agama: Islam

  • Israel Sebut 8 Sandera Termasuk 5 Warga Thailand Dibebaskan Pada Kamis

    Israel Sebut 8 Sandera Termasuk 5 Warga Thailand Dibebaskan Pada Kamis

    Jakarta

    Israel mengatakan delapan sandera, tiga warga Israel dan lima warga Thailand, akan dibebaskan dari Gaza pada hari Kamis (30/1). Pembebasan sandera oleh Hamas itu merupakan salah satu kesepakatan dalam gencatan senjata.

    Dilansir AFP, Rabu (29/1/2024), kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut ketiga warga Israel tersebut adalah Arbel Yehud, Agam Berger dan Gadi Moses. Kemudian, lima warga negara Thailand yang ditahan di Gaza juga akan dibebaskan.

    Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menerima daftar sandera dari Hamas yang akan dibebaskan pada hari Kamis sebagai bagian dari gencatan senjata Gaza.

    “Israel menerima daftar sandera yang seharusnya dibebaskan dari tahanan Hamas besok,” kata kantor perdana menteri pada hari Rabu, seraya menambahkan bahwa perincian lebih lanjut akan diberikan “setelah keluarga diberi tahu”.

    Pihak berwenang Israel telah menuntut pembebasan Yehud selama pertukaran sandera-tahanan kedua pada hari Sabtu sebagai imbalan untuk mengizinkan ratusan ribu warga Gaza yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka di utara.

    Baru setelah kelompok militan Jihad Islam merilis rekaman video Yehud berbicara, dan sumber-sumber Hamas mengatakan dia “hidup dan dalam keadaan sehat,” Israel mulai mengizinkan warga Gaza untuk kembali ke utara pada hari Senin.

    Berger, seorang prajurit, ditangkap saat bertugas di perbatasan Gaza selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    (aik/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ramai Warga RI Kumpul Kebo, Ini Wilayah Paling Banyak

    Ramai Warga RI Kumpul Kebo, Ini Wilayah Paling Banyak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau kerap diistilahkan ‘kumpul kebo’ menjadi fenomena yang menjamur di Indonesia. Banyak pasangan muda-mudi yang melakukan hal tersebut.

    The Conversation menyebut, hal ini disebabkan adanya pergeseran pandangan terkait relasi dan pernikahan. Saat ini, tidak sedikit anak muda yang memandang pernikahan adalah hal normatif dengan aturan yang rumit.

    Sebagai gantinya, mereka memandang ‘kumpul kebo’ sebagai hubungan yang lebih murni dan bentuk nyata dari cinta. Di wilayah Asia yang menjunjung tinggi budaya, tradisi, serta agama, ‘kumpul kebo’ masih menjadi hal tabu. Kalaupun terjadi, ‘kumpul kebo’ biasanya hanya berlangsung dalam waktu yang singkat dan dinilai sebagai langkah awal menuju pernikahan.

    Di Indonesia, studi pada 2021 berjudul The Untold Story of Cohabitation mengungkapkan bahwa ‘kumpul kebo’ lebih banyak terjadi di wilayah bagian Timur yang mayoritas penduduknya non-Muslim. Menurut peneliti ahli muda dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yulinda Nurul Aini, setidaknya ada tiga alasan mengapa pasangan di Manado yang merupakan lokasi penelitiannya memilih untuk ‘kumpul kebo’ bersama pasangan.

    Alasan itu antara lain terkait beban finansial, prosedur perceraian yang terlalu rumit, hingga penerimaan sosial.

    “Hasil analisis saya terhadap data dari Pendataan Keluarga 2021 (PK21) milik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 0,6 persen penduduk kota Manado, Sulawesi Utara, melakukan kohabitasi,” ungkap Yulinda beberapa saat lalu.

    “Dari total populasi pasangan kohabitasi tersebut, 1,9% di antaranya sedang hamil saat survei dilakukan, 24,3% berusia kurang dari 30 tahun, 83,7% berpendidikan SMA atau lebih rendah, 11,6% tidak bekerja, dan 53,5% lainnya bekerja secara informal,” lanjutnya.

    Akibat Kumpul Kebo

    Yulinda menyebut, pihak yang paling berdampak secara negatif akibat ‘kumpul kebo’ adalah perempuan dan anak. Dalam konteks ekonomi, tidak ada jaminan keamanan finansial bagi anak dan ibu, seperti yang diatur dalam hukum terkait perceraian. Dalam kohabitasi, ayah tidak memiliki kewajiban hukum untuk memberi dukungan finansial berupa nafkah.

    “Ketika pasangan kohabitasi berpisah, tidak ada kerangka regulasi yang mengatur pembagian aset dan finansial, alimentasi, hak waris, penentuan hak asuh anak, dan masalah-masalah lainnya,” terang Yulinda.

    Sementara itu dari segi kesehatan, ‘kumpul kebo’ dapat menurunkan kepuasan hidup dan masalah kesehatan mental. Sejumlah penyebab dampak negatif akibat kohabitasi adalah minimnya komitmen dan kepercayaan dengan pasangan dan ketidakpastian tentang masa depan.

    Menurut data PK21, sebanyak 69,1% pasangan kohabitasi mengalami konflik dalam bentuk tegur sapa, 0,62% mengalami konflik yang lebih serius seperti pisah ranjang hingga pisah tempat tinggal, dan 0,26% lainnya mengalami konflik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

    Lalu, anak-anak yang lahir dari hubungan kohabitasi juga cenderung mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan, dan emosional.

    “Anak dapat mengalami kebingungan identitas dan memiliki perasaan tidak diakui karena adanya stigma dan diskriminasi terhadap status ‘anak haram’, bahkan dari anggota keluarga sendiri,” kata Yulinda.

    “Hal ini menyulitkan mereka untuk menempatkan diri dalam struktur keluarga dan masyarakat secara keseluruhan,” ia menjelaskan.

    (fab/fab)

  • Korban Tewas Festival Keagamaan India Tembus 40 Orang, Ini Penyebabnya

    Korban Tewas Festival Keagamaan India Tembus 40 Orang, Ini Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Festival keagamaan di India, Maha Kumbh Mela, telah memakan korban jiwa. Sebanyak 40 jenazah dibawa ke kamar mayat rumah sakit Moti Lal Nehru Medical College setelah berdesak-desakan di acara tersebut pada Rabu (29/1/2025) waktu setempat.

    “Lebih banyak jenazah yang datang. Kami memiliki hampir 40 jenazah di sini. Kami juga memindahkan mereka keluar dan menyerahkannya kepada keluarga satu per satu,” kata salah satu sumber kepolisian, seperti dikutip Reuters.

    Perwira polisi senior Vaibhav Krishna, ketika dihubungi untuk dimintai komentar, mengatakan polisi tidak dapat memberikan jumlah resmi karena mereka sibuk dengan manajemen massa.

    Jenazah masih dibawa ke kamar mayat rumah sakit lebih dari 12 jam setelah tragedi di festival agama Hindu terbesar di dunia tersebut. Hingga kini pemerintah belum secara resmi mengumumkan jumlah korban.

    Seorang pejabat di Rumah Sakit SRN Prayagraj, tempat beberapa korban luka dibawa, mengatakan mereka yang meninggal menderita serangan jantung atau memiliki penyakit penyerta seperti diabetes.

    “Orang-orang datang dengan patah tulang, fraktur…Beberapa pingsan di tempat dan dibawa meninggal,” kata pejabat itu, yang tidak ingin disebutkan namanya.

    Sementara Yogi Adityanath, kepala menteri negara bagian Uttar Pradesh tempat kota festival Prayagraj berada mengatakan bahwa penyerbuan itu terjadi ketika beberapa penyembah mencoba melompati barikade yang didirikan untuk mengatur kerumunan antara pukul 1 dini hari dan 2 dini hari dekat arena pertapaan.

    Sementara para kerabat dilaporkan terlihat mengantre untuk mengidentifikasi saudara mereka yang tewas akibat desakan. Korban jiwa muncul ketika kerumunan orang berbondong-bondong menuju pertemuan tiga sungai, tempat pencelupan dianggap sangat sakral.

    Beberapa saksi mata berbicara tentang desakan hebat yang menyebabkan para penyembah saling berjatuhan, sementara yang lain mengatakan penutupan rute menuju air membuat kerumunan yang padat itu terhenti. Hal ini menyebabkan orang-orang pingsan karena sesak napas.

    “Terjadi keributan, semua orang mulai mendorong, menarik, saling memanjat. Ibu saya pingsan…lalu saudara ipar saya. Orang-orang menabrak mereka,” kata Jagwanti Devi, 40 tahun, saat ia duduk di ambulans bersama jenazah kerabatnya.

    Perdana Menteri Narendra Modi menyampaikan belasungkawa kepada “para penyembah yang telah kehilangan orang yang mereka cintai” dan mengatakan bahwa pejabat setempat membantu para korban “dengan segala cara yang mungkin”, tanpa menyebutkan jumlah korban tewas.

    Festival Hindu tersebut merupakan pertemuan umat manusia terbesar di dunia. Ini diperkirakan akan menarik sekitar 400 juta orang selama enam minggu, dibandingkan dengan ibadah haji di Arab Saudi yang menarik 1,8 juta orang tahun lalu.

    Hingga Selasa, hampir 200 juta orang telah menghadiri festival 2025 sejak dimulai dua minggu lalu. Lebih dari 50 juta orang dilaporkan telah melakukan sakral hingga pukul 2 siang pada hari Rabu saja.

    Umat Hindu yang taat percaya bahwa berendam di pertemuan tiga sungai suci – Gangga, Yamuna, dan Saraswati – akan membebaskan orang dari dosa, dan selama Kumbh, juga membawa keselamatan dari siklus hidup dan mati.

    Ini bukan kasus desak-desakan maut pertama yang terjadi di India. Peristiwa serupa pernah terjadi pada hari paling suci umat Islam saat festival tersebut terakhir kali diselenggarakan tahun 2013, yang menewaskan sedikitnya 36 peziarah, sebagian besar wanita.

    (tfa/mij)

  • Hamil Duluan Masih Jadi Momok untuk Remaja Kota Blitar

    Hamil Duluan Masih Jadi Momok untuk Remaja Kota Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Angka pernikahan dini di Kota Blitar cukup tinggi. Tercatat pada tahun 2024 kemarin terdapat 22 remaja di Bumi Bung Karno yang mengajukan dispensasi nikah dini.

    Data tersebut dihimpun dari tiga kantor urusan agama (KUA) yang ada di wilayah Kota. Dari data yang ada tersebut dapat diketahui bahwa pengajuan dispensasi nikah ini mayoritas disebabkan oleh faktor marriage by accident (MBA) atau terjadi kehamilan di luar nikah.

    Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat Islam (Binmais) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Blitar, Purnomo menyebut bahwa selama tahun 2024, 14 remaja perempuan yang mengajukan dispensasi nikah.

    Para remaja ini umumnya masih berusia sekolah dan dipaksa oleh keadaan untuk menjalani pernikahan karena faktor marriage by accident. Tentu tujuan pernikahan dini ini adalah untuk menutupi aib dan mempertanggungjawabkan kehamilan.

    “Sebagian besar kasus ini terjadi karena hamil duluan. Ini sangat disayangkan karena masa depan mereka, terutama yang masih di usia sekolah,” kata Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat Islam (Binmais) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Blitar, Purnomo, Rabu (29/01/2025).

    Kasus ini pun menjadi pembelajaran berharga untuk para orang tua dan lembaga pendidikan dalam pencegahan pergaulan bebas yang beresiko pada anak remaja. Orang tua diharapkan dapat aktif memantau aktivitas dan pergaulan anak-anak mereka.

    Para orang tua diharapkan bisa menjadi teman atau sahabat untuk anaknya. Sehingga anak nyaman dalam bercerita termasuk perihal asmara dan pergaulannya.

    Diharapkan dengan adanya pendekatan tersebut, anak-anak atau remaja pergaulannya bisa terkontrol sehingga tidak terjerumus dalam hal-hal negatif. Termasuk perihal hamil di luar nikah.

    “Iya, orang tua harus sebisa mungkin dekat dengan anak. Ketika terjadi kasus seperti ini,” ujarnya. (owi/ian)

  • Ditetapkannya Imlek Jadi Hari Libur Nasional Bukti Kebinekaan Makin Terjaga

    Ditetapkannya Imlek Jadi Hari Libur Nasional Bukti Kebinekaan Makin Terjaga

    Jakarta, Beritasatu.com – Sekretaris Jenderal Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Denny Sanusi mengatakan, dijadikannya Tahun Baru Imlek sebagai salah satu hari libur nasional menandakan kondisi kebinekaan Indonesia yang makin terjaga.

    Denny Sanusi mengatakan, Imlek harus menjadi salah satu kesempatan besar bagi warga Tionghoa untuk menunjukkan pentas budayanya kepada masyarakat luas, sehingga kesan warga Tionghoa yang cenderung menutup diri menjadi makin sirna.

    “Berkah perayaan Imlek dapat dirasakan oleh seluruh etnis Tionghoa dengan makin berkurangnya sentimen negatif yang biasanya dihembuskan seiring dengan ajang politik tertentu,” kata Denny dikutip dari Antara, Rabu (29/1/2025).

    Denny Sanusi mengatakan,  perayaan Imlek mengingatkan atas kebijaksanaan Pemerintah Indonesia yang menetapkan Konghucu sebagai agama ke-6 di Indonesia. Hal ini tentu sangat berarti karena mayoritas warga Tionghoa beragama Konghucu.

    “Sehingga semua yang dulu dianggap tabu di masyarakat Indonesia sudah diakui negara dengan keluarnya kebijakan ini,” kata Denny Sanusi, yang merupakan mantan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).

    Denny Sanusi juga mengapresiasi keterlibatan warga non-Tionghoa dalam perayaan Imlek dari tahun ke tahun.

    Menurut Denny Sanusi, hal ini akan sangat baik bagi masyarakat dalam mengenal kebudayaan, karena pertukaran kebudayaan bisa semakin mempererat tali silaturahmi antargolongan masyarakat.

    Contohnya, kata dia, saat ini sering dijumpai bahwa permainan barongsai dan liong bukan hanya dimainkan oleh warga Tionghoa saja, tetapi juga warga secara umum.

    Kemudian, lanjut dia, Imlek juga dikenal dengan ragam kulinernya yang juga bisa dibagikan kepada tetangga atau teman yang beragama Islam, seperti dodol atau kue keranjang.

    Untuk itu, Denny Sanusi menilai saat ini Imlek sudah bukan perayaan agama saja, melainkan juga sebagai perayaan budaya. Pasalnya banyak pula warga etnis Tionghoa yang beragama Islam juga merayakannya.

    “Saya sendiri sebagai Muslim tetap merayakan Imlek dalam konteks kebudayaan. Bagi saya, perayaan Imlek membuat saya bersyukur karena hubungan silaturahmi dengan sesama warga Tionghoa dapat dibangun melalui pintu kebudayaan,” kata Denny Sanusi.
     

  • Surat Kabar Israel Tanggapi Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Palestina ke Mesir atau Yordania – Halaman all

    Surat Kabar Israel Tanggapi Rencana Trump untuk Pindahkan Warga Palestina ke Mesir atau Yordania – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Sejumlah tokoh terkemuka di Israel, termasuk jurnalis dan komentator ternama, menanggapi usulan Presiden AS Donald Trump untuk membersihkan Gaza dan memindahkan secara paksa warga Palestina ke Yordania dan Mesir.

    Sebelumnya, pada Sabtu (25/1/2025), kurang dari seminggu setelah gencatan senjata di Gaza, Trump menyebut Jalur Gaza sebagai “lokasi pembongkaran”.

    Dia mengatakan bahwa lebih baik jika semuanya dibersihkan.

    “Saya ingin Mesir menerima orang,” kata Trump, mengutip Middle East Eye.

    “Anda berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang, dan kita membersihkan semuanya dan berkata: ‘Anda tahu, ini sudah berakhir’.”

    Trump menyatakan terima kasihnya kepada Yordania yang telah berhasil menerima pengungsi Palestina.

    Ia mengatakan kepada raja, “Saya ingin Anda menerima lebih banyak orang, karena saya melihat seluruh Jalur Gaza sekarang, dan itu kacau balau. Benar-benar kacau.”

    Trump menambahkan bahwa pemindahan itu bisa bersifat sementara atau bisa bersifat jangka panjang.

    Rencana ini mendapat kecaman langsung dari Palestina, serta Yordania dan Mesir.

    EDITORIAL HAARETZ – Tangkapan layar laman media Haaretz yang diambil pada 29 Januari 2025, berisi pandangan editorial mengenai rencana Donald Trump untuk merelokasi warga Gaza. Pernyataan Trump ditolak dan dikecam secara luas. (Tangkap layar website Haaretz)

    Negara-negara tersebut menolak gagasan Trump karena khawatir Israel tidak akan pernah mengizinkan warga Palestina kembali ke Gaza jika mereka dipaksa untuk pergi.

    Surat kabar resmi Israel, Haaretz, mengeluarkan serangan pedas terhadap usulan kebijakan Trump pada hari Senin (27/1/2025).

    Dewan redaksi Haaretz menyatakan bahwa Jalur Gaza adalah rumah bagi lebih dari dua juta warga Palestina.

    “Pada tingkat ini Trump kemungkinan akan mengusulkan agar warga Gaza diluncurkan ‘secara sukarela’ ke luar angkasa dan menetap di Mars, sesuai dengan semangat janjinya dalam pidato pelantikannya,” tulis dewan redaksi.

    “Mengapa tidak bendera Palestina juga? Mungkin saja mitranya Elon Musk sudah mengerjakannya.”

    Chaim Levinson, seorang kolumnis di Haaretz, menulis: 

    “Saya minta maaf, tetapi saya harus mengecewakan Anda. Setelah memeriksa dengan sejumlah pejabat, baik di Israel maupun di negara-negara terkait—termasuk para diplomat yang terlibat dalam negosiasi—tampaknya ini hanya visi seorang taipan properti, tanpa rencana konkret yang nyata.”

    “Orang-orang yang tinggal di Jalur Gaza dianggap sebagai penderita kusta di antara teman-teman mereka dari negara-negara Islam lainnya.”

    “Semua orang membicarakan tentang penderitaan mereka, dari emir Qatar hingga presiden Mesir, yang bersedia mengirimi mereka uang – tetapi menerima orang? Ada batasnya, dan mereka akan dengan tegas mematuhinya.”

    Sementara itu, Zvi Bar’el, kolumnis di Haaretz, mengatakan tidak masuk akal jika Yordania akan menerima lebih banyak warga Palestina, terutama setelah pidato Raja Abdullah pada bulan September lalu di Majelis Umum PBB.

    Raja Abdullah mengatakan Kerajaan Hashemite tidak akan pernah menjadi tanah air alternatif bagi warga Palestina.

    “Selama puluhan tahun, Yordania mencurigai dan memperhatikan wacana Israel tentang pembentukan tanah air alternatif bagi Palestina, dan terus-menerus meminta pernyataan yang jelas dari para pemimpin Israel bahwa mereka tidak berniat menghancurkan identitas demografis kerajaan tersebut,” kata Bar’el.

    “Ketika, selama perang di Gaza, usulan agar ratusan ribu warga Gaza dideportasi ke Mesir dan negara-negara lain kembali diajukan, Yordania dan Mesir menerima jaminan Israel bahwa tidak ada niat untuk memulai pemindahan warga Palestina dari Gaza,” tambahnya.

    Middle East Eye melaporkan sebelumnya bahwa rencana apa pun untuk “membersihkan Gaza” akan menjadi pelanggaran hukum internasional. 

    Ardi Imseis, profesor hukum internasional di Universitas Queen dan mantan pejabat PBB, mengatakan bahwa keinginan Trump untuk merelokasi warga Palestina secara massal dari Jalur Gaza yang diduduki adalah ilegal sekaligus angan-angan semata.

    “Berdasarkan hukum humaniter internasional dan hukum pidana internasional, pemindahan paksa secara individu atau massal, serta deportasi orang-orang yang dilindungi dari wilayah pendudukan ke wilayah kekuasaan pendudukan atau ke wilayah negara lain mana pun, yang diduduki atau tidak, dilarang, apa pun motifnya,” katanya kepada MEE.

    Pernyataan Trump Memicu Kebingungan

    Yordania sudah menjadi rumah bagi lebih dari dua juta pengungsi Palestina, dan Mesir, yang berbatasan dengan Gaza, telah memperingatkan tentang implikasi keamanan dari pemindahan sejumlah besar warga Palestina ke Semenanjung Sinai di Mesir.

    Saat ini, ada 5,8 juta pengungsi Palestina terdaftar yang tinggal di puluhan kamp di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Suriah, dan Lebanon.

    Sekitar 80 persen penduduk Gaza adalah pengungsi atau keturunan pengungsi yang mengungsi sejak Nakba tahun 1948, ketika Israel merebut 78 persen wilayah Palestina yang bersejarah.

    Di AS, bahkan beberapa anggota Partai Republik yang setia kepada Trump kesulitan memahami pernyataannya.

    “Saya benar-benar tidak tahu,” ujar Senator Lindsey Graham kepada CNN ketika ditanya apa yang dimaksud presiden dengan pernyataan “pembersihan” tersebut.

    “Gagasan bahwa semua warga Palestina akan pergi dan pergi ke tempat lain, menurut saya itu tidak terlalu praktis,” kata Graham.

    Ia menambahkan bahwa Trump harus terus berbicara dengan para pemimpin regional, termasuk Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan pejabat Emirat.

    Pemerintah Jerman juga menolak gagasan pemindahan massal warga Palestina.

    Pada hari Senin, juru bicara kementerian luar negeri Jerman mengatakan kepada wartawan di Berlin bahwa negaranya memiliki pandangan yang sama dengan Uni Eropa, mitra Arab, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Penduduk Palestina tidak boleh diusir dari Gaza dan Gaza tidak boleh diduduki secara permanen atau dijajah kembali oleh Israel, ujar juru bicara tersebut.

    Kanselir Jerman Olaf Scholz pun menyatakan hal yang serupa.

    Ia mengatakan bahwa pengusiran warga Palestina dari Jalur Gaza “tidak dapat diterima”.

    “Mengingat pernyataan publik baru-baru ini, saya katakan dengan sangat jelas bahwa rencana relokasi apa pun, gagasan bahwa warga Gaza akan diusir ke Mesir atau Yordania, tidak dapat diterima,” kata Scholz dalam sebuah acara balai kota di Berlin, Selasa (28/1/2025), mengutip The New Arab.

    Warga Palestina Menolak untuk Dipindahkan

    Sebelumnya pada hari Senin, puluhan ribu warga Palestina membanjiri ke Gaza utara, daerah kantong yang paling parah hancur.

    Massa menyatakan bahwa mereka tidak akan diusir dari tanah mereka.

    Sami Saleh, yang telah mengungsi beberapa kali, mengatakan kepada MEE bahwa meskipun menghadapi periode pengungsian yang sangat sulit selama setahun terakhir, ia gembira bisa kembali ke rumah.

    “Saya tidak akan menyembunyikan perasaan ini, dan saya tidak melebih-lebihkan ketika saya mengatakan ini: Saya ingin terbang ke utara… perasaan ini sudah ada sejak awal.”

    “Terlepas dari semua rasa sakit dan kesulitan, saya harus kembali ke utara apa pun yang terjadi, bahkan jika saya harus berjalan ke sana tanpa alas kaki,” katanya.

    Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku sejak 19 Januari 2025.

    Pemerintahan Trump menjanjikan “dukungan yang tak tergoyahkan” untuk Israel tetapi belum menguraikan strategi Timur Tengah yang lebih luas.

    Pada Sabtu, Trump mengonfirmasi bahwa dia telah memerintahkan Pentagon untuk menyetujui pengiriman bom seberat 2.000 pon (907 kg) ke Israel.

    Pengiriman ini sebelumnya ditangguhkan di bawah pemerintahan Joe Biden.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Wajah Patung Dewi Kwan Im di Klenteng Pao Sian Lin Kong Sumenep Dipercaya Bisa Berubah Sesuai Hati Pengunjung

    Wajah Patung Dewi Kwan Im di Klenteng Pao Sian Lin Kong Sumenep Dipercaya Bisa Berubah Sesuai Hati Pengunjung

    Sumenep (beritajatim.com) – Klenteng Pao Sian Lin Kong , di Jl. Slamet Riyadi, Desa Pabian, Kecamatan Kota Sumenep, tidak seperti klenteng lain yang khusus sebagai tempat ibadah warga konghucu.

    Klenteng di Sumenep ini merupakan satu-satunya Klenteng di Madura yang beraliran ‘Tri Darma’. Artinya ada tiga agama yang bisa melakukan ‘sembahyang’ disini, yakni umat Konghucu, Budha, dan Tao.

    Klenteng ini diperkirakan sudah berumur 190 tahun dan masuk dalam cagar budaya Sumenep. Halaman klenteng ini cukup besar, karena dibangun di atas lahan seluas 2.685 meter persegi.

    Tiba di Klenteng Pao Sian Lin Kong, pengunjung akan melewati ‘men lou wu’ atau pintu gerbang untuk masuk ke dalam bangunan utama. Di bagian depan, ada sebuah hiolo (tempat dupa besar), yang di kanan kirinya terdapat ‘cok say’ (patung singa) yang menghadap ke hiolo. Sedangkan di atas pintu utama terdapat kaligrafi dalam aksara Tionghoa yang memiliki makna ‘keramatnya mendunia’ serta ‘negara dan lautan tenang’.

    Di ruang utama klenteng ini, ada tiga altar pemujaan. Masing-masing untuk Kongco Hok Tek Tjeng Sien (Dewa Bumi), kemudian Makco Thian Siang Sing Bo (Dewi pelindung bagi pelaut asal Fujian), dan Kong Tik Cung Ong. ‘Makco’ yang berada di tengah atau altar nomer dua ini kerap disebut sebagai tuan rumah.

    Ketua pengurus tempat ibadah Tri Darma/Klenteng Pao Sian Lin Kong, Sugiarto Irwan Darsono menceritakan, bagi para pengunjung, yang paling menarik perhatian di Klenteng Pao Sian Lin Kong ini adalah keberadaan patung Dewi Kwan Im atau Dewi Welas Asih.

    Patung berukuran besar ini berada di sebuah bangunan ber-cat merah, di belakang ruang utama. Patung Dewi Kwan Im ini banyak diperbincangkan karena konon, patung ini bisa berubah wajah sesuai dengan kondisi jemaat yang datang berdoa.

    “Kalau yang datang kesini orangnya berdoa tulus ikhlas, maka wajah Dewi Kwan Im yang aslinya putih tulang bisa berubah menjadi kemerah-merahan di pipi. Kemudian mata sang dewi yang semula sipit berubah lebar. Sang Dewi seperti terlihat gembira,” ujarnya.

    Sebaliknya, wajah Dewi Kwan Im akan murung kalau jemaat yang berdoa itu punya niat yang kurang baik. Atau bisa juga sebagai pertanda akan mendapat hal-hal yang tidak mulus dalam usaha.

    ‘Karena itu pula, Klenteng Pao Sian Lin Kong ini juga dikenal sebagai tempat berdoa supaya rejeki lancar, dagangan laris,” tuturnya.

    Namun yang membuatnya sedih, dari tahun ke tahun, jumlah pengunjung klenteng semakin berkurang. Terutama setelah pandemi, nyaris tidak ada pengunjung, kecuali jemaat yang akan beribadah. Itupun dengan jumlah yang semakin sedikit.

    “Saat ini jemaat yang tersisa hanya sekitar 20 orang. Sebagian besar lebih suka merayakan imlek di Surabaya atau kota-kota besar lainnya,” ujarnya.

    Namun ia juga memaklumi, karena momen Imlek ini juga menjadi momen bagi warga tionghoa untuk mudik, seperti halnya umat muslim saat lebaran. “Jadi para jemaat Klenteng ini saat Imlek akan pulang ke rumah orang tuanya yang rata-rata tidak tinggal di Sumenep. Sekaligus mudik lah. Apalagi tahun ini kan bertepatan dengan long weekend,” paparnya.

    Ia berharap Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili atau tahun ular kayu ini menjadi tahun penuh rejeki bagi semua umat manusia. (tem/ian)

  • 17 Ide Jualan Paling Laris di Bulan Ramadhan

    17 Ide Jualan Paling Laris di Bulan Ramadhan

    Berikut ini adalah 20 ide jualan paling Laris di bulan Ramadhan yang bisa menjadi inspirasi Anda untuk memaksimalkan peluang bisnis:

    Paket sembako menjadi kebutuhan utama selama Ramadhan. Anda bisa menyediakan paket berisi bahan pokok seperti beras, minyak, gula, dan tepung dengan harga ekonomis.

    Mulai dari gorengan, es buah, hingga kue basah, takjil selalu laris manis menjelang waktu berbuka. Menyediakan paket takjil hemat bisa menjadi strategi menarik untuk menarik pembeli.

    Sebagai makanan sunnah saat berbuka, kurma memiliki permintaan tinggi di bulan Ramadhan. Anda bisa menjual berbagai jenis kurma, mulai dari kurma murah hingga premium seperti ajwa atau medjool. Kemasan yang menarik juga dapat meningkatkan penjualan.

    Puding menjadi salah satu menu takjil yang populer. Anda bisa berkreasi dengan berbagai rasa dan topping, seperti cokelat, buah-buahan, atau karamel.

    Minuman segar ini sangat diminati untuk menghilangkan dahaga setelah berpuasa. Anda bisa menjual es kelapa muda dengan tambahan sirup atau gula merah sebagai variasi rasa.

    Snack seperti keripik pedas, kacang bawang, atau cookies bisa menjadi ide jualan yang menguntungkan. Kemas snack dengan menarik untuk meningkatkan daya tarik.

    Bumbu masak instan sangat membantu dalam mempercepat proses memasak. Menjual bumbu dengan berbagai varian rasa bisa menjadi ide usaha yang menjanjikan.

    Produk seperti nugget, sosis, atau dimsum sangat praktis untuk sahur atau berbuka. Pastikan produk memiliki kemasan yang aman.

    9. Olahan Daging dan Ayam

    Jualan daging olahan seperti ayam ungkep bisa menjadi pilihan menarik. Produk ini banyak dicari untuk keperluan masak sehari-hari atau persiapan Lebaran.

    Banyak orang yang ingin kemudahan saat sahur. Anda bisa menawarkan jasa catering dengan menu praktis dan bergizi. Pastikan pengantaran tepat waktu agar pelanggan puas.

    11. Minuman Segar dan Herbal

    Minuman seperti es cincau, es teh manis, dan jus buah selalu diminati saat berbuka. Selain itu, minuman herbal seperti wedang jahe dan kunyit asam juga bisa menjadi pilihan menarik.

    Jualan perlengkapan ibadah seperti sajadah, Al-Quran, tasbih, dan sarung bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Promosikan produk dengan kualitas baik dan harga kompetitif.

    Persiapan Lebaran identik dengan kue kering seperti nastar, kastengel, dan putri salju. Produksi kue kering bisa dimulai sejak awal Ramadhan dan dipasarkan secara online maupun offline. Buat paket eksklusif untuk menarik minat pembeli.

    14. Busana Muslim dan Mukena

    Ramadhan sering menjadi momen masyarakat membeli busana baru untuk menyambut Lebaran. Anda bisa menjual gamis, koko, hijab, hingga mukena dengan berbagai pilihan desain dan harga.

    15. Paket Hampers Lebaran

    Hampers berisi makanan, minuman, atau perlengkapan ibadah sering dijadikan hadiah menjelang Lebaran. Anda bisa menawarkan berbagai tema hampers dengan kemasan yang menarik.

    Selain hampers, parsel buah juga banyak diminati sebagai hadiah Ramadhan. Pilih buah-buahan segar dan susun dengan rapi agar terlihat menarik.

    17. Dekorasi Rumah untuk Lebaran

    Produk seperti taplak meja, hiasan dinding, atau gorden baru sering dicari menjelang Lebaran. Pastikan desain produk menarik dan sesuai tren.

  • Puluhan Polisi Amankan Perayaan Imlek di Klenteng Tertua Kim Hin Kiong TITD Gresik

    Puluhan Polisi Amankan Perayaan Imlek di Klenteng Tertua Kim Hin Kiong TITD Gresik

    Gresik (beritajatim.com) – Puluhan anggota polisi diterjunkan mengamankan perayaan Tahun Baru Imlek 2576 di klenteng tertua Kim Hin Kiong TITD Gresik. Klenteng yang berada di Jalan Dr Setia Budi Gang V no 56, Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik Kota, jaraknya hanya 400 meter tidak jauh dari alun-alun dan Masjid Jamik Gresik.

    Klenteng Kim Hin Kiong dibangun oleh orang China pada 1 Agustus 1153 saat melakukan perdagangan di Bandar Grisse (Gresik). Menurut ketua klenteng Tan Sutanto menuturkan, meski berada di tengah perkampungan pecinan dan muslim (Arab) toleransi beragama di tempatnya sudah berjalan ratusan tahun.

    “Kami disini saling menghormati bukti sejarah ada kampung pecinan dan arab yang sampai sekarang hidup berdampingan,” ujarnya, Rabu (29/1/2025).

    Saat perayaan Hari Raya Imlek lanjut dia, Klenteng Kim Hin Kiong selalu ramai dikunjungi warga. Kendati bangunan klenteng tidak terlalu besar. Dominasi warna merah dan kuning sangat khas mengelilingi bangunan klenteng tersebut.

    Di bagian depan ada dua patung singa, dan ornamen khas budaya China. Masuk bagian teras, klenteng tertua ini memiliki hiolo dengan ornamen kepala naga.

    Sebelum perayaan Hari Raya Imlek digelar. Pengurus Klenteng Kim Hin Kiong terlebih dulu menggelar ritual serta melakukan bersih-bersih tempat ibadah dan mensucikan patung dewa.

    Sementara itu, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu mengatakan, dalam pengamanan ini menekankan pentingnya profesionalisme dan rasa tanggungjawab dalam menjalankan tugas.

    “Kami hadir di sini untuk memastikan bahwa saudara-saudara kita yang merayakan Imlek dapat melaksanakan kegiatan mereka dengan aman, nyaman. Jika ada situasi yang memerlukan tindakan, segera laporkan secara berjenjang,” ungkapnya.

    Alumni Akpol 2006 itu juga mengapresiasi warga masyarakat yang membantu pengamanan Imlek di klenteng, termasuk Banser demi menjaga toleransi dan kelancaran ibadah.

    “Saya langsung memimpin pengarahan sebelum anggota bertugas di area Klenteng Kim Hin Kiong untuk memastikan kesiapan pengamanan,” pungkasnya. [dny/ian]

  • Barongsai Hibur Warga Banda Aceh Saat Imlek

    Barongsai Hibur Warga Banda Aceh Saat Imlek

    Aceh, Beritasatu.com – Penampilan barongsai menjadi hal paling ditunggu saat perayaan Imlek di Banda Aceh. Masyarakat berkumpul di halaman kantor Yayasan Hakka Aceh, Rabu (29/1/2025) menyaksikan atraksi tersebut.

    Selain etnis Tionghoa, masyarakat muslim juga datang beramai-ramai untuk melihat dan menikmati penampilan empat barongsai berkostum singa dari Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Aceh. Puluhan remaja, orang tua dan anak-anak kecil juga antusias menyaksikan tarian tradisional Tiongkok ini. Tak inngin terlewat, mereka ikut mengabadikan momen ini.

    Meski dikenal sebagai Serambi Makkah, di sini barongsai menjadi simbol keberagaman serta toleransi antarumat beragama. Hal itu dibuktikan oleh warga setempat Kezia Azilla. Meski berhijab, dia menjadi bagian dari tim barongsai Aceh.

    “Tentu hal ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri,” ungkap Kezia.

    Dia pun tidak merasa terdiskriminasi meski tampil mengenakan hijab.

    Atraksi barongsai di Banda Aceh kali ini dijadwalkan dari pagi hingga sore hari. Tentu ini membuat masyarakat memadati lokasi-lokasi yang sudah ditentukan, agar bisa menikmati tarian barongsai lebih lama.

    Bagi mereka, menyaksikan liukan empat kostum singa ini menjadi hiburan tersendiri. Tak hanya menikmati, mereka juga ikut mengabadikan momen tersebut dengan kamera handphone.

    Ferdi, warga Aceh memboyong keluarganya untuk melihat atraksi ini. Momen ini terbilang langka baginya. Pasalnya jika bukan saat Imlek, maka pentas barongsai di Aceh jangan dimainkan.