OK dikenal sebagai akademisi yang berprestasi dan berdedikasi tinggi. Lulusan doktor dari IPB tahun 2018 ini merupakan pakar dalam bidang kelembagaan kehutanan dan resolusi konflik tenurial.
Kepergiannya menyisakan kekosongan besar bagi rekan sejawat dan para mahasiswa yang mengenalnya sebagai sosok yang ahli di bidangnya.
Di sisi lain, pihak Polres Pelabuhan Belawan telah mengungkap motif di balik kematian tragis sang dosen. OK (58) tewas setelah ditikam oleh anak kandungnya sendiri, HFZ (18), di kediaman mereka di Jalan Aluminium III, Kecamatan Medan Deli.
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, Iptu Agus Purnomo, menjelaskan bahwa motif utama adalah sakit hati akibat dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang kerap dilakukan korban terhadap istri dan anak-anaknya.
“Pelaku, adik, dan ibunya sering dianiaya korban. Emosi pelaku meluap saat menyaksikan korban sedang menganiaya ibunya kembali,” jelas Iptu Agus.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3140410/original/013963200_1590913705-USU.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)