Ada indikasi kuat bahwa harga Samsung Galaxy S26 Ultra akan mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan pendahulunya. Kenaikan ini bukan tanpa alasan, melainkan didorong oleh beberapa faktor penting di industri teknologi.
Salah satu pemicu utama adalah kelangkaan memori secara global dan tren kenaikan harga komponen terutama RAM dari berbagai produsen. Selain itu, penyematan fitur kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih juga berkontribusi pada peningkatan biaya produksi.
Dilansir dari Reuters (17/11), Samsung diketahui telah menaikkan harga secara tajam pada beberapa chip memori DDR5, berdasarkan keterangan dari orang-orang yang mengetahui situasi tersebut. Chip ini biasanya digunakan di server yang mendukung model AI, tetapi juga ditemukan di dalam ponsel pintar, tablet, dan laptop. Dengan pasokan yang semakin ketat, Samsung dilaporkan menaikkan harga untuk beberapa model hingga 60% antara September dan November 2025.
“Harga jual rata-rata ponsel secara global mencapai USD 440 pada kuartal ketiga (2025). Pada kuartal berikutnya, kami memperkirakan harganya akan mencapai USD 511,” kata Analis IDC, Anthony Scarsella, seiring raksasa teknologi menimbun GPU untuk pusat data AI mereka seperti dilansir dari PC Mag (2/12).
Jika dikonversi ke dalam rupiah, maka kenaikan harga hp di kuartal akhir 2025 hingga awal 2026 akibat kelangkaan pasokan DRAM ini akan berkisar Rp 1,1 juta. Untuk pasar Indonesia, harga awal Samsung Galaxy S26 Ultra diprediksi berkisar Rp 22 jutaan untuk varian dasar, lebih tinggi dari S25 Ultra yang kini varian terendahnya dibanderol Rp 20.999.000.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5407908/original/056215800_1762757535-samsung-s26-ultra.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)