Harga Perak Naik 115 Persen Setahun, Analis Ramalkan Tembus US$ 100

Harga Perak Naik 115 Persen Setahun, Analis Ramalkan Tembus US$ 100

Jakarta, Beritasatu.com – Harga perak mencatat reli luar biasa sepanjang satu tahun terakhir. Logam mulia ini telah melonjak sekitar 115% secara tahunan, menembus level psikologis US$ 60 per ons dan bahkan sempat mencetak rekor baru di atas US$ 62 per ons. Kenaikan tajam tersebut membuat perak mengungguli emas dan kembali menjadi sorotan pelaku pasar global.

Mengutip CNBC, Sabtu (13/12/2025), sejumlah analis menilai lonjakan harga perak tidak terjadi secara kebetulan. Permintaan yang kuat dari sektor industri, dikombinasikan dengan fungsinya sebagai aset lindung nilai, dinilai menjadi motor utama reli yang berlangsung sepanjang 2025.

Direktur Pelaksana pemasok emas dan perak Solomon Global Paul Williams mengatakan daya tarik perak berasal dari perannya yang unik.

“Identitas ganda perak sebagai sumber daya industri penting dan sebagai penyimpan nilai terus menarik pembeli ritel maupun institusional,” ujarnya.

Menurut Williams, perak juga menjadi alternatif bagi investor yang menilai harga emas semakin sulit dijangkau.

“Bagi mereka yang ingin mendapatkan eksposur pada siklus booming logam mulia, perak terbukti dan saya yakin akan terus menjadi opsi yang menarik,” katanya.

Identitas ganda perak, sebagai bahan baku industri sekaligus penyimpan nilai membuat logam ini semakin diminati di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Permintaan industri perak terus meningkat seiring ekspansi teknologi. Perak menjadi komponen penting dalam panel surya, kendaraan listrik, perangkat elektronik, hingga infrastruktur pusat data dan kecerdasan buatan.

Sifat konduktivitas listrik dan termalnya yang unggul membuat peran perak sulit tergantikan dalam transisi energi dan revolusi teknologi yang sedang berlangsung.

Pada sisi lain, pasokan perak dinilai masih relatif ketat. Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan telah mendorong harga naik secara agresif, sekaligus memperkuat pandangan bullish untuk jangka menengah hingga panjang. Sejumlah analis menilai kondisi fundamental tersebut belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan.

Dengan harga yang kini stabil di atas US$ 60 per ons, sebagian pelaku pasar mulai mengalihkan fokus ke proyeksi selanjutnya. Beberapa analis memperkirakan harga perak masih memiliki ruang kenaikan signifikan dan berpotensi menembus level US$ 100 per ons dalam satu hingga dua tahun ke depan, meski perjalanan menuju level tersebut diperkirakan tidak akan mulus.

Volatilitas tetap menjadi risiko utama. Setelah reli tajam, aksi ambil untung dipandang berpeluang memicu koreksi jangka pendek. Namun, koreksi tersebut lebih dilihat sebagai jeda sementara, bukan perubahan arah tren, selama fundamental pasar perak tetap kuat.

Kinerja perak tahun ini juga mencolok jika dibandingkan dengan emas. Meski harga emas sama-sama mencetak rekor dan naik tajam, laju kenaikan perak jauh lebih agresif. Rasio emas-perak pun terus menyempit, menandakan bahwa perak masih dinilai relatif murah dibandingkan emas oleh sebagian investor.

Ke depan, arah harga perak akan sangat dipengaruhi oleh kombinasi faktor makroekonomi, kebijakan moneter global, serta keberlanjutan permintaan dari sektor teknologi dan energi hijau. Jika tren tersebut bertahan, para analis menilai reli perak belum berakhir, melainkan baru memasuki fase awal dari siklus bullish jangka panjang.