Transjakarta diminta perluas lini bisnis untuk keberlanjutan

Transjakarta diminta perluas lini bisnis untuk keberlanjutan

Jakarta (ANTARA) – Komisi B DPRD DKI Jakarta meminta PT Transjakarta untuk memperluas lini bisnis guna memperkuat keberlanjutan layanan transportasi publik di wilayah tersebut seperti memanfaatkan hak penamaan (naming rights) pada unit bus atap terbuka.

“Kami berharap Transjakarta terus berkembang melalui diversifikasi usaha,” kata Ketua Komisi B Nova Harivan Paloh di Jakarta, Rabu.

Nova menilai, diversifikasi usaha menjadi langkah penting agar Transjakarta dapat meningkatkan nilai tambah di luar pendapatan tiket.

Menurut dia, satu di antara inovasi yang mendapat perhatian Komisi B yakni layanan bus atap terbuka yang menyasar wisatawan, termasuk warga yang ingin menikmati pengalaman berkeliling kota.

“Tadi kami juga sempat mencoba bus dengan atap terbuka yang menarik untuk sektor pariwisata,” ujarnya.

Ia menilai, minat masyarakat terhadap layanan tersebut cukup besar, untuk itu perusahaan transportasi Jakarta harus memanfaatkan peluang yang ada.

“Antusias masyarakat cukup tinggi terhadap Program Open Top Tour Transjakarta, baik warga Jakarta maupun luar daerah,” ujarnya.

Komisi B juga menyoroti peluang komersial seperti kerja sama merek, produk, hingga pemanfaatan aset halte, bus dan lain sebagainya.

“Hal seperti ‘naming rights’ dan berbagai inovasi lain juga bisa menjadi peluang untuk meningkatkan pendapatan non-‘farebox’ (nontiket),” kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Transjakarta Welfizon Yuza memastikan, perusahaan terbuka terhadap berbagai bentuk pengembangan usaha.

Hal tersebut kata dia, untuk memberikan pemasukan bagi pendapatan asli daerah (PAD) dari memanfaatkan aset yang dimiliki perusahaan.

“Kami tetap mengembangkan sisi komersial melalui inisiatif bisnis yang berdampak pada PAD,” katanya menambahkan.

Sebelumnya, data penelusuran ANTARA menyebutkan, pendapatan usaha Transjakarta pada 2024 mencapai sekitar Rp4,47 triliun.

Pendapatan itu disumbang oleh pendapatan tiket (farebox) sekitar Rp625,81 miliar dan nontiket Rp221,12 miliar serta subsidi sekitar Rp3,7 triliun.

Jumlah penumpang pada tahun itu sekitar 371,7 juta orang.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.