.

    Sementara Sudiro diambil dari nama Kelurahan Sudiroprajan.

    Kegiatan Grebeg Sudiro di Awal Terbentuknya

    Wiharto mengungkapkan, kegiatan Grebeg Sudiro awalnya dikenal dengan tradisi Buk Teko.

    Buk, dalam Bahasa Jawa berarti bangunan balok dari semen yang berada di jembatan dan biasa digunakan untuk duduk. Sementara Teko merupakan wadah minum atau poci.

    Wiharto mengatakan, ada cerita di balik nama Buk Teko. Yaitu kisah Raja Surakarta, Paku Buwono (PB) X yang tidak sengaja menjatuhkan tutup teko di sekitar jembatan yang berada di Kelurahan Sudiroprajan.

    Sejak saat itu, jembatan itu dinamakan Buk Teko oleh masyarakat setempat.

    “(Grebeg Sudiro) pada awalnya ada kirab kecil dari kelurahan menuju Buk Teko, kemudian mulai kendurenan hingga kesenian yang digelar,” ungkap Wiharto.

    Hingga saat ini, tradisi Buk Teko itu tetap dijalankan sebagai pembuka rangkaian acara Grebeg Sudiro tiap tahunnya.

    “Setelah itu ada perkembangan-perkembangan, ada inovasi,” ujar Wiharto.

    Termasuk di antaranya kegiatan Umbul Mantram atau panjat doa sebagai penanda awal mula dimulainya rangkaian Grebeg Sudiro.

    Akulturasi Budaya dan Kebhinekaan Memupuk Toleransi dan Persatuan

    Wiharto percaya bahwa perbedaan budaya dapat memupuk persatuan.

    Termasuk Grebeg Sudiro hadir sebagai cermin nyata akulturasi budaya, di mana tradisi Jawa dan Tionghoa berpadu harmonis.

    “Grebeg Sudiro event yang sudah diakui secara nasional, menjadi tipologi pola akulturasi, kerukunan, yang membangun proses-proses bernegara, itu menjadi percontohan toleransi, bisa menjadi peredam potensi konflik, kita bisa bersatu,” ungkapnya.

    Kebudayaan, kata Wiharto, tidak saling bertolak belakang, namun justru saling melengkapi.

    “Grebeg Sudiro itu kebersamaan, akulturasi, persatuan, kebhinekaan, dan itu sebuah heritage yang intangible warisan nenek moyang yang bisa kita jalankan hingga hari ini.”

    “Sehingga kita bisa berdamai, dan benturan-benturan bisa diredam,” ujarnya.

    Wiharto berharap Grebeg Sudiro yang telah menjadi wujud kebhinekaan dapat merajut persatuan, dapat lebih memberi kemakmuran.

    “Kami berharapnya Grebeg Sudiro memberikan nilai kemakmuran untuk masyarakat Sudiroprajan secara khusus, sehingga kampung Sudiroprajan dalam segala potensinya bisa lebih dimasifkan,” ungkap Wiharto.

    Selain itu, ia berharap potensi Grebeg Sudiro seperti cerita dan sejarahnya dapat diuri-uri.

    “Kalau bisa lampionnya bisa ditarik lebih luas hingga masuk wilayah Kampung Sudiroprajan, ada photo booth, sehingga menarik ke sana.”

    “Berharap ada juga penataan kawasan, mengedepankan simbolik akulturasi Jawa dan Tionghoa di Sudiroprajan,” ungkapnya.

    Peran Serta Bersama

    Ditemui terpisah, Lurah Sudiroprajan, Agustinus Deny Khristiawan menyebut sejak berdiri hingga sekarang, Grebeg Sudiro melibatkan kebersamaan dalam pelaksanaannya.

    Berbagai kalangan masyarakat bersanding dan berkolaborasi untuk menggelar rangkaian Grebeg Sudiro.

    “Kepanitiaan Grebeg Sudiro ada dari Pokdarwis, Kelenteng Tien Kok Sie, Pasar Gede, dan kelurahan, dilibatkan semua dalam kepanitiaan,” ungkap Deny saat dijumpai di kantornya, Selasa (14/1/2025).

    Deny menyebut Grebeg Sudiro menjadi wujud persandingan budaya Jawa dan China yang telah merasuk ke dalam kehidupan masyarakat.

    “Persandingan budaya sudah bercampur, sudah tidak bisa dikotak-kotakkan (Jawa dan China), ini perpaduan budaya,” ujarnya.

    Lurah Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta, Agustinus Deny Khristiawan di kantornya, Selasa (14/1/2025). (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

    Deny berhadap dengan rangkaian Grebeg Sudiro ini, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Solo dapat meningkat.

    Terutama dengan hadirnya bazar UMKM dan wisata perahu Imlek yang digelar hingga 31 Januari 2025.

    “Kami juga berharap agenda yang telah diakui nasional ini dapat meningkatkan UMKM dan sebagai sarana hiburan masyarakat,” ujarnya.

    “Dan tentunya terkait keharmonisan, dengan adanya Grebeg Sudiro ini semakin meningkatkan kerukunan antarumat beragama di wilayah Sudiroprajan khususnya dan bisa menjadi contoh secara luas,” ujarnya.

    Daya Tarik Wisata

    Dijumpai terpisah, Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta, Gembong Hadi Wibowo mengatakan rangkaian perayaan Imlek di Kota Bengawan menjadi daya tarik wisatawan.

    “Momen Imlek dan Grebeg Sudiro menjadi salah satu daya tarik wisatawan,” ungkapnya saat dijumpai Tribunnews, Rabu (15/1/2025). 

    Pemerintah Kota Surakarta melalui Disbudpar memberikan dukungan terhadap Grebeg Sudiro melalui promosi wisata.

    “Kami juga memfasilitasi untuk mengusulkan dan mengawal ke event unggulan Jawa Tengah dan event unggulan nasional,” ungkapnya.

    Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surakarta, Gembong Hadi Wibowo (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

    Diketahui, mulai 2024, Grebeg Sudiro telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN).

    KEN merupakan program kolaborasi antara Kementerian Pariwisata dengan pemerintah daerah yang bertujuan untuk mempromosikan destinasi wisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

    Artinya, Grebeg Sudiro telah diakui sebagai event nasional yang turut menjadi unggulan di Indonesia.

    “Grebeg Sudiro menjadi percontohan bagaimana akulturasi budaya terjadi. Grebeg Sudiro, lanjut Gembong mampu menggaungkan bahwa perbedaan etnik dapat hidup berdampingan dengan harmonis,” pungkasnya.

    ‘Harmony in Diversity’

    Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2025, Arsatya Putra Utama mengungkapkan tema yang diangkat dalam gelaran Grebeg Sudiro tahun ini adalah “Harmony in Diversity”, harmoni dalam keberagaman.

    “Seluruh kegiatan Grebeg Sudiro akan dipusatkan di area Sudiroprajan, yang merupakan pusat budaya Jawa-Tionghoa di Surakarta,” ungkapnya saat dihubungi Tribunnews. 

    Sebanyak 54 kelompok seni dan lebih dari 3.000 peserta karnaval terlibat dalam Grebeg Sudiro 2025. 

    Rangkaian acara Grebeg Sudiro juga melibatkan setidaknya 300 UMKM dari berbagai paguyuban seperti Kepatihan Wetan, Pasar Kliwon, dan Kampung Baru.

    Arsatya juga mengungkapkan Grebeg Sudiro telah diakui sebagai 10 acara unggulan di Provinsi Jawa Tengah.

    Selain itu, ia juga menyambut gembira masuknya Grebeg Sudiro dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN). 

    Berikut rangkaian Grebeg Sudiro 2025.

    1. Umbul Mantram

    Kamis, 16 Januari 2025
    Pukul 18.00 WIB – selesai
    Lokasi: Kelurahan Sudiroprajan

    2. Karnaval Budaya

    Minggu, 26 Januari 2025
    Pukul 13.00 WIB – selesai
    Lokasi: Kawasan Pasar Gede

    3. Bazar Potensi UMKM

    17-31 Januari 2025
    Pukul 18.00 – 23.00 WIB
    Lokasi: Area Pasar Gede

    4. Wisata Perahu Hias Kali Pepe

    17-31 Januari 2025
    Pukul 18.00 – 23.00 WIB
    Lokasi: Kali Pepe

    Wisata perahu hias di Kali Pepe dalam rangkaian Grebeg Sudiro 2025. (Dok Pemkot Surakarta)

    5. Gelar Harmony In Diversity

    24-29 Januari 2025
    Pukul 18.00 – 23.00 WIB
    Lokasi: Parkir Utara Balai Kota Surakarta

    6. Semarak Harmony In Diversity dan Pesta Kembang Api

    Selasa, 28 Januari 2025
    Pukul 18.00 WIB – selesai
    Lokasi: Area Pasar Gede

    (Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)

  • Ribuan Jemaah Banjiri Masjid Istiqlal Peringati Isra Mikraj 2025 Malam Ini

    Ribuan Jemaah Banjiri Masjid Istiqlal Peringati Isra Mikraj 2025 Malam Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Ribuan jemaah membanjiri Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, dalam rangka memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah, Senin (27/1/2025) malam. Kegiatan ini berlangsung khidmat.

    Pantauan Beritasatu.com, jemaah yang hadir rata-rata mengenakan pakaian serbaputih. Mereka mengisi empat dari lima lantai yang tersedia di Masjid Istiqlal.

    Tablig akbar peringatan Isra Mikraj itu dijadwalkan mulai pukul 19.30 WIB. Para habaib dan ulama ternama Indonesia hadir dalam kegiatan tersebut, termasuk Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar.

    Salah satu tokoh yang dijadwalkan datang di antaranya ada Kiai Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. Selain itu ada juga dari kalangan habaib seperti di antaranya Habib Nabiel Almusawa, Alhabib Abdullah bin Jafar Assegaf dan lainnya.

    Adapun acara peringatan Isra Mikraj dimulai dengan penampilan hadrah yang dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an sebagai pembuka. Setelah jeda salat Isya, jemaah yang hadir bersama-sama membaca surat Yasin lalu berselawat.

    Sebelumnya, peringatan Isra Mikraj juga sudah digelar siang tadi pukul 13.00 WIB di Masjid Istiqlal. Menag Nasaruddin Umar ikut hadir.

    Tidak hanya itu tokoh-tokoh muslim lainnya juga ikut datang. Tokoh-tokoh yang dimaksud adalah Habib Husein bin Ja’far Alhadar serta Quraish Shihab.

    Peringatan Isra Mikraj menjadi momen sakral bagi umat muslim. Sebab, Isra Mikraj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah salat lima waktu.

  • Cara Ponpes Darunnajah Peringati Isra Mikraj, Ribuan Santri Khataman Al-Qur’an Serentak se-Indonesia – Halaman all

    Cara Ponpes Darunnajah Peringati Isra Mikraj, Ribuan Santri Khataman Al-Qur’an Serentak se-Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnajah menggelar khataman Al-Qur’an dalam sehari yang diikuti seluruh santri di Indonesia untuk memperingati Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW, Senin (27/1/2025).

    Kegiatan ini melibatkan puluhan ribu santri dari 22 cabang di seluruh Indonesia.

    Pimpinan Ponpes Darunnajah, KH Sofwan Manaf menjelaskan alasan pihaknya memilih kegiatan tersebut dalam peringatan Isra Mikraj 1446 H ini.

    Menurutnya, Isra Mikraj mengingatkan akan kebesaran Allah SWT, keagungan Al-Qur’an, serta kewajiban-kewajiban umat Islam.

    “Peristiwa ini menjadi momen untuk menyadarkan kita, sebagai manusia, akan tanggung jawab terhadap sang pencipta, yaitu Allah SWT,” ungkapnya kepada Tribunnews, Senin, melalui keterangan tertulis. 

    Membaca Al-Qur’an dan melaksanakan berbagai ibadah lainnya, kata Sofwan, merupakan bagian dari kewajiban tersebut.

    “Isra Mikraj adalah pengingat bagi untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya,” ujarnya.

    Sementara itu satu santri, Syarif Badru Zaman mengungkapkan kebahagiaannya mengikuti rangkaian acara tersebut.

    “Alhamdulillah, para santri mencari keberkahan di bulan Rajab yang mulia ini dengan melaksanakan khatmil Quran bersama setelah sholat subuh kemudian dilanjutkan dengan memperingati peristiwa mulia Isra Mikraj dengan mengharap keberkahan terus mengalir dari Allah,” tuturnya.

    Selain khataman Al-Qur’an, rangkaian peringatan Isra Mikraj juga dilanjutkan dengan tabligh akbar di halaman Pesantren Darunnajah Jakarta.

    Wakil Ketua Dewan Nadzir Darunnajah, KH Mustofa Hadi Chirzin dalam sambutannya mengajak para santri meneladani keteguhan Nabi Muhammad SAW menghadapi ujian.

    “Lebih dari 1400 tahun lalu, di tengah duka kehilangan Sayyidah Khadijah dan Abu Thalib, serta meningkatnya tekanan kaum Quraisy, Allah menganugerahkan perjalanan agung Isra Mikraj sebagai wujud kasih sayang-Nya,” ungkapnya.

    Momentum spiritual ini semakin khidmat dengan pembacaan Sirah Nabawiyah dan Kitab Maulid Adh-Dhiyaullami yang dipimpin grup hadrah santri Darunnajah.

    Lebih lanjut, Ustaz Muhammad Ali Abdullah, Imam Masjid Al Muhajirin Sidney dalam kesempatan itu menyampaikan materi mengenai relevansi Isra Mikraj dengan isu Palestina kontemporer.

    “Perjalanan suci dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa membuktikan bahwa hubungan umat Islam dengan Palestina bukan sekadar politik, tapi bagian dari pondasi keimanan,” jelasnya.

    Ustaz Ali juga berbagi pengalaman hidup di negeri minoritas muslim.

    Menurutnya, disiplin ibadah menjadi hal yang penting.

    “Di Australia, tanpa azan yang menggema dan kelangkaan musala, muslim harus lebih cermat merencanakan waktu shalat yang berubah seiring pergantian musim.”

    “Ini mengajarkan kita untuk menghargai kemudahan beribadah di Indonesia,” paparnya.

    Acara ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Syaikh Mustafa Mosawek Ahmad Mahmoud ulama dari Al-Azhar Asy-Syarif Mesir.

    Peringatan Isra Mikraj tahun ini juga diwarnai sejumlah lomba yang diikuti ratusan santri.

    Seperti Pidato Bilingual, Cerita Islami, Cerdas Cermat Islam, Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ), dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).

    (Tribunnews.com)

  • Hamas: Seruan AS Sejalan Rencana Israel, Terima Kasih Yordania-Mesir yang Tolak Tampung Warga Gaza – Halaman all

    Hamas: Seruan AS Sejalan Rencana Israel, Terima Kasih Yordania-Mesir yang Tolak Tampung Warga Gaza – Halaman all

    Hamas: Terima Kasih Yordania-Mesir yang Berani Tolak Saran AS untuk Tampung Warga Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas mengapresiasi posisi Yordania dan Mesir yang berani menolak permintaan Amerika Serikat (AS) terkait pengungsi Gaza yang terusir akibat agresi militer Israel.

    Sebelumnya, Presiden AS, Donald Trump menyatakan kalau dia telah berbicara dengan Raja Abdullah II dari Yordania mengenai pemindahan orang-orang dari Jalur Gaza yang hancur ke negara-negara tetangga.

    Trump mengindikasikan kalau dia juga akan berbicara dengan Presiden Mesir mengenai hal tersebut.

    Yordania dan Mesir belakangan dilaporkan menolak permintaan Trump ini.

    “Mesir dan Yordania menolak menggusur warga Palestina atau mendorong pemindahan mereka dari tanah mereka, setelah perjanjian gencatan senjata yang berlangsung selama lebih dari 15 bulan,” tulis laporan Khaberni, Senin (27/1/2025).

    Terkait sikap dua negara tetangga Palestina tersebut, Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan yang berbunyi:

    “Kami menghargai posisi sebenarnya dari Republik Arab Mesir dan Kerajaan Hashemite Yordania, yang menolak pengungsian rakyat Palestina atau mendorong pemindahan atau pencabutan tanah mereka dengan dalih atau pembenaran apa pun.”

    Hamas menambahkan, “Pada saat kami menegaskan kepatuhan rakyat Palestina terhadap tanah mereka dan penolakan mereka terhadap pengungsian dan deportasi, kami menyerukan kepada Liga Negara-negara Arab dan Organisasi Kerjasama Islam untuk menegaskan penolakan mereka terhadap segala bentuk pemindahan warga Palestina, rakyat Palestina kami, dan untuk mendukung hak nasional mereka untuk mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.”

    Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Gaza utara untuk pertama kalinya sejak perang genosida Israel dimulai, pada Senin 27 Januari 2025. (tangkap layar/Presstv)

    Seruan AS Sejalan Rencana Israel

    Juru bicara Hamas Hazem Qassem, terkait usulan Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan penduduk Gaza ke Yordania dan Mesir, menyebut itu sebagai hal provokatif dan berbahaya.

    Seruan Trump ini, menurutnya, sejalan dengan rencana pihak Israel, khususnya, kelompok kanan ekstremis yang ingin menguasai tanah Palestina sepenuhnya menjadi pendudukan Israel.

    “Pernyataan Trump berbahaya dan sejalan dengan posisi kelompok ekstrem kanan Israel,” kata dia.

    Ia melanjutkan, “Usulan Trump tidak akan disetujui dan tidak akan diterima oleh warga Palestina mana pun.”

    Pemimpin Hamas Sami Abu Zuhri pada Minggu juga mengomentari usulan Presiden AS Donald Trump untuk “memindahkan penduduk Gaza ke negara-negara tetangga,” dengan mengatakan, “Rakyat Gaza menanggung kematian sehingga mereka tidak akan meninggalkan tanah air mereka.”

    Abu Zuhri mengatakan dalam konferensi pers: “Rakyat Gaza menanggung kematian agar tidak meninggalkan tanah air mereka, dan mereka tidak akan meninggalkannya karena alasan lain, jadi tidak perlu membuang waktu untuk proyek-proyek yang dicoba oleh Biden dan yang menyebabkan perang akan berkepanjangan.”

    Dia menambahkan: “Menerapkan perjanjian tersebut sudah cukup untuk menyelesaikan semua masalah di Jalur Gaza, dan upaya untuk menghindari perjanjian tersebut tidak ada gunanya.”

    Ratusan ribu warga Gaza yang terusir dan mengungsi karena agresi militer Israel, kembali ke rumah-rumah mereka ke wilayah Gaza Utara, Senin (27/1/2025). (RNTV/TangkapLayar)

    Yordania: Palestina untuk Palestina

    Sikap tegas Yordania atas seruan AS soal pengungsi Gaza ini ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.

    Safadi menegaskan kembali sikap mengenai perjuangan Palestina itu, dengan mengatakan kalau “Yordania adalah untuk Yordania, dan Palestina untuk Palestina”.

    Dalam konferensi pers dengan Koordinator Kemanusiaan dan Rekonstruksi Senior PBB untuk Gaza Sigrid Kaag, Safadi mengatakan, “Yordania bangga dengan perannya, di bawah kepemimpinan Raja Yang Mulia Abdullah, dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza.”

    “Kami berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah AS yang baru dan mendukung upaya perdamaian di kawasan ini,” kata Safadi.

    Dia menambahkan kalau Yordania tetap terlibat dengan semua pihak untuk mencapai perdamaian.

     “Soal Palestina harus diselesaikan dengan negara Palestina; di mana Yordania adalah untuk Yordania, dan Palestina untuk Palestina.

    “Posisi kami jelas – dua negara adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian, dan penolakan kami terhadap perpindahan tidak tergoyahkan,” tegasnya.

    Sementara itu, Sigrid Kaag memuji peran penting Yordania dalam memberikan dan memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza.

    “Ada kesempatan untuk mencapai solusi dua negara dan memberdayakan kedua belah pihak untuk mencapainya,” kata Koordinator Kemanusiaan dan Rekonstruksi Senior PBB, menambahkan bahwa mereka “berharap untuk melanjutkan kemitraan kemanusiaan kami dengan Yordania.”

     

    (oln/khbrn/anews/rntv/*)

     
     

  • Warga Palestina Tolak Keras Trump yang Ingin Bersihkan Gaza

    Warga Palestina Tolak Keras Trump yang Ingin Bersihkan Gaza

    Warga Palestina mengutuk keras usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang bertujuan agar mereka diusir dari Jalur Gaza dan dikirim ke Mesir dan Yordania. Usulan tersebut dinilai menimbulkan kekhawatiran akan adanya pembersihan etnis.

    Dilansir Al Jazeera, Senin (27/1) sebelumnya, pada Sabtu (25/1) Trump mengatakan kepada wartawan bahwa sudah waktunya untuk “membersihkan” Jalur Gaza yang terkepung dan mendesak para pemimpin Yordania dan Mesir untuk menerima warga Palestina dari Gaza, baik untuk sementara ataupun permanen.

    Keesokan harinya, Minggu (26/1) rencana tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh para warga Palestina. Otoritas Palestina (Palestinian Authority/PA) yang bermarkas di Ramallah, Tepi Barat mengatakan proposal itu melanggar “garis merah”, ketika warga Gaza bersikeras bahwa mereka bakal tetap berada di wilayah pesisir tersebut.

    “Tak mungkin bagi orang untuk menerima hal ini,” kata warga Palestina Nafiz Halawa kepada Al Jazeera dari Nuseirat di Gaza tengah.

    “Yang lemah mungkin akan meninggalkan negaranya karena penderitaan yang mereka alami, tapi gagasan untuk meninggalkan negara kita itu benar-benar mustahil,” dia menambahkan.

    Warga Gaza lainnya, Elham Al-Shabli pun menolak gagasan tersebut. “Jika kami ingin pergi, kami telah melakukannya sejak lama. Perang genosida yang mereka lakukan tidak bakal menghasilkan apa-apa terhadap Palestina dan kami akan tetap bertahan apapun yang terjadi,” ungkap dia.

    Otoritas Palestina: Rencana Trump adalah pelanggaran terhadap “garis merah”

    Donald Trump (instagram.com/realdonaldtrump)

    Kemudian dalam sebuah pernyataan, Otoritas Palestina menyebut rencana Trump itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap “garis merah” yang sudah mereka peringatkan secara konsisten.

    “Kami menekankan bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah meninggalkan tanah atau tempat suci mereka, dan kami tidak akan membiarkan terulangnya bencana (Nakba) tahun 1948 dan 1967. Rakyat kami akan tetap tabah dan tidak akan meninggalkan Tanah Air mereka,” kata Otoritas Palestina.

    Selain itu, mereka mendesak Trump untuk mempertahankan perjanjian gencatan senjata di Gaza, memastikan penarikan penuh pasukan Israel, menetapkan Otoritas Palestina sebagai badan pemerintahan di wilayah tersebut, dan memajukan upaya menuju pembentukan negara Palestina yang berdaulat.

    Senada dengan Otoritas Palestina, kelompok Palestina yang menguasai Gaza, Hamas mengatakan bahwa Pemerintah AS harus meninggalkan proposal yang sejalan dengan skema Israel dan bertentangan dengan hak-hak rakyat Palestina. Di mana telah menentang tindakan genosida paling keji dan pengungsian sejak Israel melancarkan perangnya di Gaza pada Oktober 2023.

    Adapun kelompok militan yang telah berjuang bersama Hamas di Gaza selama lebih dari 15 bulan, Jihad Islam Palestina (The Palestinian Islamic Jihad/PIJ), menyebut pernyataan Trump merupakan dorongan kejahatan perang.

    Yordania dan Mesir tolak usulan Trump

    ilustrasi Mesir (pexels.com/David McEachan)

    Pernyataan Trump juga tampaknya menarik perhatian dari Senator Senior AS Partai Republik, Lindsey Graham yang mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN bahwa dia tidak menganggap gagasan tersebut terlalu praktis dan percaya bahwa negara-negara Arab di kawasan bakal menolaknya.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan bahwa prinsip-prinsip pihaknya tetap jelas dan mendukung warga Palestina untuk tetap tinggal di tanah mereka adalah posisi nasional yang tegas dan tidak berubah. Dia menambahkan, penolakan Yordania terhadap usulan Trump merupakan hal yang tegas dan penting untuk mencapai stabilitas serta perdamaian yang diinginkan semua orang.

    Dia pun menegaskan kembali bahwa penyelesaian masalah Palestina berada di tangan Palestina.

    “Yordania adalah untuk rakyat Yordania, dan Palestina adalah untuk rakyat Palestina,” kata Ayman dalam pernyataan persnya, Minggu (26/1) dikutip dari Middle East Monitor.

    Lanjut dia, mengikuti arahan kerajaan, Yordania bakal melanjutkan upayanya untuk memberikan bantuan sebanyak mungkin ke Gaza. Ayman pun menegaskan terdapat cita-cita Yordania untuk bekerja sama dengan Pemerintah AS untuk mencapai perdamaian di kawasan tersebut.

    Selain Yordania, Mesir juga menolak seruan Trump untuk memukimkan kembali warga Palestina di luar wilayah mereka.

    “Dukungan berkelanjutan Mesir terhadap ketahanan rakyat Palestina di Tanah Air mereka dan komitmen mereka terhadap hak-hak sah mereka di Tanah Air mereka, sesuai dengan hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional,” tegas Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataannya, dikutip Anadolu, Senin (27/1).

    Kemudian, pernyataan Trump juga dianggap Mesir sebagai ancaman terhadap stabilitas, peringatan akan meluasnya konflik regional, dan penghalang terhadap peluang perdamaian serta hidup berdampingan di antara masyarakat di kawasan.

    Mesir mendesak komunitas internasional untuk mengupayakan implementasi nyata dari solusi dua negara, meliputi pembentukan negara Palestina di seluruh wilayah nasionalnya dalam konteks persatuan Gaza dan Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur. Hal itu sesuai dengan resolusi legitimasi internasional dan perbatasan tanggal 4 Juni 1967 silam.

    “Mesir tidak dapat menjadi bagian dari solusi apa pun yang melibatkan pemindahan warga Palestina ke Sinai,” kata Kedutaan Besar (Kedubes) Mesir di Washington, mengutip opini yang diterbitkan oleh Duta Besar Mesir untuk AS Motaz Zahran di situs AS The Hill pada Oktober 2023 lalu.

    Israel cegah pengungsi Palestina kembali ke Gaza Utara

    ilustrasi israel (unsplash.com/Taylor Brandon)

    Untuk diketahui, pernyataan Trump soal rencana pemindahan paksa warga Palestina itu muncul sepekan sesudah mulai berlakunya perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, dengan dua putaran pertukaran tawanan telah usai. Namun, ribuan warga Palestina menunggu di penghalang jalan pada Minggu (26/1) untuk kembali ke rumah mereka masing-masing di Gaza utara.

    Hal itu terjadi karena Israel menolak membuka titik persimpangan setelah menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata. Israel menyebut akan membuka titik penyeberangan setelah PIJ membebaskan sandera warga sipil Israel bernama Arbel Yehud. Menurut Israel, berdasarkan perjanjian gencatan senjata, tawanan sipil harus dibebaskan sebelum tentara.

    Di sisi lain, PIJ mengatakan kepada Al Jazeera pada Minggu (26/1) bahwa Yehud bakal dibebaskan sebelum Sabtu (1/2) dengan imbalan 30 sandera Palestina dari Israel. Wakil Sekretaris Jenderal PIJ Mohammed Al-Hindi juga mengatakan kelompoknya menunggu tanggapan praktis dari para mediator soal bagaimana warga Palestina bakal diizinkan kembali ke rumah mereka di Gaza Utara.

    Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari titik persimpangan di Jalan Al-Rasheed di Gaza dengan mengatakan bahwa tak ada tenda untuk menyediakan perlindungan bagi para pengungsi Palestina. “Tidak ada tempat bagi mereka di sini, tidak ada tenda,” ungkap dia.

    “Kebanyakan orang tinggal di sini karena mereka membongkar tendanya, mereka mengira setelah empat tawanan Israel dibebaskan, mereka akan bisa menyeberang ke bagian utara Jalur Gaza, sesuai kesepakatan. Tapi sepertinya mereka harus tidur di sini lagi malam ini,” tutur Mahmoud.

  • Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang

    Tentara Israel Blokir Jalan, Ribuan Warga Gaza Tak Bisa Pulang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Puluhan ribu warga Palestina terpaksa menunggu di jalan yang diblokir untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara pada Minggu (26/1).

    Sayangnya, para tentara Israel diduga berusaha menghalangi warga Palestina mendekat di sepanjang jalan pesisir. Para warga yang menunggu itu pun merasa frustrasi setelah Israel menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata dan menolak membuka titik penyeberangan.

    Melansir Reuters, ribuan orang berbaris di Gaza Tengah, menunggu jalanan dibuka, beberapa di antaranya menggunakan kendaraan, ada juga yang berjalan kaki, kata para saksi.

    Foto: REUTERS/Hatem Khaled
    A man sits as Palestinians wait to be allowed to return to their homes in northern Gaza after they were displaced to the south at Israel’s order during the war, amid a ceasefire between Israel and Hamas, in the central Gaza Strip, January 26, 2025. REUTERS/Hatem Khaled

    “Lautan orang sedang menunggu sinyal untuk kembali ke Kota Gaza dan ke utara. Ini kesepakatan yang telah ditandatangani, bukan?,” kata Tamer Al-Burai, seorang pengungsi dari Kota Gaza.

    “Banyak dari mereka tidak tahu apakah rumah mereka di kampung halaman masih berdiri. Namun, mereka tetap ingin pulang, mereka ingin mendirikan tenda di samping reruntuhan rumah mereka, mereka ingin merasa seperti di rumah,” katanya kepada Reuters.

    Pada Minggu, para saksi mengatakan banyak orang tidur semalam di Jalan Salahuddin, jalan raya utama yang membentang dari utara ke selatan dan di jalan pesisir yang mengarah ke utara. Mereka rela berlama di jalan demi menunggu untuk melewati posisi militer Israel di koridor Netzarim yang membentang di tengah Jalur Gaza.

    Petugas Rumah Sakit Al-Awda mengatakan seorang warga Palestina tewas dan 15 lainnya terluka akibat tembakan Israel, yang tampaknya dilakukan oleh tentara untuk mencegah orang-orang mendekat di sepanjang jalan pesisir. Militer Israel mengatakan mereka melepaskan tembakan peringatan kepada tersangka yang mengancam pasukannya.

    Mobil, truk, dan becak kelebihan muatan karena mengangkut kasur, makanan, hingga tenda yang digunakan sebagai tempat berlindung selama lebih dari setahun bagi warga Palestina.

    Berdasarkan perjanjian yang dibuat dengan mediator Mesir dan Qatar serta didukung oleh AS, Israel bermaksud mengizinkan warga Palestina yang mengungsi dari utara untuk kembali ke rumah mereka.

    Sayangnya, Israel mencoba mengingkari perjanjian dengan mengatakan bahwa Hamas gagal menyerahkan daftar sandera yang dijadwalkan untuk dibebaskan yakni Arbel Yehud, seorang wanita Israel yang disandera dari rumah kibbutz-nya selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    Akibatnya, pos pemeriksaan di Gaza tengah tidak akan dibuka untuk mengizinkan penyeberangan ke utara. Hamas menyalahkan Israel atas keterlambatan tersebut dan menuduhnya mengulur-ulur waktu.

    Para mediator mengadakan pembicaraan intensif untuk menyelesaikan pertikaian dan membebaskan Yehud lebih awal dari jadwal pertukaran berikutnya pada hari Sabtu, kata seorang pejabat Palestina dan Israel.

    Seorang pejabat dari kelompok militan Gaza yang menahannya, Jihad Islam, mengatakan akomodasi semacam itu telah disetujui tetapi pejabat Israel mengatakan pembicaraan masih berlangsung, meskipun kemajuan telah dibuat.

    (hsy/hsy)

  • Hamas: Seruan AS Sejalan Rencana Israel, Terima Kasih Yordania-Mesir yang Tolak Tampung Warga Gaza – Halaman all

    Hamas Sebut Kepulangan Warga Palestina ke Gaza Utara sebagai Kekalahan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kelompok militan Hamas menyebut kepulangan ratusan ribu warga Palestina ke Gaza utara sebagai kekalahan bagi Israel.

    Eksodus massal ini terjadi setelah 15 bulan perang yang menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan parah di Gaza.

    Kembalinya warga Palestina ke Gaza Utara adalah bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Al Jazeera melaporkan.

    Pada Senin (27/1/2025) pagi, warga Palestina yang sebelumnya mengungsi mulai berjalan kaki menuju Gaza Utara.

    Mereka membawa barang-barang mereka dalam kantong plastik dan karung.

    Israel mengizinkan mereka menyeberangi jalan-jalan tertentu mulai pukul 07.00 GMT untuk berjalan kaki, dan menggunakan kendaraan pada pukul 09.00 GMT.

    Hamas menyatakan bahwa kepulangan ini adalah kemenangan bagi Palestina.

    Mereka mengatakan bahwa ini menunjukkan hubungan kuat warga Palestina dengan tanah mereka dan upaya Israel untuk menggusur mereka telah gagal.

    Kelompok Jihad Islam Palestina juga menganggap kepulangan ini sebagai respons terhadap Israel yang ingin mengusir rakyat Palestina.

    Penuh Harapan

    Pada awal perang, Israel memaksa sekitar 1,1 juta orang untuk meninggalkan Gaza Utara untuk mempersiapkan serangan darat.

    Kini, meskipun banyak daerah Gaza Utara yang hancur, warga Palestina kembali dengan semangat baru.

    Warga Palestina merasa sangat senang dan penuh harapan bisa pulang ke rumah mereka.

    Bagi mereka, hari ini adalah hari kemenangan.

    “Saya akan mulai membangun kembali rumah saya – bata demi bata, dinding demi dinding,” kata seorang warga Palestina yang telah lama mengungsi.

    Mereka merasa ini adalah momen yang sangat bersejarah bahkan menyamakan kepulangan ini dengan pengumuman gencatan senjata.

    Meskipun mereka kembali, optimisme terkait masa depan Gaza Utara masih terbatas.

    Omar Baddar, mantan wakil direktur Institut Arab Amerika, mengatakan bahwa meskipun ini adalah langkah yang baik, banyak bagian Gaza Utara yang sudah hancur dan tidak bisa dihuni.

    “Israel belum memberikan izin untuk membangun kembali rumah yang telah rusak,” katanya.

    Bagi Hamas dan pendukungnya, kepulangan warga Palestina ke Gaza Utara bukan hanya sekadar kemenangan simbolis.

    Ini adalah bukti bahwa perjuangan mereka untuk mempertahankan tanah mereka dari pendudukan Israel terus berlanjut.

    Meski banyak tantangan, semangat mereka untuk membebaskan tanah mereka tetap kuat.

    Usulan Trump soal Pemindahan Warga Palestina

    Selain itu, ada kekhawatiran tentang pemindahan warga Palestina lebih lanjut, yang sebelumnya diusulkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, CNN melaporkam.

    Usulan ini mengingatkan pada peristiwa sejarah ketika banyak warga Palestina dipaksa meninggalkan rumah mereka pada tahun 1948, yang dikenal dengan Nakba dan pada perang 1967 yang dikenal dengan Naksa.

    Usulan pemindahan ini membuat warga Palestina khawatir akan terjadinya pemindahan massal yang lebih besar.

    Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina dengan tegas menolak rencana tersebut.

    Kelompok hak asasi manusia juga mengecamnya.

    Mereka mengatakan bahwa pemindahan warga Palestina akan meningkatkan penderitaan mereka dan merupakan bentuk pembersihan etnis.

    Jumlah Korban

    Konflik ini telah mengakibatkan banyak korban.

    Sejak Oktober 2023, sedikitnya 47.306 warga Palestina tewas dan lebih dari 111.000 orang terluka.

    Banyak warga Palestina terpaksa mengungsi beberapa kali karena serangan yang terus menerus.

    Banyak dari mereka yang kembali kini mendapati rumah mereka hancur dan tidak bisa dihuni.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Peringati Isra Miraj, Menag-Quraish Shihab Bicara Keberagaman

    Peringati Isra Miraj, Menag-Quraish Shihab Bicara Keberagaman

    Jakarta

    Menteri Agama RI Nasaruddin Umar hingga Quraish Shihab menghadiri peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta, hari ini. Dalam kesempatannya itu, Menteri Agama Nassrudin mengatakan, peristiwa Isra Miraj mengajarkan pentingnya hubungan sosial dan spiritual dalam kehidupan.

    Keberagamaan seseorang tidak hanya diukur melalui ritual ibadah. Tetapi kata Nassrudin, hubungan baik dengan sesama manusia merupakan bagian penting dalam menjalankan nilai-nilai keislaman.

    “Subhanalladhi asra bi’abdihi laylan menggambarkan perjalanan sosial yang menjadi fondasi hubungan antarindividu. Namun, Mikraj ke langit menunjukkan kedekatan spiritual seorang hamba dengan Tuhannya,” kata Nassrudin di Masjid Istiqlal Jakarta, Senin (27/1/2025).

    Menurutnya, Isra mengajarkan umat Islam untuk mempererat hubungan sosial melalui kepedulian dan rasa kasih sayang terhadap sesama. Sementara, Miraj memberikan makna mendalam tentang pentingnya membangun hubungan spiritual yang penuh keikhlasan kepada Allah.

    “Keberagamaan itu bukan hanya ibadah, melainkan seberapa besar aktualisasi kita dalam masyarakat. Kualitas ibadah seseorang terlihat dari kontribusinya dalam membangun hubungan sosial yang harmonis,” ujarnya.

    Sementara itu, Prof. Quraish Shihab mengatakan bahwa salah satu peristiwa dari peringatan Isra Mi’raj ini adalah bagaimana akrabnya Nabi Muhammad dengan para Nabi-Nabi sebelumnya dan bagaimana akrabnya Nabi Musa dengan Nabi Muhammad.

    (bel/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 4 Orang Dihukum Mati di Pakistan karena Penistaan Agama

    4 Orang Dihukum Mati di Pakistan karena Penistaan Agama

    Jakarta

    Pengadilan Pakistan menjatuhkan hukuman mati kepada empat orang karena mengunggah konten penistaan agama secara online atau daring.

    “Mereka dijatuhi hukuman mati… pada hari Jumat karena menyebarkan konten penistaan agama secara daring terhadap Nabi Muhammad dan Al-Qur’an,” kata Rao Abdur Raheem, seorang pengacara dari Komisi Hukum Penistaan Agama Pakistan, sebuah kelompok swasta yang membawa kasus tersebut ke pengadilan, kepada AFP.

    “Kasus kami didukung oleh bukti forensik dari perangkat yang digunakan dalam tindakan keji ini,” tambahnya, dilansir kantor berita AFP, Senin (27/1/2025).

    Keempat pria itu dijatuhi hukuman di kota Rawalpindi, yang bertetangga dengan ibu kota Pakistan, Islamabad.

    Penistaan agama merupakan tuduhan yang menghasut di Pakistan yang mayoritas penduduknya Muslim, di mana tuduhan yang tidak berdasar sekalipun dapat memicu kemarahan publik dan berujung pada hukuman gantung.

    Pakistan telah menyaksikan peningkatan tajam dalam penuntutan kasus “penistaan agama secara online atau daring”.

    Seorang anggota kelompok pendukung yang dibentuk oleh keluarga korban, mengonfirmasi hukuman tersebut kepada AFP dan mengatakan kelompok tersebut akan menentang putusan tersebut.

    “Kami mendesak pemerintah untuk membentuk komisi guna menyelidiki peningkatan kasus ini sebelum anak-anak muda ini menghabiskan tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka di balik jeruji besi.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pengungsi Palestina Mulai Kembali ke Gaza, Hamas: Ini Kemenangan!

    Pengungsi Palestina Mulai Kembali ke Gaza, Hamas: Ini Kemenangan!

    Jakarta

    Massa pengungsi Palestina mulai kembali ke utara Jalur Gaza yang dilanda perang pada hari Senin (27/1), setelah Israel dan kelompok Hamas mengatakan mereka telah mencapai kesepakatan untuk membebaskan enam sandera lainnya.

    Terobosan ini mempertahankan gencatan senjata dan membuka jalan bagi lebih banyak pertukaran sandera-tahanan berdasarkan kesepakatan, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama lebih dari 15 bulan.

    Israel sebelumnya telah mencegah warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara, seiring Israel menuduh Hamas melanggar ketentuan gencatan senjata. Namun, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada Minggu malam, bahwa mereka akan diizinkan untuk melintas setelah kesepakatan baru tercapai.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (27/1/2025), massa mulai berjalan kaki ke utara di sepanjang jalan pesisir pada Senin pagi waktu setempat, membawa barang-barang apa pun yang mereka bisa.

    “Rasanya luar biasa ketika Anda kembali ke rumah, kembali ke keluarga, kerabat, dan orang-orang terkasih, dan memeriksa rumah Anda — jika itu masih sebuah rumah,” kata warga Gaza yang mengungsi Ibrahim Abu Hassera kepada AFP.

    Hamas menyebut kepulangan itu sebagai “kemenangan” bagi warga Palestina yang “menandakan kegagalan dan kekalahan rencana pendudukan dan pemindahan”.

    Sementara itu, sekutunya, Jihad Islam, menyebutnya sebagai “respons bagi semua orang yang bermimpi menggusur rakyat kami”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu