Agam, Beritasatu.com – Sebanyak 10 jenazah korban banjir bandang yang melanda Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dimakamkan secara massal di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Jariang, Kecamatan Lubuk Basung, Kamis (11/12/2025).
Pemakaman darurat ini dilakukan karena hingga kini seluruh jenazah belum berhasil diidentifikasi.
Kepala Pusat Inafis Polri, Brigjen Pol Mashudi menyampaikan, para korban berasal dari beragam kelompok usia.
“Totalnya ada tiga anak perempuan, dua anak laki-laki, empat perempuan dewasa, dan satu laki-laki dewasa. Pemakaman dilakukan dalam satu lubang lahat, setelah sebelumnya dilaksanakan salat jenazah di Masjid Agung Nurul Falah Lubuk Basung,” ungkapnya.
Menurut Mashudi, seluruh jenazah masih berstatus tanpa identitas. Tim forensik tetap melanjutkan proses identifikasi melalui metode DNA. Namun, keterbatasan ruang penyimpanan jenazah di RSUD Lubuk Basung membuat pemakaman tidak bisa lagi ditunda.
“Proses identifikasi membutuhkan waktu yang cukup panjang. Pada sisi lain, ada kewajiban untuk segera memakamkan jenazah menurut syariat Islam, apalagi kondisi ruang jenazah di RSUD Lubuk Basung juga sangat terbatas,” jelasnya.
Meski telah dimakamkan, proses identifikasi tidak dihentikan. Sampel DNA dari seluruh jenazah telah diambil, bersamaan dengan pengambilan sampel pembanding dari warga yang kehilangan anggota keluarga. Jika ditemukan kecocokan, pihak keluarga dapat memilih memindahkan jenazah ke makam keluarga atau tetap berziarah di pemakaman massal.
Hingga saat ini, Polri telah mengidentifikasi 128 jenazah korban banjir bandang dan longsor di Kabupaten Agam. Seluruhnya telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan secara layak. Namun, sejumlah jenazah lain masih memerlukan pemeriksaan lebih mendalam.
“Saya mewakili kapolri dan kapolda Sumbar menyampaikan dukacita mendalam atas bencana yang terjadi di Sumbar. Kami akan terus bekerja untuk memastikan seluruh korban teridentifikasi,” kata Brigjen Mashudi.
Pemakaman massal ini menggambarkan besarnya dampak banjir bandang yang menerjang Agam dan wilayah sekitarnya. Proses pencarian korban, identifikasi, dan penanganan darurat masih terus dilakukan di tengah tantangan kondisi geografis dan besarnya jumlah warga terdampak.
