Menjemput Rezeki Jelang Malam Tahun Baru di Ranu Grati: Kisah Keluarga Penjaga Tradisi Ikan Keramba
Tim Redaksi
PASURUAN, KOMPAS.com
– Di balik tenangnya permukaan air Ranu Grati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, ada geliat kesibukan yang tak biasa menjelang penghujung tahun 2025.
Bagi Ira Kusdiati Ningsi (40), malam pergantian tahun bukan sekadar perayaan kembang api, melainkan puncak dari ikhtiar panjang keluarganya.
Sebab, permintaan ikan air tawar dari keramba miliknya melonjak tajam. Ikan nila, patin, dan lele yang diternaknya dengan penuh ketelatenan kini menjadi primadona bagi warga yang ingin menghabiskan malam
tahun baru
dengan tradisi bakar ikan bersama kerabat.
Usaha ternak ikan keramba ini bukan sekadar urusan jual-beli bagi Ira. Ini adalah sebuah warisan, usaha dari keluarga.
Ira bersama suaminya, Suparno, kini memegang tongkat estafet usaha yang dirintis oleh ibundanya, Jumikati.
“Saya ini meneruskan usaha Ibu. Beliau sudah melakoni usaha ini sejak zaman Presiden Soeharto, akhir Orde Baru itu,” ujar Ira saat berbincang dengan
Kompas.com
, Rabu (31/12/2025).
Meski zaman telah berganti, cara mereka merawat ikan tetap mengedepankan kebersamaan keluarga. Di tepi Ranu, mereka berbagi peran dengan harmonis.
Suparno, menjaga dan mengontrol keramba agar ikan tetap sehat. Jumikati, ibu pemegang kendali jadwal pemberian pakan. Sedangkan Ira, garda terdepan dalam pemasaran dan melayani pelanggan.
Kolaborasi generasi ini bertujuan satu, yakni memastikan ikan tidak gampang mati dan memiliki bobot yang memuaskan konsumen.
Pada setiap pergantian tahun, usaha ini membawa berkah yang luar biasa bagi keluarga Ira.
Jika pada hari biasa Ira hanya mampu menjual sekitar 10 kilogram ikan, kini angkanya melesat hingga sepuluh kali lipat.
“Kalau
malam Tahun Baru
, penjualan bisa mencapai 100 kilogram ikan,” kata Ira dengan nada syukur.
Harga ikan pun tergolong kompetitif di tengah tingginya permintaan. Ikan nila dibanderol Rp 35.000 per kilogram, sementara patin dan lele masing-masing Rp 25.000 per kilogram.
Kualitas ikan segar langsung dari karamba menjadi daya tarik utama yang dicari pembeli.
Warto, salah satu pelanggan, mengakui bahwa pasokan dari karamba lokal di Ranu sangat membantu memenuhi kebutuhan pasar dan rumah makan
seafood
di Kota
Pasuruan
.
“Ikan ini kami distribusikan ke pasar tradisional dan rumah makan
seafood
di Kota Pasuruan dan sekitarnya. Ikan segar dari keramba lokal lebih diminati untuk konsumsi malam pergantian tahun,” ujar Warto.
Untuk menjaga kualitas, Ira dan keluarganya baru akan memanen ikan sesuai dengan jumlah pesanan yang masuk. Hal ini dilakukan agar ikan tetap dalam kondisi prima saat sampai di tangan konsumen.
Bagi para nelayan karamba di Ranu, geliat ekonomi ini adalah napas segar. Setelah melewati bulan-bulan biasa dengan penjualan yang landai, akhir tahun menjadi pengingat bahwa ketekunan menjaga tradisi keluarga di sela jaring-jaring karamba selalu membuahkan hasil manis.
Ira pun memprediksi, permintaan ikan ini akan terus bertahan hingga detik-detik pergantian tahun, sebelum akhirnya ritme kehidupan di Ranu kembali tenang di awal Januari tahun 2026.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Menjemput Rezeki Jelang Malam Tahun Baru di Ranu Grati: Kisah Keluarga Penjaga Tradisi Ikan Keramba Surabaya 31 Desember 2025
/data/photo/2025/12/31/6954ae0f01fb6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)