Ada 3.185 Komplain ke PAM Jaya dalam Sebulan, Mayoritas Keluhkan Kualitas Air Megapolitan 12 Februari 2025

Ada 3.185 Komplain ke PAM Jaya dalam Sebulan, Mayoritas Keluhkan Kualitas Air
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Februari 2025

Ada 3.185 Komplain ke PAM Jaya dalam Sebulan, Mayoritas Keluhkan Kualitas Air
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Perusahaan Air Minum Daerah (PAM Jaya) menerima 3.185 komplain dari pelanggan selama Januari 2025.
Mayoritas keluhan yang disampaikan warga Jakarta terkait kualitas air yang keruh, bau, serta distribusi yang tidak lancar.
“Komplain kita di tahun 2025 di bulan Januari itu ada 3.185 komplain yang datang dari masyarakat,” ucap Direktur Pelayanan PAM Jaya, Syahrul Hasan di Balai Kota Jakarta, Rabu (12/2/2025).
Menurut Syahrul, PAM Jaya berupaya memenuhi standar kualitas air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023.
Namun, keluhan mengenai kualitas air yang tidak baik sering kali terjadi akibat kebocoran pipa.
“Kebocoran pada jaringan menyebabkan air yang diproduksi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) tidak sama kualitasnya dengan yang diterima masyarakat. Kami memiliki jaringan pipa sepanjang 12.000 km, yang rentan mengalami gangguan saat ada pekerjaan utilitas di Jakarta, seperti pengeboran jalan,” ujar Syahrul.
Pada tahun 2024, PAM Jaya menghadapi gangguan besar ketika pipa jaringan air baku milik BUMN Perum Jasa Tirta II mengalami kerusakan.
Akibatnya, produksi air harus dihentikan sebagian, yang berdampak pada sekitar 70.000-80.000 pelanggan.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri dalam penyediaan air minum perpipaan. Diperlukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan agar jaringan pipa tidak terganggu akibat proyek-proyek lain,” tambahnya.
Selain kebocoran, usia pipa disebut sudah tua. Beberapa pipa di Jakarta bahkan sudah berusia lebih dari 100 tahun.
Kondisi itu berpotensi menyebabkan kualitas air menurun meskipun air yang dialirkan sudah memenuhi standar.
“Kami memiliki berbagai jenis pipa, mulai dari yang berbasis
steel
, paralon, hingga HDPE. Kompleksitas ini menambah tantangan dalam menjaga kualitas distribusi air,” jelas Syahrul.
Selain itu, dari 958.000 meteran pelanggan yang ada di Jakarta, banyak yang masih menggunakan sistem mekanis.
Untuk mengatasi hal ini, PAM Jaya mulai menerapkan teknologi digital berbasis
long wide range area network 
(lorawan) agar pembacaan meteran lebih akurat dan tidak lagi bergantung pada petugas lapangan.
Syahrul menambahkan, dari 3.185 komplain yang diterima pada Januari 2025, banyak di antaranya ternyata bukan berasal dari jaringan PAM Jaya, melainkan dari permasalahan internal rumah pelanggan.
“Banyak warga yang mengeluhkan air tidak keluar atau kualitasnya buruk, tetapi setelah dicek, masalahnya ada di dalam rumah, seperti kerusakan pipa internal, toren yang kotor, atau sensor air yang tidak berfungsi,” ujar Syahrul.
Ia menekankan bahwa tanggung jawab PAM Jaya hanya sampai meteran pelanggan, sementara perawatan jaringan internal menjadi kewajiban pemilik rumah.
Namun, PAM Jaya tetap berupaya memberikan edukasi kepada pelanggan agar memahami batasan layanan dan cara menjaga kualitas air di rumah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.