Fenomena Bulan Baru Picu Potensi Banjir Rob di Pesisir NTT Regional 22 Desember 2025

Fenomena Bulan Baru Picu Potensi Banjir Rob di Pesisir NTT
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Desember 2025

Fenomena Bulan Baru Picu Potensi Banjir Rob di Pesisir NTT
Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com
– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang mengeluarkan peringatan dini potensi banjir pesisir atau banjir rob di sejumlah wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam tiga hari ke depan.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang, Nur Ida Hasana, mengatakan
banjir rob
diperkirakan terjadi pada periode 23 hingga 26 Desember 2025.
“Untuk
banjir pesisir
di wilayah
NTT
diprediksi berlangsung pada 23–26 Desember 2025,” ujar Nur kepada
Kompas.com
, Senin (22/12/2025) malam.
Menurut Nur, sejumlah wilayah pesisir yang berpotensi terdampak banjir rob meliputi pesisir Pulau Flores, Pulau Alor, pesisir selatan Pulau Sumba, Pulau Sabu, Pulau Raijua, serta wilayah pesisir Pulau Timor dan Pulau Rote.
Ia menjelaskan, potensi banjir rob tersebut dipicu oleh
fenomena bulan baru
yang terjadi pada 20 Desember 2025.
Fenomena ini berpengaruh terhadap peningkatan ketinggian muka air laut maksimum.
“Berdasarkan hasil pantauan prediksi pasang surut air laut, kecepatan angin, serta tinggi gelombang, kondisi tersebut berpotensi memengaruhi dinamika pesisir di wilayah NTT dan memicu terjadinya banjir rob,” jelasnya.
BMKG
mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan selama periode potensi banjir rob berlangsung.
Pasalnya, kondisi ini dapat berdampak pada berbagai aktivitas masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa banjir rob bisa mengganggu aktivitas di sekitat pelabuhan dan kawasan pesisir. Seperti kegiatan bongkar hingga tambak garam dan perikanan.
“Banjir rob berpotensi mengganggu aktivitas di sekitar pelabuhan dan kawasan pesisir, seperti kegiatan bongkar muat, aktivitas permukiman pesisir, serta kegiatan tambak garam dan perikanan darat,” kata Nur.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk terus memantau perkembangan informasi cuaca maritim yang dikeluarkan BMKG guna mengantisipasi risiko yang dapat ditimbulkan oleh pasang maksimum air laut.
“Masyarakat kami imbau agar selalu waspada dan siaga, serta rutin memperhatikan pembaruan informasi cuaca maritim dari BMKG,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.