Abrasi Pesisir Selatan Kulon Progo Makin Parah, Garis Pantai Trisik Mundur Puluhan Meter dalam Setahun Yogyakarta 7 November 2025

Abrasi Pesisir Selatan Kulon Progo Makin Parah, Garis Pantai Trisik Mundur Puluhan Meter dalam Setahun
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        7 November 2025

Abrasi Pesisir Selatan Kulon Progo Makin Parah, Garis Pantai Trisik Mundur Puluhan Meter dalam Setahun
Tim Redaksi
KULON PROGO, KOMPAS.com
– Laju abrasi di pesisir selatan Kulon Progo semakin mengkhawatirkan.
Dalam satu tahun terakhir, garis pantai di kawasan Trisik, Kapanewon Galur, mundur hingga puluhan meter.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI)
Kulon Progo
, Aris Widiatmoko, mengatakan
abrasi
terjadi dengan kecepatan yang tidak biasa.
“Satu tahun terakhir ini abrasi sangat cepat. Dari pertigaan jalan aspal menuju pantai, jaraknya dulu masih sekitar 200 meter. Sekarang tinggal sekitar 50 meter, bahkan ada titik yang langsung bibir pantai,” kata Aris melalui pesan suara, Jumat (7/11/2025).
Gelombang tinggi yang menerjang
Pantai Trisik
pada Rabu (5/11/2025) hingga Jumat (7/11/2025) menyebabkan kerusakan pada satu rumah warga dan tiga bangunan tidak permanen yang kini hanya menyisakan tiang.
Aris menyebut bangunan warga yang rusak berdampingan dengan bekas tempat konservasi penyu dan lokasi edukasi yang sebelumnya menjadi andalan wisata edukatif daerah tersebut.
Fasilitas konservasi, seperti bak penampungan hingga lokasi penetasan telur, sudah lama hilang tersapu ombak.
Lokasi penangkaran penyu kini nyaris tanpa jejak.
Meski kegiatan konservasi telah dipindah ke lokasi baru yang lebih jauh dari laut, abrasi yang terus menggerus pantai membuat lokasi baru pun dikhawatirkan ikut terancam.
Selain merusak bekas sarana konservasi, abrasi juga mengikis area wisata dan mengancam permukiman warga di sekitar pantai.
Aris berharap pemerintah daerah maupun pusat segera mengambil langkah penanganan abrasi di pesisir selatan ini.
Kondisi serupa disampaikan oleh Dukuh Sidorejo, Jaka Samudra, yang wilayahnya mencakup Pantai Trisik. Ia mengatakan satu rumah terdampak abrasi adalah milik warga bernama Mbah Kromo.
“(Setelah) rumah penyu habis, rumah Mbah Kromo juga hancur. Sekarang mereka pindah agak ke utara, tapi cuma beberapa meter,” ujar Jaka saat dihubungi.
Jaka menambahkan, abrasi di Trisik bukan baru terjadi, namun tahun ini intensitasnya meningkat tajam. Ia membandingkan kondisi saat dulu area pantai masih luas, kini tinggal sempit.
Meski Pantai Trisik masih dibuka untuk wisata, warga khawatir garis pantai bisa hilang sama sekali. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan dengan langkah mitigasi agar abrasi tidak semakin parah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.