Istilah “Cold Moon” merujuk pada bulan purnama tradisional yang terjadi di bulan Desember. Penamaan ini berakar dari tradisi suku asli Amerika, seperti suku Mohawk dan Mohican, yang mengaitkannya dengan kondisi cuaca dingin ekstrem dan malam yang panjang di Belahan Bumi Utara.
Nama lain untuk Cold Moon termasuk “Long Night Moon” atau “Moon Before Yule”, yang semuanya menggambarkan karakteristik musim dingin. Secara spiritual, Cold Moon sering dimaknai sebagai waktu untuk refleksi, introspeksi, dan pembaruan diri, mendorong pelepasan hal yang tidak lagi bermanfaat.
Sementara itu, fenomena super moon terjadi ketika bulan purnama bertepatan dengan posisi Bulan yang berada di titik terdekatnya dengan Bumi dalam orbit elipsnya, yang disebut perigee. Akibatnya, Bulan dapat terlihat hingga 14% lebih besar dan 30-33% lebih terang dibandingkan bulan purnama biasa.
Meskipun “Supermoon” bukan istilah astronomi resmi, sebutan ini umum digunakan untuk bulan purnama yang berada dalam jarak setidaknya 90 persen perigee. Pada tahun 2025, Cold Moon bertepatan dengan fenomena super moon, menjadikannya terlihat lebih menawan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4253336/original/009189500_1670453764-Bulan_Purnama_Cold_Moon-AP__5_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)