Adu Layangan di Senja BKT: Tempat Pria Dewasa Lepas Penat dan Sembuhkan Rindu Masa Lalu
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Suasana di atas Jembatan Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur, selalu ramai orang-orang yang membawa benang gelasan dan layangan pada sore hari.
Mereka bukan anak-anak, melainkan orang dewasa yang mencuri waktu untuk kembali ke kenangan masa kecil, yakni bermain layangan.
Dari atas jembatan, mereka saling mengadu layangan di tengah langit terbuka.
Rohmad (40), warga Buaran, Jakarta Timur, mengaku bahwa dirinya sengaja bermain layangan di kawasan BKT untuk melepas penat usai seharian bekerja.
Ia mengaku baru pertama kali ikut bermain layangan di BKT. Sebelumnya, ia hanya menjadi penonton setiap kali berangkat atau pulang kerja.
Menurut Rohmad, bermain layangan juga menjadi semacam “balas dendam masa kecil” yang belum terpenuhi.
Ia mengenang masa kecilnya yang serba terbatas. Saat itu, ia hanya mampu membeli satu layangan. Permainan pun harus berhenti jika tali putus atau layangannya hilang.
“Dulu waktu kecil cuma satu, kalau putus ya kita cari, kejar-kejar layangan. Kalau di sini beli empat layangan buat diadu, kalau habis ya pulang,” ucap Rohmad.
Meski mengejar layangan adalah bagian dari keseruan, Rohmad mengaku tetap kesal jika layangan langsung putus setelah baru saja diterbangkan.
“Waktu kecil mah, ngejar-ngejar seru saja, tapi kadang jengkel juga, baru naikin putus, layangan cuma satu. Kalau sekarang kan bisa beberapa lah beli,” katanya.
Ridwan (20), warga Penggilingan, Jakarta Timur, mengaku lebih suka bermain layang-layang di kawasan BKT karena suasananya ramai dan aman.
Ia menilai risiko jatuh ke kanal lebih kecil dibanding bermain di pinggir jalan yang rawan tertabrak kendaraan.
“Ya, karena banyak main jadi ngadunya enak juga. Di sini juga enggak membahayakan karena kalau jatuh ke air. Kalau di jalan bahayanya kena kendaraan,” ungkap Ridwan.
Meski biasanya hanya bermain saat akhir pekan, kali ini Ridwan menyempatkan diri bermain layangan sepulang kerja karena tengah pulang lebih awal.
“Kalau biasanya hari libur Sabtu atau Minggu, nah ini baru main pas pulang kerja. Kebetulan tadi kerja bisa balik cepat, jadi mampir sebentar ngadu layangan,” ujarnya.
Dalam sekali bermain, Ridwan biasanya membeli empat hingga lima layangan. Jika semua sudah habis, ia pun memutuskan untuk pulang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Adu Layangan di Senja BKT: Tempat Pria Dewasa Lepas Penat dan Sembuhkan Rindu Masa Lalu Megapolitan 7 Agustus 2025
/data/photo/2025/08/06/6892b3e272983.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)